SIFAT IRI DAN DENGKI 3 CARA AGAR TERHIDAR

 SIFAT IRI DAN DENGKI 3 CARA AGAR TERHIDAR

IRI DAN DENGKI 3 CARA AGAR TERHIDAR

Pada kali ini kita akan membahas sifat manusia yang harus kita hindari, sifat tersebut adalah iri dan dengki. Sifat iri dan dengki membuat seseorang menaruh rasa tidak suka akan keberhasilan dan kesuksesan orang lain.

Lebih dari sekadar cemburu, rasa iri dan dengki jauh lebih berbahaya dan tak jarang sulit untuk dihilangkan jika kita tidak menghalaunya dan terus memupuknya. marilah kita merenungkan firman Allah dalam Q.S. An-Nisa [4]: ayat ke-54:

أَمْ يَحْسُدُونَ ٱلنَّاسَ عَلَىٰ مَآ ءَاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ مِن فَضْلِهِۦ ۖ فَقَدْ ءَاتَيْنَآ ءَالَ إِبْرَٰهِيمَ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَءَاتَيْنَٰهُم مُّلْكًا عَظِيمًا (النساء[٤]: ٥٤)

“Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepadanya? Sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar.”

Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, (Imam Masjidil Haram) dalam Tafsir Al-Muhktashar menjelaskan ayat di atas, bahwa orang-orang Yahudi iri hati kepada Nabi Muhammad dan sahabat-sahabatnya atas apa yang Allah berikan kepada mereka, berupa kenabian, keimanan, dan kepemimpinan di muka bumi.

Padahal Allah telah memberikan kepada orang-orang Yahudi kedudukan dan nasab mulia, yaitu dari keturunan dari Nabi Ibrahim Alaihi Salam.

Dari kalangan mereka juga diutus para nabi mulia, dan diberi kitab-kitab suci berupa Taurat, Zabur dan Injil, serta memberi mereka kerajaan yang luas, yakni Kerajaan Nabi Daud dan Sulaiman Alaihima Salam.

Kaum Yahudi selalu terus menginginkan kenikmatan hanya ada pada genggaman mereka, mengharapkan segala bentuk karunia Allah hanya milik mereka, merasa lebih berhak atas karunia itu sehingga tidak menyukai jika ada umat lain yang mendapatkan atau menyamai mereka.

Sementara itu, Imam Al-Qurtubi memberikan menjelaskan, dosa yang pertama kali terjadi di langit adalah dengki, yakni dengkinya Iblis kepada Adam Alaihi Salam. Dan, dosa yang pertama kali terjadi di bumi juga dengki, yakni kedengkian anak Adam, Qabil kepada saudaranya Habil sehingga ia membunuhnya.

Meskipun ayat di atas ditujukan kepada Kaum Yahudi, namun melalui ayat di atas, Allah memerintahkan hamba-hamba semuanya untuk menjauhi sifat tercela, yaitu perasaan iri dan dengki.

Pengertian sifat dengki adalah merupakan perasaan tidak senang terhadap keberhasilan dan kelebihan yang dimiliki orang lain karena ia merasa tersaingi.

Orang yang memiliki sifat ini, hatinya selalu kotor dengan perasaan yang buruk terhadap orang lain. Jika hal ini terus dibiarkan, maka akan berakhir dengan tindak kejahatan.

Sifat iri dan dengki dapat merugikan diri sendiri, juga orang lain. Pikiran dan hatinya menjadi tumpul karena selalu memikirkan bagaimana agar kenikmatan yang ada pada orang lain hilang darinya.

Sifat Iri dan Dengki Dalam Hadist

Sifat iri dan dengki dapat menghapus pahala ibadah seseorang. Dalam hal ini, Rasulullah bersabda:

اِياَّ كُم وَالحَسَدَ فَاِنَّ الْحَسَدَ يَاْ كُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَاْ كُلُ النَّارُ الحَطَبَ (رواه ابو داود

“Jagalah dirimu iri dengki, karena sesungguhnya iri dengki itu merusak kebaikan, sebagaimana api yang memakan kayu bakar.” (HR. Abu Daud)

Imam Al-Ghazali dalam kitab  Bidayatul Hidayah mengatakan bahwasanya sifat iri dan dengki dapat menghancurkan diri, lingkungan, dan peradaban.

Sifat iri dan dengki adalah kejahatan tersembunyi, energi negatif yang menjadi penyebab terjadinya kejahatan dan kriminalitas, sifat ini tidak terlihat secara kasat mata, namun memiliki pengaruh dan dampak yang luar biasa.

