This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Salahudin Al Ayubi, Pembebasan Masjid Al- Aqsa (AL QUDS) PALESTINA

  
Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israel dalam kitab itu : “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar.”

Baitul Maqdis

Baitul Maqdiaadalah tempat para nabi dan berkumpulnya mereka untuk beribadah. Tidak ada sejengkal pun tanah di tempat itu yang tidak dipakai untuk shalat oleh para nabi atau para Malaikat.

Salahudin Al-ayubi, Siapa Salaudin Al-ayubi..?
Salahuddin Ayyubi atau Saladin atau Salah ad-Din (Bahasa Arab: صلاح الدين الأيوبي, Kurdi: صلاح الدین ایوبی) (Sho-lah-huud-din al-ay-yu-bi) (c. 1138 – 4 Maret 1193) adalah seorang jendral dan pejuang muslim Kurdi dari Tikrit (daerah utara Irak saat ini). Ia mendirikan Dinasti Ayyubiyyah di Mesir, Suriah, sebagian Yaman, Irak, Mekkah Hejaz dan Diyar Bakr.

Salahuddin terkenal di dunia Muslim dan Kristen karena kepemimpinan, kekuatan militer, dan sifatnya yang ksatria dan pengampun serta berani, wara’, zuhud, khusyu’, pemurah, pemaaf, tegas dan lain-lain sifat terpuji. Para ulama dan penulis sejarah telah memberikan kepujian yang melangit.

Sifat pemurah dan pemaafnya diakui oleh lawan mahupun kawan. Seorang penulis sejarah mengatakan: “Hari kematiannya merupakan kehilangan besar bagi agama Islam dan kaum Muslimin, kerana mereka tidak pernah menderita semenjak kehilangan keempat-empat Khalifah yang pertama (Khulafaurrasyidin).

Istana, kerajaan dan dunia diliputi oleh wajah-wajah yang tertunduk, seluruh kota terbenam dalam dukacita, dan rakyat mengikuti keranda jenazahnya dengan tangisan dan ratapan.”

Latar Belakang 

Shalahuddin Al-Ayyubi berasal dari bangsa Kurdi. Ayahnya Najmuddin Ayyub dan pamannya Asaduddin Syirkuh hijrah (migrasi) meninggalkan kampung halamannya dekat Danau Fan dan pindah ke daerah Tikrit (Irak).

Shalahuddin lahir di benteng Tikrit, Irak tahun 532 H/1137 M, ketika ayahnya menjadi penguasa Seljuk di Tikrit. Saat itu, baik ayah maupun pamannya mengabdi kepada Imaduddin Zanky, gubernur Seljuk untuk kota Mousul, Irak.

Ketika Imaduddin berhasil merebut wilayah Balbek, Lebanon tahun 534 H/1139 M, Najmuddin Ayyub (ayah Shalahuddin) diangkat menjadi gubernur Balbek dan menjadi pembantu dekat Raja Suriah Nuruddin Mahmud.

Selama di Balbek inilah, Shalahuddin mengisi masa mudanya dengan menekuni teknik perang, strategi, maupun politik. Setelah itu, Shalahuddin melanjutkan pendidikannya di Damaskus untuk mempelajari teologi Sunni selama sepuluh tahun, dalam lingkungan istana Nuruddin. Pada tahun 1169, Shalahudin diangkat menjadi seorang wazir (konselor).

Perang Salib

Berabad abad lamanya kota itu berada di bawah pentadbiran Islam, tapi penduduknya bebas memeluk agama dan melaksanakan ajaran agamanya masing-masing tanpa ada gangguan. Orang-orang Kristian dari seluruh dunia juga bebas datang untuk mengerjakan haji di kota Suci itu dan mengerjakan upacara keagamaannya.

Orang-orang Kristian Eropa datang mengerjakan haji dalam jumlah rombongan yang besar membawa obor dan pedang, Sebagian dari mereka mempermainkan pedang dikelilingi pasukan gendang dan seruling serta diiringi pula pasukan bersenjata lengkap.

Sebelum Jerussalem ditadbir Kerajaan Seljuk pada tahun 1070, upacara seperti itu dibiarkan saja oleh umat Islam, kerana dasar toleransi agama. Akan tetapi apabila Kerajaan Seljuk memerintah, upacara seperti itu tidak dibenarkan, dengan alasan keselamatan. mungkin kerana upacara tersebut semakin berbahaya.

Lebih-lebih lagi kumpulan-kumpulan yang mengambil bahagian dalam upacara itu sering menyebabkan kegaduhan dan huruhara. Ketua-ketua agama mereka mulai menebar fitnah kebebasan agamanya telah dicabuli oleh orang-orang Islam dan menyeru agar Tanah Suci itu dibebaskan dari genggaman umat Islam.

Patriach Ermite adalah paderi yang paling lantang dan bertungkus lumus mengapi-apikan kemarahan umat Kristian. Dia asalnya seorang tentara, berwatak kepala angin dan cepat marah.

