This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Penjelasan Hadits Al-Arbain An-Nawawiyah ke 15

Penjelasan Hadits Al-Arbain An-Nawawiyah ke 15

Hadist Arbain Annawawi

Berkata yang Baik, Memuliakan Tamu dan Tetangga

 { عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ -رضي الله عنه-, عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ }

Artinya: “Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.”  (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 6018, 6019, 6136, 6475 dan Muslim, no. 47]

Penjelasan Hadits

Kalimat “Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir” yang terdapat pada hadist ke 15 adalah kalimat syarat dan jawab syaratnya adalah kalimat setelahnya, yaitu “hendaklah ia berkata baik atau diam”, “hendaklah ia memuliakan tetangganya”, “hendaklah ia memuliakan tamunya”.

Hadits di atas menunjukkan akhlak Islam yang menerangkan kaitan antara  iman dengan tiga adab yaitu, menjaga lisan terutama kepada tetangga dan tamunya.

MenurutIbnu Rajab menjelaskan bahwa hadits tersebut mengandung sifat-sifat iman sebagai berikut:

Berbicara yang baik atau diam dari berkata yang buruk. Berbuat baik kepada tetangga, dan berlaku baik dalam melayani tamu.

Menurut Ibnu Hajar Asqalânî mengatakan bahwa hadits ini merupakan perintah untuk berahlak mulia dan larangan dari akhlak yang buruk, di mana orang yang memiliki iman akan melahirkan sifat belas kasih kepada makhluk Allah dengan berbicara yang baik dan diam dari perkataan buruk.

3 Faedah Hadist Yang Dapat Kita Ambil

Pertama Hadits ini menunjukkan adab yang sangat mulia sama dengan hadits kedua belas sebelumnya, “Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat.” Hadits keduabelas dari Arbain An-Nawawiyyah mengajarkan kita yang sifatnya umum. Sedangkan hadits ke 15 ini mengajarkan kita tiga adab khusus yaitu berkata baik, memuliakan tetangga, dan memuliakan tamu.

Kedua Hadits ini menunjukkan bahwa kewajiban itu ada dua macam: kewajiban kepada Allah dan kewajiban kepada sesama manusia. Kewajiban yang terkait dengan hak Allah adalah menjaga lisan. Artinya kalau kita beriman dengan benar kepada Allah dan hari akhir, maka disuruh untuk menjaga lisan. Bentuknya adalah berkata yang baik, atau jika tidak bisa diperintahkan untuk diam.

Bahkan dalam sebuah Hadist Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Siapa yang menjamin (menjaga) di antara dua janggutnya (lisannya) dan di antara dua kakinya (kemaluannya), maka aku akan jaminkan baginya surga.” (HR. Bukhari, no. 6474).

Ketiga memuliakan tentangga, yang dimaksudkan dalam hadist ini adalah memuliakan dengan sebaik-baiknya, yaitu memuliakan dengan sempurna pada tetangga dan tamu. Berikut 10 cara untuk memuliakan tentangga Menurut Imam Al-Ghazali

1.      Memulai mengucapkan salam kepada tetangga

2.      Menjenguk tetangga yang sakit.

3.      Melayat (ta’ziyah) ketika tetangga mendapatkan musibah.

4.      Mengucapkan selamat pada tetangga jika mereka mendapati kebahagiaan.

5.      Berserikat dengan mereka dalam kebahagiaan dan saat mendapatkan nikmat.

6.      Meminta maaf jika berbuat salah.

7.      Berusaha menundukkan pandangan untuk tidak memandangi istri tetangga yang bukan mahram.

8.      Menjaga rumah tetangga jika ia pergi.

9.      Berusaha bersikap baik dan lemahlembut pada anak tetangga.

10.  Berusaha mengajarkan perkara agama atau dunia yang tetangga tidak ketahui. Wallahu A’lam 

Sifat Rasulullah dan Para Nabi Menurut Al-Qur’an dan Tujuan Allah Mengutus Mereka

 Sifat Rasulullah dan Para Nabi Menurut Al-Qur’an dan Tujuan Allah Mengutus Mereka
Al-Qur’an dan Tujuan Allah Mengutus Mereka

Didalam islam tujuan manusia diciptakan hanya untuk beribadah kepada Rabb-Nya, dan setiap manusia akan di mintai pertanggung jawaban semasa manusia itu hidup didunia ini.

Menurut Buya Hamka dalam tafsir Al-Azhar menyatakan bahwa, pada hari kiamat nanti manusia akan dimintai pertanggung jawabannya atas wewenang dan kewajiban yang dipikulkan kepadanya.

Seperti dalam firman Allah Ta’alla yang artinya “Apakah manusia mengira bahwa ia akan di biarkan begitu saja tanpa pertanggung jawaban?.” (Q.S. Al-Qiyamah (75) ayat 36)

Imam As- Saddi menjelaskan ayat di atas, bahwa manusia hidup di dunia ini diuji dengan perintah dan larangan, kemudian di hari kiamat nanti, mereka akan digiring setelah dibangkitkan.

Lalu setelah dibangkitkan kemudian akan ditanya tentang perbuatan mereka selama hidup di dunia, apakah mereka menjalankan perintah dan menjauhi larangan atau malah sebaliknya.

Senada dengan ayat di atas Allah Ta’alla berfirman yang Insyaallah artinya, “Kemudia kalian pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan yang kalian megah-megahkan di dunia itu.” (Q.S. At-Takasur Ayat 8)

Hal ini diperkuat juga dengan hadist yang di riwayatkan oleh At-Tirmidzi dari Abu Barzah Al-Aslami.

“Tidak akan bergeser kedua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai ia ditanya (dimintai pertanggung jawaban) tentang umurnya kemana dia habiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya, darimana ia peroleh dan kemana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa iagunakannya.”

Tanggung jawab adalah kesadaran manusia atas tutur kata, sikap, perbautan, dan keputusan yang disengaja. Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya), bertanggung jawab karena akibat yang ia lakukan.

Tanggung jawab adalah merupakan kewajiban atau beban yang harus dipikul atau dipenuhi, oleh setiap manusia dari akibat perbuatan kita kepada orang lain, atau dari akibat perbuatan pihak lain kepada kita

Tanggung jawab bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia, setaiap manusia pasti dibebankan dengan tanggung jawab, yang harus dilaksanakan dengan baik.

