Al Quran dalam bahasa Arab القرآن adalah
sebuah kitab suci utama dalam agama Islam, atau Kalam Allah, yang diturunkan
oleh Allah ﷻ
kepada Nabi Muhammad ﷺ, melalui perantara
Malaikat Jibril secara berangsur-angsur selala 23 tahun.
Umat Islam yang memba Al Qur’an dianggap ibadah, dimulai dari surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An- Nas itu Alquran.
Dalam pandangan lain Alquran adalah kitab/kalam Allah ﷻ yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ﷺ melalui perantara malaikat Jibril dan disampaikan kepada umat manusia untuk dijadikan pedoman dalam kehidupan di dunia ini.
Muhammad Abid al-Jabiri juga berpendapat tentang
pengertian Al Quran, Menurut beliau Al Quran adalah kalam Allah ﷻ yang diturunkan kepada penghujung para Nabi,
yaitu Muhammad ﷺ,
ditulis dalam mushaf, ditransmisikan secara mutawatir, menjadi ibadah dengan
membacanya, dan menjadi penentang/penguat dengan kemukjizatannya.
1. Perintah Membaca Al Qur’an
اتْلُ مَا
أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ
تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ
وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu,
yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu
mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya
mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat
yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. ( Qs. Al Ankabut: 45)
وَاتْلُ
مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنْ كِتَابِ رَبِّكَ ۖ لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ وَلَنْ
تَجِدَ مِنْ دُونِهِ مُلْتَحَدًا
“Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu,
yaitu kitab Tuhanmu (Al Quran). Tidak ada (seorangpun) yang dapat merubah
kalimat-kalimat-Nya. Dan kamu tidak akan dapat menemukan tempat berlindung
selain dari pada-Nya”. (Qs. Al Kahfi: 27)
2. Bacaan Al Qur’an jadi Syafaat
عَنْاَبِيْاُمَامَةَرَضِيَاللهُعَنْهُقَالَ:سَمِعْتُ
رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ:اِقْرَئُوْا الْقُرْاَنَ فَاِنَّهُ يَاْتِى يَوْمَ
الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا لِاَصْحَابِهِ.رواه مسلم
“Dari abi umamah ra berkata: aku mendengar
Rasulullah ﷺ
bersabda. Bacalah al Qur’an, karena di hari kiyamat nanti al Qur’an akan datang
untuk memberikan syafaat kepada para pembacanya” (HR. Muslim).
Al Quran itu:
- Untuk dibaca oleh lisan-lisan manusia.
- Untuk didengar oleh telinga manusia.
- Untuk ditadaburri oleh akal manusia dan ketenangan bagi hati.
Syekh Muhammad Shalih al Utsaimin berkata, pada
hari kiamat kelak, Allah akan menjadikan pahala Al Qur’an akan datang berdiri
sendiri dan memberikan syafaat kepada orang-orang yang mengamalkanya.
3. Al-Qur’an Sebagai Hujjah Bagi Pengamalnya
عَنِ النَّوَاسِ بْنِ سَمْعَانَ, رض, قَالَ
سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلَ يَاْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِالْقُرْاَنَِ
وَاَهْلِهِ الَّذِيْنَ كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ بِهِ فِى الدُنْيَا تُقَدِّمُهُ
سُوْرَةَ الْبَقَرَةِ وَاَلَ عِمْرَانَ تُحَاجَانِ عَنْ صَاحِبِهِمَا.رواه مسلم
“Dari An Nawas bin Sam’an ra berkata, aku
mendengar Rasulullah ﷺ
bersabda: ”Di hari kiamat kelak akan didatangkan Al Qur’an dan orang-orang yang
mengamalkanya semasa di dunia, akan dihadapkanya surat Al Baqarah dan Ali Imran yang akan membela orang-orang yang
mengamalkan keduanya”. (HR. Muslim)
Syekh Muhammad bin Shalih al Utsaimin
mengatakan orang-orang yang membaca Al Qur’an sekaligus mengimani dan
mengamalkan hukum-hukumnya, Al Qur’an akan menjadi hujjah untuk orang ini dan
akan membelanya di hari kiamat kelak, sejalan dengan Qs. Shaad: 29
4. Kemulyaan Bagi Pembaca Al Qur’an Bertingkat-Tingkat
عَنْ عَائِشَةَ
رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص اَلَّذِى يَقْرَءُ
الْقُرْاَنِ وَهُوِ مَاهِرٌ بِهَ مَعَ السَّفَرَةِ الْكَرَامَةِ الْبَرَرَةِ,
وَالَّذِى يَقْرَءُ الْقُرْاَنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيْهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقَ لَهُ
اَجْرَانِ. متفق عليه
“Dari Aisyah ra berkata: telah bersabda
Rasulullah ﷺ,
orang yang mahir membaca Al Qur’an akan
berkumpul bersama para malaikat yang mulia dan taat, sedangkan yang membaca Al
Qur’an dengan terbata-bata dan merasakan kesulitanya, maka ia akan mendapatkan
dua pahala”. (Muttafaq ‘Alaih)
Kata “mahir” adalah yang fasih dan lancar
membaca Al Qur’an, dan maksud “terbata-bata” adalah tersendat-sendat dan
kesulitan membacanya akan mendapat dua pahala, yaitu pahala membaca Al Qur’an
dan pahala kesulitan dalam membacanya.
