This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

4 Ciri–Ciri Manusia Yang Dirindukan Syurga

 4 Ciri–Ciri Manusia Yang Dirindukan Syurga

alt teks

Manusi pasti senangtiasa menginginkan kenikmatan tertinggi, dan kenikmatan tertinggi bagi Umat Islam adalah dirindukan surga.

Manusia yang hidup tentu saja mengharapkan yang namanya kebahagiaan, terutama kebahagiaan hakiki, yaitu kebahagiaan yang tidak hanya pada dunia ini saja, akan tetapi kebahagiaan yang abadi yaitu akhirat kelak.

Kebahagiaan yang hakiki tersebut hanya dapat diraih apabila kita selalu taat dan patuh kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Dengan cara selalu menjalankan perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya. Lalu buah dari ketaatan tersebut adalah mendapatkan kehidupan yang penuh nikmat yaitu Surga-Nya.

Surga adalah tempat terindah yang dijanjikan bagi umat Islam yang beriman dan bertakwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. 

Di dalamnya berisi kenikmatan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya, tapi tidak sembarang orang bisa masuk ke tempat mulia (surga) itu.

Pengertian Surga Menurut Para Ahli

Menurut Imam Ghozali, Surga istilah yang digunakan dalam bahasa Indonesia untuk mengartikan kata bahasa Arab,jannah.

Jannah berasal akar kata yang terdiri dari huruf jim, dan nun. Dari dua kata tersebut, janna berarti menutupi, sedangkan jannah memiliki memiliki arti asli, kebun atau perkebunan.

Dalam agama al-jannah berarti tempat yang sediakan oleh Allah untuk orang Islam yang bertakwa pada-Nya, berbakti serta taat dalam menjalankan perintah-Nya, menjauhi segala larangan-Nya.

Hanya bekal berupa amal kebaikan saja yang bisa mengantarkan manusia bisa sampai ke sana (Surga). Tempat itu menjadi tujuan akhir dari kehidupan yang begitu dirindukan oleh mukmin.

Surga adalah tempat yang tidak terdapat kesedihan dan kesusahan. Ia adalah tempat yang dipenuhi oleh kenikmatan dan kebahagiaan yang abadi.

Dalam Al-Qur’an, konsep surga merupakan terjemahan kata bahasa arab yakni jannah, jamak dari Jinan yang artinya “kebun, taman.”

Surga merupakan tempat yang kekal pada akhirat dan diperuntukkan untuk hamba Allah Subhanahu Wata'alla yang selalu beriman serta beramal shaleh sampai akhir hayatnya.

Selain itu surga adalah tempat yang memberikan kenikmatan yang belum pernah dirasakan semasa hidup di dunia dan sebagai balasan jerih payah manuisa karena memenuhi perintah dan menjauhi larangan Allah Swt.

Macam-Macam Penyebutan Surga Dalam Al Quran

Dalam al-Qur’an terdapat beberapa nama sebutan untuk surga, yaitu:

1.      Jannah al-Firdaus, terdapat dalam Q:S al-Kahfi 18: 107-108,”Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka bagi mereka adalah surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya , dan mereka tidak ingin pindah dari sana.”

2.      Jannah al-‘Adn, terdapat dalam Q:S al-Kahfi 18, 30-31, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman danmengerjakan amal saleh, tentu Kami tidak akan mengabaikan orang-orang yang melakukan perbuatan baik itu. Untuk mereka surga Adn yang mengalir sungai di bawahnya..”

3.      Jannah al-Na’im, terdapat dalam Q:S Luqman 31: 8-9, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, bagi mereka surga na’im, mereka kekal didalamnya. Janji Allah pasti. Dan Dia maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

4.      Jannah al-Ma’wa, terdapat dalam Q:S al-Sajadah 32: 19,” Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; mereka akan memperoleh surga ma’wa untuk kediaman mereka, sebagai balasan dari semua amal perbuatan yang dikerjakan.”

5.      Dar al-Salam, terdapat dalam Q:S Yunus 10:25, “Dan Allah mengajak ke surga Dar al Salam, dan Dia menunjukkan orang yang dikehendaki kepada jalan yang lurus.”

6.      Dar al-Muqamah, terdapat dalam Q:S Fathr 35: 34-35,”Orang-orang ahli surga itu mengucapkan: Segala puji bagi Allah yang telah melenyapkan kesusahan dari kita semua.

7.      Sesungguhnya Tuhan kita adalah Maha Pengampun lagi Maha Pemurah. Dia telah menempatkan kita di Dar al-Muqaah, yakni negeri kekal yaitu surga dengan karuniaNya. Di situ kita tidak merasa lelah dan resah.”

8.      Al-Maqam al-Amīn, Terdapat dalam Q:S al-Dukhan 44:51, “Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa akan memperoleh al-maqam al- amin (tempat yang aman).”

Ciri–Ciri Manusia Yang Dirindukan Syurga

Golongan Pertama Orang Yang Senantiasa Membaca Al-Quran

إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi.” (Qs. Fatir: 29)

Al-Quran merupakan wahyu yang diturunkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam sebagai pedoman bagi umat manusia.

