6 Cara Agar Tidak Gagal Faham Dalam Menjalani Hidup

 

6 Cara Agar Tidak Gagal Faham Dalam Menjalani Hidup

alt teks

Masa muda adalah masa yang sangat penting untuk menambah referensi pengetahuan dan pengalaman, yaitu dengan sadar menggunakan waktunya mencoba segala hal yang positif , waktunya tidak jatuh gagal dan waktunya meng explore segala skill potensi diri.

Ada istilah dari orang bijak “ lebih bagus gagal mencoba dari pada menyesal karena tidak mencoba ” tentunya maksud mencoba disini dalam konteks yang positif, karena kalau konteksnya negatif kita semua tahu sendiri akhirnya bakalan gimana.

Allah Subhanahu Wata’ala telah menerangkan bahwa musuh sejati bagi setiap individu Manusia adalah setan yang senantiasa ditaati, tak ada lebih membahayakan selain nafsu yang selalu dituruti. Jika tidak ingin menjadi pemuda seperti itu maka jadilah pemuda yang selalu tidak mudah gagal paham, berprestasi dan berfikir kritis.

Dalam Al-Qur’an surah Al-Fajr ayat 15-16 telah berbicara terkait gagal paham tentang kehidupan. Yaitu ada manusia yang Allah uji dengan kesenangan, kesuksesan, lalu dia berkata “Tuhanku telah memuliakanku.” Namun apabila diuji dengan dibatasi rezekinya maka dia beranggapan bahwa Tuhanku telah menghinaku. Itulah yang banyak dikejar pemudahari ini, padahal gagal paham akan berpengaruh besar pada perilaku dan sikap.

“Mengamati keadaan pemuda hari ini kita akan mendapatkan pemandangan yang memprihatinkan, mayoritas mereka tenggelam dalam lautan syahwat, akrab dengan kemungkaran dan patuh kepada orang kafir yang sesat, orientasi pemuda hari ini hanya bermuara pada perkara yang fana dan hina”

Ada enam cara agar pemuda tidak gagal paham dalam menjalani hidup ini, tentunya bila pemuda dan pemudi bisa mengamalkannya pasti akan memberi kesejukan, kebaikan dan kemanfaatan dimanapun dia tinggal. Enam cara tersebut sebagai berikut:

Menjadi Pemuda Yang Berprestasi

Pemuda juga harus berprestasi, dapat dilihat dari aspek Aqliyyah (pola pikir) yaitu berfikir kritis, seperi Nabi Ibrahim yang mencari tuhannya mulai dari melihat Bintang, Bulan Hingga Matahari, namun pada akhirnya dengan kekritisannya dalam berfikir sehingga ia menyatakan tuhannya adalah yang menciptakan Alam Semesta.

Mindset dan Polapikir Yang Baik

“Ini soal mindset, seumpama lihat pemuda ganteng, mobilnya bagus, tapi dia ga pernah sholat ga masalah. Lalu, ada lagi seorang pemuda hafidz Qur’an, tapi tidak punya harta banyak. Nah kebanyakan orang sekarang pada pandangan yang benar atau gagal?,”

“Bagi orang yang beriman, yang enak ujian, lagi susah juga ujian, lagi kaya ujian, lagi miskin ujian, ukurannya apa? Agamanya, jadi tidak identik orang kaya itu mulia di mata Allah, tapi bukan berarti orang miskin itu hina di mata Allah,”

Mengexplore Skill Dengan Kegiatan Positif

Sebagai pemuda harus memperbanyak kegiatan yang positif, kegiatan yang membangun skill dan kegiatan menambah ilmu yang menghantarkannya cerdas dalam menjalani hidup, kritis bertanya, menambah wawasan dengan berdiskusi, seminar, dan kegiatan lainnya yang memaksa diri untuk berfikir,

Selanjutnya mengexplore skill diri dan potensi yang kita miliki dengan mengikuti atau berkecimpung dalam segala kegiatan yang bermanfaat dan positif yang diadakan di lingkungan sekolah , masyarakat pedesaan, daerah maupun kegiatan kepemerintahan yang ada hak izin untuk ikut andil di dalamnya.

