This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Showing posts with label https://penahati-1307.blogspot.com/2019/11/kesetaraan-gender-dalam-pandangan-islam.html. Show all posts
Showing posts with label https://penahati-1307.blogspot.com/2019/11/kesetaraan-gender-dalam-pandangan-islam.html. Show all posts

Hikmah Puasa dan Hal Yang Perlu Diperhatikan Agar Puasanya Tidak Sia-Sia

HIKMAH PUASA DAN HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN AGAR PUASANYA TIDAK SIA-SIA 

AGAR PUASANYA TIDAK SIA-SIA
Puasa merupakan salah satu ibadah yang sangat penting dalam agama Islam. Selain sebagai bentuk ketaatan kepada Allah , puasa juga dianggap sebagai salah satu cara untuk membersihkan diri dari dosa-dosa dan meningkatkan kualitas spiritual seseorang.
Namun, masih banyak orang yang merasa bahwa puasa hanya membuat mereka merasa lapar dan dahaga tanpa mendapatkan manfaat yang signifikan. "Apakah puasa benar-benar sia-sia?.
Sebelum membahas lebih jauh mengenai hal ini, perlu diingat bahwa puasa bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga selama sehari penuh. Puasa juga melibatkan berbagai hal lainnya seperti meningkatkan kualitas ibadah, menjaga perilaku, menghindari perbuatan yang tidak baik, dan berbuat baik kepada sesama.

Manfaat Untuk Kesehatan

Puasa juga memiliki manfaat kesehatan yang signifikan. Menurut beberapa studi, puasa dapat membantu menurunkan berat badan, meningkatkan fungsi otak, meningkatkan sensitivitas insulin, mengurangi risiko penyakit jantung, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Oleh karena itu, meskipun puasa mungkin membuat seseorang merasa lapar dan dahaga, manfaatnya jauh lebih besar dari sekadar itu.
Namun, seperti halnya dengan semua ibadah, manfaat dari puasa sangat bergantung pada niat dan usaha kita sendiri. Jika kita hanya berpuasa tanpa niat yang benar dan tanpa melakukan usaha untuk meningkatkan kualitas ibadah dan perilaku kita, maka puasa hanya akan menjadi aktivitas fisik semata tanpa adanya manfaat spiritual yang signifikan.

Hal Yang Perlu Diperhatikan

Oleh karena itu, untuk mendapatkan manfaat yang sebenarnya dari puasa, kita perlu memperhatikan beberapa hal. Pertama-tama, kita perlu memahami dengan baik tujuan dan makna dari puasa itu sendiri. Puasa bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga tentang meningkatkan kualitas hidup kita secara keseluruhan. Kedua, kita perlu memperbaiki perilaku kita dan menghindari perbuatan yang tidak baik selama bulan puasa. Kita juga perlu berbuat baik kepada sesama dan menjaga kebaikan dalam hati kita. Ketiga, kita perlu meningkatkan kualitas ibadah kita dan berusaha untuk lebih dekat dengan Allah selama bulan puasa.