Dalam usahanya untuk menarik simpati umat Kristian, Ermite telah berkeliling Eropah dengan mengenderai seekor kaledai sambil memikul kayu Salib besar, berkaki ayam dan berpakaian compang camping.

Dia telah berpidato di hadapan orang ramai sama ada di dalam gereja, di jalan-jalan raya atau di pasar-pasar. Dia menceritakan sama ada benar atau bohong kisah kunjungannya ke Baitul Maqdis.

Katanya, dia melihat pencerobohan kesucian ke atas kubur Nabi Isa oleh Kerajaan Turki Seljuk. Diceritakan bahawa jemaah haji Kristian telah dihina, dizalimi dan dinista oleh orang-orang Islam di Jerussalem. Serentak dengan itu, dia menggalakkan orang ramai agar bangkit menyertai perang untuk membebaskan Jerussalem dari tangan orang Islam.

Hasutan Ermite berhasil dengan menggalakkan.Paus Urbanus II mengumumkan ampunan seluruh dosa bagi yang bersedia dengan suka rela mengikuti Perang Suci itu, sekalipun sebelumnya dia merupakan seorang perompak, pembunuh, pencuri dan sebagainya. 

Maka keluarlah ribuan umat Kristian untuk mengikuti perang dengan memikul senjata untuk menyertai perang Suci. Mereka yang ingin mengikuti perang ini diperintahkan agar meletakkan tanda Salib di badannya, oleh kerana itulah perang ini disebut Perang Salib.

Paus Urbanus menetapkan  15 agustus 1095 pemberangkatan tentera Salib menuju Timur Tengah, tapi kalangan awam sudah tidak sabar menunggu lebih lama lagi setelah dijanjikan dengan berbagai kebebasan, kemewahan dan sebagainya. Mereka mendesak Patriach Ermite agar berangkat memimpin mereka.

Maka Ermite pun berangkat dengan 60,000 orang pasukan, kemudian disusul oleh kaum tani dari Jerman seramai 20.000, datang lagi 200,000. Sepanjang perjalanan, mereka di izinkan merompak, memperkosa, berzina dan mabuk-mabukan. Setiap penduduk negeri yang dilaluinya, selalu mengalu-alukan dan memberikan bantuan seperlunya.

Akan tetapi sesampainya di Hongaria dan Bulgaria, sambutan sangat dingin, menyebabkan pasukan Salib yang sudah kekurangan makanan ini marah dan merampas harta benda penduduk. Penduduk di dua negeri ini tidak tinggal diam. 

Walau pun mereka sama-sama beragama Kristian, mereka tidak senang dan bertindak balas. Terjadilah pertempuran sengit dan pembunuhan yang mengerikan. Dari jumlah ratusan ribu pasukan Salib itu hanya 7000 sahaja yang selamat sampai di Semenanjung Thracia di bawah pimpinan sang Rahib.

Kekalahan Umat Islam

Setelah kaum Salib yang dipimpin oleh para Rahib yang tidak tahu strategi perang itu musnah sama sekali, muncullah pasukan Salib yang dipimpin oleh anak-anak Raja Godfrey dari Lorraine Perancis, Bohemund dari Normandy dan Raymond dari Toulouse.

Mereka berkumpul di Konstantinopel dengan kekuatan 150,000 askar, kemudian menyeberang selat Bosfur dan melanggar wliayah Islam bagaikan air bah. Pasukan kaum Muslimin yang hanya berkekuatan 50,000 orang bertahan mati-matian di bawah pimpinan Sultan Kalij Arselan.

Satu persatu kota dan Benteng kaum Muslimin jatuh ke tangan kaum Salib, memaksa Kalij Arselan berundur dari satu benteng ke benteng yang lain sambil menyusun kekuatan dan taktik baru. Bala bantuan kaum Salib datang mencurah-curah dari negara-negara Eropah. Sedangkan Kalij Arselan tidak dapat mengharapkan bantuan dari wilayah-wilayah Islam yang lain, kerana mereka sibuk dengan kemelut dalaman masing-masing.

Setelah berlaku pertempuran sekian lama, akhirnya kaum Salib dapat kesempatan dan mengepung Baitul Maqdis, tapi penduduk kota Suci itu tidak mahu menyerah kalah begitu saja. Mereka telah berjuang dengan jiwa raga mempertahankan kota Suci itu selama satu bulan. Akhirnya pada 15 Julai 1099, Baitul Maqdis jatuh ke tangan pasukan Salib, tercapailah cita-cita mereka.

Kekejaman Tentara  Salib

Seorang ahli sejarah Perancis, Michaud berkata: “Pada saat penaklukan Jerussalem oleh orang Kristian tahun 1099, orang-orang Islam dibantai di jalan-jalan dan di rumah-rumah. Jerussalem tidak punya tempat lagi bagi orang-orang yang kalah itu.