Bahkan begitu besarnya pahala orang yang membaca Al-Quran, sehingga setiap huruf yang dibaca akan Allah balas dengan 10 kebaikan. Sesuai dengan sabda Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam, dari Abdullah bin Mas’ud ra berkata,

“Pelajarilah Al-Quran ini karena sesungguhnya kalian diganjar dengan membacanya setiap hurufnya 10 kebaikan, aku tidak mengatakan itu untuk alif laam miim akan tetapi untuk alif, laam, miim setiap hurufnya 10 kebaikan.” (HR. Ad-darimy).

Nampaknya wajar bila Surga merindukan orang yang senantiasa membaca Al-Quran. Sebab sejak di dunia mereka sudah diberikan Allah ketenangan batin, kasih sayang-Nya, kecintaan-Nya, kemuliaan dan selalu dingat oleh-Nya.

Yang Kedua Menjaga Lidah atau Lisan

عَنْ أَبِي هُرَيْـرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، اَنَّ رَسُـوْلَ اللهِ صَليَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلأَخِرِ …فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

Artinya: “Dari Abi Hurairah ra Sesunguhnya Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata baik atau lebih baik diam, …” (HR. Bukhari).

Golongan yang kedua yaitu mereka yang selalu menjaga lidahnya. Lidah memang merupakan bagian tubuh yang tidak bertulang, tetapi ia lebih tajam dari sebilah pedang.

Bahkan ada dampak sangat luar biasa yang bisa ditimbulkan oleh lidah, seperti bisa menyebabkan pertengkaran antar suami istri, antar kelompok, bahkan antar bangsa.

Bahkan perkataan negatif yang berasal dari lidah bisa membuat orang menjadi sengsara, melenyapkan pahala kebaikan yang telah dilakukan seperti api memakan kayu bakar dan bahkan bisa membuat puasa jadi sia-sia.

Orang yang mampu menjaga lidahnya, tidak akan menyakiti orang lain dengan bahasa yang digunakan. Ia akan sangat berhati-hati dalam berkata agar tidak menyinggung perasaan orang lain.

Bila kita mampu menjaga lidah, begitu banyak kenikmatan yang akan diperoleh. Manfaatkanlah karunia Allah yang telah dilimpahkan kepada manusia, seperti untuk berdakwah, menyambung silaturahmi, bertilawah serta berdoa.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًايُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu sekalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenengan yang besar.” (Qs. Al-Ahzab: 70-71).

Yang Ketiga Pemberi Makan Orang yang Kelaparan

Golongan selanjutnya yang juga dirindukan oleh Surga adalah pemberi makan orang yang kelaparan. Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah Dzat Maha Pengasih dan Penyayang yang memberikan balasan atas sekecil apapun amalan kebaikan yang dilakukan oleh hamba-Nya.

Bila kita memberikan minum kepada saudara kita yang kehausan, maka Allah akan memberi kita minum pada hari kiamat nanti disaat orang-orang sedang dilanda dahaga.

Bila kita memberi makan kepada saudara kita yang sedang kelaparan, niscaya Allah akan memberi kita makan di saat orang-orang kelaparan pada hari akhir nanti.

Bila kita memberi pakaian kepada saudara kita didunia ini, niscaya Allah akan memberi kita pakaian yang indah disaat orang-orang telanjang pada hari perhitungan nanti,

Bila kita memudahkan urusan saudara kita yang sedang kesulitan dan dihimpit permasalahan, yakinlah bahwa Allah akan memudahkan urusan kita sejak di dunia ini.

Pertolongan Allah akan datang kepada seorang hamba manakala sang hamba menolong saudaranya.

“Dari Abu Sa’id Al Khudry ra. bahwa Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Siapa saja orang Islam yang memberi pakaian kepada orang Islam, niscaya Allah akan memberikannya pakaian dari hijaunya Surga.

Dan siapa saja orang Islam yang memberikan makan kepada orang Islam yang kelaparan, niscaya Allah akan memberinya buah-buahan Surga.

Siapa saja orang Islam yang memberikan minum kepada orang Islam yang kehausan, niscaya Allah akan memberinya minuman suci yang tertutup.” (HR. Abu Dawud)

Yang Keempat Orang-Orang Yang Berpuasa Di Bulan Ramadhan

Golongan terakhir yang dirindukan oleh Surga adalah mereka yang berpuasa pada bulan Ramadhan. Pada bulan yang mulia ini, tidak hanya dipenuhi oleh berkah, rahmat dan ampunan dari Allah saja.

Akan tetapi, Allah juga menjanjikan kepada kita pembebasan dari panas api neraka, untuk siapa yang mau dan mampu menjalankan ibadah puasa dengan sungguh-sungguh.

Bagi mereka yang berpuasa, dan menghidupkan malamnya dengan solat, membaca Al-Quran dan khalwat (berdua-dua dengan Allah) serta ibadah hanya mengharap ridha-Nya.

Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan, karena iman dan ikhlas, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari Muslim).

