This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Tentang Senja Tentang Cinta

   
                                  "Tentang Senja"

   Dikala senja telah tiba, semua mahluk hidup baik manusia dan hewan kembali kerumahnya, seorang ayah kembali kerumah melepas lelah dari aktivitas yg padat menjerat, burung-burung kembali ke sangkarnya untuk bertemu gembira dengan sanak keluarga dan anak-anaknya.

    Senja waktu yg tepat untuk bercengkrama dengan sanak saudara, tertawa bahagia dalam suasana cinta, melepas letih lelah jiwa, hingga senja pun sirna di telan malam gelap gulita, Suasanapun akan berbeda jua.

   Dari senja aku belajar, bahwa yg indah itu bersifat sementara. Dan aku pun jadi tahu, hanya senja yg tahu cara berpamitan dengan suasana indah.

    Senja mu, jangan kau lewatkan tanpa hal yg berarti, karena dia bisa tak kembali kau jumpai lagi, senja saat yg tepat mengefaluasi untung dan rugi segala aktivitas yg kita lalui.

   "Senja itu jangan kau pergi...
Kau selalu hangat menemani... 
Izinkan ku sampaikan kata bahagia itu dalam dekapan rindu......
senja kau datang lagi, menghilangkan rasa gundah di hati,  menentramkan jiwa nya  yg tersakiti.....
Senja...senja kau datang seketika...
Kau Mampu kumpulkan mereka dalam suasana cinta.....".



                         ×Wallahu a'lam×

                                                         PenaHati

                                           

PERANG AJNADIN PERANG KAUM muslimin yang dipimpin oleh Abu Ubaidah bin Jarrah ra, di bawah komando khalifah Umar bin Khattab ra,






                     

PERANG AJNADIN


وَقَضَيْنَا إِلَى بَنِي إسْرائِيلَ فِي الْكِتَابِ لَتُفْسِدُنَّ فِي الْأَرْضِ مَرَّتَيْنِ وَلَتَعْلُنَّ عُلُوًّا كَبِيرًا 

(٥) فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ أُولَاهُمَا بَعَثْنَا عَلَيْكُمْ عِبَادًا لَنَا أُولِي بَأْسٍ شَدِيدٍ فَجَاسُوا خِلَالَ الدِّيَارِ وَكَانَ وَعْدًا مَفْعُولًا

Artinya : ”Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israel dalam kitab itu: ”Sesunguhnya kamu akan berbuat kerusakan di muka bumi ini dua kali, dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar. Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana”.(QS.Al-Israa : 4-5)

Perang ini disebut dengan perang Ajnadin, yaitu perang yang berkobar antara kaum muslimin yang dipimpin oleh Abu Ubaidah bin Jarrah ra di bawah komando khalifah Umar bin Khattab ra, dengan pasukan Romawi yang dipimpin oleh panglima Arthabun, seorang panglima yang ketika di bawah kekuasaannya kekuatan tentara Romawi hancur.

Betapa diperhitungkannya kekuatan militer Islam di zaman kekhilafahan. Tengok saja di masa kepemimpinan Amirul Mukminin Umar bin Khattab. Yerusalem – yang saat ini Israel mencaploknya dari Palestina – begitu mudahnya ditaklukkan tanpa ada perlawanan. Uskup gereja di sana saat itu menyerahkan “kunci kota” kepada umat Islam dengan keyakinan tinggi bahwa penaklukkan Islam di Yerusalem sebagai kehendak Tuhan yang mengakhiri kekuasaan kaum Byzantium.

Tapi, penaklukan kota tua ini diawali dengan perjalanan perang jihad yang panjang. Khalifah Umar memerintahkan Amr Ibn Al Ash dan Syarhabil Ibn Hasanah untuk menguasai Yerusalem. Kejadian ini terjadi pada tahun 635 M. Amr dan Syarhabil akan menuju  Yerusalem dengan membawa pasukan. Tapi, itu bukan jalan mudah. Pasalnya, mereka mesti menaklukkan terlebih dahulu beberapa daerah untuk bisa masuk ke Yerusalem.

