5 NIKMAT HIDUP BERJAMAAH
Sebelum
kita membas lebih jauh tentang berjamaah adalah rahmat, agar tidak melebar jauh
pembahasan ini. maka kami akan memberi batasan, Berbicara berjamaah adalah
rahmat, tentu muncul dalam benak kita beberapa pertanyaan,
1. Apa itu
jamaah..?
2. Kenapa
berjamaah itu wajib..?
3. Apa itu
rahmat..?
4. Kenapa
berjamaah adalah rahmat..?
5. Siapa yang
mendapat rahmat..?
PENGERTIAN JAMA’AH
Secara
bahasa Al-Jama’ah berarti Al-Ijtima’ (kesatuan), Al-Jami’ (berkumpul dan
bersama-sama) dan Al-Ijma’ (kesepakatan dan persetujuan). Sedang secara istilah
Al-Jama’ah menurut Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam dalam sebuah hadist
adalah:
مَا
أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِى (رواه الترمذي، حديث حسن)
“Orang
yang mengikuti aku dan para sahabatku.” (H.R. Tirmidzi, hadits Hasan)
Sedangkan
arti jamaah yang kami kutip dari wikipedia, Jama’ah bisa juga dikatakan wadah. Berjama’ah
itu wajib bagi umat islam karena perintah Allah ﷻ
yang terdapat dalam QS Ali Imran ayat 103, QS An Nisa 59, QS Fath ayat 10
وَاعْتَصِمُوْا
بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖوَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ
عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ
فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ
النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَا ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ
لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ
“Dan
berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa
jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan
karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi
jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.” (QS Ali Imran 103)
PENGERTIAN RAHMAT
Menurut Dr Habib Abdul Rahman Al-Habsy. ada beberapa pengertian Rahmat seperti dalam Alquran. Nabi Muhammad dan mukjizatnya yaitu Al-Qur’an adalah “rahmatan lil’alamin”, atau rahmat bagi seluruh alam. Bahkan di untusnya Rasulullah adalah rahmat.
"Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.”
Arti lain dari rahmat adalah nikmat, bisa berupa nikmat kenabian, kemerdekaan, nikmat berjamaah, nikmat sehat, dan masuk surga, semua kenikmatan yang di ridhoi Allah adalah rahmat.
Sedang menurut Ahmad Musthafa Al-Maraghi, rahmat berarti:
مَعْنًى يَقُوْمُ بِالْقَلْبِ
يُبْعِثُ صَاحِبَهُ عَلَى الْإِحْسَانِ إِلَى سِوَاهُ
Islam
adalah satu-satunya agama yang mengajak kepada persaudaraan dan terwujudnya
persatuan serta mengecam perpecahan dan perselisihan.
Maka
Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam sebagai pembawa Risalah Islam selalu
mengarahkan umatnya untuk menjaga kesatuan (Al-Jama’ah) dan menjauhi
perselisihan dan perpecahan (Al-Firqah).
Terbukti dalam sejarah, para sahabat selalu mengangkat seorang pemimpin yaitu Abu bakar RA untuk menggantikan kepemimpinan islam setelah Rasullullah wafat, dan dilanjutkan Umar RA yang menjadi pemimpin umat islam setelah Abu bakar wafat, dst.
Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:
الْجَمَاعَةُ
رَحْمَةٌ وَالْفُرْقَةُ عَذَابٌ (رواه أحمد عن النعمان بن بشير حديث حسن)
“Al-Jama’ah adalah rahmat dan perpecahan
adalah adzab.” (H.R. Ahmad dari Nu’man bin Basyir
dengan derajat hadits Hasan)
Orang yang menetapi jamaah, mentaati Allah ﷻ dan Rasulullah ﷺ serta Ulil Amri (Imam) dengan sabar dan shalat
dan ibadah-ibadah lainnya.
Karena orang tersebut dapat merealisasikan atau mengamalkan
ibadah-ibadah yang sukar dilakukan jika tidak dengan berjamaah.