Penyebab Puasanya Sia-Sia

Puasa bisa menjadi sia-sia jika kita tidak melakukannya dengan benar dan hanya menjalankannya secara fisik semata. Berikut beberapa hal yang bisa menyebabkan puasa kita sia-sia:
Tidak Niat Dengan Benar
Niat adalah salah satu elemen penting dalam ibadah puasa. Jika kita tidak niat dengan benar, maka puasa kita bisa menjadi sia-sia. Niat puasa harus dilakukan dengan ikhlas dan bertujuan untuk mendapatkan keridhaan Allah.
Tidak Menjaga Perilaku
Selain menahan lapar dan dahaga, puasa juga mengajarkan kita untuk menjaga perilaku dan menghindari perbuatan yang tidak baik. Jika kita tidak berusaha untuk meningkatkan perilaku kita selama berpuasa, maka puasa kita bisa menjadi sia-sia.
Tidak Meningkatkan Kualitas Ibadah
Puasa juga harus diiringi dengan meningkatkan kualitas ibadah kita. Kita harus berusaha untuk lebih dekat dengan Allah dan meningkatkan keimanan selama berpuasa. Jika kita hanya menjalankan puasa tanpa meningkatkan kualitas ibadah kita, maka puasa kita bisa menjadi sia-sia.
Tidak Berbuat Baik Kepada Sesama
Puasa juga mengajarkan kita untuk berbuat baik kepada sesama. Jika kita tidak berusaha untuk membantu orang lain dan berbuat baik selama berpuasa, maka puasa kita bisa menjadi sia-sia.
Tidak Menjaga Kesehatan
Meskipun puasa bisa memberikan manfaat kesehatan, namun jika kita tidak menjaga kesehatan selama berpuasa, maka manfaat kesehatan tersebut bisa hilang. Kita harus tetap memperhatikan pola makan dan olahraga selama berpuasa.
Dalam kesimpulannya, puasa bisa menjadi sia-sia jika kita tidak melakukannya dengan benar dan hanya menjalankannya secara fisik semata. Oleh karena itu, kita perlu menjaga niat dan perilaku kita, meningkatkan kualitas ibadah, berbuat baik kepada sesama, dan menjaga kesehatan selama berpuasa. Jika kita melakukannya dengan benar, maka puasa kita akan membawa manfaat yang besar bagi kehidupan kita, baik secara fisik maupun spiritual.
Selain membantu kita meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan dan memberikan manfaat kesehatan, puasa juga membantu kita untuk mendekatkan diri kepada Allah dan membersihkan diri dari dosa-dosa. Namun, manfaat dari puasa sangat bergantung pada niat dan usaha kita sendiri. Oleh karena itu, kita perlu memahami dengan baik tujuan dan makna dari puasa, memperbaiki perilaku kita, dan meningkatkan kualitas ibadah kita agar puasa benar-benar membawa manfaat bagi kita. Wallahu A'lam Bishawab

Pengertian Pernikahan Dan Tujuannya Yang Harus Diketahui Calon Pengantin

Pengertian Pernikahan Dan Tujuannya Yang Harus Diketahui Calon Pengantin

pernikahan dan tujuannya

Kata “نَكَحَ” asal penggunaan kata “اَلنِّكَاحُadalah untuk sebuah akad atau ikatan, kemudian kata tersebut dipakai untuk mengartikan persetubuhan (jima’), dan kata Jima’ merupakan kata kiasan, maka mustahil kata “jima’” digunakan untuk sesuatu yang mempunyai tujuan baik (Imam Ar Raghib Al Ashfahani dalam kitab Mufradat fi gharibil Qur’an, hal 681).

Diantara kata اَلنِّكَاحُ dalam Al Qur’an, adalah:

وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَىٰ مِنْكُمْ

“Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu.” (Qs. An Nuur: 32)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نَكَحْتُمُ الْمُؤْمِنَاتِ

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu menikahi perempuan-perempuan yang beriman,” (Qs. Al Ahzab: 49)

فَانْكِحُوهُنَّ بِإِذْنِ أَهْلِهِنَّ

“Karena itu kawinilah mereka dengan seizin tuan mereka,” (Qs. An Nisa: 25)

Menurut Undang-Undang

Pengertian pernikahan menurut Undang-Undang No 1 Tahun 1974 Pasal 1 memandang bahwa pernikahan adalah sebagai ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri, dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhana Yang Maha Esa.

Oleh karena itu pengertian perkawinan dalam ajaran Islam mempunyai nilai ibadah, sehingga Pasal 2 Kompilasi Hukum Islam menegaskan bahwa perkawinan adalah akad yang sangat kuat untuk menaati perintah Allah, dan melaksanakannya merupakan ibadah.

Secara Bahasa

kata “Nikah” dalam bahasa arab, menurut para ahli fikih, adalah kata yang secara haqiqah (sebenarnya) dalam mengungkapkan makna akad, sedangkan digunakan secara majaz (kiasan) ketika mengungkapkan makna hubungan intim.

pengertian nikah berarti mengumpulkan, atau sebuah pengibaratan akan sebuah hubungan intim dan akad sekaligus. (Prof. Dr. Wahbah Az Zuhaili, fiqih islam Wa Adillatuha, hal 38).

