Sebagai orang beriman hendaknya ia berkarakter baik dengan memperhatikan segala perbuatannya dan bicaranya, karena dia meyakini segala apa yang ia perbuat pasti akan mendapat balasan dari Allah ﷻ.
Karakter dan perbuatan orang beriman selalu
bermuara ibadah, seperti yang terdapat pada hadist ke 15 Arba’in Anawawi, yang
membahas terkait karakter atau tingkah laku orang yang beriman kepada Allah ﷻ dalam menjalani kehidupannya sehari-hari.
عَنْ
أَبِى هُرَيْرَةَ -رضي الله عنه-, عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
قَالَ: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا
أَوْ لِيَصْمُتْ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ
فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ
فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَه
“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa saja yang beriman
kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam. Siapa saja
yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya.
Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan
tamunya.” (HR. Bukhari dan Muslim) [HR.
Bukhari, no. 6018, 6019, 6136, 6475 dan Muslim, no. 47]
Penjelasan Hadits
Kalimat “Siapa saja yang beriman kepada Allah
dan hari akhir” yang terdapat pada hadist ke 15 adalah kalimat syarat dan jawab
syaratnya adalah kalimat setelahnya, yaitu “hendaklah ia berkata baik atau
diam”, “hendaklah ia memuliakan tetangganya”, “hendaklah ia memuliakan
tamunya”.
Hadits di atas menunjukkan akhlak Islam yang menerangkan kaitan antara iman dengan tiga adab yaitu, menjaga lisan terutama kepada tetangga dan tamunya.
Penjelasan Hadist Menurut Ibnu Rajab
Menurut Ibnu Rajab menjelaskan bahwa hadits tersebut
mengandung tiga sifat-sifat iman sebagai berikut:
Berbicara yang baik atau diam dari berkata yang
buruk. Berbuat baik kepada tetangga, dan berlaku baik dalam melayani tamu.
Penjelasan Hadist Menurut Ibnu Hajar Asqalânî
Menurut Ibnu Hajar Asqalânî mengatakan bahwa
hadits ini merupakan perintah untuk berahlak mulia serta larangan dari akhlak
yang buruk, karena orang yang memiliki iman akan melahirkan sifat belas kasih
kepada makhluk Allah ﷻ dengan berbicara baik dan juga diam dari
perkataan buruk.
Seperti dalam sebuah hadist, Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Barang siapa beriman kepada Allah dan
hari Akhir, hendaklah ia mengerjakan ini dan itu”.
Hadist menunjukkan bahwa perbuatan-perbuatan
tersebut adalah perkara iman. Sebagaimana yang telah jelas bahwa amal perbuatan
termasuk dari iman.
Perbuatan iman terkadang terkait dengan hak-hak
Allah ﷻ ,
seperti mengerjakan kewajiban dan meninggalkan hal yang diharamkan. Termasuk
dalam cakupan perbuatan iman, ialah berkata yang baik atau diam dari selainnya.
Perbuatan iman juga terkadang terkait dengan
hak hamba Allah ﷻ,
misalnya memuliakan tamu, memuliakan tetangga, dan tidak menyakitinya.
Ketiga hal itu diperintahkan kepada seorang
mukmin, salah satunya dengan mengucapkan perkataan yang baik dan diam dari
perkataan yang jelek
3 Faedah Hadist Yang Dapat Kita Ambil
Pertama Hadits ini menunjukkan adab yang sangat
mulia sama dengan hadits kedua belas sebelumnya, “Di antara kebaikan islam
seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat.”
Hadits keduabelas dari Arbain An-Nawawiyyah
mengajarkan kita yang sifatnya umum, sedangkan hadits ke 15 ini mengajarkan
kita tiga adab khusus yaitu hendaknya orang beriman itu selalu berkata baik,
memuliakan tetangga, dan memuliakan tamunya.
Kedua Hadits ini menunjukkan bahwa kewajiban
itu ada dua macam, yaitu kewajiban kepada Allah dan kewajiban kepada sesama
manusia.
Kewajiban yang terkait dengan hak Allah adalah
menjaga lisan. Atau mentaati perintah Allah ﷻ dan
menjauhi larangan-Nya.
Artinya kalau kita beriman dengan benar kepada
Allah ﷻ dan
hari akhir, maka kita disuruh untuk menjaga lisan. Bentuknya adalah berkata
yang baik, atau jika tidak bisa diperintahkan untuk diam.
Hadist Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu
Bahkan dalam sebuah Hadist Dari Sahl bin Sa’ad
radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Siapa
yang menjamin atau menjaga antara dua janggutnya, atau lisannya, dan di antara
dua kakinya atau kemaluannya, maka aku akan jaminkan baginya surga.” (HR.
Bukhari, no. 6474).
Ketiga memuliakan tentangga, yang dimaksudkan
dalam hadist ini adalah memuliakan dengan sebaik-baiknya, yaitu memuliakan
dengan sempurna pada tetangga dan tamu.
Menurut Imam Al-Ghazali Ada 10 Cara Dalam Memuliakan Tentangga
1.
Memulai
mengucapkan salam kepada tetangga
2.
Menjenguk
tetangga yang sakit.
3.
Melayat
(ta’ziyah) ketika tetangga mendapatkan musibah.
4.
Mengucapkan
selamat pada tetangga jika mereka mendapati kebahagiaan.
5.
Berserikat
dengan mereka dalam kebahagiaan dan saat mendapatkan nikmat.
6.
Meminta
maaf jika berbuat salah.
7.
Berusaha
menundukkan pandangan untuk tidak memandangi istri tetangga yang bukan mahram.
8.
Menjaga
rumah tetangga jika ia pergi.
9.
Berusaha
bersikap baik dan lemah lembut pada anak tetangga.
10. Berusaha mengajarkan perkara agama atau dunia
yang tetangga tidak ketahui.
Demikian tiga karakter orang yang beriman, yang
dapat kita amplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari, agar tercipta kedamaian
dan ketentraman berinteraksi serta bersosialisasi dalam menjalani hidup.