Tujuan Allah Mengutus Rasulullah Dan Para Nabi

Manusia pada dasarnya dilahirkan dalam keadaan suci atau fitroh, namun karena mengikuti godaan syaithon atau hawa nafsunya, manusia keluar dari fitroh tersebut.

Lalu untuk menjaga dan mengembalikan fitroh itu, Allah mengutus seorang Nabi dan Rasull-Nya sebagai bentuk kasih sayang-Nya untuk menyelamatkan manusia dari keburukan dan kehancuran.

Rasull dan Nabi adalah suri tauladan yang baik buat manusia, mereka diberi tugas oleh Allah untuk memberi contoh dan mengajarkan tentang cara hidup yang baik dan benar.

Dengan kata lain Allah Ta’alla mengutus Nabi dan Rasull untuk menyampaikan wahyu kepada manusia, wahyu ini bisa berupa Shuhus, mushaf, atau rislah kenabian lainnya.

Sifat Rasulullah dan Para Nabi Menurut Al-Qur’an

Mengutip dari buku Kenabian (Nubuwwah) dalam Al-Qur’an yang diterbitkan lanjah pentasihah Mushaf Al-Qur’an Kementrian Agama RI, ada beberapa sifat Nabi dan Rasull menurut Al-Qur’an, di antaranya:

Menjadi Saksi

Allah Ta’alla mengutus nabi dan rasull untuk menjadi saksi atas hidup orang-orang beriman dan tidak beriman atas apa yang ia lakukan semasa hidup di dunia.

“Sesungguhnya kami mengutus seorang Rasull (Muhammad) kepada kamu, yang menjadi saksi terhadapmu, sebagaimana kami telah mengutus seorang rasul kepada Firaun.”

Menyampaikan Risalah

Seluruh nabi dan juga Rasul bertugas menyampaikan atau memberitakan kabar baik kepada manusia terkait wahyu yang diberikan oleh Allah atau sebuah aturan, perintah dan larangan.

3.      Menyerukan Kebenaran

Tugas nabi dan Rasul selanjutnya, yakni mengajak manusia untuk bertaubat dari segala dosa. Membimbing umat-Nya kejalan yang benar.

Membacakan Ayat Suci

Semua Nabi dan Rasull bertugas utuk membacakan ayat suci yang di wahyukan Allah Subhanahu Wata’alla, guna sebagai pedoman didalam beribadah kepada Allah.

Seperti nabi Daud membacakan kitab Zabur, Nabi Isa membacakan kitab Inzil, Nabi Musa membacakan kitab Taurat kepada  Bani Israil dan yang terakhir yaitu nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam yang membacakan Al-Qur’an.

Itulah kenapa kami katakan setiap diri ini mengemban tanggung jawab selama kita hidup di Dunia ini, dan tanggung jawabnya adalah untuk beribadah kepada Allah Subhanahu Wata’alla. Wallahu A’lam

Maka dari itu seyogyanya kita sebagai hamba Allah yang mengikrarkan diri beriman dan bertakwa kepada Allah beribadah dengan sugguh-sungguh (khusuk) agar mendapatkan kemulyaan, kasih sayang dan rahmat-Nya.

Sikap Seorang Muslim Menghadapai Fitnah Di Zaman Modern

Sikap Seorang Muslim Menghadapai Fitnah Di Zaman Modern
Sikap Seorang Muslim Menghadapai Fitnah Waspada Fitnah

Dalam hidup pasti pernah mendengar kata “fitnah”. Umumnya masyarakat memahami pengertian fitnah sebagai “segala perbuatan atau penyebaran berita yang tidak didasarkan kepada fakta”.

Secara ringkas fitnah dipahami seperti itu “menyebarluaskan berita bohong (Hoax)”. Dalam bahasa Indonesia, fitnah lebih sering dipahami sebagai berita bohong atau desas-desus tentang seseorang yang dilatarbelakangi maksud-maksud jahat kepada orang lain.

Tetapi sebenarnya pengertian fitnah lebih luas dari itu. Di dalam kamus bahasa Arab Majma al-Lughah al-Arabiyah (1958), terdapat beberapa arti fitnah. Di antaranya godaan, cobaan, terpesona, huru-hara, hasutan, kekacauan, siksaan/penderitaan, perselisihan, bencana, syirik, dan ujian.

Dalam al-Qur’an kata fitnah ternyata juga memiliki makna yang luas. Hal ini terbukti dengan penyebutan kata fitnah yang ditemukan di 34 tempat dengan arti yang berbeda (Ensiklopedi Islam, Jakarta: Ikhtiar Baru Van Hoeve, 1994, Jilid 2, h. 19-20).

Kita hidup di zaman fitnah yang begitu dahsyat melanda kaum muslimin. Bagaikan gelombang yang silih berganti datang menerpa pantai.

Betapa tidak, fitnah syubuhat yang meluluh-lantahkan agama seorang muslim, dan fitnah syahawat yang menjerumuskannya ke dalam kubangan maksia.

Zubair bin Adi, dia berkata:”kami datang menemui Anas bin malik mengadukan penderitaan yang kami dapati dari perlakuan Alhajjaj, maka beliau berkata:

اصْبِرُوا فَإِنَّهُ لَا يَأْتِي عَلَيْكُمْ زَمَانٌ إِلَّا الَّذِي بَعْدَهُ شَرٌّ مِنْهُ حَتَّى تَلْقَوْا رَبَّكُمْ سَمِعْتُهُ مِنْ نَبِيِّكُمْ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.رواه البخاري

Sabarlah, sesungguhnya tidak akan datang pada kalian suatu zaman kecuali yang berikutnya lebih buruk dari yang sebelumnya hingga kalian bertemu dengan Rabb kalian, begitu yang kudengar dari Nabi Kalian-shallallahu ‘alaihi wa sallam. (HR. Bukhari Juz 23, Hal.255, No.7086)

Makna Fitnah Dalam Al Qur’an

Fitnah secara bahasa artinya adalah ujian, di dalam Alquran, kata finah mengandung beberapa maknya, antara lain:

1. Syirik, Allah berfirman

وَقَاتِلُوهُمْ حَتَّى لا تَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ الدِّينُ كُلُّهُ لِلَّهِ

Dan perangilah mereka hingga tidak ada lagi fitnah(kesyirikan) dan agama seluruhnya menjadi milik Allah. QS. Al-anfal: 39

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ وَصَدٌّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَكُفْرٌ بِهِ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَإِخْرَاجُ أَهْلِهِ مِنْهُ أَكْبَرُ عِنْدَ اللَّهِ وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ

Mereka bertanya padamu tentang bulan haram, apa hukum berperang padanya, katakan, “berperang padanya adalah perkara besar, sementara menghalangi(manusia) dari jalan Allah dan kufur padanya dan menghalangi (manusia) dari masjidil haram dan mengusir penduduknya darinya lebih besar di sisi Allah, dan fitnah(kekafiran) itu lebih besar dari memerangi mereka.” (QS: Albaqarah: 217)

2. Bermakna: siksaan, Allah berfirman:

ذُوقُوا فِتْنَتَكُمْ هَذَا الَّذِي كُنْتُمْ بِهِ تَسْتَعْجِلُونَ

maka rasakanlah siksaan kalian, inilah yang dahulu kalian minta menyegerakannya. QS.az-Zariyat: 14.