Pertama,Berjamaah Adalah Merealisasikan Ibadah yang Sangat Penting
Firman Allah :
وَاعْتَصِمُوا
بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ (ال عمران [٣]: ١٠٣)
“Dan berpegangteguhlah kalian kepada
tali (agama) Allah seraya berjama’ah, dan janganlah kalian berpecah-belah,”
(Q.S. Ali Imran [3]: 103)
Menurut Asy-Syaikh Dr. Abdullah Al-Muthlaq Ketika menafsirkan
ayat ini berkata:
لُزُوْمُ جَمَاعَةِ
الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ أَهَمِّ الْعِبَادَاتِ الَّتِي أَمَرَ اللَّهُ بِهَا
“Menetapi Jama’ah Muslimin adalah ibadah yang paling penting
yang diperintahkan oleh Allah.”
Kedua, Mewujudkan Kasih Sayang dan Persaudaraan
وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا (ال عمران [٣]: ١٠٣
“Dan ingatlah kalian akan nikmat Allah
kepadamu ketika kalian dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah
melembutkan hati-hati kalian sehingga dengan nikmat Allah kalian menjadi
bersaudara;” (Q.S. Ali Imran [3]: 103)
Dengan hidup berjama’ah akan terwujud kasih sayang dan
persaudaraan antara umat Islam sebagaimana yang dirasakan oleh para sahabat
dari suku Aus dan Khazraj.
Sejarah mencatat pada masa Jahiliyah kedua suku itu selalu
bermusuh-musuhan, bahkan sering terjadi peperangan di antara mereka. Tetapi
setelah masuk Islam jadilah mereka bersaudara dan saling menyayangi.
Ketiga, Menyebabkan Turunnya Rahmat dan Berkah
Abdullah bin Mas’ud berkata, “Celakala engkau sesungguhnya
kebanyakan manusia itu memisahkan diri dari jamaah, sesungguhnya jama’ah adalah
segala sesuatu yang sesuai dengan ketaatan kepada Allah.”
Dengan berjamaah dapat mempermudah kita dalam beribadah
kepada Allah dengan begitu menyembabkan turunnya rahmat atau nikmat berupa
kedamaian hidup dan keberkahan dari hartanya dan usianya.
Keempat, Bertempat Di Tengah-Tengah Surga
Rasulullah bersabda:
مَنْ أَرَادَ مِنْكُمْ بُحْبُوْحَةَ الْجَنَّةِ فَلْيَلْزَمِ الْجَمَاعَةَ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ مَعَ الْوَاحِدِ وَهُوَ مِنَ الْإِثْنَيْنِ أَبْعَدُ (رواه الترمذي والحاكم وصححه
“Barangsiapa dari kalian menginginkan
tinggal di tengah-tengah surga, maka hendaklah berpegang teguh kepada
Al-Jama’ah karena setan bersama orang-orang yang sendirian dan dia dari dua
orang lebih jauh.” (H.R. At-Tirmidzi dan Hakim
menshahihkannya)
Kelima, Menyelamatkan Godaan Setan
Rasulullah bersabda:
إِنَّ الشَّيْطَانَ ذِئْبُ الْإِنْسَانِ كَذِئْبِ الْغَنَمِ يَأْخُذُ الشَّاذَّةَ وَالْقَاصِيَةَ وَالنَّاحِيَةَ وَإِيَّاكُمْ وَالشِّعَابَ وَعَلَيْكُمْ بِالْجَمَاعَةِ وَالْعَامَّةِ (رواه أحمد
“Sesungguhnya setan adalah serigala
terhadap manusia, seperti serigala menerkam kambing yang terasing, menjauh dan
menyisih. Maka janganlah kalian menempuh jalan sendiri dan hendaklah kalian
berjama’ah dan berkumpul dengan orang banyak.”
(H.R. Ahmad)
Dengan berjamaah kita dapat merealisasikan ibadah “Watawa
saubil haq, watawa saubil saber watawa saubil marhamah” untuk saling
nasihat menasihati dalam kebaikan dan kesabaran, dengan begitu dapat
menyelamatkan dari godaan syaithan.
0 Komen-Komen:
Post a Comment