Beberapa orang cuba mengelak dari kematian dengan cara menghendap-hendap dari benteng, yang lain berkerumun di istana dan berbagai menara untuk mencari perlindungan terutama di masjid-masjid. Namun mereka tetap tidak dapat menyembunyikan diri dari pengejaran orang-orang Kristian itu.

Masjid Umar, umat Islam coba mempertahankan diri selama beberapa lama, tentara  salib laknatullah melakukan lagi aksi biadabnya yang mengerikan . Tentera salib berlari tunggang langgang memburu umat islam

tengah huru-hara yang mengerikan yang sedang terjadi itu, hanya terdengar rintihan dan jeritan kematian. Orang-orang yang menang itu memijak-mijak tumpukan mayat ketika mereka lari mengejar orang yang cuba menyelamatkan diri dengan sia-sia.

Raymond d’Agiles, yang menyaksikan peristiwa itu dengan mata kepalanya sendiri mengatakan: "Di bawah serambi masjid yang melengkung itu, genangan darah dalamnya mencecah lutut dan mencapai tali kekang kuda."

Aksi pembantaian hanya berhenti beberapa saat saja, yakni ketika pasukan Salib itu berkumpul untuk menyatakan kesyukuran di atas kemenangan mereka. Tapi sebaik saja upacara itu selesai, pembantaian diteruskan dengan lebih ganas lagi.

Michaud berkata: "Semua yang tertangkap yang disisakan dari pembantaian pertama, semua yang telah diselamatkan untuk mendapatkan upeti, dibantai dengan kejam. Orang-orang Islam itu dipaksa terjun dari puncak menara dan bumbung-bumbung rumah, mereka dibakar hidup-hidup , diheret dari tempat persembunyian bawah tanah, diheret ke hadapan umum dan dikorbankan di tiang gantungan.

Air mata wanita, tangisan kanak-kanak, begitu juga pemandangan dari tempat Yesus Kristus memberikan ampun kepada algojonya, sama sekali tidak dapat meredhakan nafsu membunuh orang-orang yang menang itu.

Penyembelihan itu berlangsung selama seminggu. Beberapa orang yang berhasil melarikan diri, dimusnahkan atau dikurangkan bilangannya dengan perhambaan atau kerja paksa yang mengerikan."

Gustav lah Bon mengatakan “Kaum Salib kita yang “bertakwa” itu tidak memadai dengan melakukan berbagai bentuk kezaliman, kerusakan dan penganiayaan, mereka kemudian mengadakan suatu musyawarah yang memutuskan supaya dibunuh saja semua penduduk Baitul Maqdis yang terdiri dari kaum Muslimin dan bangsa Yahudi serta orang-orang Kristian yang tidak memberikan pertolongan kepada mereka yang jumlah mencapai 60,000 orang. Orang-orang itu telah dibunuh semua dalam masa 8 hari saja termasuk perempuan, kanak-kanak dan orang tua, tidak seorang pun yang terkecuali.

Ahli sejarah Kristian yang lain, Mill, mengatakan: “Ketika itu diputuskan bahawa rasa kasihan tidak boleh diperlihatkan terhadap kaum Muslimin. Orang-orang yang kalah itu seret ke tempat umum lalu bunuh. Semua kaum wanita menyusu, anak-anak gadis dan anak-anak lelaki bantai dengan kejam.

Tanah padang, jalan-jalan, bahkan tempat-tempat yang tidak berpenghuni di Jerusssalem ditaburi oleh mayat-mayat wanita dan lelaki, dan tubuh kanak-kanak yang koyak-koyak. Tidak ada hati yang lebur dalam keharuan atau yang tergerak untuk berbuat kebajikan melihat peristiwa mengerikan itu.”

Pembebasan Baitulmaqdis

Jatuhnya kota Suci Baitul Maqdis ke tangan kaum Salib telah mengejutkan para pemimpin Islam. Mereka tidak menyangka kota Suci yang telah dikuasainya selama lebih 500 tahun itu boleh terlepas dalam sekelip mata. Mereka sedar akan kesilapan mereka kerana berpecah belah.

Para ulama telah berbincang dengan para Sultan, Emir dan Khalifah agar mengambil berat dalam perkara ini. Usaha mereka berhasil. Setiap penguasa negara Islam itu bersedia bergabung tenaga untuk merampas balik kota Suci tersebut.

Di antara pemimpin yang paling gigih dalam usaha menghalau tentera Salib itu ialah Imamuddin Zanki dan diteruskan oleh anaknya Emir Nuruddin Zanki dengan dibantu oleh panglima Asasuddin Syirkuh.

Setelah merasa kuat, Sultan Shalahuddin menumpukan perhatiannya untuk memusnahkan tentera Salib yang menduduki Baitul Maqdis dan merebut kota Suci itu semula. Banyak rintangan dan masalah yang dialami oleh Sultan sebelum maksudnya tercapai.