إِنَّ الَّذِينَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوبُوا فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمْ عَذَابُ الْحَرِيقِ

Sesungguhnya orang-orang yang menyiksa kaum mukminin dan mukminat kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab neraka jahannam dan bagi mereka azab yang membakar. QS: al-buruj: 10.

3. Bermakna ujian, Allah berfirman:

وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً

Dan kami akan menguji kalian dengan kejelekan dan kebaikan sebagai bentuk fitnah(ujian). QS: Al- Anbiya: 35.Allah juga berfirman

إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلادُكُمْ فِتْنَةٌ

Sesungguhnya harta-harta kalian dan anak-anak kalian adalah fitnah(ujian) QS: at Taghabun:15.

4. bermakna bencana dan hukuman, Allah berfirman:”

وَاتَّقُوا فِتْنَةً لا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً

Dan takutlah fitnah(bencana) yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim diantara kalian saja secara khusus.QS.Al-Anfal:25.

5. Menghalangi manusia dari jalan Allah. Allah berfirman:

Hadis-hadis Nabi tentang munculnya fitnah akhir zaman

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ لَأَيَّامًا يَنْزِلُ فِيهَا الْجَهْلُ وَيُرْفَعُ فِيهَا الْعِلْمُ وَيَكْثُرُ فِيهَا الْهَرْجُ وَالْهَرْجُ الْقَتْل.رواه البخاري

Sesungguhnya sebelum kedatangan hari kiamat akan ada hari-hari yang turun padanya kejahilan, dan ilmu diangkat, dan akan terjadi banyak alharaj yaitu pembunuhan. (HR Bukhari Juz 23, Hal.249, No.7063)

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ” يتقارب الزمان ويقبض العلم وتظهر الفتن ويلقى الشح ويكثر الهرج، وقالوا: ومالهرج يا رسول الله ؟ قال: القتل

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dia berkata, bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam “zaman menjadi dekat, ilmu dicabut, dan muncul berbagai fitnah, kekikiran meraja rela dan banyak terjadi alharaj (pembunuhan), mereka bertanya, apa itu Haraj ya Rasulullah? beliau menjawab, ”yaitu pembunuhan. (HR. Muslim Juz 4, Hal.2056 No.11)

Sikap seorang muslim dalam menghadapai fitnah

Menghadapi Fitnah Dengan Menimba Ilmu

Fitnah akhir zaman begitu dahsyatnya, maka seorang mukmin tidak akan mampu menghadapinya kecuali dengan kekuatan ilmu dan persiapan matang menghadapinya.

Kisah pemuda yang selamat dari fitnah Dajjal tatkala inggin membinasakannya adalah contoh suri tauladan bagi kita bahwa ilmu tentang sunnah lah yang menyelamatkannya.

Menghadapi Fitnah Dengan Memperbanyak Doa

Doa adalah senjata yang manjur dalam menghadapi fitnah maupun ketika fitnah. Betapa butuhnya seorang hamba untuk senantiasa bermohon kepada Rabnya agar dijaga dari fitnah. Jangankan kita sebagai orang biasa, Rasulullah sendiri yang senantiasa diperkuat dengan wahyu tetap berdoa agar dijauhkan diri dari fitnah.

Berkata Anas bin Malik:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ آمَنَّا بِكَ وَبِمَا جِئْتَ بِهِ فَهَلْ تَخَافُ عَلَيْنَا قَالَ نَعَمْ إِنَّ الْقُلُوبَ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ يُقَلِّبُهَا كَيْفَ يَشَاءُ.رواه الترمذي

Adalah Rasulullah Shallalhu Alaihi wa Sallam senantiasa berdoa, ”Wahai Zat yang membolak-balikkan hati tetapkan hati kami di atas agamamu.

Aku bertanya, “wahai Rasulullah apakah anda khawatir dengan kami? Dia menjawab, ya, sesungguhnya hati-hati ini diantara jari-jemamari Allah dan dia berkuasa membolak-balikkannya sebagaimana yang dia kehendaki.” (HR. Tirmizi Juz 8, Hal.280, No.2290)

Menghadapi Fitnah Dengan Membentengi Diri Dengan Iman Dan Tauhid

Ketika Rasulullah menjelaskan tentang fitnah Dajjal, beliau menyebutkan:

مَكْتُوبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ كَفَرَ يُهَجَّاهُ يَقْرَؤُهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ أُمِّيٍّ

Tertulis diantara dua matanya” ka-fa-ra (kafir) “ akan dapat dibaca oleh setiap orang beriman dari umatku .(HR. Ahmad Juz 28, Hal.21, No.13488)

Jikalah iman begitu besar perannya dalam menghadapi fitnah Dajjal yang merupakan fitnah terbesar yang pernah Allah ciptakan.

Maka tentu segala fitnah lain yang masih di bawah fitnah Dajjal akan dapat diketahui seorang mukmin dengan iman yang menghujam dalam dadanya.

Jadi yang dapat menyelamatkan seseorang dari fitnah adalah imamnya yang benar seorang mukmin senantiasa bersiap-siap menghadapi ftnah dan khawatir binasa karenanya.

Tentunya iman yang dapat menjadi perisai serang mukmin adalah iman yang benar, akidah tauhid yang diajarkan Rasulullah.

Menghadapi Fitnah Dengan Menjalankan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar

Fitnah dan segala bentuk kejelekan tidak akan dapat diatasi kecuali dengan menjalankan misi para Nabi menjalankan amar ma’ruf dan nahi mungkar melalui proses ta’lim yang melahirkan tazkiyah.

Kemudian mengamalkan ilmu yang benar dalam proses tarbiyah. Hanya dengan tazkiyah dan tarbiah inilah umat akan selamat dari berbagai gelombang fitnah.

