Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk
yang tidak dapat hidup sendiri, dengan kata lain manusia membutuhkan individu
lainnya dalam kelangsungan hidup. Oleh karena itu manusia perlu bahasa sebagai
alat komunikasi atau berinteraksi dengan sesamanya dalam melangsungkan hidupnya
sebagai mahluk sosial.
Sebagai Alat Komunikasi
Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi
paling efektif antara individu dengan individu lain. Dengan bahasa seseorang
dapat menyampaikan maksud yang dipikirkannya kepada orang lain.
Bisa ketahui bersama Bahasa disampaikan baik melalui
lisan maupun dalam bentuk tulisan. Bahasa dan masyarakat tidak bisa dilepaskan
karena bahasa dengan masyarakat memiliki kaitan erat, masyarakat tidak mungkin
bisa berjalan tanpa bahasa begitu juga sebaliknya bahasa tidak akan ada jika
tidak ada masyarakat.
Bahasa yang ada dalam masyarakat akhirnya
menjadi kebiasaan yang diwariskan secara turun-temurun, Hingga bahasa pada
masyarakat tersebut menjadi sebuah budaya yang menjadi suatu ciri khas
masyarakat tersebut.
Juga Bahasa tidak hanya menentukan kebudayaan
tetapi juga pola pikir masyarakat pada
suatu daerah tersebut. Untuk memahami budaya daerah tertentu maka hal yang
pertama diperlukan adalah memahami bahasa pada masyarakat tersebut.
Antara bahasa, budaya dan masyarakat ternyata
saling berkaitan dan memiliki hubungan yang erat, untuk mengetahui bahasa tentu
kita harus mencari tahu mengenai arti dari bahasa itu sendiri.
Dan kemudian mencoba menghubungkan bahasa
dengan kebudayaan, selanjutnya mengaitkan bahasa dennga masyarakat. Mengenai
bahasa, budaya dan masyarakat akan coba dibahas lebih mendalam dalam karya
tulis ini.
Pengetian Bahasa
Bahasa memiliki pengertian yang sangat luas
karena bahasa merupakan alat komunikasi sosial seluruh manusia di dunia, banyak
para ahli yang mencoba merumuskan mengenai pengertian bahasa, berikut beberapa
ahli yang mencoba memberikan definisinya mengenai bahasa.
Pengertian Bahasa Menurut Para Ahli
Tarigan (1989:4), memberikan dua definisi
bahasa. Pertama, bahasa adalah suatu sistem yang sistematis, barang kali juga
untuk sistem generatif. Kedua, bahasa adalah seperangkat lambang-lambang mana
suka atau simbol-simbol arbitrer.
Menurut Wibowo (2001:3), bahasa adalah sistem
simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang
bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi
oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran.
Chaer dan Agustina (2009:11) secara sederhana,
bahasa diartikan sebagai alat
menyampaikan sesuatu yang terlintas dalam hati. Namun, lebih jauh bahasa
alat untuk beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat
menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan.
Dalam studi sosiolinguistik, bahasa diartikan
sebagai sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif,
dinamis, beragam dan manusiawi. Bahasa adalah sebuah sistem, artinya, bahasa
dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat
dikaidahkan. Sistem bahasa berupa lambang-lambang bunyi, setiap lambang bahasa
melambangkan sesuatu yang disebut makna atau konsep.
Karena setiap lambang bunyi itu memiliki atau
menyatakan suatu konsep atau makna, maka dapat disimpulkan bahwa setiap suatu
ujaran bahasa memiliki makna. Contoh lambang bahasa yang berbunyi “nasi”
melambangkan konsep atau makna sesuatu yang biasa dimakan orang sebagai makanan
pokok.
Karakteristik Bahasa
Telah disebutkan di atas bahwa bahasa adalah
sebuah sistem berupa bunyi, bersifat abitrer, produktif, dinamis, beragam dan
manusiawi. Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa di antara
karakteristik bahasa adalah abitrer, produktif, dinamis, beragam, dan
manusiawi.
1. Bahasa Bersifat Abritrer
Bahasa bersifat abritrer artinya hubungan
antara lambang dengan yang dilambangkan tidak bersifat wajib, bisa berubah dan
tidak dapat dijelaskan mengapa lambang tersebut mengonsepi makna tertentu.
Secara kongkret, alasan “kuda” melambangkan ‘sejenis binatang berkaki empat
yang bisa dikendarai’ adalah tidak bisa dijelaskan.
Meskipun bersifat abritrer, tetapi juga
konvensional. Artinya setiap penutur suatu bahasa akan mematuhi hubungan antara
lambang dengan yang dilambangkannya. Dia akan mematuhi, misalnya, lambang
‘buku’ hanya digunakan untuk menyatakan ‘tumpukan kertas bercetak yang
dijilid’, dan tidak untuk melambangkan konsep yang lain, sebab jika
dilakukannya berarti dia telah melanggar konvensi itu.