5. Pelajar dan Pengajar Al Qur’an adalah Manusia Terbaik
عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانِ رض قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْاَنَ وَعَلَّمَهُ.رواه البخاري
“Dari Utsman bin Affan ra berkata, telah
bersabda Rasulullah ﷺ:
“Sebaik-baik kalian adalah orang-orang yang mempelajari Al Qur’an dan
mengajarkanya”. (HR. Bukhori)
Masuk dalam katagori ini menurut Syekh Utsaimin adalah:
- Mempelajari dan mengajarkan lafadz dan makna Al Qur’an
- Menghafal Al Qur’an dan menuntun orang lain untuk menghafalnya.
- Mengajarkan makna Al Qur’an dan tafsirnya.
- Mendukung proses pembelajaran dan menjadi donatur pendidikan Al Qur’an.
- Kedudukan Orang Yang Gemar Baca Al Qur’an
عَنْ اَبِي مُوْسَى الْاَشْعَرِي رض قَالَ: قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ ص مَثَلُ المْؤْمِنِ الَّذِى يَقْرَءُ الْقُرْاَنَ مَثَلُ
الْاُتْرَجَةَ: رِيْحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا حُلْوٌ ......متفق عليه
“Dari Abu Musa al Asy’ariy ra berkata, telah
bersabda Rasulullah ﷺ:
“Seorang mukmin yang gemar membaca Al Qur’an seumpama buah utrajah yaitu buah
yang aromanya wangi dan rasanya
lezat..”. (Muttafaqun ‘Alaih)
Maksudnya orang mukmin seperti ini memiliki
jiwa dan hati yang baik, ia akan berbuat baik kepada orang lain, bersahabat
dengan mereka akan membuahkan kebaikan seperti penjual minyak wangi, karena ia
akan bermanfaat untuk dirinya dan juga bermanfaat untuk orang lain.
6. Kedudukan Orang Yang Malas Baca Al Qur’an
عَنْ اَبِيْ مُوْسَى الْاَشْعَرِي رض قَالَ: قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ ص ..وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ اَلَّذِى لَا يَقْرَءُ الْقُرْاَنَ
كَمَثَلِ التَّمْرَةِ: لَا رِيْحَ لَهَا وَطَعْمُهَا حُلْوٌ..متفق عليه
“Dari Abu Musa al Asy’ary ra berkata: telah
bersabda Rasulullah ﷺ: Seorang
mukmin yang tidak gemar membaca Al Qur’an, seumpama buah kurma, yaitu buah yang
tidak beraroma namun rasanya manis..”. (Muttafaqun ‘Alaih).
Artinya tidak memiliki bau yang menyengat, tapi
rasanya manis, mukmin disini maksudnya mukmin yang tidak mengetahui dan tidak
pula mempelajari Al Qur’an, ia tetap orang yang baik, tapi untuk dirinya
sendiri.
7. Al Qur’an Mengangkat Derajat Seseorang
عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخِطَابِ رض اَنَّ النَّبِيَ ص
قَالَ اِنَّ اللهَ يَرْفَعُ يِهَذَا الْكِتَابِ اَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ
اَخَرِيْنَ. (رواه مسلم)
“Dari sahabat Umar bin Al Khaththab ra
bahwasanya Nabi ﷺ
bersabda: “Sesungguhnya Allah akan mengangkat dan menghinakan derajat suatu
kaum dengan kitab ini (Al Qur’an). (HR.muslim).