Allah berfirman:

وَاتَّقُوا فِتْنَةً لا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً

“Dan takutlah fitnah(bencana) yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim diantara kalian saja secara khusus”.QS.Al-Anfal:25.

Imam Al-Baihaqi dalam kitabnya Syu’abul Iman meriwayatkan bahwa ada seseorang yang berkata dihadapan Abu Hurairah ”sesungguhnya seorang yang zalim hanyalah membahayakan dirinya.”

Maka Abu Hurairah menjawab, “Demi Allah sesungguhnya orang yang zalim akan membahayakan segalanya hingga burung yang terbang diangkas. 

Menghadapi Fitnah Dengan Istiqomah Dalam Sunnah

Berkata Imam Az-Zuhri:

السنة سفينة نوح من ركبها نجا

“Sunnah itu bagaikan bahtera Nuh, barang siapa yang menaikinya dia akan selamat”

Allah berfirman:

وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

Dan Allah tidak akan mengazab mereka selama engkau ada pada mereka, dan Allah tidak akan mengazab mereka sementara mereka senantiasa bersistigfar. QS: Al-Anfal:33

Maksud kata-kata “selama engkau ada pada mereka” yaitu selama sunnah beliau ada ditengah kaum muslimin dan diamalkan oleh umatnya.

Maka selama sunnah ditegakkan dan ummat ini senantiasa beristighfar, niscaya akan terhindar daripada fitnah yang membinasakan.

Menghadapi Fitnah Dengan Kembali Pada Ulama

Ulama adalah lentera-lentera tatkala manusia dalam kegelapan kejahilan dan syubuhat. Barang siapa yang mengambil pelita ini niscaya akan dapat menerangi dirinya dalam menempuh perjalanan menuju negeri akhirat.

Sebaliknya yang menjauh dari mereka bagikan si buta yang berjalan terseok-seok dalam kegelapan malam tanpa pemandu, di jalan yang terjal dan berbatu, di kiri dan kanan ada jurang yang dalam siap menunggu, sementara jalan penuh dengan para penyamun dan binatang buas yang siap menerkam dan merobek-robek dirinya.

Dari Bisyr bin Amru, dia berkata:

Kami mengikuti Ibnu Mas’ud tatkala dia keluar menuju Qadisiyah,lantas dia masuk ke kebun menunaikan hajatnya, dia berwhudu dan mengusap di atas kaos kakinya, kemudian dia keluar sementara tetesan air wudhu membasahi janggutnya. Kami berkata: berikanlah pada kami wasiat, sebab manusia telah terjebak dalam fitnah dan kami tidak tau apakah bisa bertemu kembali denganmu atau tidak. Beliau berkata: bertakwalah pada Allah dan bersabarlah hingga orang-orang yang baik akan beristirahat(wafat) dari orang jahat atau manusia di istirahatkan dari mereka (dengan mematikan orang yang fasiq), dan hendaklah kalian mengkuti jama’ah sebab Allah tidak akan mengumpulkan ummat Muhammad di atas kesesatan.

Ibnu Alqayyim menyebutkan:

وكنا إذا إشتد بنا الخوف وساءت منا الظنون وضاقت بنا الأرض أتيناه فما هو إلا أن نراه ونسمع كلامه فيذهب ذلك كله عنا

Jika kami dalam kondisi takut yang sangat mencemaskan, dengan berbagai prasangka buruk dan dunia menjadi sempit, kami segera mendatangi beliau(IbnuTaimiyah) baru saja melihatnya dan mendengarkan perkataannya, seketika hilanglah segala beban dan derita yang kami rasakan.

demikian tips wajib yang harus dilakukan umat islam dalam menghadapi atau menyikapi fitnah yang bermunculan guna memadamkan cahaya agama islam. Wallahu A'lam

SIFAT IRI DAN DENGKI 3 CARA AGAR TERHIDAR

 SIFAT IRI DAN DENGKI 3 CARA AGAR TERHIDAR

IRI DAN DENGKI 3 CARA AGAR TERHIDAR

Pada kali ini kita akan membahas sifat manusia yang harus kita hindari, sifat tersebut adalah iri dan dengki. Sifat iri dan dengki membuat seseorang menaruh rasa tidak suka akan keberhasilan dan kesuksesan orang lain.

Lebih dari sekadar cemburu, rasa iri dan dengki jauh lebih berbahaya dan tak jarang sulit untuk dihilangkan jika kita tidak menghalaunya dan terus memupuknya. marilah kita merenungkan firman Allah dalam Q.S. An-Nisa [4]: ayat ke-54:

أَمْ يَحْسُدُونَ ٱلنَّاسَ عَلَىٰ مَآ ءَاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ مِن فَضْلِهِۦ ۖ فَقَدْ ءَاتَيْنَآ ءَالَ إِبْرَٰهِيمَ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَءَاتَيْنَٰهُم مُّلْكًا عَظِيمًا (النساء[٤]: ٥٤)

“Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepadanya? Sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar.”

Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, (Imam Masjidil Haram) dalam Tafsir Al-Muhktashar menjelaskan ayat di atas, bahwa orang-orang Yahudi iri hati kepada Nabi Muhammad dan sahabat-sahabatnya atas apa yang Allah berikan kepada mereka, berupa kenabian, keimanan, dan kepemimpinan di muka bumi.

Padahal Allah telah memberikan kepada orang-orang Yahudi kedudukan dan nasab mulia, yaitu dari keturunan dari Nabi Ibrahim Alaihi Salam.

Dari kalangan mereka juga diutus para nabi mulia, dan diberi kitab-kitab suci berupa Taurat, Zabur dan Injil, serta memberi mereka kerajaan yang luas, yakni Kerajaan Nabi Daud dan Sulaiman Alaihima Salam.

Kaum Yahudi selalu terus menginginkan kenikmatan hanya ada pada genggaman mereka, mengharapkan segala bentuk karunia Allah hanya milik mereka, merasa lebih berhak atas karunia itu sehingga tidak menyukai jika ada umat lain yang mendapatkan atau menyamai mereka.

Sementara itu, Imam Al-Qurtubi memberikan menjelaskan, dosa yang pertama kali terjadi di langit adalah dengki, yakni dengkinya Iblis kepada Adam Alaihi Salam. Dan, dosa yang pertama kali terjadi di bumi juga dengki, yakni kedengkian anak Adam, Qabil kepada saudaranya Habil sehingga ia membunuhnya.

