Sikap Seorang Muslim Menghadapai Fitnah Di Zaman Modern
Dalam hidup pasti pernah mendengar kata “fitnah”.
Umumnya masyarakat memahami pengertian fitnah sebagai “segala perbuatan atau
penyebaran berita yang tidak didasarkan kepada fakta”.
Secara ringkas fitnah dipahami seperti itu
“menyebarluaskan berita bohong (Hoax)”. Dalam bahasa Indonesia, fitnah lebih
sering dipahami sebagai berita bohong atau desas-desus tentang seseorang yang
dilatarbelakangi maksud-maksud jahat kepada orang lain.
Tetapi sebenarnya pengertian fitnah lebih luas dari
itu. Di dalam kamus bahasa Arab Majma al-Lughah al-Arabiyah (1958), terdapat
beberapa arti fitnah. Di antaranya godaan, cobaan, terpesona, huru-hara,
hasutan, kekacauan, siksaan/penderitaan, perselisihan, bencana, syirik, dan
ujian.
Dalam al-Qur’an kata fitnah ternyata juga memiliki
makna yang luas. Hal ini terbukti dengan penyebutan kata fitnah yang ditemukan
di 34 tempat dengan arti yang berbeda (Ensiklopedi Islam, Jakarta: Ikhtiar Baru
Van Hoeve, 1994, Jilid 2, h. 19-20).
Kita hidup di zaman fitnah yang begitu dahsyat
melanda kaum muslimin. Bagaikan gelombang yang silih berganti datang menerpa
pantai.
Betapa tidak, fitnah syubuhat yang
meluluh-lantahkan agama seorang muslim, dan fitnah syahawat yang
menjerumuskannya ke dalam kubangan maksia.
Zubair bin Adi, dia berkata:”kami datang menemui
Anas bin malik mengadukan penderitaan yang kami dapati dari perlakuan Alhajjaj,
maka beliau berkata:
اصْبِرُوا
فَإِنَّهُ لَا يَأْتِي عَلَيْكُمْ زَمَانٌ إِلَّا الَّذِي بَعْدَهُ شَرٌّ مِنْهُ
حَتَّى تَلْقَوْا رَبَّكُمْ سَمِعْتُهُ مِنْ نَبِيِّكُمْ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ.رواه البخاري
Sabarlah, sesungguhnya tidak akan datang pada
kalian suatu zaman kecuali yang berikutnya lebih buruk dari yang sebelumnya
hingga kalian bertemu dengan Rabb kalian, begitu yang kudengar dari Nabi
Kalian-shallallahu ‘alaihi wa sallam. (HR. Bukhari Juz 23, Hal.255, No.7086)
Makna Fitnah Dalam Al Qur’an
Fitnah secara bahasa artinya adalah ujian, di dalam
Alquran, kata finah mengandung beberapa maknya, antara lain:
1. Syirik, Allah berfirman
وَقَاتِلُوهُمْ
حَتَّى لا تَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ الدِّينُ كُلُّهُ لِلَّهِ
Dan perangilah mereka hingga tidak ada lagi
fitnah(kesyirikan) dan agama seluruhnya menjadi milik Allah. QS. Al-anfal: 39
يَسْأَلُونَكَ
عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ وَصَدٌّ عَنْ
سَبِيلِ اللَّهِ وَكُفْرٌ بِهِ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَإِخْرَاجُ أَهْلِهِ
مِنْهُ أَكْبَرُ عِنْدَ اللَّهِ وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ
Mereka bertanya padamu tentang bulan haram, apa
hukum berperang padanya, katakan, “berperang padanya adalah perkara besar,
sementara menghalangi(manusia) dari jalan Allah dan kufur padanya dan
menghalangi (manusia) dari masjidil haram dan mengusir penduduknya darinya
lebih besar di sisi Allah, dan fitnah(kekafiran) itu lebih besar dari memerangi
mereka.” (QS: Albaqarah: 217)
2. Bermakna: siksaan, Allah berfirman:
ذُوقُوا
فِتْنَتَكُمْ هَذَا الَّذِي كُنْتُمْ بِهِ تَسْتَعْجِلُونَ
maka rasakanlah siksaan kalian, inilah yang dahulu
kalian minta menyegerakannya. QS.az-Zariyat: 14.
إِنَّ
الَّذِينَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوبُوا
فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمْ عَذَابُ الْحَرِيقِ
Sesungguhnya orang-orang yang menyiksa kaum
mukminin dan mukminat kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab
neraka jahannam dan bagi mereka azab yang membakar. QS: al-buruj: 10.
