This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

KODIFIKASI HADITS, Berikut Sejarah Dan Perkembangannya

KODIFIKASI HADITS: SEJARAH DAN PERKEMBANGANNYA

Penghimpunan Hadits pada Abad ke II

Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin AbdulAziz yang dinobatkan akhir abad pertama hijrah yakni tahun datanglah angin segar yang mendukung kelestarian hadits. Umar bin Abdul Aziz adalah seorang khalifah dari bani Umayyah yang sangat terkenal adil dan wara’, sehingga beliau dipandang khalifah Rasyidin yang kelima. 

Literatur hadits dalam islam adalah literatur yang mencakup semua ucapan, perbuatan, dan keputusan Nabi muhammad, inilah definisi ortodoks resmi yang diberikan oleh teolog- teolog muslim sepanjang jaman, mula-mula hadits di hafalkan, dan secara lisan disampaikan dari generasi ke generasi, sampai pada abad pertama hijria, hadits ditulis dalam kitab-kitab hadits. 

Beliau sangat waspada dan sadar, bahwa para perawi yang mengumpulkan hadits yang semakin sedikit jumlahnya, karena meninggal dunia. Beliau khawatir apabila tidak segera dikumpulkan dan dibukukan dalam buku-buku hadits dari para perawinya, mungkin haits-hadits itu akan lenyap bersama lenyapnya para penghafalnya. Maka tergeraklah hatinya untuk mengumpulkan hadits-hadits Nabi dari para penghapalnya yang masih hidup.

Pada100 H Khalifah Umar bin Abdul Aziz memerintahkan kepada gubernur Madinah, AbuBakar bin Muhammad bin Amr bin Hazm agar mengumpulkan dan membukukan hadits-hadits Nabi yang terdapat pada penghafal. Selain itu juga Beliau menginstruksikan kepada seluruh gubernur yang berada diwilayah Negeri islam agar para ulama dan ahli ilmu menghimpun dan membukukan hadits.

Khalifah Umar bin Abdul Aziz mengatakan “Lihatlah hadits Rasulullah, kemudian himpunlahia”. 

Demikian juga isi surat beliau yang dikirim kepada Ibnu Hazm (117 H) “Tulislah kepadaku apa yang tetap kepadamu dari hadits Rosulullah, sesungguhnya aku khawatir hilangny ilmu dan wafatnya para ulama”.

Semua ulama besar yang membukukan hadits ini, terdiri dari ahli-ahli abad yang kedua Hijrah. Himpunan- himpunan ini, bersama dengan revisi dan ulasannya, membentuk literatur hadits.

Kita menyesali kitab Az Zuhry dan Ibnu Juraij itu tidak diketahui dimana sekarang ini.

Kitab yang paling tua yang ada di ummat islam dewasa ini, ialah Al Muwaththa’ susunan Imam Malik r.a. yang disuruh susun oleh khalifah Al Manshur diketika dia pergi naik hajji pada tahun 144 H (143 H).

As Suyuthy berkata dalam kitab Tarikhul Khuafa: Dalam tahun 143 H bangunlah Ulama Islam mulai membukukan hadits, fiqh dan tafsir, diantaranya:

  1. Di Makkah  : Ibnu Juraij.
  2. Di Madinah : Imam Malik.
  3. Di Syam      : Al Auza’y (88 H = 707 M – 157 H = 773 M).
  4. Di Bashrah  : Ibnu Abi Arubah (156 H =733 M) dan Hammad (167 H = 789 M).
  5. Di Yaman   : Ma’mar Al Azdy.
  6. Di Kufah    : Sufyan Ats Tsaaury.

Ibnu Ishaq menyusun kitab Al Maghazi wal Sujar (hadits-hadits yang mengenal sirah Rasul SAW). Kitab Al Maghazi ini adalah dasar-dasar pokok bagi kitab-kitab Sirah Nabi. Kitab yang mendapat perhatian para ulama dari masa ke masa, dari kitab-kitab itu hanyalah Al Muwaththa’saja dan Al Maghazi dalam urusan Siratun Nabawi.                                                              

Penghimpunan pada Abad ke III                              

Para ahli pada abad kedua, sebagaimana telah diterangkan, tidak mengasingkan hadits dari fatwa-fatwa Sahabat dan Tabi’in. Keadaan ini diperbaiki oleh ahli pada abad ketiga. Para ahli abad ketiga bangkit mengumpulkan hadits , mereka mengasingkan dari fatwa-fatwa itu.

Periode abad ketiga hijriah ini disebut masa kejayaan Sunnah karena pada masa ini kegiatan rihlah mencari ilmu dan sunnah serta pembukuannya mengalami puncak keberhasilan yang luar biasa dan perkembangan yang signifikan.  Mereka bukukan hadits saja dalam buku-buku hadits. Akan tetapi satu kekurangan pula yang harus kita akui, mereka tidak memisah-misahkan hadits.

Yakni, mereka mencampur adukkan hadits shahih dengan hadits hasan dan dengan hadits dla’if. Semua hadits mereka terima dan tidak menerangkan keshahihannya atau kehasanannya atau kedla’ifannya. Lantaran itu tak dapatlah orang yang kurang ahli mengambil hadits-hadits yang terbuku didalamnya.