2. Bahasa Bersifat Produktif
Bahasa bersifat produktif artinya, dengan
sejumlah besar unsur yang terbatas, namun dapat dibuat satuan-satuan ujaran
yang hampir tidak terbatas.
Misalnya, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia
susunan WJS. Purwadarminta bahasa Indonesia hanya mempunyai kurang lebih 23.000
kosa kata, tetapi dengan 23.000 buah kata tersebut dapat dibuat jutaan kalimat
yang tidak terbatas.
3. Bahasa Bersifat Dinamis
Bahasa bersifat dinamis berarti bahwa bahasa
itu tidak lepas dari berbagai kemungkinan perubahan sewaktu-waktu dapat
terjadi. Perubahan itu dapat terjadi pada tataran apa saja: fonologis,
morfologis, sintaksis, semantic dan leksikon. Pada setiap waktu mungkin saja
terdapat kosakata baru yang muncul, tetapi juga ada kosakata lama yang
tenggelam, tidak digunakan lagi.
4. Bahasa Bersifat Beragam
Meskipun bahasa mempunyai kaidah atau pola
tertentu yang sama, namun karena bahasa itu digunakan oleh penutur yang
heterogen yang mempunyai latar belakang sosial dan kebiasaan yang berbeda, maka
bahasa itu menjadi beragam, baik dalam tataran fonologis, morfologis, sintaksis
maupun pada tataran leksikon. Bahasa Jawa yang digunakan di Surabaya berbeda
dengan yang digunakan di Yogyakarta. Begitu juga bahasa Arab yang digunakan di
Mesir berbeda dengan yang digunakan di Arab Saudi.
5. Bahasa Bersifat Manusiawi
Bahasa sebagai alat komunikasi verbal, hanya
dimiliki manusia. Hewan tidak mempunyai bahasa. Yang dimiliki hewan sebagai
alat komunikasi, yang berupa bunyi atau gerak isyarat, tidak bersifat produktif
dan dinamis.
Manusia dalam menguasai bahasa bukanlah secara
instingtif atau naluriah, tetapi dengan cara belajar. Hewan tidak mampu untuk
mempelajari bahasa manusia, oleh karena itu dikatakan bahwa bahasa itu bersifat
manusiawi.
Hubungan Bahasa, Budaya dan Masyaraka
Pengajaran bahasa sering dipisahkan dari
pengajaran budaya (culture), bahkan ada yang menganggap bahwa bahasa tidak ada
hubungannya dengan budaya. Memang diakui bahwa budaya penting untuk dipahami
oleh pemelajar bahasa, tetapi pengajarannya sering terpisah dari pengajaran
bahasa.
Memang mempertimbangkan aspek budaya dalam
pembelajaran bahasa dengan lebih menekankan pada penggunaan bahasa, tetapi
dalam pelaksanaannya bahasa masih dianggap sebagai satu sistem homogen yang
terpisah dari interaksi penutur dalam kehidupan sehari-hari.
Bahasa adalah hasil budaya suatu masyarakat
yang kompleks dan aktif. Bahasa dikatakan kompleks karena di dalamnya tersimpan
pemikiran-pemikiran kolektif dan semua hal yang dimiliki oleh suatu masyarakat.
Bahasa dikatakan aktif karena bahasa terus
berubah sesuai dengan perkembangan masyarakat. Oleh karena sifatnya tersebut,
bahasa adalah aspek terpenting dalam mempelajari suatu kehidupan dan kebudayaan
masyarakat.
Koentjaraningrat (1994), bahasa merupakan
bagian dari kebudayaan. Artinya, kedudukan bahasa berada pada posisi subordinat
di bawah kebudayaan, tetapi sangat berkaitan. Namun, beberapa pendapat lain
mengatakan bahwa hubungan antara bahasa dan kebudayaan merupakan hubungan yang
bersifat koordinatif, sederajat dan kedudukannya sama tinggi.
Bahasa sebagai suatu sistem komunikasi adalah
suatu bagian atau subsistem dari sistem kebudayaan, bahkan dari bagian inti
kebudayaan. Bahasa terlibat dalam semua aspek kebudayaan, paling sedikit dengan
cara mempunyai nama atau istilah dari unsur-unsur dari semua aspek kebudayaan
itu. Lebih penting lagi, kebudayaan manusia tidak akan mungkin terjadi tanpa
bahasa karena bahasalah faktor yang menentukan terbentuknya kebudayaan.
Bahasa sebagai alat komunikasi yang terdiri
dari sistem lambang, yang dikomposisikan pada kerangka hubungan kelompok
sosial, dapat berimbas pula pada struktur interaksi kebudayaan secara
menyeluruh.