3. Bermakna ujian, Allah berfirman:
وَنَبْلُوكُمْ
بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً
Dan kami akan menguji kalian dengan kejelekan dan
kebaikan sebagai bentuk fitnah(ujian). QS: Al- Anbiya: 35.Allah juga berfirman
إِنَّمَا
أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلادُكُمْ فِتْنَةٌ
Sesungguhnya harta-harta kalian dan anak-anak
kalian adalah fitnah(ujian) QS: at Taghabun:15.
4. bermakna bencana dan hukuman, Allah berfirman:”
وَاتَّقُوا
فِتْنَةً لا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً
Dan takutlah fitnah(bencana) yang tidak hanya
menimpa orang-orang yang zalim diantara kalian saja secara
khusus.QS.Al-Anfal:25.
5. Menghalangi manusia dari jalan Allah. Allah
berfirman:
Hadis-hadis Nabi tentang munculnya fitnah akhir
zaman
قَالَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ
لَأَيَّامًا يَنْزِلُ فِيهَا الْجَهْلُ وَيُرْفَعُ فِيهَا الْعِلْمُ وَيَكْثُرُ
فِيهَا الْهَرْجُ وَالْهَرْجُ الْقَتْل.رواه البخاري
Sesungguhnya sebelum kedatangan hari kiamat akan
ada hari-hari yang turun padanya kejahilan, dan ilmu diangkat, dan akan terjadi
banyak alharaj yaitu pembunuhan. (HR Bukhari Juz 23, Hal.249, No.7063)
عن
أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ” يتقارب الزمان
ويقبض العلم وتظهر الفتن ويلقى الشح ويكثر الهرج، وقالوا: ومالهرج يا رسول الله ؟
قال: القتل ”
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dia berkata, bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam “zaman menjadi dekat, ilmu dicabut, dan muncul berbagai fitnah, kekikiran meraja rela dan banyak terjadi alharaj (pembunuhan), mereka bertanya, apa itu Haraj ya Rasulullah? beliau menjawab, ”yaitu pembunuhan. (HR. Muslim Juz 4, Hal.2056 No.11)
Sikap seorang muslim dalam menghadapai fitnah
Menghadapi Fitnah Dengan Menimba Ilmu
Fitnah akhir zaman begitu dahsyatnya, maka seorang
mukmin tidak akan mampu menghadapinya kecuali dengan kekuatan ilmu dan
persiapan matang menghadapinya.
Kisah pemuda yang selamat dari fitnah Dajjal tatkala inggin membinasakannya adalah contoh suri tauladan bagi kita bahwa ilmu tentang sunnah lah yang menyelamatkannya.
Menghadapi Fitnah Dengan Memperbanyak Doa
Doa adalah senjata yang manjur dalam menghadapi
fitnah maupun ketika fitnah. Betapa butuhnya seorang hamba untuk senantiasa
bermohon kepada Rabnya agar dijaga dari fitnah. Jangankan kita sebagai orang
biasa, Rasulullah sendiri yang senantiasa diperkuat dengan wahyu tetap berdoa
agar dijauhkan diri dari fitnah.
Berkata Anas bin Malik:
كَانَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ يَا
مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ
آمَنَّا بِكَ وَبِمَا جِئْتَ بِهِ فَهَلْ تَخَافُ عَلَيْنَا قَالَ نَعَمْ إِنَّ
الْقُلُوبَ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ يُقَلِّبُهَا كَيْفَ
يَشَاءُ.رواه الترمذي
Adalah Rasulullah Shallalhu Alaihi wa Sallam senantiasa
berdoa, ”Wahai Zat yang membolak-balikkan hati tetapkan hati kami di atas
agamamu.
Aku bertanya, “wahai Rasulullah apakah anda khawatir dengan kami? Dia menjawab, ya, sesungguhnya hati-hati ini diantara jari-jemamari Allah dan dia berkuasa membolak-balikkannya sebagaimana yang dia kehendaki.” (HR. Tirmizi Juz 8, Hal.280, No.2290)
Menghadapi Fitnah Dengan Membentengi Diri Dengan Iman Dan Tauhid
Ketika Rasulullah menjelaskan tentang fitnah
Dajjal, beliau menyebutkan:
مَكْتُوبٌ
بَيْنَ عَيْنَيْهِ كَفَرَ يُهَجَّاهُ يَقْرَؤُهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ أُمِّيٍّ
Tertulis diantara dua matanya” ka-fa-ra (kafir) “
akan dapat dibaca oleh setiap orang beriman dari umatku .(HR. Ahmad Juz 28,
Hal.21, No.13488)
Jikalah iman begitu besar perannya dalam menghadapi
fitnah Dajjal yang merupakan fitnah terbesar yang pernah Allah ciptakan.
Maka tentu segala fitnah lain yang masih di bawah
fitnah Dajjal akan dapat diketahui seorang mukmin dengan iman yang menghujam
dalam dadanya.