Dapat kita katakan bahwa besar kemungkinan, Shahifah Abu Bakr ibn Hazm membukukan hadits saja mengingat perkataan ‘Umar kepadanya yang artinya: “Jangan anda terima melainkan hadits Rasulullah ”.

Maka dimulai mengumpulkan hadits yang hanya mengenai satu sebab saja, ialah Asy Sya’by. Beliau telah mengumpulkan hadits-hadits yang mengenai talaq. Beliau adalah seorang Imam yang terkemuka dalam permulaan abad kedua hijrah dan mereka menyusun itu secara musnad.

Ulama hadist dalam abad kedua dan ketiga, digelari “mutaqaddimin”, yang mengumpulkan hadist dengan usaha sendiri dan pemeriksaan sendiri, dengan cara menemui para penghafal hadist yang tersebar diberbagai pelosok dan penjuru negara ‘Arab,persi dan lain-iainnnya.

Penghimpunan pada Abad ke IV

Setelah abad keempat berlalu, bangkitlah ulama-ulama abad keempat. Ahli abad keempat ini dan seterusnya digelari  “mutaakhkhirin”. Kebanyakan hadist yang mereka kumpulkan adalah petikan atau nukilan dari kitab- kitab mutaqaddimin, sedikit yang dikumpulkan dari usaha mencari sendiri dengan mendatangi penghafalnya.

Ahli hadist sesudah abad ketiga tidak banyak lagi yang mentakhrijkan hadist, mereka hanya berusaha mentahdzibkan kitab-kitab yang telah ada, mereka menghafal dan memeriksa sanad dalam kitab-kitab yang telah ada, dalam abad keempat ini lahirlah fikiran yang mencukupi dalam meriwayatkan hadist dengan berpegang pada kitab yang ada saja, tidak melawat kesana-sini lagi. Menurut riwayat, ibnu mandah, adalah ulama terakhir yang mengumpulkan hadist dengan jalan lawatan.

Periode keempat hijriyah ini mengalami peningkatan dan paling sukses dalam pembukuan hadits, sebab pada masa ini ulama hadits telah berhasil memisahkan hadits Nabi dari yang bukan hadits atau dari hadits Nabi dari perkataan sahabat dan telah mengadakan filterisasi atau penyaringan yang sangat teliti, sehingga bisa memisahkan hadits mana  yang shahih dan yang tidak shahih.

Seorang tabi’in yang meriwayatkan sabda Nabi, berkewajiban menyebutkan nama sahabat yang didengarnya meyampaikan dari nabi tersebut, kalau dia tidak dapat melakukan demikian, maka hadits tersebut tertolak atau tadlis, bila hadits dengan isnad dan sanadnya menimbulkan keragu- raguan apakah satu atau lebih perawinya  dapat dipercaya atau tidak, secara otomatis tertolak.

Pada  fase  ini,  para  ulama  hadits  abad  IV  H.  berlomba  menghafal  hadit-hadits  yang  sudah dibukukan  oleh  para  ulama  terdahulu  dengan  sanadnya serta  meneliti  kesahihannya.  Kitab-kitab yang terkenal pada fase ini, seperti; Mu’jam-mu’jamnya Imam at Thabrany, Sunan Abi Daud, Sohih Abi Awanah, Sohih Ibnu Khuzaim.

Penelitian seksama terhadap isnad hadits keliahatannya perlu, karena para pengikut partai partai politik yang menyerukan inovasi teologis dan membenci syariat islam, telah  mengetahui bahwa suatu sabda yang di sebut berasal dari Nabi atau seorang Sahabat, dapat berpengaruh terhadap lawannya. Pada gilirannya, para inovasi teologis mengemukakan kata-kata yang berasal dari Nabi untuk memperkuat klaim klaim mereka sendiri. Dan juga kelompok lain yang mereka reka hadits.

Hampir seluruh hadits telah terhimpun kedalam buku, hanya sebagian kecil saja dari hadits yang belum terhimpun. Karena itu, pada periode ini juga disebut masa kodifikasi dan filterisasi. Ulama hadist bertingkat-tingkat kedudukannya di dalam menghafal, di antara mereka ada yang dapat menghafal 100. 000 hadist, yang karena itu mereka di namai “hafidh “ ada yang dapat menghafal 300.000 hadist yang mendapat nama “ hujjah”, sedangkan yang lebih dari jumlah itu digelari “hakim”.

Adapun Al bukhary, Muslim, Ahmad, Sufyan Ats Tsaury dan Ishaq ibnu Rahawaih dikalangan mutaqaddimin dan Ad Daraquthny dikalangan mutakhkhirin digelari “ Amirul-mu’minin fi’l-haadist ”

Dengan usaha-usaha  Al bukhary, Muslim dan Imam hadist lainnya yang berada  di seluruh ahli abad ketiga, terkumpullah jumlah yang sangat besar dari hadist-hadist yang shohih. Sedikit sekali hadist- hadist shahih yang tidak terkumpul dalam kitab-kitab ahli hadist abad ketiga, yang diusahakan mengumpulkannya oleh ahli hadis pada abad keempt. 