Pasukan pun melangkah lewat area pegunungan subur dan penuh pepohonan di Golan (Jaulan). Di sini, pasukan muslim akan melewati Galileia yang ada di utara Palestina. Sama seperti Golan, wilayah ini juga sangat subur. Kaum Yahudi dan Nasrani memiliki memori sejarah penting di kota ini. Dan, peperangan kecil terjadi. Pasukan yang dipimpin Amr dan Syarhabil berhasil memenangkan pertempuran dengan pasukan Byzantium yang kala itu berkuasa.

Kota-kota sepanjang Galileia mampu ditaklukkan pasukan muslim, dan penduduknya diberikan jaminan keamanan dan kepemilikan. Rupanya strategi Umar untuk menaklukkan Yerusalem sangat cerdas. Kota ini bakal dikuasai dengan jalan pengepungan. Di lain sisi Palestina, Yazid Ibn Abi Sufyan dan Muawiyah ternyata juga diutus untuk membantu menaklukkan Yerusalem. Muawiyah membawa pasukan untuk menaklukkan wilayah utara Palestina lainnya. 

Akhirnya Beirut, Tripoli, Sidon, Byblos, dan Latakia berhasil dikuasai. Sementara itu, Yazid menaklukkan daerah di Palestina sebelah selatan. Daerah yang berhasil dikuasai Yazid dan pasukan muslim adalah Sidon, Tyre, Acre, hingga Haifa. Usai menaklukkan Haifa, Yazid dan pasukannya bergabung dengan Amr. Dua kekuatan militer ini lantas berjalan menuju Yerusalem.

Pangeran Konstantin II, penguasa wilayah Caesarea yang ada di Barat Palestina, merasa gelisah dengan pergerakan pasukan Islam ke Yerusalem. Dari kota bandar yang ada di pesisir Levantina ini, Pangeran Konstantin II meminta bantuan pasukan Byzantium dari Siprus dan Konstantinopel. Padahal, kala itu, pertahanan Caesaria cukup kuat sebagai daerah kekuasaan Byzantium. Lalu, terbentuklah pasukan Byzantium di bawah komando Artavon yang harus menghadang pasukan Islam yang harus melewati daerah Caesarea untuk bisa sampai ke Yerusalem. 

Tak ayal lagi, pasukan Amr dan Yazid bertemu pasukan Artavon dari Caesarea. Perang hebat pun terjadi di daerah Ajnadin. Atas izin Allah, pasukan Islam menang. Artavon lalu melarikan diri ke Yerusalem. Dari kemenangan inilah rencana penaklukan Yerusalem jadi semakin mudah. Khalifah Umar segera memerintahkan penambahan pasukan untuk mendukung Amr. Pasukan yang dipimpin Ubaidah, Khalid, dan Mu’awiyah diminta untuk membantu setelah sebelumnya menaklukkan Suriah dan pesisir Levantina. Dan, pasukan Islam pun mengepung sepanjang kota selama musim dingin.

Rasa gentar dihadapi oleh Artavon dan Patriarch Sophronius. Patriarch adalah uskup agung gereja Yerusalem. Mereka beradu mulut. Artavon tidak ingin bila Yerusalem diserahkan pada pasukan Islam. Di lain sisi, Patriarch menginginkan Yerusalem diserahkan pada pasukan Islam dengan damai. Dia yakin kedatangan pasukan Islam sebagai bentuk kehendak Tuhan. Perdebatan itu disaksikan oleh orang-orang di dalam gereja yang letaknya dalam benteng. Dan, orang-orang ini menyetujui ide Patriarch.

Lantas dikirimlah utusan gereja menemui pasukan Islam. Utusan ini menyampaikan bahwa Yerusalem akan diserahkan dengan beberapa syarat. Yaitu, penyerahan kota tidak dilakukan dengan jalan peperangan, pasukan Byzantium dibiarkan untuk menuju Mesir, dan Khalifah Umar diminta datang ke Yerusalem untuk serah-terima “kunci kota”.  Abu Ubaidah yang menerima utusan gereja itu menyanggupi permintaan yang ada.