Meskipun ayat di atas ditujukan kepada Kaum Yahudi, namun melalui ayat di atas, Allah memerintahkan hamba-hamba semuanya untuk menjauhi sifat tercela, yaitu perasaan iri dan dengki.

Pengertian sifat dengki adalah merupakan perasaan tidak senang terhadap keberhasilan dan kelebihan yang dimiliki orang lain karena ia merasa tersaingi.

Orang yang memiliki sifat ini, hatinya selalu kotor dengan perasaan yang buruk terhadap orang lain. Jika hal ini terus dibiarkan, maka akan berakhir dengan tindak kejahatan.

Sifat iri dan dengki dapat merugikan diri sendiri, juga orang lain. Pikiran dan hatinya menjadi tumpul karena selalu memikirkan bagaimana agar kenikmatan yang ada pada orang lain hilang darinya.

Sifat Iri dan Dengki Dalam Hadist

Sifat iri dan dengki dapat menghapus pahala ibadah seseorang. Dalam hal ini, Rasulullah bersabda:

اِياَّ كُم وَالحَسَدَ فَاِنَّ الْحَسَدَ يَاْ كُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَاْ كُلُ النَّارُ الحَطَبَ (رواه ابو داود

“Jagalah dirimu iri dengki, karena sesungguhnya iri dengki itu merusak kebaikan, sebagaimana api yang memakan kayu bakar.” (HR. Abu Daud)

Imam Al-Ghazali dalam kitab  Bidayatul Hidayah mengatakan bahwasanya sifat iri dan dengki dapat menghancurkan diri, lingkungan, dan peradaban.

Sifat iri dan dengki adalah kejahatan tersembunyi, energi negatif yang menjadi penyebab terjadinya kejahatan dan kriminalitas, sifat ini tidak terlihat secara kasat mata, namun memiliki pengaruh dan dampak yang luar biasa.

Bahayanya lebih besar jika dibandingkan dengan sesuatu yang dapat terlihat mata. Efeknya terhadap jiwa dan tatanan sosial dalam masyarakat sangat nyata.

Sifat Iri dan Dengki Secara Psikologis

Secara psikologis, iri dan dengki menjadikan seseorang tidak mau mensyukuri nikmat yang diberikan kepadanya.  Ia senantiasa merasa susah, sedih, gundah dan gelisah karena tidak suka orang  orang lain mendapat kenikmatan.

Iri dan dengki juga menimbulkan munculnya ghibah (gunjingan), fitnah dan perpecahan dalam keluarga dan pertemanan, hingga peperangan antar anggota masyarakat, suku hingga antar negara.

Ibnul Qayyim Al-Jauzi menjelaskan, bahwa sifat iri dan dengki menyebabkan seseorang tidak rela atas qadha’ dan qadar Allah Subhanahu wa Ta’ala. Beliau berkata, “Sesungguhnya sifat iri dan dengki adalah bagian dari sikap menentang Allah karena ia (membuat si penderita) benci kepada nikmat Allah atas hamba-Nya; padahal Allah menginginkan nikmat tersebut untuknya.

Sifat iri dan dengki juga membuatnya senang dengan hilangnya nikmat tersebut dari saudaranya atau orang lain, padahal Allah benci jika nikmat itu hilang dari saudaranya atau orang lain tersebut. Jadi, sifat iri dengki hakikatnya menentang qadha’ dan qadar Allah .”

Allah memerintahkan kepada hamba-Nya untuk meminta perlindungan dari sifat iri dan dengki kepada sesama manusia.

Dalam Surah Al-Hasyr ayat ke-10, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengajarkan kepada kita untuk berdoa agar terhindar dari iri dan dengki.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلًّا لِّلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا رَبَّنَآ اِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ (الحشر [٥٩]: ١٠

Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, Sungguh, Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang.”

Cara Agar Terhindar Dari Sifat Iri danDengki

Imaam An-Nawawi dalam kitab “At-Tibyan fi Adabi Hamalatil Qur`an” memberikan beberapa cara agar manusia terhindar dari sifat iri dan dengki, diantaranya adalah:

Cara pertama hendaknya senantiasa bersyukur atas nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala, merasa cukup (qana’ah) dengan pemberian-Nya sehingga tidak lagi berharap kenikmatan orang lain juga bisa ia miliki.

Dengan qana’ah, seseorang tidak lagi ingin memiliki nikmat yang diterima orang lain. Ia akan fokus untuk mensyukuri nikmat yang telah ia terima sehingga tidak lagi mengiginkan nikmat yang lain.

Cara kedua, hendaknya selalu mengingat bahwa semua terjadi atas izin dan takdir Allah . Apapun yang ada pada diri kita dan segala kenikmatan serta kelebihan orang lain adalah kehendak-Nya sehingga tidak pantas kita memprotes ketetapan itu.

Seseorang harus yakin bahwa ketetapan Allah  itulah yang terbaik untuknya. Adapun keinginan seseorang, bila tidak sejalan dengan kehendak Allah , sangat mungkin dan bisa jadi merupakan keburukan untuk dirinya dan orang lain.

Demikian pula prestasi dan capaian yang mereka dapatkan, semuanya atas izin dan pertolongan Allah . Tidak ada daya upaya dan kekuatan, kecuali semuanya datang dari Allah .

Jika saja Allah Ta’ala tidak mengizinkan dan menolongnya, niscaya ia tidak akan bisa mendapatkan prestasi dan kenikmatan itu.

Cara ketiga, mendoakan kebaikan untuk orang lain, karena dengan mendoakan itu, akan tumbuh rasa cinta dan kasih sayang dan persatuan akan tumbuh dari untaian doa-doa itu.

Mendoakan sesama Muslim, tanpa sepengatahuan yang didoakan merupakan sunnah yang telah diamalkan turun-temurun oleh para Nabi dan orang-orang saleh terdahulu.

Mereka senang kalau saudaranya mendapatkan kebaikan, sehingga merekapun mendoakan saudaranya agar tetap dalam kebaikan.