Kitab hadist- hadist shahih yang tidak terdapat pada kitab-kitab shahih abad ketiga diantara nya:

  1. Ash shahih, susunan Ibnu kuzaimah.
  2. At Taqsim wal anwa, sunan Ibnu hibban.
  3. Al Mustadrak, susunan Al Hakim.
  4.  Al shahih, susunan Abu ‘awana
  5. Al Muntaqa, susunan Ibnul jarud
  6. Al Mukhtarah, susunan Muhammad ibn Abdul Wahid Al Maqdisi

Akan tetapi kitab yang tiga buah ini tidak sama derajadnya, yang tertinggi dari ketiga kitab itu ialah: Shahih Ibnu Khuzaimah. Dibawahnya Ibnu hibban dan dibawahnya lagi shahih al hakim. Kemudian perlu diketahui bahwa hadist yang dishahihkan oleh ibnu hibban sendiri, tak dapat terus langsung diterima, karena beliau di pengaruhi oleh sifat bermudah-mudah dalam menshahihkan hadist.

Demikian halnya dengan hadist-hadist yang di tashhihkan oleh Al hakim hendaknya diperiksa lebih dahulu tentang keshahihhannya, Adz Dzahaby, seorang imam hadist yang mengoreksi dengan teliti hadist-hadist yang ditashhihkan oleh Al hakim, maka pergunanakanlah kitab Adz Dzahaby dalam berhujjah dengan hadist-hadist Al hakim ini. dalam kitab enam ini kita memperoleh hadist-hadist shahih yang tidak terdapat dalam kitab- kitab shohih yang disusun oleh ahli Abad ke tiga.

Cara Menyusun Kitab Hadist, 

Ada empat cara penyusunan kitab- kitab hadist diantaranya:

  1. Kitab- kitab shahih dan sunnah disusun dengan dasar membagi beberapa kitab dan bab, seperti bab shalat, wudhu dan seterusnya. Maka tiap-tiap hadist yang berkaitan dengan shalat dimasukkan ke dalm bab shalat, demikian seterusnya.
  2. Kitab Musnad, disusun menurut perawi pertama, perawi yang menerima langsung dari Rasullullah SAW,
  3. Ibnu Hibban menyusun kitabnya dengan jalan membagi lima bagian: Pertama bagian suruhan, kedua bagian tegahan,ketiga bagian khabar, keempat bagian ibadat dan kelima bagian af’al ( pekerjaan ),
  4. Ada juga penyusun yang menyusun kitabnya secara kamus, memulainya dengan hadist yang berawalan A-I-U. Kemudian yang berawalan B, demikian seterusnya, seperti kitab Al Jami’ush Shaghir susunan As Sayuthy. 
  5. Masa memperbaiki susunan kitab-kitab hadist abad kedua,tiga dan empat

Az Zuhry telah memulai membina dalam pembendaharaan hadist dalam permulaan abad kedua yang kemudian secara berangsur-angsur disempurnakan oleh para ahli abad kedua,tiga dan empat, lalu pada akhir abad yang keempat selesailah pembinaan hadist, cukuplah terkumpul seluruh hadist yang diterima dari nabi Muhammad , dengan berbagai jalan. Dan terhentilah  kesungguhan yang telah diberikan oleh imam-imam hadist pada abad ketiga dan keempat, sebagaimana telah padam cahaya ijtihad.

Maka ulma- ulama abad kelima hijriah menitik beratkan usaha untuk memperbaiki susunan kitab, seperti mengumpulkan hadist- hadist hukum dan hadist targhib dalam satu kitab dan mensyarahkannya, serta mengumpulkannya hadist yang terdapat dalam kiitab enam dan lain-lainnya dalam sebuah kitab besar.

Ringkasnya, bahwa mulai abad kelima, masuklah hadist ke zaman pembagusan susunan kitab- kitabnya, maka terdapatlah kitab-kitab syarah yang memudahkan kita memahami hadist dan kitab mukhtasar yang juga memudahkan kita memperoleh hadist, dan memudahkan memetik hadist yang di perlukan sehari - hari.

Ulama yang datang sesudah berlalu abad keempat, seluruhnya berpegang pada  apa yang telah dibukukan oleh imam hadist yang telah lalu, namun jangan  pula disangka bahwa dalam abad sebelum abad yang kelima tak ada usaha sama sekali untuk membaguskan susunan kitab hadist, atau mengumpulkan beberapa kitab dalam sebuah kitab besar, hanya saja belum seberapa di perhatikan oleh para ulama hadist.

Ulama ulama hadist dalam abad- abad tersebut, masih menitik beratkan usahanya kepada soal yang urgent, yaitu : menyaring hadist dan memeriksa sanadnya, ini memang dinilai lebih perlu dan lebih penting dari pada usaha membaguskan susunan kitab- kitab dan membaguskan teknik pembukuan hadist.

di antara usaha ulama yang terpenting dalam priode ini ialah :

Mengumpulkan hadis- hadis Al Bukhary dan Muslim dalam sebuah kitab, Mengumpulkan hadist- hadist dalam kitab enam, Mengumpulkan hadist- hadist yang terdapat dalam berbagai kitab, dan mengumpulkan hadits-hadits hukum dan menyusun kitab Atharaf.