Setelah kabar gembira ini disampaikan ke Umar, Umar tetap berpegang teguh dengan prinsip musyawarah. Kemudian ia bermusyawarah dengan Usman bin Affan ra dan Ali bin Abi Talib ra. Usman ra mengusulkan kepadanya agar tetap melakukan pengepungan terhadap        Al-Quds sampai orang Romawi berada dalam keadaan terjepit dan merasa terpaksa untuk keluar atau menyerahkan diri.Sedangkan Ali bin Abi Talib ra mengusulkan kepadanya agar menyerahkan perkara ini kepada Allah SWT, lalu ia berangkat  ke Al-Quds sendirian. 

Setelah itu Umar bin al-Khattab ra berpikir dan tidak tergesa-gesa, sampai akhirnya ia memutuskan untuk mengambil kedua usulan tersebut, yaitu berangkat dengan pasukan tambahan dari kota Madinah menuju Al-Quds. Jika Al-Quds berhasil ditaklukkan dengan cara damai, maka itu sesuai dengan harapan. Namun, jika sebaliknya, berarti perang di bawah kepemimpinannya langsung sampai mendapatkan salah satu dari dua kebaikan.

        Sebelum berita kedatangan Umar bin al-Khattab ra dengan pasukannya sampai kepada Arthabun, ia memutuskan untuk lari ke Mesir dan menyerahkan Al-Quds kepada pendeta Shofronius, seorang pemimpin Nasrani di Al-Quds. Sebelum Umar bin al-Khattab ra sampai, Pendeta segera menawarkan perdamaian kepada Abu Ubaidah bin Jarrah ra. Lalu Abu Ubaidah bin Jarrah ra memberitahukan kepadanya bahwa keputusan ada di tangan amirul mukminin yang akan segera tiba. 

Akhirnya Umar sampai di al-Quds dan kota tersebut takluk dengan damai. beliau pun segera menuju Yerusalem. Masyarakat kota ini bahkan menyiapkan arakan untuk menyambut Umar yang bagi mereka cukup disanjung sikap adilnya. Tapi, arakan ini mendadak hilang. Pasalnya, orang-orang di Yerusalem hanya melihat dua orang dan seekor unta. Salah satunya naik ke punggung unta. Sungguh, tidak tampak seperti kedatangan penguasa di zaman sekarang ini yang penuh dengan penyambutan mewah.

Penduduk kota menyangka Umarlah yang naik di punggung unta. Justru sebaliknya, yang di punggung unta adalah pengawal Umar. Ternyata mereka bergantian naik unta selama dalam perjalanan. Umar tidak egois membiarkan pengawalnya kelelahan. Kejadian ini menambah kagum penduduk Yerusalem terhadap pemimpin barunya.. Apalagi, Umar hanya memakai pakaian lusuh, bekal makanan seadanya, dan satu tikar untuk sholat.

Umar merenungkan nasib Al-Quds hingga ia menangis. Karena ia mengetahui dengan pasti bahwa Al-Quds akan segera ditaklukkan dengan izin Allah SWT. Sesampainya di kota, Umar disambut Uskup Patriarch. Umar diajak ke beberapa tempat suci di kota. Uskup membukakan Gereja Makam Suci kala waktu dhuhur tiba. Maksudnya, Umar dipersilakan shalat dulu di gereja itu. Namun, hal tersebut ditolak Umar.

“Jika saya melaksanakan shalat di gereja ini, saya khawatir para pengikut saya yang tidak mengerti dan orang-orang yang datang ke sini dimasa yang akan datang akan mengambil alih bangunan ini kemudian mengubahnya menjadi masjid, hanya karena saya pernah shalat di dalamnya. Mereka akan menghancurkan tempat ibadah kalian. Untuk menghindari kesulitan ini dan supaya Gereja kalian tetap sebagaimana adanya, maka saya shalat diluar,” ucap Umar yang tetap menghormati pemeluk agama lain dalam wilayah perlindungan Islam.