Demikian yang dapat kami bagikan mengenai pengertian surga dan siapa yang akan menjadi penghuni surga kelak ketika diyaumil akhirat.

Semoga kita semua termasuk menjadi penghuninya, marilah kita amalkan hal diatas, agar kita menjadi hamba yang senantiasa dirindukan oleh Surga, Aamiin. Wallahu‘alam.


Analisis Semiotik Pada Film Animasi Nussa Dan Rara episode 1 sampai 5 (Teori Roland Barthes)


Analisis Semiotik Pada Film Animasi Nussa Dan Rara episode 1 sampai 5 (Teori Roland Barthes)

(Oleh: Irwan Amrullah)

alt

Juruasan Komunikasi Falkutas Ilmu Komunikasi Dan Penyiaran Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Jawa Barat, Jl. Pondok Pesantren Al-Fatah, Cileungsi, Bogor, Jawa Barat. 

Email: Irwan.sas47@gmail.com

ABSTRAK

Saat ini aktifitas dakwah tidak hanya dilakukan dengan media konvensional, tapi sudah menggunakan media lain seperti media sosial dan internet, salah satunya yaitu media sosial YouTube,media sosial yang menayangkan film serial animasi Nussa yang bertemakan islami. Penelitian ini bertujuan guna mengetahui nilai-nilai Islam apa saja yang terkandung dalam serial animasi Nussa episode 1-5.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif, Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis semiotik Roland Barthes, Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data adalah analisis semiotika Roland Barthes.

Teori Barthes membagi tanda berdasarkan penanda dan petanda kemudian menghasilkan denotasi, konotasi dan mitos. Nilai-nilai islami atau pesan dakwah yang ada pada setiap episode film dapat diketahui unsur dakwahnya setelah dianalisis menggunakan teori Roland Barthes. 

Hasil keseluruhan penelitian ini menemukan bahwa, pesan dakwah atau nilai-nilai Islam yang terkandung pada setiap episode pada film ini adalah keberanian, kebersihan, adab atau etika, menolong sesama, bersedekah, menyampaikan ilmu, keikhlasan. Yang dikelompokan berdasarkan aspek pokok dalam nilai-nilai Islam yaitu nilai akhlak, nilai akidah dan nilai syari’ah.   Kata Kunci : Pesan Dakwah, film Animasi Nussa, Semiotik Roland Barthes

PENDAHULUAN

Saat ini kita dihadapkan dengan era digital yang penyebaran informasi berlangsung begitu cepat, mudah diakses dan menimbulkan ledakan informasi. Inilah era dimana teknologi informasi mendominasi di segala bidang termasuk dakwah.

Sejalan dengan itu, media dakwah pun menjadi semakin variatif dalam menyampaikan pesan secara lebih efektif dan efisien. Melalui internet, dakwah memainkan perannya dalam menyebarkan informasi tentang Islam ke seluruh penjuru dunia tanpa mengenal waktu dan tempat. Semua orang dari berbagai etnis dan beragam usia dapat mengaksesnya dengan mudah.

Sejalan dengan itu kini dakwah tengah berada di era kontemporer, atau istilahnya dakwah kontemporer, yakni dakwah menggunakan teknologi modern melalui sosial media atau media massa, yakni media visual, audio, dan audiovisual. (Ardhana, 1995 : 11).

Di antara media massa yang digunakan untuk menyampaikan pesan dakwah di era modern saat ini ialah menggunakan media audio visual atau melalui film. Karena film termasuk bagian dari media massa edukasi, Fungsi media massa adalah untuk menyampaikan informasi ( to inform), untuk mendidik (to educate), untuk mempengaruhi (to persuate), dan untuk menghibur (to entertain). Sebagai media edukasi, peran film sangat penting untuk membangun karakter (character building). (Asep Muhiddin, 2002: 40)

filam sebagai media komunikasi yang sagat baik dalam menyampaikan sebuah pesan atau gagasan-gagasan yang di bentuk audiovisual atau tontonan yang dapat menyentuh dan diterima dengan baik di masyarakat serta mampu menjangkau banyak segmen sosial.

Film juga bukan tercipta dari khayalan semata, tetapi juga mengumpulkan berbagai data dan informasi, atau realitas kehidupan saat ini. Film juga mengandung nilai-nilai spiritual, budaya, sosial dan nilai-nilai kehidupan lainnya yang diharapkan mampu mempengaruhi penonton. Salah satu keunggulan film juga adalah mampu memvisualisasikan berbagai karakter manusia sehingga dengan mudah dapat mengintervensi atau mempengaruhi penonton.

Dengan kecanggihan teknologi, melihat video atau sebuah film saat ini sudah bisa dilakukan dengan menggunakan handphone. Dan salah satu media yang menyediakan berbagai macam video serat film yang sangat digemari oleh berbagai kalangan mulai dari anak-anak hingga orang dewasa yaitu Youtube. Youtube merupakan sebuah media yang menfasilitasi penggunanya untuk bisa melihat berbagi video serta film. Hingga saat ini Youtube telah diunduh lebih dari 5 juta kali. Di Youtube terdapat banyak content creator yang menyajikan film dan vidio dengan tayangan atau konten yang beragam.