Di antara kitab yang mengumpulkan hadits- hadits Al Bukhary dan Muslim, ialah :

Kitab Al jami’ bainash- Shahihain, oleh  isma’il ibnu Ahmad yang terkenal dngan nama ibnul furat (414 H ), oleh Muhammad ibn Nashr Al Humaidy ( 488 H) dll.

Di antara yang mengumpulkan hadits- hadits dari kitab- kitab enam, ialah :

Tajridu ‘s-Shihah, oleh razin mu’awiyah, Kitab ini disempurnakan oleh ibnul Atsir Al jazary dalam kitabnya jami’ ul ushul li Ahditsi ‘r-Rasul. Kitab ini telah disyarshkan oleh Abdu robbih ibn sulaiman yang terkenal dengan nama Al Qalyuby. Kitab ini dinamai Jami’ul Ma’qul wal Manqul, syarah Jami’ul Ushul. dll

Di antara kitab- kitab yang mengumpulkan hadits dari berbagai kitab, ialah :

Mashabihu ‘s-Sunnah oleh Al imam Husain ibn Mas’ud Al Baghawy (516 H), kitab ini telah disaring oleh Al Khathib At Tabrizy dan kitab itu dinamai Misykatul-Mashabih. Diantara yang mensyarahkan Al misykah ini, ialah Al baid lawy( 685 H), dll.

Di antara kitab- kitab yang mengupulkan kitab hadits hukum, ialah :

Muntaqal Akhbar, oleh majduddin ibn taimiyah Al harrany (652 H)  yang telah disyarahkan oleh Asy Syaukhany (1250), dalam kitabnya Nailul Authar,  As Sunanul kubra oleh Al Baihaqy (458 H), Al Ahkamus Sughra, oleh Al hafidh Abu Muhammad Abduh Haq Al Asybily ( Ibnu Kharrat ) ( 582 H). dll,

Penghimpunan Pada Abad ke V Sampai dengan Sekarang

Ulama hadits telah menetapkan bahwa para ahli yang hidup sebelum abad ke-4 H atau disebut Mutakadimin (pendahulu). Sedangkan sesudahnya (awal abad ke-5 H) disebut Mutaakhirin.  Pada periode Mutaakhirin, tumbuh asumsi merasa cukup dengan hadits yang telah berhasil dihimpun oleh Mutakadimin.

Oleh karena itu, dirasakan tidak perlu lagi melakukan lawatan ke berbagai negri untuk mencari hadits tetapi mereka semangat untuk memelihara apa yang telah dikerjakan oleh para pendahulu maka mereka saling berlomba untuk menghafal.

Pada masa abad 5 sampai 6 H  ini disebut penghimpun dan penertipan, dan di antara kegiatan pengodifikasi hadits pada periode ini adalah dalam bentuk mu’jam ( ensiklopedi ), shahih ( himpunan hadits shahih saja ), mustadrak ( susulan shahih ), sunan al-jam’u (gabungan dua atau beberapa kitab hadits ), ikhtishar ( rangkuman ), istikhraj, dan syarah (ulasan). 

Penghancuran Baghdad sebagai pusat pemerintahan Abbasiyah oleh Pasukan Hulagu Khan (tahun 656 H) telah menggeser kegiatan dibidang hadits ke Mesir dan India. Banyak kitab-kitab yang beredar di tengah-tengah masyarak at Islam berasal dari usaha penerbitan yang dilakukan oleh ulama-ulama India. Contoh: Ulum Al Hadits karya Al Hakim.

Cara penerimaan dan penyampaian hadits dimasa abad ke-7 mengalami pergeseran. Cara yang digunakan kadang-kadang berupa pemberian izin oleh seorang guru kepada murid untuk meriwayatkan hadits dari guru tersebut. Dan kadang-kadang pemberian catatan hadits dari seorang guru kepada orang yang ada didekatnya atau yang jauh, baik catatan itu dibuat sendiri oleh guru tersebut atau menyuruh orang lain.

Hingga sekarang, kegiatan yang umum adalah mempelajari kitab hadits yang telah ada, mengembangkannya dan membuat pembahasan atau juga membuat ringkasan-ringkasan terhadap kitab hadits yang telah ada. 

PENUTUP

Pada priode pemerintahan Khalifah Umar bin AbdulAziz yang dinobatkan akhir abad pertama hijrah yakni tahun datanglah angin segar yang mendukung kelestarian hadits.

Umar bin Abdul Aziz seorang khalifah dari bani Umayyah yang terkenal adil dan wara’, sehingga beliau dipandang khalifah Rasyidin yang kelima.

Beliau sangat waspada dan sadar, bahwa para perawi yang mengumpulkan hadits dalam ingatannya semakin sedikit jumlahnya, karena meninggal dunia. Beliau khawatir apabila tidak segera dikumpulkan dan dibukukan dalam buku-buku hadits dari para perawinya, mungkin haits-hadits itu akan lenyap atau punah bersama lenyapnya atau wafatnya para penghafalnya.