Dalam sebuah hadist, Rasulullah , berkata, “Tidaklah seorang muslim yang mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, “Dan bagimu juga kebaikan yang sama,” (H.R. Muslim)

Semoga Allah selalu menjaga kita semua dari segala penyakit iri dan dengki atau penyakit hati lainnya serta sifat-sifat tercela, sehingga kita selamat dunia maupun akhirat. Aamiin Ya Rabbal Alamiin. Wallahu A'lam

Hikmah Puasa dan Hal Yang Perlu Diperhatikan Agar Puasanya Tidak Sia-Sia

HIKMAH PUASA DAN HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN AGAR PUASANYA TIDAK SIA-SIA 

AGAR PUASANYA TIDAK SIA-SIA
Puasa merupakan salah satu ibadah yang sangat penting dalam agama Islam. Selain sebagai bentuk ketaatan kepada Allah , puasa juga dianggap sebagai salah satu cara untuk membersihkan diri dari dosa-dosa dan meningkatkan kualitas spiritual seseorang.
Namun, masih banyak orang yang merasa bahwa puasa hanya membuat mereka merasa lapar dan dahaga tanpa mendapatkan manfaat yang signifikan. "Apakah puasa benar-benar sia-sia?.
Sebelum membahas lebih jauh mengenai hal ini, perlu diingat bahwa puasa bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga selama sehari penuh. Puasa juga melibatkan berbagai hal lainnya seperti meningkatkan kualitas ibadah, menjaga perilaku, menghindari perbuatan yang tidak baik, dan berbuat baik kepada sesama.

Manfaat Untuk Kesehatan

Puasa juga memiliki manfaat kesehatan yang signifikan. Menurut beberapa studi, puasa dapat membantu menurunkan berat badan, meningkatkan fungsi otak, meningkatkan sensitivitas insulin, mengurangi risiko penyakit jantung, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Oleh karena itu, meskipun puasa mungkin membuat seseorang merasa lapar dan dahaga, manfaatnya jauh lebih besar dari sekadar itu.
Namun, seperti halnya dengan semua ibadah, manfaat dari puasa sangat bergantung pada niat dan usaha kita sendiri. Jika kita hanya berpuasa tanpa niat yang benar dan tanpa melakukan usaha untuk meningkatkan kualitas ibadah dan perilaku kita, maka puasa hanya akan menjadi aktivitas fisik semata tanpa adanya manfaat spiritual yang signifikan.

Hal Yang Perlu Diperhatikan

Oleh karena itu, untuk mendapatkan manfaat yang sebenarnya dari puasa, kita perlu memperhatikan beberapa hal. Pertama-tama, kita perlu memahami dengan baik tujuan dan makna dari puasa itu sendiri. Puasa bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga tentang meningkatkan kualitas hidup kita secara keseluruhan. Kedua, kita perlu memperbaiki perilaku kita dan menghindari perbuatan yang tidak baik selama bulan puasa. Kita juga perlu berbuat baik kepada sesama dan menjaga kebaikan dalam hati kita. Ketiga, kita perlu meningkatkan kualitas ibadah kita dan berusaha untuk lebih dekat dengan Allah selama bulan puasa.

Penyebab Puasanya Sia-Sia

Puasa bisa menjadi sia-sia jika kita tidak melakukannya dengan benar dan hanya menjalankannya secara fisik semata. Berikut beberapa hal yang bisa menyebabkan puasa kita sia-sia:
Tidak Niat Dengan Benar
Niat adalah salah satu elemen penting dalam ibadah puasa. Jika kita tidak niat dengan benar, maka puasa kita bisa menjadi sia-sia. Niat puasa harus dilakukan dengan ikhlas dan bertujuan untuk mendapatkan keridhaan Allah.
Tidak Menjaga Perilaku
Selain menahan lapar dan dahaga, puasa juga mengajarkan kita untuk menjaga perilaku dan menghindari perbuatan yang tidak baik. Jika kita tidak berusaha untuk meningkatkan perilaku kita selama berpuasa, maka puasa kita bisa menjadi sia-sia.
Tidak Meningkatkan Kualitas Ibadah
Puasa juga harus diiringi dengan meningkatkan kualitas ibadah kita. Kita harus berusaha untuk lebih dekat dengan Allah dan meningkatkan keimanan selama berpuasa. Jika kita hanya menjalankan puasa tanpa meningkatkan kualitas ibadah kita, maka puasa kita bisa menjadi sia-sia.
Tidak Berbuat Baik Kepada Sesama
Puasa juga mengajarkan kita untuk berbuat baik kepada sesama. Jika kita tidak berusaha untuk membantu orang lain dan berbuat baik selama berpuasa, maka puasa kita bisa menjadi sia-sia.
Tidak Menjaga Kesehatan
Meskipun puasa bisa memberikan manfaat kesehatan, namun jika kita tidak menjaga kesehatan selama berpuasa, maka manfaat kesehatan tersebut bisa hilang. Kita harus tetap memperhatikan pola makan dan olahraga selama berpuasa.
Dalam kesimpulannya, puasa bisa menjadi sia-sia jika kita tidak melakukannya dengan benar dan hanya menjalankannya secara fisik semata. Oleh karena itu, kita perlu menjaga niat dan perilaku kita, meningkatkan kualitas ibadah, berbuat baik kepada sesama, dan menjaga kesehatan selama berpuasa. Jika kita melakukannya dengan benar, maka puasa kita akan membawa manfaat yang besar bagi kehidupan kita, baik secara fisik maupun spiritual.
Selain membantu kita meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan dan memberikan manfaat kesehatan, puasa juga membantu kita untuk mendekatkan diri kepada Allah dan membersihkan diri dari dosa-dosa. Namun, manfaat dari puasa sangat bergantung pada niat dan usaha kita sendiri. Oleh karena itu, kita perlu memahami dengan baik tujuan dan makna dari puasa, memperbaiki perilaku kita, dan meningkatkan kualitas ibadah kita agar puasa benar-benar membawa manfaat bagi kita. Wallahu A'lam Bishawab

Pentingnya Berzakat Hikmah dan Manfaatnya Yang Harus Kamu Ketahui

Pentingnya Berzakat Hikmah dan Manfaatnya Yang Harus Kamu Ketahui

Manfaatnya Yang Harus Kamu Ketahui

Zakat merupakan salah satu dari lima pilar utama dalam agama Islam. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, zakat merupakan kewajiban bagi setiap individu Muslim yang memiliki harta melebihi nisab untuk memberikan sebagian dari kekayaannya kepada orang yang membutuhkan. Dalam Islam, zakat memiliki beberapa hikmah dan manfaat penting yang sangatlah besar bagi kehidupan umat manusia.

Jumlah zakat yang harus dibayarkan oleh setiap individu Muslim adalah 2,5% dari kekayaannya yang telah mencapai nisab, yang biasanya diukur dalam bentuk emas atau perak. Zakat harus diberikan kepada orang-orang yang memenuhi syarat penerima zakat, seperti fakir miskin, orang-orang yang terlilit hutang, orang-orang yang membutuhkan, serta orang-orang yang memperjuangkan hak-hak Islam dan kepentingan umat Islam.