Siasah yang mula-mula dijalankannya adalah mengajak tentera Salib untuk berdamai. Pada lahirnya, kaum Salib memandang bahawa Shalahuddin telah menyerah kalah, lalu mereka menerima perdamaian ini dengan sombong.

Sultan sudah menjangka bahawa orang-orang kafir Kristian itu akan mengkhianati perjanjian, maka ini akan menjadi alasan bagi beliau untuk melancarkan serangan. Untuk ini, beliau telah membuat persiapan secukupnya.
Ternyata memang betul, baru sebentar perjanjian ditandatangani, kaum Salib telah mengadakan pelanggaran. Maka Sultan Shalahuddin, segera bergerak melancarkan serangan, tapi kali ini masih gagal dan beliau sendiri hampir ditawan. Beliau kembali ke markasnya dan menyusun kekuatan yang lebih besar.

Suatu kejadian yang mengejutkan Sultan dalam suasana perdamaian adalah tindakan seorang panglima Salib Count Rainald ada Chatillon yang bergerak dengan pasukannya untuk menyerang kota Suci Makkah dan Madinah. Akan tetapi pasukan ini hancur binasa digempur mujahid Islam di laut Merah dan Count Rainald dan sisa pasukannya balik ke Jerussalem.

Dalam perjalanan, mereka telah berjumpa dengan satu iring-iringan kafilah kaum Muslimin yang didalamnya terdapat seorang saudara perempuan Sultan Shalahuddin. Tanpa berfikir panjang, Count dan kuncu-kuncunya menyerang kafilah tersebut dan menawan mereka termasuk saudara perempuan kepada Shalahuddin. Dengan angkuh Count berkata: “Apakah Muhammad, Nabi mereka itu mampu datang untuk menyelamatkan mereka?”

Seorang anggota kafilah yang dapat meloloskan diri terus lari dan melapor kepada Sultan apa yang telah terjadi. Sultan sangat marah terhadap pencabulan gencatan senjata itu dan mengirim perutusan ke Jerussalem agar semua tawanan dibebaskan.

Tapi mereka tidak memberikan jawapan. Ekoran kejadian ini, Sultan keluar membawa pasukannya untuk menghukum kaum Salib yang sering mengkhianati janji itu. Terjadilah pertempuran yang sangat besar di gunung Hittin sehingga dikenal dengan Perang Hittin.

Dalam pertempuran ini, Shalahuddin menang besar. Pasukan musuh yang berjumlah 45,000 orang hancur binasa dan hanya tinggal beberapa ribu saja yang sebagian besarnya menjadi tawanan termasuk Count Rainald ada Chatillon sendiri.

Semuanya diangkut ke Damaskus. Count Rainald yang telah menawan saudara perempuan Sultan dan mempersendakan Nabi Muhammad itu digiring ke hadapan beliau. Shalahuddin mengajak Count agar masuk Islam, tapi dia tidak mahu. Maka dia pun dihukum Mati kerana telah menghina Nabi Muhammad.

Kembali Ke Pangkuan Kaum Muslimin

Setelah melalui berbagai peperangan dan menakluk berbagai benteng dan kota, sampailah Sultan Shalahuddin pada matlamat utamanya iaitu merebut Baitul Maqdis. Kini beliau mengepung Jerussalem selama empat puluh hari membuat penduduk di dalam kota itu tidak dapat berbuat apa-apa dan kekurangan keperluan asas.

Waktu itu Jerussalem dipenuhi dengan kaum pelarian dan orang-orang yang selamat dalam perang Hittin. Tentera pertahanannya sendiri tidak kurang dari 60,000 orang.

Pada mulanya Sultan menyerukan seruan agar kota Suci itu diserahkan secara damai. Beliau tidak ingin bertindak seperti yang dilakukan oleh Godfrey dan orang-orangnya pada tahun 1099 untuk membalas dendam.

Akan tetapi pihak Kristian telah menolak tawaran baik dari Sultan, bahkan mereka mengangkat Komandan Perang untuk mempertahankan kota itu. Kerana mereka menolak seruan, Sultan Shalahuddin pun bersumpah akan membunuh semua orang Kristian di dalam kota itu sebagai membalas dendam ke atas peristiwa 90 tahun yang lalu. Mulailah pasukan kaum Muslimin melancarkan serangan ke atas kota itu dengan anak panah dan manjanik.

Kaum Salib membalas serangan itu dari dalam benteng. Setelah berlangsung serangan selama empat belas hari, kaum Salib melihat bahawa pintu benteng hampir musnah oleh serangan kaum Muslimin.

Para pemimpin kaum Salib mulai merasa takut melihat kegigihan dan kekuatan pasukan Muslim yang hanya tinggal menunggu masa untuk melanggar masuk. Beberapa pemimpin Kristian telah keluar menemui Sultan Shalahuddin menyatakan hasratnya untuk menyerahkan kota Suci secara aman dan minta agar nyawa mereka diselamatkan.