Bahayanya lebih besar jika dibandingkan dengan sesuatu yang dapat terlihat mata. Efeknya terhadap jiwa dan tatanan sosial dalam masyarakat sangat nyata.

Sifat Iri dan Dengki Secara Psikologis

Secara psikologis, iri dan dengki menjadikan seseorang tidak mau mensyukuri nikmat yang diberikan kepadanya.  Ia senantiasa merasa susah, sedih, gundah dan gelisah karena tidak suka orang  orang lain mendapat kenikmatan.

Iri dan dengki juga menimbulkan munculnya ghibah (gunjingan), fitnah dan perpecahan dalam keluarga dan pertemanan, hingga peperangan antar anggota masyarakat, suku hingga antar negara.

Ibnul Qayyim Al-Jauzi menjelaskan, bahwa sifat iri dan dengki menyebabkan seseorang tidak rela atas qadha’ dan qadar Allah Subhanahu wa Ta’ala. Beliau berkata, “Sesungguhnya sifat iri dan dengki adalah bagian dari sikap menentang Allah karena ia (membuat si penderita) benci kepada nikmat Allah atas hamba-Nya; padahal Allah menginginkan nikmat tersebut untuknya.

Sifat iri dan dengki juga membuatnya senang dengan hilangnya nikmat tersebut dari saudaranya atau orang lain, padahal Allah benci jika nikmat itu hilang dari saudaranya atau orang lain tersebut. Jadi, sifat iri dengki hakikatnya menentang qadha’ dan qadar Allah .”

Allah memerintahkan kepada hamba-Nya untuk meminta perlindungan dari sifat iri dan dengki kepada sesama manusia.

Dalam Surah Al-Hasyr ayat ke-10, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengajarkan kepada kita untuk berdoa agar terhindar dari iri dan dengki.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَآ اِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ (الحشر [٥٩]: ١٠

Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, Sungguh, Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang.”

Cara Agar Terhindar Dari Sifat Iri danDengki

Imaam An-Nawawi dalam kitab “At-Tibyan fi Adabi Hamalatil Qur`an” memberikan beberapa cara agar manusia terhindar dari sifat iri dan dengki, diantaranya adalah:

Cara pertama hendaknya senantiasa bersyukur atas nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala, merasa cukup (qana’ah) dengan pemberian-Nya sehingga tidak lagi berharap kenikmatan orang lain juga bisa ia miliki.

Dengan qana’ah, seseorang tidak lagi ingin memiliki nikmat yang diterima orang lain. Ia akan fokus untuk mensyukuri nikmat yang telah ia terima sehingga tidak lagi mengiginkan nikmat yang lain.

Cara kedua, hendaknya selalu mengingat bahwa semua terjadi atas izin dan takdir Allah . Apapun yang ada pada diri kita dan segala kenikmatan serta kelebihan orang lain adalah kehendak-Nya sehingga tidak pantas kita memprotes ketetapan itu.

Seseorang harus yakin bahwa ketetapan Allah  itulah yang terbaik untuknya. Adapun keinginan seseorang, bila tidak sejalan dengan kehendak Allah , sangat mungkin dan bisa jadi merupakan keburukan untuk dirinya dan orang lain.

Demikian pula prestasi dan capaian yang mereka dapatkan, semuanya atas izin dan pertolongan Allah . Tidak ada daya upaya dan kekuatan, kecuali semuanya datang dari Allah .

Jika saja Allah Ta’ala tidak mengizinkan dan menolongnya, niscaya ia tidak akan bisa mendapatkan prestasi dan kenikmatan itu.

Cara ketiga, mendoakan kebaikan untuk orang lain, karena dengan mendoakan itu, akan tumbuh rasa cinta dan kasih sayang dan persatuan akan tumbuh dari untaian doa-doa itu.

Mendoakan sesama Muslim, tanpa sepengatahuan yang didoakan merupakan sunnah yang telah diamalkan turun-temurun oleh para Nabi dan orang-orang saleh terdahulu.

Mereka senang kalau saudaranya mendapatkan kebaikan, sehingga merekapun mendoakan saudaranya agar tetap dalam kebaikan.

Dalam sebuah hadist, Rasulullah , berkata, “Tidaklah seorang muslim yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, “Dan bagimu juga kebaikan yang sama,” (H.R. Muslim)

Semoga Allah selalu menjaga kita semua dari segala penyakit iri dan dengki atau penyakit hati lainnya serta sifat-sifat tercela, sehingga kita selamat dunia maupun akhirat. Aamiin Ya Rabbal Alamiin. Wallahu A'lam

0 Komen-Komen:

Post a Comment