Salah satu content creator yang terdapat di Youtube adalah akun Nussa Official. Akun tersebut mempublikasi film pendek berupa animasi yang bertemakan Islami. Tayangan pada akun Youtube Nussa Official memiliki dua karakter utama kakak beradik, Nussa dan Rara. Nussa dan Rara merupakan akronim dari Nusantara. Animasi ini merupakan produk rumah animasi The Little Giantz.

Menurut keterangan Ustadz Bilal selaku pegawai pembuatan film animasi Nussa dan Rara bagian pembuat animasi, Yang berhasil kita wawancarai dikediamannya menuturkan, Sebagai film pendek bertemakan Islami, Nussa dan Rara hingga saat ini 2020 telah memiliki 6,4 juta subscriber di akun Youtubenya. Dengan jumlah tersebut, membuat Nussa Official menjadi akun Youtube film pendek bertema Islami dengan pengikut terbanyak dan tercepat di Indonesia.

Berangkat dari fenemona tersebut, maka peneliti memutuskan untuk melakukan kajian lebih mendalam terhadap film animasi Nussa dan Rara dalam rangka memahami komunikasi dakwah dan nilai-nilai islam atau pesan dakwah yang terkandung  dalam film Nussa  tersebut menggunakan analisis semiotika Roland Barthes.

Semiotika Roland Barthes menjadi kerangka teori dalam memahami dan memaknai tanda-tanda atau lambang yang ada dalam film animasi Nussa dan Rara, terutama yang berhubungan dengan komunikasi dakwah, secara umum, film di bangun dengan banyak tanda  dan lambang yang bekerja sama dengan baik dalam upaya mencapai efek yang di harapkan.

RISET SEBELUMNYA

Pada penelitian terdahulu yang disebutkan pada tinjauan pustaka diatas, yaitu skripsi yang berjudul “Makna Pesan Dakwah dalam Film Animasi Adit dan Sopo Jarwo Episode 22 (Kabar Burung Bikin Bingung) semiotika Roland Barthes”, oleh Ihsan Almandari tahun  2018 Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar. Terdapat perbedaan pada peneliti yang kami lakukan yaitu di objek penelitian, persamaannya di kerangka berpikir yang kami gunakan.

Penelitian ini membahas tentang makna pesan dakwah yang disimbolkan melalui penokohan Sopo dan Jarwo dalam film “Animasi Adit dan Sopo Jarwo episode 22 (Kabar Burung Bikin Bingung)”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi serta menganalisis makna pesan dakwah yang disimbolkan dalam film “Animasi Adit dan Sopo Jarwo” terkhusus pada tokoh Sopo dan Jarwo. Teknik pengumpulan data dalam penelitian di atas menggunakan analisis dokumen.

Meskipun penelitian ini mendapatkan rujukan dari sekripsiatau kajian sebelumnya serta sama-sama meneliti tentang film, akan tetapi penelitian ini memiliki perbedaan daripada skripsi dan kajian sebelumnya yaitu pada fokus penelitiannya. Penelitian ini fokus pada simbol dan makna komunikasi dakwah atau mengetahuai nilai-nilai islam yang ditampilkan dalam film animasi “Nussa dan Rara epieode 1 samapi 5.” Penelitian ini menggunakan analisis semiotik Roland Barthes yang meneliti bagaimana komunikasi dakwah digambarkan dalam adegan atau scene visual, audio atau narasi didalam filam tersebut.

KERANGKA TEORITIK

rumusan masalah pada bab 1, dapat ditarik beberapa teori yang di anggap relevan dan mendukung eksistensi penelitian ini. Teori- teori tersebut adalah:

1. dakwah

2. Komunikasi Dakwah

3. Komunikasi massa

4. Film Animasi

5. Analisis Semiotik

Penelitian ini akan menguraikan setiap poin definisi dari setiap konsep yang akan mendukung dalam penelitian ini, yang pertama konsep dakwah. Menurut Ardhana, 1995. Dakwah merupakan tugas mulia dari setiap individu Muslim yang baliqh dan berakal baik laki-laki dan perempuan, sudah menjadi komitmen bahwa setiap individu muslim memanggul tanggungjawab, tugas dan kewajiban menjadi pendawah atau biasa di sebut da’i. Artinya setiap individu muslim bertugas dan berkewajiban sebagai penyeru, pengajak, dan pemanggil kepada ummat untuk melaksanakn Amar Ma’ruf dan Nahi Mungkar. Mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran.