Maka berlangsunglah penyerahan kota secara aman dengan syarat setiap penduduk mesti membayar wang tebusan. Bagi lelaki wajib membayar sepuluh dinar, perempuan lima dinar dan kanak-kanak dua dinar sahaja. Barangsiapa yang tidak mampu membayar tebusan, akan menjadi tawanan kaum Muslimin dan berkedudukan sebagai hamba.

Semua rumah, senjata dan alat-alat peperangan lainnya mesti ditinggalkan untuk kaum Muslimin. Mereka boleh pergi ke mana-mana tempat yang aman untuk mereka. Mereka diberi tempoh selama empat puluh hari untuk memenuhi syarat-syaratnya, dan barangsiapa yang tidak sanggup menunaikannya sehinnga lewat dari waktu itu, ia akan menjadi tawanan.

Ternyata ada 16,000 orang Kristian yang tidak sanggup membayar wang tebusan. Semua mereka ditahan sebagai hamba. Maka pada hari Jumaat 27 Rajab 583 Hijrah, Sultan Shalahuddin bersama kaum Muslimin memasuki Baitul Maqdis. Mereka melaungkan “Allahu Akbar” dan bersyukur kehadrat Allah Ta;alla. 

Air mata kegembiraan menitis di setiap pipi kaum Muslimin sebaik saja memasuki kota itu. Para ulama dan salehin datang mengucapkan tahniah kepada Sultan Shalahuddin di atas perjuangannya yang telah berhasil. Apalagi tarikh tersebut bersamaan dengan tarikh Isra’ Nabi S.A.W dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa.

Pada hari Jumaat tersebut, kaum Muslimin tidak sempat melaksanakan solat Jumaat di Masjidil Aqsa kerana sempitnya waktu. Mereka terpaksa membersihkan Masjid Suci itu dari bab, kayu-kayu salib, gambar-gambar rahib dan patung-patung yang dipertuhan oleh kaum Kristian. 

Barulah pada Jumaat berikutnya mereka melaksanakan solat Jumaat di Masjidil Aqsa buat pertama kalinya dalam masa 92 tahun. Kadi Muhyiddin bin Muhammad bin Ali bin Zaki telah bertindak selaku khatib atas izin Sultan Shalahuddin.

Kejatuhan Jerussalem ke tangan kaum Muslimin telah membuat Eropah marah. Mereka melancarkan kutipan yang disebut “Saladin tithe”, yakni derma wajib untuk melawan Shalahuddin yang hasilnya digunakan untuk membiayai perang Salib.

Dengan angkatan perang yang besar, beberapa orang raja Eropah berangkat untuk merebut kota Suci itu semula. Maka terjadilah perang Salib ketiga yang sangat sengit.

Namun demikian, Shalahuddin masih mempertahankan Jerussalem sehingga perang selesai. Setahun selepas perang Salib terahir, Sultan Shalahuddin pulang kerahmatullah. Semoga Allah mencucuri rahmat ke atasnya, amin.


"Ya ALLAH Pertemukan Hamba  dengan RASULLULLAH Para SAHABAT BELIAU & Sultan Shalahuddin serta para Pasukan nya di surga mu". 


Adab Dalam Berdoa, Waktu Mustajabnya Berdoa Yang Harus Diketahui

Adab Dalam Berdoa, Waktu Mustajabnya Berdoa Yang Harus Diketahui

Doa adalah permohonan dan permintaan dari seseorang hamba kepada Tuhan dengan menggunakan lafal yang dikehendaki serta memenuhi ketentuan yang sudah ditetapkan dan di contohkan oleh Rasulullah .

Doa meminta sesuatu sesuai dengan hajatnya atau memohon perlindungan kepada Allah . Melalui lisan dan hati, dan dengan menggunakan kalimat-kalimat atau pernyataan-pernyataan khusus sebagaimana yang tertulis dalam al-Qur‟an dan as-Sunnah ataupun keteladanan para sahabat Rasulullah , dan orang-orang yang saleh terdahulu.

Peintah Berdoa

Allah berfirman:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

“Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina dina.” (Qs. Mukmin: 60)

Doa Itu Ibadah

Sabda Rasulullah

اَلدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ ثُمَّ قَرَءَ وَقَالَ رَبُّكُمْ :اُدْعُوْنِيْ اَسْتَجِبْ لَكُمْ

“Doa itu ibadah, Rabbmu berfirman: Berdoalah kepedaku, niscaya akan Aku perkenankan untukmu” (HR. Abu Daud, At Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

Cara Berdoa

اُدْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ

“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”(Qs. Al A’raf: 55)

Allah Dekat Dengan Hambanya Saat Berdoa

Allah   berfirman:

وَإِذَاسَأَلَكَعِبَادِيعَنِّيفَإِنِّيقَرِيبٌ ۖأُجِيبُدَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوالِيوَلْيُؤْمِنُوا بِيلَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Qs. Al Baqarah:186).