Maka tergeraklah hatinya untuk mengumpulkan hadits-hadits Nabi dari para penghapalnya yang masih hidup. Pada tahun 100 H Khalifah Umar bin Abdul Aziz memerintahkan kepada gubernur Madinah, Abu Bakar bin Muhammad bin Amr bin Hazm supaya membukukan hadits-hadits Nabi yang terdapat pada penghafal.

Selain itu Beliau juga menginstruksikan kepada seluruh gubernur diseluruh wilayah negri islam agar para ulama dan ahli ilmu menghimpun dan membukukan hadits.

“Lihatlah hadits Rasulullah, kemudian himpunlah ia”.

Demikian juga isi surat beliau yang dikirim kepada Ibnu Hazm (w 117 H) “Tulislah kepadaku apa yang tetap kepadamu dari hadits Rosulullah, sesungguhnya aku khawatir hilangny ilmu dan wafatnya para ulama”.

Semua ulama besar yang membukukan hadits ini, terdiri dari ahli abad yang kedua Hijrah. Himpunan-himpunan ini, bersama dengan revisi-revisi dan ulasan- ulasannya, membentuk literatur hadits.

Ulama hadits telah menetapkan bahwa para ahli yang hidup sebelum abad ke-4 H atau disebut Mutakadimin (pendahulu). Sedangkan sesudahnya (awal abad ke-5 H) disebut Mutaakhirin.  Pada periode Mutaakhirin, tumbuh asumsi merasa cukup dengan hadits-hadits yang telah dihimpun oleh Mutakadimin. 

Oleh karena itu, dirasakan tidak perlu lagi dilakukan lawatan ke berbagai negri untuk mencari hadits tetapi mereka semangat untuk memelihara apa yang telah dikerjakan oleh para pendahulu maka mereka saling berlomba untuk menghafal.

Penghancuran Baghdad sebagai pusat pemerintahan Abbasiyah oleh Pasukan Hulagu Khan (tahun 656 H) telah menggeser kegiatan dibidang hadits ke Mesir dan India. Banyak kitab-kitab yang beredar di tengah-tengah masyarakat Islam berasal dari usaha penerbitan yang dilakukan oleh ulama-ulama India. Contoh: Ulum Al Hadits karya Al Hakim.

Cara penerimaan dan penyampaian hadits dimasa abad ke-7 mengalami pergeseran. Cara yang digunakan kadang-kadang berupa pemberian izin oleh seorang guru kepada murid untuk meriwayatkan hadits dari guru tersebut.

Pemberian catatan hadits dari seorang guru kepada orang yang ada didekatnya atau yang jauh, baik catatan itu dibuat sendiri oleh guru tersebut atau menyuruh orang lain. Hingga sekarang, kegiatan yang umum adalah mempelajari kitab-kitab hadits yang telah ada, mengembangkannya dan membuat pembahasan-pembahasan atau juga membuat ringkasan-ringkasan terhadap kitab-kitab hadits yang telah ada. Wallahu A'lam


7 Kata-Kata Bijak KH. Buya Hamka Yang Mengandung Pesan Mendalam

 7 Kata-Kata Bijak KH. Buya Hamka Yang Mengandung Pesan Mendalam


Kiyai Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih dikenal Buya Hamka merupakan seorang ulama besar sumatra barat. Beliau adalah sastrawan, sejarawan juga politikus yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia.

Lahir di Desa Kampung Molek, Maninjau, Sumatera Barat pada 17 Februari 1908 dan meninggal di Jakarta pada 24 Juli 1981 pada usia 73 tahun.

Jenjang Karir

Selain menjadi ulama dan sastrawan Indonesia, pada jenjang karirnya Ia beraktivitas sebagai wartawan, penulis, dan pengajar. Sempat juga berkecimpung di politik melalui Masyumi sampai partai tersebut dibubarkan, menjabat Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pertama, dan aktif dalam Muhammadiyah hingga akhir hayatnya.

Universitas al-Azhar dan Universitas Nasional Malaysia menganugerahkannya gelar doktor kehormatan, sementara Universitas Moestopo, Jakarta mengukuhkan Hamka sebagai guru besar. Bahkan namanya disematkan pada Universitas Hamka milik Muhammadiyah dan masuk dalam daftar Pahlawan Nasional Indonesia.

Selama hidupnya Buya Hamka dikenal sebagai sosok yang moderat. Tidak pernah mengeluarkan kata-kata keras, apalagi dalam berinteraksi atau komunikasinya. Beliau lebih suka memilih menulis roman atau cerpen dalam menyampaikan pesan moral terutama berkaitan keutamaan Islam.

Selain sebagai pribadi yang moderat, BuyaHamka terkenal sebagai sastrawan Balai Pustaka pada masa Belanda.

Beliau menjadi sastrawan tanpa latar belakang pendidikan sastra seperti teman-teman seangkatannya di Balai Pustaka. Maka kemudian tak heran bila ia disebut-sebut sebagai pembelajar yang otodidak.

Meskipun sudah lama meninggal, tetapi tetap karyanya menjadi inspirasi bagi masyarakat. Karya ilmiah, novel hingga cerpennya membawa pesan tersendiri untuk yang membacanya, seringkali beliau membuat puisi atau sastra dan kata-kata biajak mengandung makna yang mendalam.