Artinya barang siapa yang mengamalkan Al Qur’an
meyakini kebenaran beritanya, melaksanakan perintahnya dan menjauhi laranganya,
mengikuti petunjuknya Al Qur’an serta
berakhlak dengan akhlak Al Qur’an maka
Allah ﷻ akan
mengangkat derajat orang seperti ini, baik di dunia dan di akherat, hal ini
disebabkan karena Al Qur’an adalah asal dan sumber dari segala ilmu. (Qs. Al
Mujadilah:11)
8. Ghibthah Terhadap Ahli Al Qur’an
عَنِ بْنِ عُمَرَ رض عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ لَا
حَسَدَ اِلَّا فِى اِثْنَيْنِ: رَجُلٌ اَتَاهَ اللهُ الْقُرْاَنَ فَهُوَ يَقُوْمَ
بِهِ اَنَاءَ اللَّيْلِ وَاَنَاءَ النَّهَارِ, وَرَجُلٌ اَتَاهُ اللهُ مَالًا
فَهُوَ يَنْفَقُهُ اَنَاءَ اللَّيْلِ اَنَاءَ النَّهَارِ.(متفق عليه)
“Dari Ibnu Umar ra dari Nabi ﷺ bersabda: “Tidak dibenarkan iri kecuali kepada
dua hal, seorang yang mendapatkan anugerah dari Allah berupa Al Qur’an kemudian
mengamalkanya siang dan malam, dan seorang yang mendapatkan anugerah dari Allah
berupa harta kemudian menginfakkan pada siang dan malam”. (Muttafaqun ‘Alaih)
Artinya seorang hendaknya membaca Al Qur’an,
baik siang dan malam, menjadikan seluruh amaliyahnya selalu berdasarkan Al
Qur’an, dan berjalan diatas petunjuk Al Qur’an.
9. Besarnya Pahala Baca Al Qur’an
عَنِ بْنِ
مَسْعُوْدٍ رض قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص مَنْ قَرَءَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ
اللهِ فَلَهُ حَسَنَةٌ, وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ اَمْثَالِهَا,لَا اَقُوْلُ: الم
حَرْفٌ وَلَكِنْ اَلِفٌ حَرْفٌ, وَلَاٌم حَرْفٌ, مِيْمٌ َحَرْفٌ.رواه الترمذي حديث
حسن صحيص
Dari Ibnu Masud ra berkata, telah bersabda
Rasulullah ﷺ :
“Barang siapa yang membaca satu huruf Al Qur’an, maka akan mendapatkan satu
kebaikan, dan satu kebaikan dilipatgandakan sampai sepuluh kebaikan, aku tidak
mengatakan alif lam mim satu huruf akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf
dan mim satu huruf”. (HR.At Tirmidzi).
Artinya apabila seseorang membaca Al Qur’an
maka setiap satu hurufnya berpahala sepuluh kebaikan, hal ini merupakan nikmat
yang besar dan pahala yang banyak, sudah selayaknya untuk selalu membaca Al
Qur’an, tidak harus dengan menghafal seluruhnya.
10. Baca Dengan Tartil
عَنِ بْنِ
عَمْرُو بْنِ الْعَاصِ رض عَنِ النَّبِيِّ ص قَالَ:يُقَالُ لِصَاحِبِ
الْقُرْاَنِ,اِقْرَءْ وَاْرْتَقْ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِى
الدُّنْيَا, فَاِنَّ مَنْزِلَتَكَ عِنْدَ اَخِرِ اَيَةٍ تَقْرَءُهَا. (رواه
ابوداودىوالترمذي, حديث حسن صحيخ)
“Dari Abdullah bin Amr bin Ash berkata, dari
Nabi Muhammad ﷺ
bersabda: “Nanti akan dikatakan kepada orang-orang yang membaca Al Qur’an,
bacalah, keraskanlah, dan tartilkanlah seperti dahulu di dunia engkau
membacanya dengan tartil, karena sesungguhnya tempatmu di akhir ayat yang
engkau baca”. (HR. Abu Daud dan At Tirmidzi).
Tartil artinya berlahan-lahan, sambal
memperhatikan huruf-huruf dan barisnya (Yusuf al Qardhawi), membaca tartilhukumnya Sunnah (As Suyuthi), adapun Az Zamakhsari berkata, baca tartil adalah
wajib (Qs. Muzammil : 4). Walahu A'lam