Waktu azan pun tiba, Beliau segera menyuruh Bilal untuk mengumandangkan azan. Dan suara takbir bergema di segala penjuru dengan penuh kewibawaan yang benar.  Sesungguhnya tentara Allah tidak akan datang kecuali untuk mengeluarkan  orang-orang yang berbuat aniaya dari kiblat pertama umat Islam, dan membebaskan penduduk Palestina dari penjajah Romawi. 

Setelah dua hari  berlalu, kaum muslimin dikejutkan oleh sekelompok penunggang kuda yang mendatangi mereka. Mereka adalah utusan pendeta Shofronius. Maka terjadilah perundingan diantara kedua belah pihak. Dan akhirnya perjanjian pun disepakati (perjanjian Umar), Berikut adalah isi dari perjanjian tersebut:

بسم الله الرحمن الرحيم .هذا ما أعطى عبد الله: عمر أمير المؤمنين أهل إيلياء من الأمان، أعطاهم: أماناً لأنفسهم، وأموالهم، ولكنائسهم وصلبانهم، وسقيمها وبريئها، وسائر ملتها. وألا تسكن كنائسهم، ولا تهدم، ولا ينتقص منها ولا من حَيِّزِها ولا من صَلِيبِهم، ولا من شيء من أموالهم، ولا يُكرهون على دينهم، ولا يضار أحد منهم ولا يسكن بإيلياء معهم أحد من اليهود.

Artinya : Dengan menyebut nama Allah yang maha Pengasih lagi Penyayang. Ini adalah perdamaian yang  diberikan hamba Allah Umar bin Khattab Amirul mukminin kepada penduduk Elia berupa jaminan keamanan. Beliau telah memberikan mereka  keamanan terhadap jiwa-jiwa mereka, harta-harta mereka, tempat ibadah mereka, salib-salib mereka, yang sakit dan yang sehat dari mereka, dan semua ajaran agama mereka. Tempat ibadah mereka tidak boleh diduduki, dan tidak boleh dihancurkan atau dimusnahkan, begitu pun dengan salib-salib mereka dan harta-harta mereka. Agama mereka tidak boleh dibenci dan tidak seorang pun dari mereka yang boleh diserang. Dan tidak seorang Yahudi pun yang boleh tinggal di Elia bersama mereka.

Setelah perjanjian disepakati dan Al-Quds jatuh ke tangan Umar bin al-Khattab ra, pendeta mengajaknya berkeliling kota. Ketika sedang berjalan-jalan, ia bertanya kepada Pendeta tentang batu Ya’qub (Batu tapak Isra’ dan Mi’raj). Pendeta lalu menunjukkan tempatnya. Ternyata letaknya di pekuburan dan di bawah tumpukan sampah. 

Maka ia bersiap-siap lalu membersihkan kotoran-kotoran yang ada di sekitarnya sampai batu tersebut menjadi bersih. Setelah itu ia shalat di dekatnya, lalu meninggalkan batu tersebut tanpa merendahkannya. Adapun batu ini di atasnya sekarang didirikan kubah batu (Qubbah Sakhrah) oleh  Khalifah Abdul Malik bin Marwan. Dari semua itu, terbuktilah firman Allah SWT :

فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ الْآخِرَةِ لِيَسُوءُوا وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُوا مَا عَلَوْا تَتْبِيرًا

Artinya : ”Apabila datang saat hukuman (kejahatan) yang kedua, (kami bangkitkan musuhmu) untuk menyuramkan wajahmu lalu mereka masuk kedalam masjid (Masjid Al-Aqsha), sebagaimana ketika mereka memasukinya pertama kali dan mereka membinasakan apa saja yang mereka kuasai”.