Berikut Tujuh Kata-Kata Bijak Dari KH. BuyaHamka Yang Mengandung Pesan Mendalam:

Kata bijak Pertama

"Jangan takut gagal karena orang yang tidak pernah gagal hanyalah orang yang tidak pernah melangkah"

Sehubungan dengan kutipan sebelumnya masih tentang soal mencoba atau melangkah. Jangan pernah takut gagal, katanya gagal adalah milik orang-orang yang tidak pernah melangkah. Lebih tepatnya mending gagal setelah melangkah daripada gagal karena tidak pernah mencoba.

Bagi kaum muda, semangat seperti ini harus terus dipelihara dalam diri, diterapkan secara konsisten ke dalam kehidupan sehari-hari untuk meraih hidup yang berhasil dalam segala bidang.

Kata Bijak Kedua

“Tugas kita bukanlah untuk berhasil, tugas kita adalah untuk mencoba karena di dalam mencoba, itulah kita menemukan kesempatan untuk berhasil"

Berhasil atau tidak hal yang paling penting adalah mencobanya terlebih dahulu, kalau tak pernah mencoba tak akan pernah tahu hasilnya. Kurang lebih begitu apa yang hendak disampaikan Buya Hamka.

Kebanyakan dari kita justru hanya fokus dengan kata berhasil itu sendiri sehingga yang terjadi kemudian adalah terlalu banyak pertimbangan, ini tidak lepas dari perasaan takut yang kerap hinggap dan membuat kita enggan mencoba.

Kata Bijak Ketiga

"Kecantikan yang abadi terletak pada keelokan adab dan ketinggian ilmu seseorang. Bukan terletak pada wajah dan pakaiannya"

Bagaimana cara seseorang bersikap kerap mencerminkan bagaimana kualitas dirinya. Seorang yang memahami adab dan memiliki ilmu tak akan berbuat sesuatu yang akan merugikan orang lain atau tidak patut.

Kita tidak bisa menilai seseorang hanya dari apa yang dia pakai, karena apa yang dia pakai belum tentu mencerminkan dirinya, belum tentu sebaik sikapnya. Itu artinya keutamaan seseorang menurut Buya Hamka dipandang dari adab dan ilmunya.

Kata Bijak Keempat

"Kalau hidup sekedar hidup, babi di hutan juga hidup. Kalau bekerja sekedar bekerja, kera juga bekerja"

Artinya manusia memiliki akal yang bisa digunakan untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Mana yang menjadi haknya dan mana yang bukan. Manusia dengan akalnya dituntun untuk memiliki hidup bermanfaat bukan hanya untuk dirinya sendiri tapi juga orang lain dan lingkungannya.

Bukan hanya hidup, saat bekerja manusia juga seharusnya bukan saja melibatkan pikirannya tapi juga perasaannya. Mengerti mana yang masuk ke dalam ranahnya dan mana yang bukan, mana yang hak miliknya dan mana yang bukan. Supaya saat bekerja tak menyakiti juga merugikan orang lain.

Kata Bijak Kelima

"Kehidupan itu laksana lautan, orang yang tiada berhati-hati dalam mengayuh perahu, memegang kemudi dan menjaga layar, maka karamlah Ia digulung oleh ombak dan gelombang. Hilang di tengah samudera yang luas. Tiada akan tercapai olehnya tanah tepi"

Kehidupan berjalan sangat keras, orang yang tidak punya kekuatan juga keberanian yang tinggi maka siap-siap akan tergerus oleh waktu. Bukan hanya keberanian dan kekuatan tapi menjalani hidup kita juga perlu seni membaca, membaca situasi dan kondisi supaya kita tidak pernah tersesat dalam kepentingan-kepentingan orang yang tidak kita mengerti.

Kalau sudah terjebak dengan kepentingan-kepentingan yang tidak kita mengerti kita hanya akan jadi manusia yang dimanfaatkan manusia lainnya.

Benar apa yang dibilang Buya Hamka kemudian, kita harus memegang kemudi dan menjaga layar supaya kita tak karam digulung oleh ombak dan gelombang.

Kata Bijak Keenam

"Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat"

Selain petuah-petuah soal kehidupan, Buya Hamka juga memiliki cara pandang tersendiri terhadap makna dari cinta. Baginya cinta harusnya membangkitkan kekuatan, penuh kegagahan bukan malah melemahkan semangat.

Bagi kamu yang sedang jatuh cinta, coba telaah kembali benarkah cinta yang kamu rasakan adalah cinta yang membangun, cinta yang membawamu pada sesuatu yang semangat. Kalau belum, maka perbaikilah menuju ke definisi tersebut.

Kata Bijak Ketujuh

"Semakin banyak ilmu semakin lapang hidup, semakin kurang ilmu semakin sempit hidup"

Maka dari itu mencari ilmu tidak ada batasannya karena semakin banyak ilmu maka hidup akan semakin lapang. Ilmu juga akan membuat pikiran jadi lebih terbuka terhadap banyak kemungkinan, terbuka terhadap banyak perbedaan.

Begitu pun sebaliknya semakin kurang ilmu maka semakin sempit pula hidupnya. Bagai katak dalam tempurung barang kali itu adalah istilah yang pas bila kita kekurangan ilmu. Sempit tapi sombong.