Yang kedua konsep tentang Komunikasi Dakwah menurut Laswell adalah sebuah proses komunikasi yang saling berkaitan satu sama lain, terdiri komunikator atau da’i yang mempunyai motif atau apa yang dipikirkannya, lalu di olah menjadi pesan, atau pesan-pesan dakwah yaitu berisikan nilai-nilai islam, di sampaikan ke Komunikan atau Mad’u, melalului Cannel, Media atau saluransaluran tertentu, baik secara langsung atau tidak langsung, dengan diharapkan terjadinya dampak (efek), terdiri dari perubahan kepercayaan, sikap dan tingkah laku komunikan atau mad’u ke arah yang di inginkan komunikator

Yang ketiga teori atau konsep komunikasi massa, komunikasi massa Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa atau media cetak dan elektronik, sedangkan komunikasi massa yang di tampilkan oleh Lasswel juga bisa gunakan dalam mengkaji secara mendalam komunikasi dakwah pada film.

Penegasan tentang unsurunsur komunikasi di atas itu adalah sebagai berikut, komunikator, menyampaikan motif komunikasi dakwah, melalui saluran atau medianya (film ) dengan penerima atau penonton film dan efeknya mengimani apa yang di sampaikan atau pesan dakwah yang terdapat pada film tersebut.

Yang keempat konsep film animasi, Film sebagai media komunikasi massa dipertunjukan di bioskop dengan jenis cerita yang terdiri dari film drama, komedi, musik, action, horor, anak-anak, dan science fiction. Film berkembang menjadi sebuah media ekpresi dan mempunyai nilai komersial yang tinggi. (Baksin, 2003: 6)

Film animasi juga dikatakan merupan film hasil dari pengolahan gamabar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak, pada awal penemuannya, film animasi dibuat dari berlembar-lembar kertas gambar yang kemudian diputar sehingga muncul efek gambar bergerak, namun dengan perkembangan teknologi saat ini dengan bantuan komputer dan grafika komputer, pembuatan film animasi jadi sangat mudah dan cepat.(Wikipedia.org)

Dan yang kelima konsep atau teori tentang analisis semiotik Roland Barthes, berfokus perhatian tertuju pada gagasan tetang signifikasi dua tahap. Barthes seperti yang dikutip oleh Fiske menjelaskan signifikasi tahap pertama merupakan hubungan antara signifer (penanda) dan signified (pertanda) didalam sebuah tanda terhadap realitas eksternal disebutnya sebagai denotasi. Sedangkan konotasi adalah istilah yang digunakan Barthes untuk signifikasi tahap kedua, Pada signifikasi tahap kedua yang berkaitan dan isi, tanda bekerja melalui mitos. Dalam teori Barthes, semiotika menjadi dua tingkatan pertanda lalu menimbulkan makna mitos.

METODE PENELITIAN

    Tempat, waktu, dan Subjek Penelitian

1. Tempat penelitian di Desa Pasir Angin, Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor. Provinsi Jawa Barat. Di Akun Youtube Nussa Offecial

2. Waktu 14:56. Tanggal 07 Agustus, 2020.

3. Subjek ini adalah film Animasi Nussa dan Rara yang tayang di YouTubenya yang melakukan penelitian dengan potongan gambar (Scean) atau visual yang terdapat dalam filam Animasi Nussa dan Rara episode 1 sampai 5 yang memiliki makna denotasi, konotasi dan mitos, untuk mengetahui isi komunikasi dakwah apa saja terdapat dalam film, atau sesuai dengan rumusan masalah.

METODE PENELITIAN

Penelitian yang digunakan adalah menggunkan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif analisis dan analisi isi (Content analysis) adalah penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi yang terdapat dalam media massa, metode penelitian kualitatif juga digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. (Eriyanto, 2013: 46)

penelitian kualitatif juga memberikan gambaran secara objektif, dengan menggambarkan komunikasi dakwah dalam film Animasi Nussa dan Rara episode satu sampai lima yang tayang di Chanel YouTubenya. Pelopor Analisis isi adalah Harold D. Lasswell, yang melopori tehnik symbol coding, yaitu yang mencatat lambang atau pesan secara sistematis, kemudian diberi interpretasi.

METODE ANALISIS DATA

Teknik pengumpulan data, data dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.  data primer adalah berupa data yang diperoleh rekaman video film “Animasi Nussa dan Rara episode 1 sampai 5”, yang kemudian dibagi per scene dan dipilih adegan-adegan yang sesuai rumusan masalah yang dugunakan untuk penelitian.

Sedangkan data skunder adalah data yang diperoleh dari dokumen, atau literaturliteratur yang mendukung data primer, seperti buku-buku, artikel, jurnal, majalah, catatan kuliah, kamus istilah, internet dan sebagainya yang sesuai dengan penelitian. Dalam penelitian ini, penulis mengambil dokumentasi dari akun Youtube Nussa Official, ditambah dengan artikel, opini, video dalam bentuk web maupun buku yang berkaitan dengan akun Youtube Nussa Official. (Djam’an Satori, 2014: 105)

Analisa data dilakukan dengan dua cara, yang pertama observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung dan bebas terhadap objek penelitian dan unit analisis. Dengan cara menonton dan mengamati adegan-adegan dan dialog dalam filam “Animasi Nussa dan Rara pada episode 1 sampai 5 yang tayang di Chanel YouTubenya”. Kemudian kedua memilih dan menganalisa sesuai dengan model  penelitian yang diinginkan.

