Berkata Baik, Memuliakan Tamu, Tetangga dan
10 cara memuliakan tentangga Menurut Imam Al-Ghazali
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ -رضي الله عنه-, عَنْ رَسُولِ اللَّهِ
-صلى الله عليه وسلم- قَالَ: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ
فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ
الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ
الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
Artinya: “Dari Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa saja yang
beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam. Siapa
saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan
tetangganya. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia
memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari dan
Muslim) [HR. Bukhari, no. 6018, 6019, 6136, 6475 dan Muslim, no. 47]
Penjelasan Hadits
Kalimat “Siapa saja yang beriman kepada Allah
dan hari akhir” yang terdapat pada hadist ke 15 adalah kalimat syarat dan jawab
syaratnya adalah kalimat setelahnya, yaitu “hendaklah ia berkata baik atau
diam”, “hendaklah ia memuliakan tetangganya”, “hendaklah ia memuliakan
tamunya”.
Hadits di atas menunjukkan akhlak Islam yang
menerangkan kaitan antara iman dengan
tiga adab yaitu, menjaga lisan terutama kepada tetangga dan tamunya.
Menurut Ibnu Rajab menjelaskan bahwa hadits tersebut
mengandung sifat-sifat iman sebagai berikut:
Berbicara yang baik atau diam dari berkata
yang buruk. Berbuat baik kepada tetangga, dan berlaku baik dalam melayani tamu.
Menurut Ibnu Hajar Asqalânî mengatakan bahwa hadits ini merupakan perintah untuk berahlak mulia dan larangan dari akhlak yang buruk, di mana orang yang memiliki iman akan melahirkan sifat belas kasih kepada makhluk Allah dengan berbicara yang baik dan diam dari perkataan buruk.
3 Faedah Hadist Yang Dapat Kita Ambil
Pertama Hadits ini menunjukkan adab yang
sangat mulia sama dengan hadits kedua belas sebelumnya, “Di antara kebaikan
islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat.”
Hadits keduabelas dari Arbain An-Nawawiyyah
mengajarkan kita yang sifatnya umum. Sedangkan hadits ke 15 ini mengajarkan
kita tiga adab khusus yaitu berkata baik, memuliakan tetangga, dan memuliakan
tamu.
Kedua Hadits ini menunjukkan bahwa kewajiban
itu ada dua macam: kewajiban kepada Allah dan kewajiban kepada sesama manusia.
Kewajiban yang terkait dengan hak Allah adalah menjaga lisan.
Artinya kalau kita beriman dengan benar kepada
Allah dan hari akhir, maka disuruh untuk menjaga lisan. Bentuknya adalah
berkata yang baik, atau jika tidak bisa diperintahkan untuk diam.
Bahkan dalam sebuah Hadist Dari Sahl bin Sa’ad
radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Siapa
yang menjamin (menjaga) di antara dua janggutnya (lisannya) dan di antara dua
kakinya (kemaluannya), maka aku akan jaminkan baginya surga.” (HR. Bukhari, no.
6474).
Ketiga memuliakan tentangga, yang dimaksudkan dalam hadist ini adalah memuliakan dengan sebaik-baiknya, yaitu memuliakan dengan sempurna pada tetangga dan tamu.
Berikut 10 cara untuk memuliakan tentangga Menurut Imam Al-Ghazali
1.
Memulai
mengucapkan salam kepada tetangga
2.
Menjenguk
tetangga yang sakit.
3.
Melayat
(ta’ziyah) ketika tetangga mendapatkan musibah.
4.
Mengucapkan
selamat pada tetangga jika mereka mendapati kebahagiaan.
5.
Berserikat
dengan mereka dalam kebahagiaan dan saat mendapatkan nikmat.
6.
Meminta maaf
jika berbuat salah.
7. Berusaha
menundukkan pandangan untuk tidak memandangi istri tetangga yang bukan mahram.
8.
Menjaga rumah
tetangga jika ia pergi.
9.
Berusaha
bersikap baik dan lemah lembut pada anak tetangga.
10. Berusaha mengajarkan perkara agama atau dunia yang
tetangga tidak ketahui.
0 Komen-Komen:
Post a Comment