Hikmah Zakat

Pertama-tama, zakat memiliki hikmah untuk mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi antara individu dan masyarakat. Dengan adanya zakat, orang yang memiliki harta lebih harus memberikan sebagian dari kekayaannya kepada orang yang membutuhkan. Hal ini akan membantu orang yang kurang mampu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga kesenjangan sosial dan ekonomi dapat berkurang.

Selain itu, zakat juga memiliki hikmah untuk membersihkan harta benda dan jiwa dari sifat-sifat yang negatif seperti keserakahan dan ketamakan. Dalam Islam, harta benda yang dimiliki oleh manusia merupakan amanah dari Allah .

Manfaat Zakat

Zakat memiliki berbagai manfaat yang penting bagi kehidupan umat manusia, khususnya umat Islam. Berikut adalah beberapa manfaat zakat yang perlu diketahui:

MenjagaKeberkahan Harta

Zakat membantu menjaga keberkahan harta, karena dengan memberikan sebagian dari harta kita yang telah mencapai nisab, maka harta kita akan menjadi lebih bersih dan suci. Hal ini juga dapat membantu kita untuk terhindar dari sifat serakah dan tamak.

Meningkatkan Rasa Empati Dan Solidaritas

Dalam Islam, zakat adalah bentuk ibadah yang mendorong umat Islam untuk membantu sesama yang membutuhkan. Dengan memberikan zakat, kita dapat merasakan langsung betapa pentingnya membantu sesama yang membutuhkan, sehingga dapat meningkatkan rasa empati dan solidaritas kita dengan sesama umat manusia.

MengurangiKesenjangan Sosial Dan Ekonomi

Zakat juga dapat membantu mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi antara individu dan masyarakat. Dengan memberikan zakat kepada orang yang membutuhkan, maka orang yang kurang mampu dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga kesenjangan sosial dan ekonomi dapat berkurang.

Meningkatkan Kualitas Hidup Orang Yang Membutuhkan

Zakat juga dapat membantu meningkatkan kualitas hidup orang yang membutuhkan. Dengan mendapatkan bantuan zakat, orang yang kurang mampu dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Hal ini akan membantu meningkatkan kualitas hidup mereka secara keseluruhan.

Meningkatkan Keberkahan Umat

Zakat juga dapat membantu meningkatkan keberkahan umat, karena dengan membantu sesama yang membutuhkan, maka kita akan merasa lebih dekat dengan Allah dan mendapatkan keberkahan dari-Nya. Hal ini akan membantu meningkatkan keberkahan umat secara keseluruhan.

MenghindarkanDari Kemaksiatan

Dalam Islam, membayar zakat adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah . Dengan melaksanakan ketaatan ini, maka kita akan dihindarkan dari kemaksiatan dan dosa-dosa yang dapat merugikan diri kita di dunia maupun di akhirat.

Dengan memberikan zakat, orang yang memiliki harta akan membantu membersihkan harta tersebut dari sifat-sifat negatif seperti keserakahan dan ketamakan, serta menjaga agar harta tersebut tetap menjadi amanah yang dipercayakan oleh Allah .

Memperkuat Persaudaraan

Selain itu, zakat juga memiliki manfaat untuk meningkatkan solidaritas dan kebersamaan antar umat Muslim. Dengan memberikan zakat kepada orang yang membutuhkan, maka tercipta suatu hubungan antara orang yang memberikan zakat dan orang yang menerimanya. Hal ini akan memperkuat rasa persaudaraan dan solidaritas antar umat Muslim, sehingga tercipta suatu masyarakat yang saling membantu dan peduli terhadap sesama.

Selain manfaat-manfaat yang telah disebutkan di atas, zakat juga memiliki manfaat lainnya seperti membantu mengatasi kemiskinan, memperbaiki kondisi sosial ekonomi, dan juga membantu menyelesaikan masalah hutang orang yang miskin. Oleh karena itu, zakat sangatlah penting dalam kehidupan umat Islam dan merupakan salah satu bentuk ibadah yang harus dilakukan oleh setiap individu Muslim.

Dalam kesimpulannya, zakat memiliki hikmah dan manfaat yang sangatlah besar bagi kehidupan umat manusia. Zakat memiliki peran yang sangat penting untuk mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi.

Zakat juga membantu membersihkan harta dan jiwa dari sifat-sifat negatif, meningkatkan solidaritas dan kebersamaan antar umat Muslim, serta membantu mengatasi berbagai masalah sosial dan ekonomi yang dihadapi oleh orang-orang yang kurang mampu.

Oleh karena itu, setiap individu Muslim diharapkan untuk selalu memperhatikan kewajiban berzakat dan melaksanakannya dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.

Demikianlah beberapa manfaat zakat yang penting untuk diketahui. Sebagai umat Muslim, kita diharapkan untuk selalu memperhatikan kewajiban berzakat dan melaksanakannya dengan penuh kesadaran dan keikhlasan, karena hal ini sangatlah penting bagi kehidupan umat manusia secara keseluruhan. Wallahu A'lam

Manfaat Mengkonsumsi Buah Kurma Pada Saat Buka Dan Saur Yang Harus Kamu Tahu

MANFAAT MENGKONSUMSI BUAH KURMA MENURUT DOKTER AHLI GIZI  YANG HARUS KAMU TAHU

BUAH KURMA MENURUT DOKTER AHLI GIZI  YANG HARUS KAMU TAHU

Saat bulan Ramadhan buah kurma termasuk menjadi makanan favorit umat Islam menjadi menu buka dan suar tiba. Umat Muslim di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa. Puasa di sini mengacu pada menahan diri dari makan dan minum selama waktu yang ditentukan, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.

Waktu berbuka puasa dan sahur adalah momen yang sangat dinanti-nanti oleh umat Muslim karena merupakan kesempatan untuk mengonsumsi makanan dan minuman setelah menahan diri selama berjam-jam.

Salah satu makanan yang sering dijadikan santapan saat berbuka puasa dan sahur adalah buah kurma. Buah kurma yang berasal dari tanaman palma ini memiliki rasa manis dan kaya akan nutrisi.