Setelah data primer dan sekunder terkumpul, kemudian diklarifikasikan sesuai dengan petanyaan penelitian yang telah ditentukan. Setelah data terklarifikasi dilakukan analisis data menggunakan model semiotika Roland Barthes yaitu dengan cara mencari  makna denotasi, konotasi dan mitos dalam setiap masing-masing scene yang menghasilkan tanda secara objektif untuk memahami makna dan isi komunikasi dakwah yang tersirat dalam film Animasi Nussa dan Rara pada episode 1 sampai 5 yang tayang di media social Youtubenya.

 

HASIL PENELITIAN

Pesan dakwah yang terkandung pada episod 1 yang berjudul “Tidur Sendiri Gak Takut”, dimana Nussa menyampaikan nilai aqidah dan nilai syari’ah, berupa keyakinan kepada Allah bahwa Nussa dan Rara senangtiasa dalam lindungan Allah ta’alla, kemudian keberanian, dimana Nussa mengajarkan Rara agar tidak takut tidur sendirian, lalu kebersihan, dimana Nussa mengajarkan Rara untuk membersihkan tempat tidurnya terlebih dahulu sebelum tidur.

Simbol denotasi pada Scean ini gambar pertama menggabarkan Nussa berada dalam satu ruangan yaitu kamar Rara yang tertiup angin. Lalu simbol konotasi yaitu Rara dengan wajah takut dan serius mendengarkan Nussa yang sedang memberi arahan dan nasehat kepadanya. Dan makna mitos pada scene dan episode ini adalah “Kebersihan” yaitu dengan membersihkan diri dan tempat tidur sebelum tidur.

Pesan dakwah yang terdapat pada episode ke 2 yang berjudul “makan jangan asal makan” yaitu nilai syari’ah atau adab yang berupa berdoa sebelum makan, mencuci tangan, menggunakan tangan kanan, makan sebari duduk, dan jangan meniup makanan yang panas serta minum air tiga tegukan. Anjuran berdoa sebelum makan.

Simbol Denotasi pada scene ini adalah Pada gambar satu, dua dan tiga, yaitu Nussa berada dalam satu ruang makan keluarga, disana Nussa melihat Rara yang mau mengambil makanan yang berada di meja makan. Pada gambar kedua Nussa menium peluit, lalu menghampiri Rara dan melarang Rara mengambil makanan yang berada di meja.

Pesan dakwah yang terdapat pada episode ke 3 yang berjudul “Dahsyatnya Bismillah.” Yaitu nilai syari’ah agar selalu membaca Bismillah sebelum melakukan kegiatan apapun agar terhindar dari gangguan syetan dan mendapat keberkahan dari Allah, Sedangkan nilai aqidah berupa, Nussa dan Rara percaya bahwaketika semua kegiatan diawali membaca Bismillah maka Allah akan melindungi mereka.

Simbol denotasi yang terdapat pada Scene dan Episode ini di gambar pertama, Nussa, Rara dan Anta yaitu (kucing) yang hendak bermain sepeda, tak lupa Nussa memeriksa kembali keamanan mereka, hingga akhirnya Nussa merasa siap dan mulai mengayuhkan sepedanya dengan membonceng Rara dan Anta (kucing).

Makna konotasi pada scena dan episode ini ketika Nussa dan Rara mendadak panik saat Anta yang berada di tas punggung milik Rara tiba-tiba meronta-meronta dan menyebabkan Nussa dan sepedanya kehilangan keseimbangan yang  menyebabkan mereka bertiga terjatuh, scene ini diambil dengan Medium Long Shot ketika mereka terjatuh dari sepeda yang mereka kendarai.

Makna mitos pada scene dan episode tiga ini adalah “Membaca Bissmillah,” bagi kaum muslimin membaca bissmillah adalah salah satu perintah atau syari’at yang dicontohkan oleh Rasullullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, Bismillah memiliki keutamaan yang luar biasa dalam kehidupan seorang muslim. Lafal Basmalah berupa Bismillahirrahmaanirrahim juga menjadi awal dari setiap penciptaan.

Pesan dakwah atau nilai islam yang dikomunikasikan oleh Nussa dan Rara pada episode 4 kali ini yang berjudul “Ngobrol Bareng Nussa dan Rara” yaitu ada nilai akhlak, nilai akidah, dan nilai syari’ah. Pada nilai syariah berupa membaca, Bismillah ketika hendak melakukan segala kegiatan atau aktivitas dikehidupannya sehari-hari.

Simbol denotasi yang terdapat pada Scene dan Episode ini, Pada gambar pertama Nussa dan Rara sedang  menghadiri acara Talkshow yang akan mewancarai.Nussa dan Rara perihal kerjasamanya memproduksi serial animasi bersama The Little Giantz yaitu salah satu perusahaan animasi indonesia yang sudah bertaraf internasional, sebelum memasuki acara TalkShow yang dipandu oleh Bang Rio, tak lupa Nussa dan Rara membaca Bismillah atau hamdallah sebagai wujud berserah diri kepada Allah dan meminta pertolongannya agar acara berjalan lancar.