Secara Syari’at

Nikah adalah sebuah akad yang mengandung pembolehan bersenang-senang dengan perempuan, dengan berhubungan intim, menyentuh, mencium, memeluk dan sebagainya.

Nikah adalah sebuah akad yang telah ditetapkan oleh syari’at yang berfungsi untuk memberikan hak kepemilikan bagi laki-laki untuk bersenang-senang dengan perempuan, dan menghalalkan seorang perempuan dengan laki-laki. (Prof.Dr. Wahbah Az Zuhaili, fiqih islam Wa Adillatuha, hal 39).

Ulama Hanafiyah mendifinisikan, Nikah adalah sebuah akad yang memberikan hak kepemilikan untuk bersenang-senang secara sengaja.

Tujuan Pernikahan

Orang yang menikah sepantasnya tidak hanya bertujuan untuk menunaikan syahwatnya semata, sebagaimana tujuan kebanyakan manusia pada hari ini. Namun hendaknya ia menikah karena tujuan-tujuan berikut ini:

Pertama, Melaksanakan anjuran Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sabdanya: “Wahai sekalian para pemuda! Siapa di antara kalian yang telah mampu untuk menikah maka hendaknya ia menikah….”

Kedua, Memperbanyak keturunan umat ini, karena Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Menikahlah kalian dengan wanita yang penyayang lagi subur, karena (pada hari kiamat nanti) aku membanggakan banyaknya jumlah kalian di hadapan umat-umat yang lain.”

Ketiga, Menjaga kemaluannya dan kemaluan istrinya, menundukkan pandangannya dan pandangan istrinya dari yang haram. Karena Allah berfirman:

قُلْ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ يَغُضُّوْا مِنْ اَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوْا فُرُوْجَهُمْۗ ذٰلِكَ اَزْكٰى لَهُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا يَصْنَعُوْنَ

Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu, lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.(QS An Nur ayat 30)

Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan sebagian pandangan mata mereka dan memelihara kemaluan mereka….” (An-Nur ayat 31)

Disyariatkanya lembaga pernikahan dalam Islam adalah demi menyempurnakan ketaqwaan individu menjadi ketaqwaan bersama antara keluarga inti dalam rumah tangga hingga keluarga besar.

Perkawinan adalah salah suatu sunnatullah yang umum berlaku pada semua makhluk tuhan, dan perkawinan juga suatu cara yang dipilih Allah bagi manusia untuk berkembang biak, Allah tidak menghendaki manusia seperti makhluk lainya yang bebas tanpa aturan, sehingga Allah mensyari’atkan perkawinan sebagai hubungan terhormat, jalan yang aman dalam menyalurkan kebutuhan biologisnya dan aman bagi keturunanya.

Pasal 3 KHI merumuskan bahwa tujuan dari perkawinan adalah untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah.

Tujuan perkawinan untuk membentuk keluarga (rumah tangga) bahagia yang dimaksud dalamUU pernikahan atau perkawinan sama dengan tujuan pernikahan yang terdapat dalam KHI.

Tujuan pernikahan untuk membentuk keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah, suatu rumah tangga yang didalamnya terjalin keharmonisan diantara suami istri yang saling mengasihi dan menyayangi sehingga masing-masing pihak merasa damai dalam rumah tangganya, dan terciptalah kebahagiaan dalam rumah tangga tersebut.

Selain itu, tujuan dari disyariatkannya perkawinan adalah untuk mendapatkan anak keturunan yang sah untuk generasi yang akan datang.

Islam menganjurkan kepada umatnya untuk memilih pasangan suami istri yang baik (agamanya) sehingga dapat melahirkan keturunan (generasi pengganti) sebagaimana yang diharapkan. Wallahu A’lam

Andy Rachmianto, Indonesia Dukungan Palestina Pada Hal Yang Kongkrit

https://penahati-1307.blogspot.com/2022/11/andy-rachmianto-dukungan-indonesia.html

Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Andy Rachmianto mengatakan, “sebagai salah satu negara pertama yang memberi dukungan pada kemerdekaan Indonesia, Palestina telah terpatri dalam inti politik luar negeri Indonesia sejak dahulu.”