Berikut adalah beberapa manfaat mengkonsumsi buah kurma pada saat berbuka puasa dan sahur:
Mengkonsumsi Buah Kurma Menambah Energi

Buah kurma kaya akan karbohidrat dan gula alami yang mudah dicerna oleh tubuh. Karbohidrat dan gula ini akan diubah menjadi energi yang dapat meningkatkan stamina dan menghilangkan rasa lelah setelah seharian menahan lapar dan dahaga.

Menjaga Keseimbangan Gula Darah

Mengonsumsi buah kurma saat berbuka puasa dan sahur juga dapat membantu menjaga keseimbangan gula darah. Buah kurma memiliki indeks glikemik yang rendah, artinya karbohidrat di dalamnya dipecah secara perlahan sehingga tidak menyebabkan lonjakan gula darah yang drastis.

Mengkonsumsi Buah Kurma Menjaga Kesehatan Pencernaan

Serat yang terdapat dalam buah kurma juga dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan. Serat ini dapat membantu melancarkan sistem pencernaan dan mencegah sembelit.

Menjaga Kesehatan Jantung

Buah kurma kaya akan potasium yang dapat membantu menjaga kesehatan jantung. Potasium dapat membantu menyeimbangkan kadar elektrolit dalam tubuh dan mencegah terjadinya hipertensi.

Mengkonsumsi Buah Kurma Menjaga Kesehatan Tulang

Buah kurma juga kaya akan mineral seperti kalsium, magnesium, dan fosfor yang dapat membantu menjaga kesehatan tulang dan gigi.

Selain memiliki manfaat kesehatan yang beragam, buah kurma juga mudah didapatkan dan dapat diolah menjadi berbagai macam hidangan. Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk mencoba mengonsumsi buah kurma saat berbuka puasa dan sahur.

Pendapat Berbagai Studi Ilmiah

Buah kurma telah diteliti untuk manfaat kesehatannya oleh berbagai studi ilmiah, dan beberapa manfaat dari buah kurma yang ditemukan adalah sebagai berikut:

Mengkonsumsi Buah Kurma Menjaga Kesehatan Jantung

Buah kurma mengandung antioksidan yang dikenal sebagai polifenol, yang dapat membantu melindungi jantung dari kerusakan akibat radikal bebas dan mencegah terjadinya aterosklerosis atau pengerasan arteri. Selain itu, buah kurma mengandung kalium yang dapat membantu menurunkan tekanan darah.

Menjaga Kesehatan Otak

Buah kurma mengandung zat besi, yang penting untuk kesehatan otak. Zat besi membantu mengangkut oksigen ke sel-sel otak dan meningkatkan fungsi kognitif. Selain itu, buah kurma mengandung senyawa yang dikenal sebagai flavonoid, yang dapat membantu mencegah kerusakan sel-sel otak akibat radikal bebas.

Mengkonsumsi Buah Kurma Meningkatkan Kesehatan Pencernaan

Buah kurma mengandung serat yang larut dan tidak larut, yang membantu meningkatkan kesehatan pencernaan dan mencegah sembelit. Buah kurma juga mengandung senyawa yang dikenal sebagai polifenol, yang dapat membantu mencegah kerusakan sel-sel usus dan melindungi sel-sel dari kerusakan akibat radikal bebas.

Mengkonsumsi Buah Kurma Menjaga Kesehatan Tulang

Buah kurma kaya akan kalsium, yang sangat penting untuk kesehatan tulang. Kalsium membantu memperkuat tulang dan mencegah terjadinya osteoporosis.

Mengkonsumsi Buah Kurma Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh

Buah kurma mengandung vitamin C, vitamin A, dan senyawa-senyawa lain yang dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Senyawa-senyawa tersebut membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas dan melawan infeksi.

Namun, seperti halnya dengan makanan lainnya, konsumsi buah kurma dalam jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan efek samping tertentu pada tubuh. Oleh karena itu, sebaiknya tetap mengonsumsi buah kurma dengan porsi yang tepat dan teratur, sesuai dengan kebutuhan tubuh. Selain itu, jika memiliki masalah kesehatan tertentu, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengonsumsi buah kurma atau makanan lainnya.

Rekomendasi Dokter Ahli Gizi Mengkonsumsi Buah Kurma

Dokter ahli gizi umumnya merekomendasikan konsumsi buah kurma sebagai bagian dari pola makan yang sehat. Buah kurma mengandung berbagai nutrisi penting seperti serat, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh.

Namun, seperti halnya dengan makanan lainnya, konsumsi buah kurma sebaiknya tetap dalam batas yang sehat dan disesuaikan dengan kebutuhan tubuh masing-masing.

Dokter ahli gizi juga menyarankan untuk memilih buah kurma yang segar dan sehat, serta menghindari membeli buah kurma yang sudah diolah atau mengandung gula tambahan.

Konsumsi buah kurma yang tepat dan teratur dapat membantu menjaga kesehatan tubuh dan mencegah terjadinya penyakit.

Namun, setiap orang memiliki kondisi kesehatan yang berbeda-beda, dan konsumsi buah kurma sebaiknya tetap disesuaikan dengan kondisi kesehatan dan kebutuhan tubuh masing-masing.

Jika memiliki masalah kesehatan tertentu, seperti diabetes atau alergi makanan, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengonsumsi buah kurma atau makanan lainnya.

Berdasarkan manfaat buah kurma yang telah diteliti dan direkomendasikan oleh dokter ahli gizi, dapat disimpulkan bahwa konsumsi buah kurma secara teratur dapat membantu meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Buah kurma mengandung nutrisi penting seperti serat, vitamin, dan mineral, yang dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan, jantung, otak, tulang, dan sistem kekebalan tubuh.

Konsumsi Dengan Tepat dan Teratus

Namun, konsumsi buah kurma sebaiknya tetap dalam batas yang sehat dan disesuaikan dengan kebutuhan tubuh masing-masing. Jangan mengonsumsi buah kurma secara berlebihan, terutama jika memiliki masalah kesehatan tertentu seperti diabetes atau alergi makanan. Pilihlah buah kurma yang segar dan sehat, serta hindari membeli buah kurma yang sudah diolah atau mengandung gula tambahan.

Dengan konsumsi buah kurma yang tepat dan teratur, dapat membantu menjaga kesehatan tubuh dan mencegah terjadinya penyakit, sehingga kita dapat menikmati hidup dengan lebih sehat dan bugar.

Itulah beberapa manfaat mengkonsumsi buah kurma pada saat berbuka puasa dan sahur. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Jangan lupa untuk terus menjaga kesehatan dan mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Wallahu A’lam