Makna konotasi pada scena dan episode 4 ini ketika Nussa dan Rara  ditanya oleh Bang Rio selaku Host dalam Talkshow tersebut mengenai cita-cita nya,  lalu Nussa dan Rara menjawab pertanyaan tersebut dengan percaya diri dan gembira, Rara menjawab ingin menjadi pembalap mobil, lalu Nussa ingin menjadi hafidz astronot, lalu Host bertanya lagi ke Nussa, “Tadi Nussa bilang kalau cita-citanya mau jadi hafidz astronot, nah seandainya disuruh milih salah satu, Nussa pilih mana?” Nussa pun berpikir sejenak, karena akidah nussa sangat baik, maka Nussa memilih menjadi hafidz yang kelak bisa membawa Umma, Abah, dan Rara masuk surganya Allah. Makna mitos pada scene dan episode 4 ini adalah makna “Akidah” yang di tunjukkan oleh Nussa dan Rara dengan membaca doa (Bismillah), dan mengenai memilih cita-cita yang ingin dicapai.

Pesan dakwah atau nilai islam yang dikomunikasikan oleh Nussa dan Rara pada episode 5 kali ini yang berjudul “Senyum Itu Sedekah” yaitu adalah nilai syari’ah berupa sedekah pada anak yatim, menolong sesama dan menyambung tali silahturahmi. Simbol denotasi yang terdapat pada Scene dan Episode 5 ini adalah Nussa sedang merapihkan baju dan barang-barang lalu di masukkan ke kardus yang akan disumbangkan ke panti asuhan, tiba-tiba Rara bingung barang apa yang akan di sumbangkan kepanti asuhan, lalu Rara teringat pada boneka kesayangannya.

Makna konotasi pada scena dan episode 5 ini, Nussa, Rara, dan Umma berangkat kepanti asuhan untuk mengantarkan barang-barang sumbangannya, Nussa dan Umma memberikan barang-barang tersebut yang sudah dipilihnya kepada pengasuh panti asuhan, Nussa sadar sedari tadi tidak melihat Rara, Nussa pun pergi mencari Rara, Nussa mendapati Rara yang ternyata sedang bercengkrama dengan para penghuni panti asuhan. Medium Long Shot menggambarkan keadaan Rara yang sedang bercengkrama dengan penghuni panti asuhan dengan kadaan damai, riang dan gembira.

Makna mitos pada scene dan episode 5 ini adalah makna “Sedekah” yang di tunjukkan oleh Umma, Nussa, dan Rara dengan menyedekahkah pakaian dan barang-barang yang baik dan bagus ke Panti Asuhan. Bersedekah merupakan perbuatan mulia karena bisa mendatangkan kecintaan Allah dan seluruh makhlukNya.

KESIMPULAN

Kesimpulan atau hasil penelitian pada sekripsi ini, peneliti juga mengacu pada perumusan masalah, dengan melihat melalui pendekatan teori Semiotika Roland Barthes, maka kesimpulan selanjutnya pada peneliti terhadap rumusan sebagai berikut:

Denotasi pada Film Animasi Nussa dan Rara episode 1 sampai 5 mengambil gambar atau visual yang dibagi perscenenya, yang mewakili makna denotasi yang mempunyai simbol-simbol komunikasi dakwah islam. Lalu makna konotasi yang terdapat dalam film animasi Nussa dan Rarra pada episode atau scene yang berhasil diteliti, adalah sikap seorang muslim dalam hal ini Nussa dan Rara melakukan kegiatan atau aktivitas kehidupan sehari-harinya yang selalu menerapkan adab atau etika baik yang di ajarkan oleh Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wa Sallam.

Seperti konotasi yang pada adegan ini juga terlihat bahwa Nussa menemui Rara yang sedang ketakutan. Lalu memperlihatkan Nussa memberi peringatan ke Rara agar jangan makan asal makan, Makna konotasi selanjutnya yaitu Rara mengingatkan Nussa bahwa mereka lupa membaca bissmillah sebelum bermain sepeda, Lalu ketika nussa ditanya prihal memilih cita-cita, Dan yang terahir Nussa dan Rara sedang bersama-sama sedekah senyum dengan penghuni panti asuhan.

Mitos yang terdapat pada film animasi Nussa dan Rara episode 1 samapi 5 adalah pesan-pesan dakwah dalam episode 1 sampai 5 ialah kebersihan, adab-adab atau etika yang syar’i sebelum memakan makanan. pesan akidah yaitu membaca “Bismillah” sebelum melaksanakan kegiatan, lalu akidah yang kuat, yang di tunjukkan oleh Nussa dan Rara dengan membaca doa, dan mengenai memilih cita-cita yang ingin digapai, serta  makna “Sedekah” yang di tunjukkan oleh Umma, Nussa, dan Rara dengan bersedekah barang-barang yang baik dan bagus ke Panti Asuhan.