Kemenangan Umar atas Yerusalem hingga seluruh wilayah Palestina. Yordania, pesisir Levantina,  dan Suriah, menandai berakhirnya kakuasaan Byzantium (Yunani-Romawi). Setelah dalam genggaman Islam, Palestina hidup dalam naungan pemerintahan Islam.

Kabar baiknya, sekali pun sudah berada dalam kekuasaan Islam, hak-hak masyarakat non Islam tetap dilindungi. Ini berkebalikan dengan pemerintahan Zionis Israel di zaman sekarang yang melakukan pembunuhan massal penduduk Palestina untuk merebut tanah suci ini dan seluruh wilayah di sekitarnya.


Referensi:

2.  http://www.knrp.org/2015/07/penaklukan-al-quds-pada-zaman-khalifah-umar-bin-khattab-ra/



                                                             
     Wallahu A'lam
                                                                                                                                                     @PenaHati
                                          

GAZA, PALESTINA, AL QUDS DALAM AL QURAN DAN HADIST

                          

      GAZA, PALESTINA,  AL QUDS DALAM AL QURAN DAN HADIST   

                    

عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى بَيْتِ الْمَقْدِسِ سِتَّةَ عَشَرَ شَهْرًا حَتَّى نَزَلَتْ الْآيَةُ 
الَّتِي فِي الْبَقَرَةِ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ

Artinya : Dari Al-Bara bin ‘Azib berkata, “Saya shalat bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menghadap ke arah Baitul Maqdis selama enam belas bulan, sampai turun ayat di dalam Surah Al-Baqarah WAHAITSU MA KUNTUM FAWALLAU WUJUHAKUM SYATROH...” (H.R. Bukhari). Ayat yang di sebut dalam hadist tersebut adalah surat Al-Baqarah ayat 144.

1. Masjid yang kedua di bangun oleh manusia bumi

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ مَسْجِدٍ وُضِعَ فِي الْأَرْضِ أَوَّلُ قَالَ الْمَسْجِدُ الْحَرَامُ قَالَ قُلْتُ ثُمَّ أَيُّ قَالَ ثُمَّ الْمَسْجِدُ الْأَقْصَى قَالَ أَبُو مُعَاوِيَةَ يَعْنِي بَيْتَ الْمَقْدِسِ قَالَ قُلْتُ كَمْ بَيْنَهُمَا قَالَ أَرْبَعُونَ سَنَةً
Artinya : "Wahai Rasulullah, masjid apakah yang pertama diletakkan oleh Allah di muka bumi?" Beliau bersabda, "Al-Masjid Al-Haram". Abu Dzar bertanya lagi, "Kemudian apa?". Beliau bersabda, "Kemudian Al-Masjid Al-Aqsha". Berkata Abu Mu’awiyah “Yakni Baitul Maqdis” . Abu Dzar bertanya lagi, "Berapa lama antara keduanya?". Beliau menjawab, "Empat puluh tahun". (H.R. Ahmad dari Abu Dzar).

2. Tempat Ziarah yang sangat di anjurkan

لاَ تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلاَّ إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ مَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَسْجِدِي هَذَا وَالْمَسْجِدِ الْأَقْصَ

Artinya : "Tidak dikerahkan melakukan suatu perjalanan kecuali menuju tiga Masjid, yaitu Masjid Al-Haram (di Mekkah), dan Masjidku (Masjid An-Nabawi di Madinah), dan Masjid Al-Aqsha (di Palestina)". (H.R. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu).

         3. Keutamaan Masjid Al- Aqsa

أَنَّ مَيْمُونَةَ مَوْلَاةَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ يَا نَبِيَّ اللَّهِ أَفْتِنَا فِي بَيْتِ الْمَقْدِسِ فَقَالَ أَرْضُ الْمَنْشَرِ وَالْمَحْشَرِ ائْتُوهُ فَصَلُّوا فِيهِ فَإِنَّ صَلَاةً فِيهِ كَأَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ

Artinya : “Sesunggunya Maimunah pembantu Nabi berkata, “Ya Nabiyallah, berilah kami fatwa tentang Baitul Maqdis”. Maka Rasulullah menjawab, “Bumi tempat bertebaran dan tempat berkumpul. Datangilah ia, maka shalatlah di dalamnya, karena sesungguhnya shalat di dalamnya seperti seribu kali shalat dari shalat di tempat lain”. (HR Ahmad).