Doa Solusi Kesulitan Hidup

أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ ۗ أَإِلَٰهٌ مَعَ اللَّهِ ۚ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ

“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya).” (Qs. An Naml: 62).

Adab Dalam Berdoa

  1. Ikhlas berdoa karena Allah semata.
  2. Mengawali doa dengan zikir, pujian dan sanjungan kepada Allah serta bershalawat kepada Nabi Muhammad .
  3. Berdoa dengan sungguh-sungguh
  4. Mendesak dengan penuh tawadhu dan menghadirkan hati (fokus).
  5. Doa hendaknya dilakakukan secara dalam (terus-menerus) dalam kondidi apapun, baik saat lapang maupun sempit.
  6. Tadharru’ (merendahkan diri), Khusyu, raghbah (berharap untuk dikabulkan), dan rahbah (takut tidak dikabulkan).
  7. Memanjatkan doa dengan mengangkat kedua tangan

Waktu Mustajab

  1. Malam lailatul Qadar
  2. Antara adzan dan Iqomah
  3. Setelah Tahajud malam, baik tengah malam (nishfu) atau dua pertiga malam, atau sepertiga ahir dari malam
  4. Saat berpuasa hingga berbuka
  5. Saat sedang dalam perjalanan
  6. Saat sedang diberi musibah sakit atau penyakit
  7. Saat sedang berjihad di jalan Allah
  8. Saat sedang menunaikan ibadah haji atau umrah
  9. Saat sedang dalam didzalimi orang lain

Demikianlah adab dalam berdoa serta waktu mustajab dalam berdoa yang mudah kita amalkan dalam aktivitas kita sehari-hari, semoga Allah menjaga kita dan selalu mengabulkan doa-doa yang kita ucapkan dengan penuh harap dan tawadhu. Walahu A’lam

 

10 Keutamaan Membaca Al Quran Yang Wajib Diketahui

 

Pengertian Al Quran 10 Keutamaan Membaca Al Quran Yang Wajib Diketahui

Al Quran dalam bahasa Arab القرآن adalah sebuah kitab suci utama dalam agama Islam, atau Kalam Allah, yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad ,  melalui perantara Malaikat Jibril secara berangsur-angsur selala 23 tahun.

Umat Islam yang memba Al Qur’an dianggap ibadah, dimulai dari surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An- Nas itu Alquran.

Dalam pandangan lain Alquran adalah kitab/kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad  melalui perantara malaikat Jibril dan disampaikan kepada umat manusia untuk dijadikan pedoman dalam kehidupan di dunia ini.

Muhammad Abid al-Jabiri juga berpendapat tentang pengertian Al Quran, Menurut beliau Al Quran adalah kalam Allah yang diturunkan kepada penghujung para Nabi, yaitu Muhammad , ditulis dalam mushaf, ditransmisikan secara mutawatir, menjadi ibadah dengan membacanya, dan menjadi penentang/penguat dengan kemukjizatannya.

Ada banyak keutamaan didalam membaca Al Quran salah satunya akan bernilai pahala di setiap huruf Al Quran yang di baca oleh Umat Islam,  berikut ada 10 keutamaan didalam memebaca Al Quran antara lain adalah:

1. Perintah Membaca Al Qur’an

اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. ( Qs. Al Ankabut: 45)

وَاتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنْ كِتَابِ رَبِّكَ ۖ لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ وَلَنْ تَجِدَ مِنْ دُونِهِ مُلْتَحَدًا

“Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu kitab Tuhanmu (Al Quran). Tidak ada (seorangpun) yang dapat merubah kalimat-kalimat-Nya. Dan kamu tidak akan dapat menemukan tempat berlindung selain dari pada-Nya”. (Qs. Al Kahfi: 27)

2. Bacaan Al Qur’an jadi Syafaat

عَنْاَبِيْاُمَامَةَرَضِيَاللهُعَنْهُقَالَ:سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ:اِقْرَئُوْا الْقُرْاَنَ فَاِنَّهُ يَاْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا لِاَصْحَابِهِ.رواه مسلم

“Dari abi umamah ra berkata: aku mendengar Rasulullah bersabda. Bacalah al Qur’an, karena di hari kiyamat nanti al Qur’an akan datang untuk memberikan syafaat kepada para pembacanya” (HR. Muslim).

Al Quran itu:

  1. Untuk dibaca oleh lisan-lisan manusia.
  2. Untuk didengar oleh telinga manusia.
  3. Untuk ditadaburri oleh akal manusia dan ketenangan bagi hati.