REFERENSI

Ali Aziz, Moh, Ilmu Dakwah (Jakarta: Prenada Media Group, 2009),6-9

Aliyuddin, 2009: 3 “Metode Dakwah”

Abdul, Muhamad, Al-Mu’jam Al-Mufahras li Alfazh Al-Qur’an, (cairo; Dar Al-Kutub Al-‘Arabiyah), 120.

Asep Muhiddin, Dakwah dalam perspektif Al-Qur’an, (Bandug: Pustaka setia, 2002) 40

Adinda & Adjie, 2011. Film Animasi. Sebagai media dakwah. Bandung

Ardhana,1995:11 dalam “Konsep Pemikiran Islam”,  Al-Adabus Syar’iyah no: 3/193.

Abdurahman, Kedahsyatan Bersedekah, (Yogyakarta: Pustaka Rama, 2010),

Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir, h. 868.

Abdul Muchid, Dakwah Melalalui Film, Dakwah dan Komunikasi, Program Studi Ilmu Komunikasi. (Surabaya:Universitas Islam Negeri Sunan Ampel,2011) hl. 2.

Bachtiar, Wardi, (1997) Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Logos, Jakarta. Christomy, 2004: 94

Departemen Agama, Pelestarian Lingkungan Hidup: Tafsir Al-Qur‟an Tematik, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, 2009), h. 183

Dani, “Ada Sedekah di Sekolah”, www.pondoktrimurti.com dalam google.com.

Effendi, 2009. 9-12. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Rosdakarya.

Enjang dan Aliyuddin, Dasar-Dasar Ilmu Dakwah (Bandung,Widya Padjajaran,2009. 3),

Fathul Wahid, E-dakwah Melalu Internet (Yogyakarta: Penerbit Gaya Media, 2004), 17. Fahrur Mu‟is, Sedekah Tanpa Uang, (Solo: Aqwam, 2010). hal.57.

Ibrahim Muhammad bin Abdullah al-Burnikan, Pengantar Studi Aqidah Islam, terj. Muhammad Anis Matta, Jakarta: Robbani Press, 1998, hlm. 4.

Husein Machnun, “Hukum Islam di Dunia Modern,” Amarpres, Jakarta. 1994, hal 17.

Juli Soemirat, Kesehatan Lingkungan, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2011), h. 43 Kurniawan, Semiologi Roland Barthes (Magelang:Indonesiatera, 2001), 53.

Moh. Ali Aziz,“Ilmu Dakwah”, (Jakarta:Kencana Prenada Media, 2004) hlm. 10

Mulyana, 2011. Buku “Dasar -Dasar Komunikasi” Rosdakarya. Bandung

Muhammad Bagir Al-Habsyi, Fiqh Praktis menurut Al-Qur’an, As-Sunnah, (Bandung: Mizan, 1999) hal.330.

Muhammad Faiz Almath, 1100 Hadits Terpilih, (Jakarta: Gema insani, 1991) hal. 104

Muhammad Bagir, Fiqih Praktis I: Menurut Al-Qur‟an, As-Sunnah dan Pendapat Para Ulama, (Bandung: Penerbit Karisma, 2008), h. 48

Muhammad Said Mursi, Seni Mendidik Anak, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001), hal.293. Muhammad Said Mursi, Seni Mendidik Anak..., hal.299.

Mahmud Junus, Al Qur’an Al Karim, (Bandung: PT Al-Ma‟arif, 1986) , hal.41. Mahmud Junus, Al Qur’an Al Karim, (Bandung: PT Al-Ma‟arif, 1986) , hal. 41

Muhammad Bin Ismail Abu Abdillah, 1994: 398 Nurudin, 2007: 9. Pengantar Komunikasi Massa

Nawiroh Vero, Semiotika dalam Riset Komunikasi (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014),14.

Permadi, R. Yudi.  Tim Semiotika, Rekatama Media, Bandung, 2017.

Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English Press, 1991). hal.764. Romli, 2009: 13. Dasar- dasar Komunikasi Dakwah Restu Kartiko Widi, dalam bukunya yang berjudul “Asas Metodologi Penelitian”. Terbitan Graha Ilmu, Yogyakarta. 2010, hal 236.

Sobur, Alex “Semiotika Komunikasi”.  Rosda. Yogyakarta. 2004, hal 126

Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta; Amzah,2009), hal. 2

Suprapto, MS. Pengantar Teori Komunikasi. Media Presindo, Yogyakarta. 2006, Hal 114.

Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 3, (Bandung : Al-Ma‟arif, 1993), hal.139.

Untung Yuwono dan Christomy, Semiotika Budaya, UI Depok, 2004. hl 94 Udin, 1997: 48-50. Metode Dakwah

Wahid Iqbal Mubarak dan Nurul Chayatin, Ilmu Kesehatan Mayarakat: Teori dan aplikasi, (Jakarta: Salemba Medika, 2009), h. 274

Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Syarah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, Pustaka Imam Asy-Syafi’i, Cetakan ke-3, 2006, hlm. 27.

Wajih Mahmud, Sedekah Tanpa Harta, (Klaten: Wafa Press, 2008 Tim penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988). hal.456.