Jadi yang dapat menyelamatkan seseorang dari fitnah
adalah imamnya yang benar seorang mukmin senantiasa bersiap-siap menghadapi
ftnah dan khawatir binasa karenanya.
Tentunya iman yang dapat menjadi perisai serang mukmin adalah iman yang benar, akidah tauhid yang diajarkan Rasulullah.
Menghadapi Fitnah Dengan Menjalankan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
Fitnah dan segala bentuk kejelekan tidak akan dapat
diatasi kecuali dengan menjalankan misi para Nabi menjalankan amar ma’ruf dan
nahi mungkar melalui proses ta’lim yang melahirkan tazkiyah.
Kemudian mengamalkan ilmu yang benar dalam proses
tarbiyah. Hanya dengan tazkiyah dan tarbiah inilah umat akan selamat dari
berbagai gelombang fitnah.
Allah berfirman:
وَاتَّقُوا
فِتْنَةً لا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً
“Dan takutlah fitnah(bencana) yang tidak hanya
menimpa orang-orang yang zalim diantara kalian saja secara
khusus”.QS.Al-Anfal:25.
Imam Al-Baihaqi dalam kitabnya Syu’abul Iman
meriwayatkan bahwa ada seseorang yang berkata dihadapan Abu Hurairah ”sesungguhnya
seorang yang zalim hanyalah membahayakan dirinya.”
Maka Abu Hurairah menjawab, “Demi Allah sesungguhnya orang yang zalim akan membahayakan segalanya hingga burung yang terbang diangkas.
Menghadapi Fitnah Dengan Istiqomah Dalam Sunnah
Berkata Imam Az-Zuhri:
السنة
سفينة نوح من ركبها نجا
“Sunnah itu bagaikan bahtera Nuh, barang siapa yang menaikinya dia akan selamat”
Allah berfirman:
وَمَا
كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللَّهُ
مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
Dan Allah tidak akan mengazab mereka selama engkau
ada pada mereka, dan Allah tidak akan mengazab mereka sementara mereka
senantiasa bersistigfar. QS: Al-Anfal:33
Maksud kata-kata “selama engkau ada pada mereka”
yaitu selama sunnah beliau ada ditengah kaum muslimin dan diamalkan oleh
umatnya.
Maka selama sunnah ditegakkan dan ummat ini senantiasa beristighfar, niscaya akan terhindar daripada fitnah yang membinasakan.
Menghadapi Fitnah Dengan Kembali Pada Ulama
Ulama adalah lentera-lentera tatkala manusia dalam
kegelapan kejahilan dan syubuhat. Barang siapa yang mengambil pelita ini
niscaya akan dapat menerangi dirinya dalam menempuh perjalanan menuju negeri
akhirat.
Sebaliknya yang menjauh dari mereka bagikan si buta yang berjalan terseok-seok dalam kegelapan malam tanpa pemandu, di jalan yang terjal dan berbatu, di kiri dan kanan ada jurang yang dalam siap menunggu, sementara jalan penuh dengan para penyamun dan binatang buas yang siap menerkam dan merobek-robek dirinya.
Dari Bisyr bin Amru, dia berkata:
Kami mengikuti Ibnu Mas’ud tatkala dia keluar menuju Qadisiyah,lantas dia masuk ke kebun menunaikan hajatnya, dia berwhudu dan mengusap di atas kaos kakinya, kemudian dia keluar sementara tetesan air wudhu membasahi janggutnya. Kami berkata: berikanlah pada kami wasiat, sebab manusia telah terjebak dalam fitnah dan kami tidak tau apakah bisa bertemu kembali denganmu atau tidak. Beliau berkata: bertakwalah pada Allah dan bersabarlah hingga orang-orang yang baik akan beristirahat(wafat) dari orang jahat atau manusia di istirahatkan dari mereka (dengan mematikan orang yang fasiq), dan hendaklah kalian mengkuti jama’ah sebab Allah tidak akan mengumpulkan ummat Muhammad di atas kesesatan.
Ibnu Alqayyim menyebutkan:
وكنا إذا إشتد بنا الخوف وساءت منا الظنون وضاقت بنا الأرض أتيناه فما هو إلا أن نراه ونسمع كلامه فيذهب ذلك كله عنا
Jika kami dalam kondisi takut yang sangat
mencemaskan, dengan berbagai prasangka buruk dan dunia menjadi sempit, kami
segera mendatangi beliau(IbnuTaimiyah) baru saja melihatnya dan mendengarkan
perkataannya, seketika hilanglah segala beban dan derita yang kami rasakan.
demikian tips wajib yang harus dilakukan umat islam dalam menghadapi atau menyikapi fitnah yang bermunculan guna memadamkan cahaya agama islam. Wallahu A'lam
0 Komen-Komen:
Post a Comment