Hal itu di sampaikan Andy saat mengisi sambutan pada acara memperingati Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (29/11).

Andy mengatakan pemerintah dan rakyatIndonesia tentunya akan terus memberikan dukungan bagi terwujudnya kemerdekaan Palestina dengan ibukotanya Yerusalem, dengan kembali eratkan hubungan antara Indonesia dengan Palestina yang telah terjalin sejak awal berdirinya negara ini.

“Kita ucapkan selamat sekaligus juga untuk memberikan dukungan bahwa solidaritas Indonesia terhadap Palestina yang tidak akan pernah berhenti,” ujar Andy dalam acara peringatan Hari Solidaritas Internasional Bersama Rakyat Palestina di Jakarta, Selasa (29/11).

Andy menegaskan, dukungan Indonesia untuk Palestina juga dilakukan dengan memperbanyak kerja sama yang telah berjalan selama ini. Selain kerjasama ekonomi, Indonesia juga akan selalu terus aktif memberikan dukungan politik untuk Palestina di dunia internasional misalnya di PBB, OKI dan Gerakan Non-Blok.

“Kita juga akan lanjutkan dukungan kepada Palestina kepada hal-hal yang lebih konkrit. Pertama, perdagangan kita akan memberikan fasilitas bebas bea untuk produk-produk dari  Palestina yang lain di luar kurma dan minyak zaitun,” katanya.

Lebih lanjut, Andy Rachmianto juga mengatakan, bahwa Indonesia juga telah menganggarkan sekitar USD2,3 juta guna memberikan dukungan untuk kegiatan kemanusiaan, juga termasuk pembangunan kapasitas yang sudah dilakukan Indonesia sejak sekitar 30 tahun terakhir ini.

“Ke depan Indonesia sudah menganggarkan sekitar dua, tiga juta dolar sebagai bagian dari dukungan kita untuk kegiatan kemanusiaan. Warga Palestina yang kita berikan bantuan pelatihan kapasitas, kita harapkan pada saat mereka sudah merdeka, orang-orang, warga-warga Palestina ini sudah siap untuk menjalankan pemerintahan dalam keadaan merdeka,” tembahnya.

Sementara itu, Duta Besar Palestina untukRepublik Indonesia, Zuhair Al-Shun menyampaikan ucapan terima kasih kepada Rakyat Indonesia yang selalu terus menerus memberikan dukungan untuk perjuangan kemerdekaan dan kedaulatan Palestina.

“Pada kesempatan ini, izinkan saya juga mengulangi rasa terima kasih kami yang tulus atas sikap berprinsip solidaritas dan peran utama Indonesia dalam memajukan hak-hak rakyat Palestina yang tidak pernah ada. Ini di samping mobilisasi dukungan di tingkat regional dan internasional, terutama pada saat kritis ini,” ujarnya.

Dubes Al-Shun juga menegaskan kembali tekadkuat dan keyakinan teguh rakyat Palestina yang akan terus berjuang sampaimereka mencapai kemerdekaan dan kedaulatan Negara Palestina dengan Yerusalemsebagai ibukotanya.

Dalam peringatan tersebut, dihadiri oleh duta besar negara Timur Tengah dan negara sahabat, Direktur Timur Tengah Kementerian Luar Negeri RI, tokoh nasional, DPR, Kadin, dan lsm peduli Palestina seperti pembina dan Sekjen Aqsa Working Group, Sekjen PB PII, Wakil Presiden OIC Youth Indonesia serta Wakil Sekjen

Hari Solidaritas Internasional untuk RakyatPalestina yang  dicanangkan PBB ini diperingati setiap tahun pada tanggal29 November sejak 1978.