Piala Dunia 2022 Qatar, Timnas Maroko dan Sporter Mengibarkan Bendera Palestina

 

Piala Dunia 2022, Timnas Maroko dan Sporter Mengibarkan Bendera Palestina

Menurut yang kutib dari Wikipedia, Kerajaan Maroko (Bahasa Berber, Tageldit-N-Murakusy, Bahasa Arab: المملكة المغربية Al-Mamlakatu-L-Maghribiya) adalah sebuah negara yang memiliki garis pantai yang sangat panjang di Samudera Atlantik. Secara geografis, memiliki wilayah yang sebagian besar terdiri dari gurun dan pegunungan yang terjal.

Maroko merupakan salah satu dari hanya tiga negara (dengan Spanyol dan Prancis) yang memiliki garis pantai di Samudra Atlantik dan juga di Laut Mediterania. Nama Arab al-Mamlakah al-Maghribiyah (Arab: المملكة المغربية, yang berarti "Kerajaan Barat") dan Al-Maghrib (Arab: المغرب, yang berarti "Barat") sering digunakan sebagai nama alternatif.


Maroko memiliki populasi lebih dari 33.800.000 dan luas 446.550 km2 (172.410 sq mi). Ibu kotanya adalah Rabat dan kota terbesarnya adalah Casablanca.

Kota-kota besar lainnya adalah Marrakesh, Tangier, Tetouan, Salé, Fes, Agadir, Meknes, Oujda, Kenitra, dan Nador. Maroko memiliki sejarah yang berbeda dengan negara-negara tetangganya. Dimana kebudayaan Maroko merupakan campuran antara kebudayaan Arab, Eropa, dan Berber.

Maroko menjadi negara benua Afrika pertama sekaligus jazirah Arab yang berhasil melaju ke semi final Piala Dunia FIFA 2022, setelah kemenangan 1-0 atas Portugal yang digelar di Stadion Al-Thumama, Doha, Qatar, Sabtu (10/12/2022).

Tim Maroko berhasil menundukkan Tim Navigator atau Seleccao das Quinas melalui gol sundulan tajam semata wayang Youssef En-Nesyri pada menit ke-42 pada pertandingan babak delapan besar Piala Dunia Qatar 2022.

Tim Maroko mempunyai lini pertahanan yang paling ketat pada turnamen sepak bola dunia di Qatar. Terbukti  dengan hanya kebobolan satu  kali atau gol sampai sekarang. Ini adalah partisipasi keenam Maroko di Piala Dunia. Di antara negara-negara Afrika, hanya Kamerun yang mencatatkan penampilan lebih banyak di turnamen ini yakni delapan kali.

Kemenangan atas Negara Belgia pada pekan lalu menjadi momen yang berharga serta bersejarah bagi Tim Singa Atlas ini, karena kemenangan Piala Dunia pertama mereka sejak 24 tahun terakhir.

Sepanjang keikutsertaannya pada Piala Dunia, prestasi terbaik Maroko adalah berhasil lolos ke babak 16 besar pada Piala Dunia 1986 Meksiko.

Maroko menjadi negara Afrika keempat yang berhasil mencapai perempat final Piala Dunia, mengikuti jejak Kamerun (1990), Senegal (2002), dan Ghana (2010), dan Maroko menjadi Negara Afrika pertama bisa lolos sampai empat besar.

Youssef En-Nesyri, adalah pencetak gol yang menjadi penentu kemenangan atas Portugal, hingga peluit berbunyi skor pun tak berubah, Pemain Maroko melakukan sujud syukur untuk merayakan golnya. Begitu juga dengan Sofiane Boufal tak lama setelah pertandingan usai.

Piala dunia kali ini sedikit berbeda dengan ajang piala dunia sebelumnya, mengingat piala dunia kali ini dilaksanakan di Negara Islam Qatar, maka banyak Syiar-syiar Islam ditujukkan pada pelaksanaan piala dunia kali ini, salah satunya oleh Timnas Maroko.

Timnas Maroko mempunyai cara tersendiri untuk merayakan kemenangan yang diraihnya. Pada pekan lalu kita saksikan pada babak 16 Besar, usai menang atas Spanyol, para pemain dan tim pelatih melakukan sujud syukur di depan tribun suporter mereka.

Tim Singa Atlas juga melakukan hal yang sama dilakukan ketika menang atas Portugal pada babak 8 Besar. Para pemain dan staf pelatih Maroko melakukan sujud syukur.

Dalam salah satu momen, ada video beredar tampak Achraf Hakimi dan kawan-kawan Timnas Maroko membentuk lingkaran bersama pelatih Walid Regragui, lalu dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah.

Suara para pemain Timnas Maroko dan pelatihserta ofisial tim pun terdengar jelas saat melantunkan surat pertama dalamAl-Quran tersebut.

Dalam piala dunia kali ini, ada hal yang menarik untuk dibahas, terutama Timnas Maroko, selain soal skill, taktik dan strategi bermain bola, juga tentang dukungan solidaritas mereka pada kemerdekaan Palestina dan pembebasan Al-Aqsa.

