Pengertian Ta’aruf Menurut Berdasarkan Hadist

 

Pengertian Ta’aruf Menurut Berdasarkan Hadist 

Taaruf dan tujuannya


Sabda Rasullullah .

عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِذَا خَطَبَ اَحَدُكُمْ الْمَرْءَةَ فَاِنِ اسْتَطَاعَ اَنْ يَنْظُرَ مِنْهَا اِلَى مَا يَدْعُوْهُ اِلَى نِكَاحِهَا فَلْيَفْعَلْ. قَالَ جَابِرُ.فَخَطَبْتُ جَارِيَةَ فَكُنْتُ اَتَّخِبَاُ لَهَا حَتَّى رَاَيْتُ مِنْهَا مَا دَعَانِي اِلَى نِكَاحِهَا فَتَزَوَّجْتُهَا.(رَوَاهُ اَحْمَدُ وَاَبُوْدَاوُدَ وَرِجَالُهُ ثِقَّاتٌ وَصَحَّحَهُ الْحَاكِمُ (

“Dari Jabir Ra berkata, telah bersabda Rasulullah Jika salah seorang diantara kalian hendak mengkhithbah perempuan, jika ia dapat melihat apa yang menarik dari perempuan tersebut  hingga membuatnya ingin menikahinya, maka hendaklah ia melakukanya”, Jabir berkata: lantas aku mengkhithbah perempuan, sebelumnya aku bersembunyi darinya hingga aku melihat apa yang menarik darinya untuk aku nikahi, lantas aku menikahinya”. (HR. Ahmad, Abu Daud dan menshahihkanya Imam Al Hakim).

عَنِ الْمُغِيْرَةِ بْنِ شُعْبَة اَنَّهُ خَطَبَ امْرَاَةَ فَقَالَ النَّبِيُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اُنْظُرْ اِلَيْهَا فَاِنَّهُ اَحْرَى اَنْ يُؤَدِّمَ بَيْنَكُمَا.( رَوَاهُ اَحْمَدُ )

“Dari Mughirah bin Syu’bah ra bahwasanya ia mengkhithbah seorang perempuan, lantas Rasulullah bersabda,: ”lihatlah perempuan tersebut, karena sesungguhnya itu akan dapat lebih mempererat di antara kalian berdua”.(HR.Ahmad, Nailul Authar, 6/109, Subulussalam,3/113).

رَوَى اَنَسُ اَنَّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ اُمُّ سُلَيْمِ اِلَى امْرَاَةِ فَقَالَ اُنْظُرِيْ اِلَى عُرْقُوْبِهَا وَشَمِّي مُعَاطَفَهَا.(رَوَاهُ اَحْمَدُ وَالطَبْرَنِيُ وَالْحَاكِمُ وَالْبَيْهَقِيُ )

“Diriwayatkan oleh Anas, bahwasanya Rasulullah pernah mengutus Ummu Sulaim kepada seorang perempuan seraya bersabda “Lihatlah urat kaki di atas tumitnya dan ciumlah bau mulutnya”. (HR. Ahmad, Thabraniy, Al Hakim dan Al Baihaqiy, subulussalam.3/ 113).

Melihat perempuan diperbolehkan karena terpaksa atau kebutuhan, sebatas keperluan seorang laki-laki melihat perempuan asing ketika hendak mengkhithbah, syariat membolehkan berkenalan dengan perempuan yang dikhithbah dari dua segi, yaitu:

1. Mengirim seorang perempuan yang telah dipercaya oleh laki-laki pengkhithbah untuk melihat perempuan yang hendak dikhithbah dan selanjutnya memberitahukan sifat-sifat perempuan tersebut kepadanya.

2. Melihat secara langsung perempuan yang akan dikhithbah untuk mengetahui kecantikan dan kelembutan kulitnya.

Rambu-Rambu Taaruf

1. Tidak Berkhalwat,

Dalam Subuah Hadist “Jangan sampai kalian berdua-duaan dengan seorang wanita (yang bukan mahramnya), karena setan adalah orang ketiganya.” (HR. Ahmad dan dishahihkan Syu’aib al Arnauth)

2. Beritikad untuk menikah

Bukan koleksi kenalan, pacaran, bukan untuk mempermainkan dengan memberi harapan palsu.

3. Mencari Informasi

Menyamakan visi pernikahan, karakter, kelebihan dan kekurangan.

Mencari informasi sebagai berikut:

1.       Apakah dia orang yang mudah emosi?

2.      Bagaimana sifatnya dengan harta?

3.      Apakah dia menjaga Sholat?

4.      Apakah dia wanita yang bersih rapi atau cuek dengan lingkungan?

5.      Bagaimana dia dengan orang tuanya?

6.      Apakah dia orang yang selalu bekerja?

7.      Apakah orangnya bisa mengendalikan emosi atau tempramen?

8.     Penyakit apa yang diderita?

9.      Apakah dia seorang gamer atau sufi?

10.  Apakah bekerja didalam atau di luar kota?

11.   Apakah dia suka nonton drakor?

12.  Apa yang sering dia tonton di youtube?

13.  Apakah jujur atau suka berbohong?

14.  Apakah dia membiayai sekolah adiknya?

15.  Apa sifat baiknya?

16.  Apa saja sifat buruknya?

Mengenal calon dengan beberapa cara, diantarannya yaitu:

1.       Bertukar biodata (CV) melalui seorang yang tsiqoh

2.      Masing masing menulis biodata dilengkapi dengan kekurangan dan kelebihan misalnya.

3.      Orang lain kan bersifat netral dalam memberi informasi.

4.      Mencari tahu melalui saudara/i kandung

5.      Meminta adik atau kakak untuk mencari tahu tentang si fulan.

6.      Kenali lewat “orang yang tahu aslinya”

7.      teman kerja, teman kuliah, teman kos, dll. Wallahu A'lam


0 Komen-Komen:

Post a Comment