الصلاة في المسجد الحرام بمائة ألف صلاة، والصلاة في مسجدي، بألف صلاة، والصلاة في بيت المقدس بخمسمائة صلاة
Artinya : ”Sholat di Masjidil Haram lebih utama seratus ribu kali lipat daripada sholat di masjid-masjid lainnya. Sholat di Masjid Nabawi lebih utama seribu kali lipat. Dan sholat di Masjidil Aqsha lebih utama lima ratus kali lipat.” (HR Ahmad dari Abu Darda).

تَذَاكَرْنَا وَ نَحْنُ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ: أَيُّهُمَا أَفْضَلُ, مَسْجِدُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ أو مَسْجِدُ بَيْتِ الْمَقْدِسِ ؟ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : صلاة في مَسْجِدِيْ هذا أَفْضَلُ مِنْ أَرْبَعِ صَلَوَاتٍ فِيْهِ وَ لَنِعْمَ الْمُصَلَّى وَ لَيُوُشِكَنَّ أَنْ لاَ يَكُوْنَ لِلَّرَجُلِ مِثْلُ شَطَنِ فَرَسِهِ مِنَ اْلأَرْضِ حَيْثُ يُرَى مِنْهُ بَيْتُ الْمَقْدِسِ خَيْرٌ لَهُ مِنَ الدُّنْيَا جَمِيْعًا أَوْ قَالَ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَ مَا فِيْهَا .

Artinya : “Kami saling bertukar pikiran tentang mana yang lebih utama, masjid Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam atau Baitul Maqdis, sedangkan di sisi kami ada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Satu shalat di masjidku lebih utama dari empat shalat padanya, dan ia adalah tempat shalat yang baik. Dan hampir-hampir tiba masanya, seseorang memiliki tanah seukuran kekang kudanya dari tempat itu terlihat Baitul Maqdis lebih baik baginya dari dunia seluruhnya”, atau ,”lebih baik dari dunia seisinya”. (HR Ath-Thabrani dan Al-Hakim).

أَنَّ سُلَيْمَانَ بْنَ دَاوُدَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا بَنَى بَيْتَ الْمَقْدِسِ سَأَلَ اللهَ - عَزَّ وَجَلَّ - خِلَالاً ثَلَاثَةً؛ سَأَلَ اللهَ - عَزَّ وَجَلَّ - : حُكْماً يُصَادِفُ حُكْمَهُ، فَأُوتِيَهُ، وَسَأَلَ اللهَ - عَزَّ وَجَلَّ - مُلْكاً لَا يَنْبَغِي لِأَحَدٍ مِنْ بَعْدِهِ، فَأُوتِيَهُ، وَسَأَلَ اللهَ - عَزَّ وَجَلَّ - حِيْنَ فَرَغَ مِنْ بِنَاءِ الْمَسْجِدِ أَنْ لَا يَأْتِيَهُ أَحَدٌ لَا يَنْهَزُهُ إلَّا الصَّلَاةُ فِيْهِ أَنْ يُخْرِجَهُ مِنْ خَطِيْئَتِهِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ (فِي رِوَايَةٍ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ : أَمَّا اثْنَتَانِ فَقَدْ أُعْطِيَهُمَا وَأَرْجُو أَنْ يَكُوْنَ قَدْ أُعطِيَ الثَّالِثَةَ).