Dengan melakukan hal-hal positif tersebut insyaaAllah kita semua akan menjadi pemuda yang bermanfaat dan siap menjadi generasi penerus bangsa yang menjadi solusi dan mengatasi  setiap permasalahan nusa bangsa bahkan agama.

Pemuda Yang Berfikir Kritis

Selain itu, pemuda harus berfikir kritis, ada seorang ulama yang mengatakan orang yang kritis itu justru tidak akan pernah berhenti belajar. Orang yang pintar atau berilmu bukan ditandai dengan tamatnya sekolah, tetapi orang yang tidak pernah berhenti belajar sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an adalah Ulul Albab, Ulama/‘Aliim, Ulinnuhaa, dan Ahuldzikri.

Instrumen untuk berfikir kritis sudah dijelaskan dalam surah Al-Mulk ayat 23. “Katakanlah, Dialah yang menciptakan kamu dan menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati nurani bagi kamu, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur.”

Pemuda Yang Beriman Dan Berilmu

Yang disebut orang berilmu bukanlah ditandai dengan selesainya pendidikan di sekolah, justru orang yang disebut berilmu adalah orang yang kerjaannya berfikir, kalau ada yang mengaku berilmu tapi tidak berfikir ini bukan Ulul Albab. Instrumen yang Allah berikan untuk menjadi orang berilmu adalah Iman dan Ilmu.

Pemuda yang mendapatkan naungan dari Allah, Istiqomah dalam hal kebaikan, yaitu Mulazamah (membiasakan), Mudawwamah (berkelanjutan), Istimroriyah (terus-menerus).

“Dalam hal kebaikan, contohnya tahajud malam, baca Al-Qur’an, dzikir pagi dan petang dan lain sebagainya, lakukanlah minta kepada Allah, InsyaAllah Allah tidak akan mengingkari janji

Bermanfaat Untuk Orang Lain

Semua hasil yang kita cari kemudian berhasil mendapatkan dan meraihnya maka tugas terakhir seorang pemuda yang menjadi generasi penerus Nusa dan Bangsa adalah membagikan ilmu pengalaman tersebut pada orang lain yang belum mengetahuinya sebagai bentuk pengamalan dan pengabdian kita.

Pepatah mengatakan “ilmu tanpa pengamalan bagaikan pohon yang takberbuah” apa manfaat dan gunanya mempunyai wawasan ilmu pengetahuan yang banyak tetapi tidak mengamalkanya atau tidak memberi manfaat buat orang lain.

Menjadi sebaik baiknya manusia tentu menjadi impian semua orang sebagaimana ada salah satu Hadist Rasulullah yang diriwatkan dari Jabir R.A yaitu  خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ ” yang artinya : “ Sebaik-baiknya Manusia adalah yang bermanfa'at bagi manusia lainnya.”

Ada banyak cara bagi kita sebagai pemuda penerus bangsa untuk bisa bermanfaat bagi nusa bangsa bahkan agama, contohnya dengan belejar sungguh kita di sekolah atau di perkuliahan dan mengajarkan segala ilmu wawasan yang kita dapat kepada yang belum mengetahuinya.

Sebagai penutup intinya untuk menjadi seorang pemuda yang bermanfaat berdampak, menginpirasi  dan berdaya saing global. Disamping mempelajari ilmu agama, ilmu klasik  juga harus mempelajari ilmu bahasa asing dan ilmu teknologi.

Pemuda dan pemudi harapan bangsa juga harus pintar dan cermat dalam mengatur waktu dan mengurangi segala kegiatan yang kurang bermanfaat dan pintar dalam memilih lingkungan pergaulan. Aktif dalam segala kegiatan dan mengambil pelajaran atau nilai yang terkandung di dalamnya.

Masa muda adalah masa keemasan dan masa sangat penting bagi seseorang untuk menambah referensi pengetahuan dan wawasan juga merupakan waktunya mencoba segala hal positif dan bermanfaat guna mengexplore kemampuan skiil potensi diri dengan melakukanlah segala hal yang bermanfaat dengan niat yang tulus dibarengi dengan sungguh- sungguh serta pengamalanya.

Harapannya semoga kita semua senantiasa  menjadi pemuda yang bermanfaat bagi nusa bangsa bahkan agama…Aamiin. Wallahu A’lam.

 


0 Komen-Komen:

Post a Comment