Sementara itu, di sisi lain Aqsa Working Group(AWG) melakukan dukungan terhadap Palestina dengan menggelar rangkaian acara Bulan Solidaritas Palestina (BSP) 2022 yang dilaksanakan serempak di 14 Provinsi se Indonesia dalam bulan Nopember ini.

Aqsa Working Group (AWG) adalah lembaga yang dibentuk dalam rangka mewadahi dan mengelola upaya kaum Muslimin untuk pembebasan Masjid Al-Aqsa dan membantu perjuangan rakyat Palestina.

AWG didirikan oleh komponen umat yang hadir dalam Al-Aqsha International Conference yang diselenggarakan di Wisma Antara pada tanggal 20 Sya’ban 1429H/ 21 Agustus 2008 di Jakarta.


HUBUNGAN BAIK BERBEDA KEYAKINAN DALAM ISLAM

                                                                        
بسم الله الرحمن الرحيم

Dalil Al Quran  QS Al Mumtahanah: 7-9


عَسَى اللَّهُ أَنْ يَجْعَلَ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ الَّذِينَ عَادَيْتُمْ مِنْهُمْ مَوَدَّةً ۚ وَاللَّهُ قَدِيرٌ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ۞لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ ۚإِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ ۞إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا عَلَىٰ إِخْرَاجِكُمْ أَنْ تَوَلَّوْهُمْ ۚوَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ۞
Artinya:
7. Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka. Dan Allah adalah Maha Kuasa. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
8. Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.
9. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu Karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.

ASBABUN NUZUL

Diriwayatkan oleh al-Bukhari dari Asma’ binti Abi Bakr bahwa Qatilah (seorang kafir) datang kepada Asma’ binti Abi Bakr (anak kandungnya). Setelah itu Asma’ bertanya kepada Rasulullah saw: “Bolehkah saya berbuat baik kepadanya?” Rasulullah saw menjawab: “Ya (boleh).” Ayat ini (al-Mumtahanah: 8) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut, yang menegaskan bahwa Allah tidak melarang berbuat baik kepada orang yang tidak memusuhi agama Allah.
Diriwayatkan oleh Ahmad, al-Bazzar, dan al-Hakim-dishahihkan oleh al-Hakim-, yang bersumber dari ‘Abdullah bin az-Zubair bahwa Siti Qatilah, istri Abu Bakr yang telah diceraikan pada zaman jahiliyyah, datang kepada anaknya, Asma’ binti Abi Bakr, membawa bingkisan. Asma’ menolak pemberian itu, bahkan ia tidak memperkenankan ibunya masuk ke dalam rumahnya. Setelah itu ia mengutus seseorang kepada ‘Aisyah (saudaranya) agar menanyakan hal itu kepada Rasulullah saw. Maka Rasulullah saw memerintahkan untuk menerimanya dengan baik serta menerima pula bingkisannya. Ayat ini (al-Mumtahanah: 8) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut, yang menegaskan bahwa Allah tidak melarang berbuat baik kepada orang kafir yang tidak memusuhi agama Allah.