Artinya : ”Sesungguhnya ketika Sulaiman bin Dawud membangun kembali Baitul Maqdis, (ia) meminta kepada Allah ’Azza Wa Jalla tiga perkara. (Yaitu), meminta kepada Allah ’Azza Wa Jalla agar (diberi taufiq) dalam memutuskan hukum yang menepati hukum-Nya, lalu dikabulkan; dan meminta kepada Allah ’Azza Wa Jalla dianugerahi kerajaan yang tidak patut diberikan kepada seseorang setelahnya, lalu dikabulkan; serta memohon kepada Allah bila selesai membangun masjid, agar tidak ada seorang pun yang berkeinginan shalat di situ, kecuali agar dikeluarkan kesalahannya seperti hari ia dilahirkan oleh ibunya (dalam riwayat lain : Lalu Nabi Muhammad Shallallaahu ’Alaihi Wasallam bersabda : ”Ada pun yang kedua, maka telah diberikan. Dan aku berharap, yang ketiga pun dikabulkan)”. (HR. An-Nasa’i).

     4Tempat bertolaknya jamaah haji

مَنْ أَحْرَمَ مِنْ بَيْتِ الْمَقْدِسِ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya : “Barangsiapa berihram dari Baitul Maqdis Allah mengampuni dosa-dosanya yang lalu.” (HR. Ahmad dari Ummu Salamah isteri Rasulullah).

لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِينَ لَعَدُوِّهِمْقَاهِرِينَ
 لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ إِلَّا مَا أَصَابَهُمْ مِنْ لَأْوَاءَحَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَذَلِكَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَأَيْنَ هُمْ قَالَ بِبَيْتِ الْمَقْدِسِ وَأَكْنَافِ بَيْتِ الْمَقْدِسِ

Artinya : "Tidak henti-hentinya thaifah dari umatku yang menampakkan kebenaran terhadap musuh mereka. Mereka mengalahkannya, dan tidak ada yang membahayakan mereka orang-orang yang menentangnya, hingga datang kepada mereka keputusan Allah 'Azza wa Jalla, dan tetaplah dalam keadaan demikian". Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, di manakah mereka?". Beliau bersabda, "Di Bait Al-Maqdis dan di sisi-sisi Bait Al-Maqdis". (HR Ahmad dari Abi Umamah).

5. Tempat yang akan di bebaskan oleh kaum muslimin

عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ فَيَقْتُلُهُمْ الْمُسْلِمُونَ حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِيُّ مِنْ وَرَاءِ الْحَجَرِ وَالشَّجَرِ فَيَقُولُ الْحَجَرُ أَوْ الشَّجَرُ يَا مُسْلِمُ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ إِلَّا الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ

Artinya : "Dari Abu Hurairah bahwa Raslullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “ Tidak akan terjadi kiamat sehingga kaum Muslimin berperang dengan Yahudi, maka kaum Muslimin berhasil membunuh mereka sehingga Yahudi bersembunyi di balik pohon dan batu. Lalu batu atau pohon itu berkata : Wahai Muslim.. Wahai Abdullah… ini Yahudi sembunyi di belakangku, maka segera bunuh dia, kecuali gharqad karena ia adalah dari pohon Yahudi". (H.R. "Wallahu A'lam"
   
                                      


Sepenggal Kisah

 

SEPENGGAL KISAH 


     Dalam kesunyian malam di hiasi bulan sabit berkilau terang, dengan sejuk angin melengkapi malam yang kurasakan, sembari Ku berjalan menyusuri kesunyian malam ini,  hati dan pikiran ku beradu membuat sebuah pertanyaan untuk hidup, " mau di bawa kemana masa depan kamu..?," jika kamu tidak berjuang mendapatkan sesuatu yang terbaik, baik ilmu dan amal dan sebagainya dalam hidup ini,  maka kamu tidak  akan menjadi apa-apa, karena hanya orang malas saja yang  tidak bisa berkarya, orang malas dan bodoh tidak bisa memberikan yg terbaik buat diri sendiri, keluarga, dan orang lain. dalam kesunyian itu, teringat pesan ibu "kalau orang yang pengangguran itu tidak ada harganya".