Syekh Muhammad Shalih al Utsaimin berkata, pada hari kiamat kelak, Allah akan menjadikan pahala Al Qur’an akan datang berdiri sendiri dan memberikan syafaat kepada orang-orang yang mengamalkanya.

3. Al-Qur’an Sebagai Hujjah Bagi Pengamalnya

عَنِ النَّوَاسِ بْنِ سَمْعَانَ, رض, قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلَ يَاْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِالْقُرْاَنَِ وَاَهْلِهِ الَّذِيْنَ كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ بِهِ فِى الدُنْيَا تُقَدِّمُهُ سُوْرَةَ الْبَقَرَةِ وَاَلَ عِمْرَانَ تُحَاجَانِ عَنْ صَاحِبِهِمَا.رواه مسلم

“Dari An Nawas bin Sam’an ra berkata, aku mendengar Rasulullah bersabda: ”Di hari kiamat kelak akan didatangkan Al Qur’an dan orang-orang yang mengamalkanya semasa di dunia, akan dihadapkanya surat Al Baqarah dan Ali Imran  yang akan membela orang-orang yang mengamalkan keduanya”. (HR. Muslim)

Syekh Muhammad bin Shalih al Utsaimin mengatakan orang-orang yang membaca Al Qur’an sekaligus mengimani dan mengamalkan hukum-hukumnya, Al Qur’an akan menjadi hujjah untuk orang ini dan akan membelanya di hari kiamat kelak, sejalan dengan Qs. Shaad: 29

4. Kemulyaan Bagi Pembaca Al Qur’an Bertingkat-Tingkat

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص اَلَّذِى يَقْرَءُ الْقُرْاَنِ وَهُوِ مَاهِرٌ بِهَ مَعَ السَّفَرَةِ الْكَرَامَةِ الْبَرَرَةِ, وَالَّذِى يَقْرَءُ الْقُرْاَنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيْهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقَ لَهُ اَجْرَانِ. متفق عليه

“Dari Aisyah ra berkata: telah bersabda Rasulullah , orang yang mahir membaca Al Qur’an  akan berkumpul bersama para malaikat yang mulia dan taat, sedangkan yang membaca Al Qur’an dengan terbata-bata dan merasakan kesulitanya, maka ia akan mendapatkan dua pahala”. (Muttafaq ‘Alaih)

Kata “mahir” adalah yang fasih dan lancar membaca Al Qur’an, dan maksud “terbata-bata” adalah tersendat-sendat dan kesulitan membacanya akan mendapat dua pahala, yaitu pahala membaca Al Qur’an dan pahala kesulitan dalam membacanya.

5. Pelajar dan Pengajar Al Qur’an adalah Manusia Terbaik

عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانِ رض قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْاَنَ وَعَلَّمَهُ.رواه البخاري

“Dari Utsman bin Affan ra berkata, telah bersabda Rasulullah : “Sebaik-baik kalian adalah orang-orang yang mempelajari Al Qur’an dan mengajarkanya”. (HR. Bukhori)

Masuk dalam katagori ini menurut Syekh Utsaimin adalah:

  1.  Mempelajari dan mengajarkan lafadz dan makna Al Qur’an
  2. Menghafal Al Qur’an dan menuntun orang lain untuk menghafalnya.
  3. Mengajarkan makna Al Qur’an dan tafsirnya.
  4. Mendukung proses pembelajaran dan menjadi donatur pendidikan Al Qur’an.
  5. Kedudukan Orang Yang Gemar Baca Al Qur’an

عَنْ اَبِي مُوْسَى الْاَشْعَرِي رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص مَثَلُ المْؤْمِنِ الَّذِى يَقْرَءُ الْقُرْاَنَ مَثَلُ الْاُتْرَجَةَ: رِيْحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا حُلْوٌ ......متفق عليه

“Dari Abu Musa al Asy’ariy ra berkata, telah bersabda Rasulullah : “Seorang mukmin yang gemar membaca Al Qur’an seumpama buah utrajah yaitu buah yang aromanya  wangi dan rasanya lezat..”. (Muttafaqun ‘Alaih)

Maksudnya orang mukmin seperti ini memiliki jiwa dan hati yang baik, ia akan berbuat baik kepada orang lain, bersahabat dengan mereka akan membuahkan kebaikan seperti penjual minyak wangi, karena ia akan bermanfaat untuk dirinya dan juga bermanfaat untuk orang lain.

6. Kedudukan Orang Yang Malas Baca Al Qur’an

عَنْ اَبِيْ مُوْسَى الْاَشْعَرِي رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص ..وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ اَلَّذِى لَا يَقْرَءُ الْقُرْاَنَ كَمَثَلِ التَّمْرَةِ: لَا رِيْحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ..متفق عليه

“Dari Abu Musa al Asy’ary ra berkata: telah bersabda Rasulullah : Seorang mukmin yang tidak gemar membaca Al Qur’an, seumpama buah kurma, yaitu buah yang tidak beraroma namun rasanya manis..”. (Muttafaqun ‘Alaih).