TAFSIR

Allah SWT berfirman kepada hamba-hambanya yang beriman sesudah memerintahkan mereka agar memusuhi orang-orang kafir.
عَسَى اللَّهُ أَنْ يَجْعَلَ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ الَّذِينَ عَادَيْتُمْ مِنْهُمْ مَوَدَّةً
Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka
Yakni rasa kasih sayang sesudah kebencian dan rasa simpati sesudah antipati dan kerukunan setelah berpecah belah.
وَاللَّهُ قَدِيرٌ
Dan Allah adalah Maha Kuasa
Yakni atas semua yang dikehendaki-Nya seperti menyatukan diantara berbagai hal yang bertentangan, berbeda dan bertolak belakang. Maka Dia menjadikan hati mereka menjadi rukun sesudah permusuhan dan kekerasan, sehingga jadilah mereka bersatu dan hidup dengan rukun, seperti yang disebutkan dalam firman-Nya:
وَاذْ كـُرُو نِعْمَتَ الله عَلَيْكُمْ إٍذْكُنْتُمْ أَعْـدَاءً  فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلـُوبِكُمْ  فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَاناً وَكُنْتُمْ عَلىَ شَفاَ خُـفْرَةٍ  مِنَ النَّاِر فَأَنْقـَدَكُمْ مِنْهَا
dan ingatlah nikmat Allah atas kamu semua ketika kamu bermusuh-musuhan maka Dia (Allah) menjinakkan antara hati-hati kamu  maka kamu menjadi bersaudara sedangkan kamu diatas tepi jurang api neraka, maka Allah mendamaikan antara hati kamu.(Ali Imran: 103)
Hal yang sama jug disabdakan oleh Rasulullah SAW:
ألم أجدكم ضلالافهداكم الله بي,وكنتم متفرّقين فألّفكم الله بي؟
Bukankah aku menjumpai kalian dalam keadaan sesat, lalu Allah memberi kalian petunjuk dengan melaluiku, dan kalian dulu dalam keadaan berpecah belah, lalu Allah merukunkan kalian melaluiku?
Dan firman Allah SWT:
هُوَ الَّذِي أَيَّدَكَ بِنَصْرِهِ وَبِالْمُؤْمِنِينَ (٦٢) وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ لَوْ أَنْفَقْتَ مَا فِي الأرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ (٦٣)
62. Dialah yang memberikan kekuatan kepadamu dengan pertolongan-Nya dan dengan (dukungan) orang-orang mukmin,
63. Dan Dia (Allah) yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu menginfakkan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka[3]. Sungguh, Dia Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.
Di dalam sebuah hadits disebutkan:
أحبب حبيبك هوناما,فعسى أن يكون بغيضك يوماما,وأبغض بغيضك هوناما,فعسى أن يكون حبيبك يوماما
Cintailah kekasihmu sedang-sedang saja, karena barang kali dia akan menjadi musuhmu disuatu harinanti, bencilah musuhmu biasa saja karena barang kali disuatu hari dia akan menjadi kekasihmu.
Firman Allah SWT:
وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيم
Yaitu mengampuni orang-orang kafir dari kekufurannya apabila mereka bertaubat, lalu kembali ke jaalan Allah dan berserah diri kepada-Nya. Dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang kepada semua orang yang bertaubat.

Ibnu Hatim mengatakan bahwa telah membacakan kepadaku Muhammad Ibnu Azis, telah menceritakan kepadaku Salamah, telah menceritakan kepadaku Aqil, telah menceritakan kepadaku Ibnu Syihab, bahwa Rasulullah SAW mengangkat Abu Sufyan alias Sakhr ibnu Harb sebagai ‘Amil untuk sebagian negri Yaman. Ketika Rosulullah SAW wafat ia datang dan ditengah jalan bersua dengan Zul Khimar yang murtad. Maka Abu Sufyan memernginya dan ia adalah seorang yang mula-mula berperang melawan orang-orang yang murtad dan berjihad membela agama islam. Ibnu Syihab mengatakan bahwa Abu Sufyan termasuk orang yang berkenaan dengan turunnya firman Allah SWT: Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka.(hingga akhir ayat)