Para ahli sepakat mendefinisikan kebudayaan
sebagai sebuah sistem struktur yang terdiri dari simbol-simbol, perlambang dan makna-makna
yang dimiliki secara komunal atau bersama, yang dapat diidentifikasi, sekaligus
bersifat publik.
Fungsi bahasa dalam arti luas dapat
dipergunakan sebagai media komunikasi untuk menyampaikan segala perlambang
kebudayaan antar anggota masyarakat. Sifat khas suatu kebudayaan memang hanya
bisa dimanifestasikan dalam beberapa unsur yang terbatas dalam suatu
kebudayaan, yaitu dalam bahasanya, keseniannya, dan dalam adat istiadat
upacaranya.
Bahasa dan budaya, sangat sarat dengan
daya-daya kohesif dan saling mempengaruhi, serta boleh dikatakan bahwa
masing-masing entitas yang satu tidak bisa berdiri sendiri tanpa peranan yang
lain.
Pembelajaran budaya suatu masyarakat hendaknya
mengutamakan unsur-unsur bahasa yang digunakan dalam masyarakat tersebut. Budaya
dan bahasa merupakan dua hal yang saling berkaitan erat. Untuk belajar suatu
budaya sekelompok masyarakat, seseorang harus menguasai bahasa sekelompok
masyarakat tersebut.
Chaer dan Agustina (2010), mengatakan bahwa bahasa itu bersifat unik dan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan budaya masyarakat pemakainya, maka analisis suatu bahasa hanya berlaku untuk bahasa itu saja, tidak dapat digunakan untuk menganalisis bahasa lain.
Sedemikian eratnya hubungan antara kebudayaan
dan bahasa sebagai wadahnya, hingga sering terdapat kesulitan dalam
menerjemahkan kata-kata dan ungkapan dari satu bahasa ke bahasa yang lain.
Sebagai contoh, perkataan village, dalam bahasa Inggris tidaklah sama dengan
desa dalam bahasa Indonesia.
Sebab konsep village dalam bahasa Inggris
adalah lain sekali dari desa dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu ungkapan
yang pernah di keluarkan oleh penulis asing menyebut kota Jakarta sebagai big
village akan hilang maknanya jika diterjemahkan dengan ” desa yang besar”.
Hal ini menegaskan kita pada hubungan antara
bahasa dan kebudayaan, yaitu bahwa kunci bagi pengertian yang mendalam atas
suatu kebudayaan adalah melalui bahasanya. Semua yang di bicarakan dalam suatu
bahasa, terkecuali ilmu pengetahuan yang kita anggap universal, adalah tentang
hal-hal yang ada dalam kebudayaan bahasa itu.
Karena itu maka perlu mempelajari bahasa jika
kita ingin mendalami suatu kebudayaan ialah melalui bahasanya. Bahasa itu
adalah produk budaya dan sekaligus wadah penyampai kebudayaan dari masyarakat
bahasa yang bersangkutan.
Kesimpulan
Wibowo (2001:3), bahasa adalah sistem simbol
bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat
arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh
sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran.
Dalam studi sosiolinguistik, bahasa diartikan
sebagai sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif,
dinamis, beragam dan manusiawi. Sehingga dapat disimpulkan karakteristik bahasa
yang pertama yaitu berisfat arbitrer yang artinya hubungan antara lambang
dengan yang dilambangkan tidak bersifat wajib, bisa berubah.
Kedua Bahasa bersifat produktif artinya,
dengan sejumlah besar unsur yang terbatas, namun dapat dibuat satuan-satuan
ujaran yang hampir tidak terbatas. Ketiga bahasa bersifat dinamis berarti bahwa
bahasa itu tidak lepas dari berbagai kemungkinan perubahan sewaktu-waktu dapat
terjadi. Keempat Bahasa bersifat beragam karena faktor morfologii sosiol dan
sebagainya. Kelima Bahasa bersifat manusiawi, sebagai alat komunikasi verbal,
hanya dimiliki manusia, hewan tidak mempunyai bahasa.
Bahasa tidak bisa lepas dari kebuayaan karena
bahasa merupakan hasil budaya suatu masyarakat yang kompleks dan aktif. Bahasa
adalah aspek terpenting dalam mempelajari suatu kehidupan dan kebudayaan
masyarakat.
Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan.
Artinya, kedudukan bahasa berada pada posisi subordinat di bawah kebudayaan,
tetapi sangat berkaitan.Namun hubungan antara bahasa dan kebudayaan merupakan
hubungan yang bersifat koordinatif, sederajat dan kedudukannya sama tinggi.
Oleh karena itu maka perlu mempelajari bahasa
jika kita ingin mendalami suatu kebudayaan ialah melalui bahasanya. Bahasa itu
adalah produk budaya dan sekaligus wadah penyampai kebudayaan dari masyarakat
bahasa yang bersangkutan.
0 Komen-Komen:
Post a Comment