   Malam itu ingin ku berteriak sekencang-kencangnya,  karena semakin banyak pertanyaan yang muncul dalam benak ku dan itu semakin membuat aku bingung untuk mencari jawaban nya,  "aku harus bagaimana...!", apa aku harus pasrah dengan keadaan ini, pasrah sama nasib tanpa tindakan...?, atau harus bagai mana. kadang kala aku berpikir, mungkin  aku harus bekerja keras, bekerja cerdas dan bekerja tepat. Untuk bisa menjawab semua itu, yaa namun aku bingung harus mulai dari mana. Itulah segala benak dalam hati dan pikiran ku. Tidak lama aku teringat bahwa besok akan melakukan perjalanan wisata bersama teman-teman ke daerah lampung,  

   Benar kata orang-orang, "temukan titik-titik keistimewaan dari indahnya alam, jika kamu temukanm maka kamu termasuk orang yang beruntung. Seperti hari ini 06. Agu. 2018. Aku mengunjungi   Pantai Sari Ringgung, dan Air terjun yang ada di pegunungan Sumatra Selatan Propinsi Lampung.  banyak ibrah/ pelajaran yg bisa ku ambil dari perjalanan yang aku lakukan bersama teman-teman ini. Dari harus sabar mencari kendaraan, perjalanan yang jauh dan sabar menghadapi tingkah laku teman-teman yang berbeda-beda sifat dan karakternya. 

  Mungkin Ketika kita melihat alam bebas, asri dan luas, apa lagi itu baru pertama kali, pasti  akan keluar dalam pikiran kita, betapa kaya dan luas alam ini, betapa maha kuasanya tuhan, yang telah membentangkan ciptaannya dengan begitu sempurna, indah dan lengkap dengan panorama nya, Nampak nya sangat rugi seseorang yang tidak bisa mengambil pelajaran dari setiap perjalanan yg mereka lakukan, karna menurut ku, di setiap perjalanan yang di lakukan dan  kejadian demi kejadian yg ku alami ada hikmah di balik semua itu, yang bisa di ambil pelajarannya..

   Bicara masalah perjalanan wisata, saran aku ni ya, wisata Pantai Sari Ringgung wajib kamu masukan daftar tempat yang harus kamu kunjungi, Pantai Sari Ringgung merupakan salah satu objek wisata pantai favorit di Lampung Lo... Beralamat kan di Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, dan memiliki jarak tempuh sekitar 14 Km atau ± 30 Menit dari pusat Kota Bandar Lampung. Bisa di bilang jarak dari Kota Bandar Lampung ke Pantai Sari Ringgung sekitar 14 km, atau bisa ditempuh dengan kendaraan sekitar 30 menit, Emmmm gak jauh kan.

  Saat mencapai lokasi pantai, anda akan langsung terpesona dengan hamparan pasir putih yang memanjang sepanjang pantai, view yang sangat indah, air laut yang biru bening seakan-akan mengajak kamu untuk segera menikmati kesegarannya, disana  juga  terdapat  fasilitas Water Sport. Wahana untuk kegiatan water sport diantaranya banana boat, kano dan lainya yang pasti nya membuat kamu betah berlama-lama manja di sana. 

    Ketika sudah puas menikmati Pantai Sari Ringgung, perjalanan belum selesai, masih ada destinasi menarik yang harus di kunjungi yaitu pasir timbul yang sangat mirip dengan maldive. Ada hal yang unik selama perjalanan 15 menit menuju pasir timbul. Disana ada kawasan karamba ikan milik warga setempat dan ada sebuah masjid unik, yaitu masjid terapung Al-Aminah, di kawasan karamba memang dihuni oleh warga, jadi karamba itu semacam perkampungan terapung lengkap dengan masjid terapungnya. Dan tentunya masih banyak lagi keindahan-keindahan yang gak bisa aku sebutkan satu-persatu disini, penasaran kan? Pasti ya, biar hilang rasa penasaran nya, ada baiknya kamu kesana,  pokoknya indah banget, aku aja yg sudah kesana ingin kesana lagi, gak Ade puas Nye...