Didalam kitab Shahih Muslimdisebutkan dari Ibnu Abbas, bahwa Abu Sufyan pernah berkata, “wahai Rosulullahberikanlah kepadaku tiga perkara,” Rasulullah SAW bersabda “Ya”. Abu Sufyan berkata: perintahkan kepadaku untuk memerangi orang kafir, sebagaimana aku dahulu memerangi orang muslim, Nabi SAW menjawab,”Ya” Abu sufyan berkata: aku mohon kepadamu jadikan Mu’awiyah sebagai juru tulismu, Nabi menjawab:”Ya” abu Sufyan berkata: Aku mempunyai anak perempuan yang merupakan wanita Arab paling cantik dan paling baik yaitu Ummu Habibah binti Abu Sufyan sekarang ku nikahkan engkau dengannya,” hingga akhir hadits.
لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ
Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.(Al Mumtahanah: 8).
Yakni mereka tidak membantu (orang-orang) untuk memeragi dan mengusirmu. Dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa Allah tidak melarang kamu menjalin hubungan baik dengan orang-orang kafir yang tidak memerangimu krena agama, seperti kaum wanita dan orang-orang lemah dari mereka.
أن تبرّوهم وتقسطواإليهم إنّ الله يحبّ المقسطين
Untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap mereka. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.(Al Mumtahanah: 8)
Tafsir ayat ini telah disebutkan didalam surat Al Hujurat.
Dan sehubungan dengan hal ini kami ketengahkan sebuah hadits yang menyebutkan:
اامقسطون على منابرمن نورعن يمين العرش,الذين يعدلون في حكمهم,وأهالهم,وماولوا
Orang-orang yang berlaku adil (kelak)berada diatas mimbar-mimbat dari cahaya berada disebelah kanan ‘arasy yaitu orang-orang yang berlaku adil dalam keputusan hukum mereka, berlaku adil terhadap keluarga dan apa yang dikuasakan terhadap mereka.
إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا عَلَىٰ إِخْرَاجِكُمْ أَنْ تَوَلَّوْهُمْ
Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu.(Al Mumtahanah: 9)
Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu berhubungan dengan orang-orang yang memusuhi dan memerangi serta mengusirmu bahkan Allah memerintahkan kamu untuk memusuhi mereka. Kemudian Allah menguatkan ancamannya bagi yang tetap berteman dengan mereka:
وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
Semakna dengan apa yang disebutkan dalam surat Al Maidah: 51.

KESIMPULAN

Dari penjelasan surat Al Mumtahanah ayat 7-9 yang telah diuraikan didalam makalah ini, maka dapat di kategorikan dalam beberapa poin sebagai berikut:
1.      Dari ayat 7 dapat disimpulkan bahwa ummat Islam dan tidak perlu khawatir untuk bersikap tegas terhadap keluarga yang tidak seiman.
2.   Sedangkan dari ayat 8 sebagai lanjutan dari ayat 7 bahwa agama Islam tidak memberikan larangan untuk berinteraksi dengan orang yang tidak seiman, selama orang yang berbeda keyakinan dengan kita (muslim) tidak memusuhi kita.
3. Selanjutnya yaitu ayat 9 memberikan batasan terhadap orang Islam dan menjelaskan konsekuensi bagi yang bersahabat dengan orang-orang yang memusuhi Islam dan bahkan ikut berperan dalam membantu memerangi Islam.



E.     Referensi
Ø  Aplikasi Tafsir Ibnu Katsir
Ø  Tafsir Jalalain Jilid II hal.1075


                                                                           Wallahu a’lam              





3 Karakter Orang Beriman Dalam Hadist (Berkata Yang Baik atau Diam, Memuliakan Tamu Dan Tetangga)

https://penahati-1307.blogspot.com/2022/11/3-karakter-orang-beriman-dalam-hadist.html

Sebagai orang beriman hendaknya ia berkarakter baik dengan memperhatikan segala perbuatannya dan bicaranya, karena dia meyakini segala apa yang ia perbuat pasti akan mendapat balasan dari Allah .

Karakter dan perbuatan orang beriman selalu bermuara ibadah, seperti yang terdapat pada hadist ke 15 Arba’in Anawawi, yang membahas terkait karakter atau tingkah laku orang yang beriman kepada Allah dalam menjalani kehidupannya sehari-hari.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ -رضي الله عنه-, عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَه

“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.”  (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 6018, 6019, 6136, 6475 dan Muslim, no. 47]

Penjelasan Hadits

Kalimat “Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir” yang terdapat pada hadist ke 15 adalah kalimat syarat dan jawab syaratnya adalah kalimat setelahnya, yaitu “hendaklah ia berkata baik atau diam”, “hendaklah ia memuliakan tetangganya”, “hendaklah ia memuliakan tamunya”.

Hadits di atas menunjukkan akhlak Islam yang menerangkan kaitan antara  iman dengan tiga adab yaitu, menjaga lisan terutama kepada tetangga dan tamunya.