Artinya tidak memiliki bau yang menyengat, tapi rasanya manis, mukmin disini maksudnya mukmin yang tidak mengetahui dan tidak pula mempelajari Al Qur’an, ia tetap orang yang baik, tapi untuk dirinya sendiri.

7. Al Qur’an Mengangkat Derajat Seseorang

عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخِطَابِ رض اَنَّ النَّبِيَ ص قَالَ اِنَّ اللهَ يَرْفَعُ يِهَذَا الْكِتَابِ اَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ اَخَرِيْنَ. (رواه مسلم)

“Dari sahabat Umar bin Al Khaththab ra bahwasanya Nabi bersabda: “Sesungguhnya Allah akan mengangkat dan menghinakan derajat suatu kaum dengan kitab ini (Al Qur’an). (HR.muslim).

Artinya barang siapa yang mengamalkan Al Qur’an meyakini kebenaran beritanya, melaksanakan perintahnya dan menjauhi laranganya, mengikuti petunjuknya Al Qur’an  serta berakhlak dengan akhlak Al Qur’an  maka Allah akan mengangkat derajat orang seperti ini, baik di dunia dan di akherat, hal ini disebabkan karena Al Qur’an adalah asal dan sumber dari segala ilmu. (Qs. Al Mujadilah:11)

8. Ghibthah Terhadap Ahli Al Qur’an

عَنِ بْنِ عُمَرَ رض عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ لَا حَسَدَ اِلَّا فِى اِثْنَيْنِ: رَجُلٌ اَتَاهَ اللهُ الْقُرْاَنَ فَهُوَ يَقُوْمَ بِهِ اَنَاءَ اللَّيْلِ وَاَنَاءَ النَّهَارِ, وَرَجُلٌ اَتَاهُ اللهُ مَالًا فَهُوَ يَنْفَقُهُ اَنَاءَ اللَّيْلِ اَنَاءَ النَّهَارِ.(متفق عليه)

“Dari Ibnu Umar ra dari Nabi bersabda: “Tidak dibenarkan iri kecuali kepada dua hal, seorang yang mendapatkan anugerah dari Allah berupa Al Qur’an kemudian mengamalkanya siang dan malam, dan seorang yang mendapatkan anugerah dari Allah berupa harta kemudian menginfakkan pada siang dan malam”. (Muttafaqun ‘Alaih)

Artinya seorang hendaknya membaca Al Qur’an, baik siang dan malam, menjadikan seluruh amaliyahnya selalu berdasarkan Al Qur’an, dan berjalan diatas petunjuk Al Qur’an.

9. Besarnya Pahala Baca Al Qur’an

عَنِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رض قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص مَنْ قَرَءَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ حَسَنَةٌ, وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ اَمْثَالِهَا,لَا اَقُوْلُ: الم حَرْفٌ وَلَكِنْ اَلِفٌ حَرْفٌ, وَلَاٌم حَرْفٌ, مِيْمٌ َحَرْفٌ.رواه الترمذي حديث حسن صحيص

Dari Ibnu Masud ra berkata, telah bersabda Rasulullah : “Barang siapa yang membaca satu huruf Al Qur’an, maka akan mendapatkan satu kebaikan, dan satu kebaikan dilipatgandakan sampai sepuluh kebaikan, aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf”. (HR.At Tirmidzi).

Artinya apabila seseorang membaca Al Qur’an maka setiap satu hurufnya berpahala sepuluh kebaikan, hal ini merupakan nikmat yang besar dan pahala yang banyak, sudah selayaknya untuk selalu membaca Al Qur’an, tidak harus dengan menghafal seluruhnya.

10. Baca Dengan Tartil

عَنِ بْنِ عَمْرُو بْنِ الْعَاصِ رض عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ:يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْاَنِ,اِقْرَءْ وَاْرْتَقْ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِى الدُّنْيَا, فَاِنَّ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ اَخِرِ اَيَةٍ تَقْرَءُهَا. (رواه ابوداودىوالترمذي, حديث حسن صحيخ)

“Dari Abdullah bin Amr bin Ash berkata, dari Nabi Muhammad bersabda: “Nanti akan dikatakan kepada orang-orang yang membaca Al Qur’an, bacalah, keraskanlah, dan tartilkanlah seperti dahulu di dunia engkau membacanya dengan tartil, karena sesungguhnya tempatmu di akhir ayat yang engkau baca”. (HR. Abu Daud dan At Tirmidzi).

Tartil artinya berlahan-lahan, sambal memperhatikan huruf-huruf dan barisnya (Yusuf al Qardhawi), membaca tartilhukumnya Sunnah (As Suyuthi), adapun Az Zamakhsari berkata, baca tartil adalah wajib (Qs. Muzammil : 4). Walahu A'lam