Penjelasan Hadist Menurut Ibnu Rajab

Menurut Ibnu Rajab menjelaskan bahwa hadits tersebut mengandung tiga sifat-sifat iman sebagai berikut:

Berbicara yang baik atau diam dari berkata yang buruk. Berbuat baik kepada tetangga, dan berlaku baik dalam melayani tamu.

Penjelasan Hadist Menurut Ibnu Hajar Asqalânî

Menurut Ibnu Hajar Asqalânî mengatakan bahwa hadits ini merupakan perintah untuk berahlak mulia serta larangan dari akhlak yang buruk, karena orang yang memiliki iman akan melahirkan sifat belas kasih kepada makhluk Allah  dengan berbicara baik dan juga diam dari perkataan buruk.

Seperti dalam sebuah hadist, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia mengerjakan ini dan itu”.

Hadist menunjukkan bahwa perbuatan-perbuatan tersebut adalah perkara iman. Sebagaimana yang telah jelas bahwa amal perbuatan termasuk dari iman.

Perbuatan iman terkadang terkait dengan hak-hak Allah , seperti mengerjakan kewajiban dan meninggalkan hal yang diharamkan. Termasuk dalam cakupan perbuatan iman, ialah berkata yang baik atau diam dari selainnya.

Perbuatan iman juga terkadang terkait dengan hak hamba Allah , misalnya memuliakan tamu, memuliakan tetangga, dan tidak menyakitinya.

Ketiga hal itu diperintahkan kepada seorang mukmin, salah satunya dengan mengucapkan perkataan yang baik dan diam dari perkataan yang jelek

3 Faedah Hadist Yang Dapat Kita Ambil

Pertama Hadits ini menunjukkan adab yang sangat mulia sama dengan hadits kedua belas sebelumnya, “Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat.”

Hadits keduabelas dari Arbain An-Nawawiyyah mengajarkan kita yang sifatnya umum, sedangkan hadits ke 15 ini mengajarkan kita tiga adab khusus yaitu hendaknya orang beriman itu selalu berkata baik, memuliakan tetangga, dan memuliakan tamunya.

Kedua Hadits ini menunjukkan bahwa kewajiban itu ada dua macam, yaitu kewajiban kepada Allah dan kewajiban kepada sesama manusia.

Kewajiban yang terkait dengan hak Allah adalah menjaga lisan. Atau mentaati perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Artinya kalau kita beriman dengan benar kepada Allah dan hari akhir, maka kita disuruh untuk menjaga lisan. Bentuknya adalah berkata yang baik, atau jika tidak bisa diperintahkan untuk diam.

Hadist Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu

Bahkan dalam sebuah Hadist Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Siapa yang menjamin atau menjaga antara dua janggutnya, atau lisannya, dan di antara dua kakinya atau kemaluannya, maka aku akan jaminkan baginya surga.” (HR. Bukhari, no. 6474).

Ketiga memuliakan tentangga, yang dimaksudkan dalam hadist ini adalah memuliakan dengan sebaik-baiknya, yaitu memuliakan dengan sempurna pada tetangga dan tamu.

Menurut Imam Al-Ghazali Ada 10 Cara Dalam Memuliakan Tentangga 

1.      Memulai mengucapkan salam kepada tetangga

2.      Menjenguk tetangga yang sakit.

3.      Melayat (ta’ziyah) ketika tetangga mendapatkan musibah.

4.      Mengucapkan selamat pada tetangga jika mereka mendapati kebahagiaan.

5.      Berserikat dengan mereka dalam kebahagiaan dan saat mendapatkan nikmat.

6.      Meminta maaf jika berbuat salah.

7.      Berusaha menundukkan pandangan untuk tidak memandangi istri tetangga yang bukan mahram.

8.      Menjaga rumah tetangga jika ia pergi.

9.      Berusaha bersikap baik dan lemah lembut pada anak tetangga.

10.  Berusaha mengajarkan perkara agama atau dunia yang tetangga tidak ketahui.

Demikian tiga karakter orang yang beriman, yang dapat kita amplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari, agar tercipta kedamaian dan ketentraman berinteraksi serta bersosialisasi dalam menjalani hidup.