Sebagaimana terlihat di berbagai media sosial yang memuat berita tentang Piala Dunia 2022, beberapa pemain Timnas Maroko dan para seporter mengibarkan bendera Palestina di lapangan saat merayakan kemenangan melawan Portugal di perempat final Piala Dunia 2022.

Timnas Maroko berkumpul di lapangan untuk merayakan kemenangan atas portugal, banyak para pemain dan sporter mengangkat bendera Palestina bersama beberapa bendera Maroko, tanda solidaritas dengan Palestina pada Piala Dunia pertama yang diadakan di Timur Tengah.

Solidaritas untuk Palestina yang juga ditunjukkan oleh para suporter dan pemain timnas Maroko di turnamen Piala Dunia 2022 ini tak terlepas dari sejarah pembebasan Masjid Al-Aqsa dan Palestina.

Timnas Maroko juga mengibarkan bendera Palestina setelah kemenangan melawan Negara Kanada di babak penyisihan grup dua pekan lalu.

Piala Dunia 2022 di Qatar saat ini memang tidak ada hubungan langsung dengan Israel dan Palestina, namun Qatar tetap sebagai negara yang menjadi pendukung atas perjuangan warga palestina.

Zionis Israel menduduki wilayah Palestina Yerusalem timur dan Tepi Barat, sejak Perang Enam Hari 1967 berperang dengan negara-negara Arab. Sekitar 250.000 warga Palestina tinggal pada Qatar yang berpenduduk sekitar 2,9 juta jiwa.

Kemenangan Maroko pada Piala Dunia saat ini juga kemenangan bagi Palestina, bisa dilihat pada Piala Dunia kali ini banyak negara yang menunjukkan solidaritas dan dukungannya terhadap kemerdekaan Palestina. Wallahu A’lam

 


Melihat Berita Dari Sudut Pandang Psikologi Komunikasi

Melihat Berita Dari Sudut Pandang Psikologi Komunikasi

Seorang gadis diperkosa secara bergiliran oleh lima pria di sebuah taman bermain di Brooklyn, New York, Amerika Serikat. Wali kota New York City  Bill de Blasio mengecam pemerkosaan tersebut.

 

Disampaikan Departemen Kepolisian New York(NYPD), korban yang berumur 18 tahun sedang bersama ayahnya di Osborn Playground, Brooklyn pada Kamis (7/1) malam waktu setempat ketika mereka didekati oleh lima pria tak dikenal.

          

Salah satu pria menodongkan senjata api ke sang ayah dan anaknya. Mereka meminta sang ayah pergi meninggalkan area itu dan meninggalkan putrinya sendirian. Kemudian, dilaporkan NYPD, kelima pria itu memperkosa korban secara bergiliran sebelum kabur. 

Hingga kini para pelaku pemerkosaan masih terus diburu polisi. Kepolisian setempat telah merilis rekaman kamera CCTV di sebuah toko di dekat lokasi kejadian, yang menunjukkan kelima tersangka sebelum pemerkosaan.

Dalam rekaman video tersebut terlihat kelima pria berkulit hitam tersebut sedang berbicara dan tertawa bersama di dalam toko tersebut. Kepolisian pun memintan bantuan publik untuk mengidentifikasi para tersangka.

"Kami akan mengambil setiap langkah yang mungkin untuk menemukan dan secepatnya mengadili para pelaku kejahatan keji ini," ujar de Blasio dalam sebuah statemen seperti dilansir kantor berita Reuters, Senin (11/1/2016).                           

Menurut saya berita di atas  bila ditinjau dari ranah psikologi komunikasi, kejiwaan anak gadis tersebut dan masa depannya bisa terganggu karna   musibah atau kejadian yang menimpa dirinya

Jika berita itu menyebutkan nama anak gadis tersebut atau tidak of the record, jelas anak gadis itu akan mendapat hinaan dan ejekan dari teman dan tetangganya atau orng yg membaca berita tersebut.

 

Si korban   malu hingga tak mau keluar rumah, karena banyak teman- teman yang mengejek atau menghina dirinya, dalam ilmu psikologi komunikasi bisa tibul persepsi dalam diri anak tersebut bahwa semua orang sudah benci terhadapnya atau semua orang yang ada di dunia ini jahat,

Bila dalam berita tersebut disebutkan alamat rumah anak gadis yang jadi korban pemerkosaan tersebut dengan lengkap, akan mengganggu dampak psikologi anak tersebut, misalnya tetangga yang mulai menjauhinya hingga dia gak berani keluar.

Karena psokologinya terganggu, lama-kelamaan anak itu lebih suka menyendiri, karena persepsi dia manusia itu semuanya sama, jahat sepserti orang yg telah memperkosanya, mungkin jika anak itu terus di biarkan menyendiri,melamun dan melakukan komunikasi intrapersonal lama-kelamaan anak itu bisa terganggu kejiwaannya.

Niat hati sang komunikator yang mempunyaimotif,  ingin mendapat keadilan (pesan) dengan melapor kepolisi (komunikan) hingga muat di media, namun karna media yg memuat berita kejadian itu tidak of the record, timbal balik yang di dapat, keselamatan komunikator bisa terganggu, dan juga keselamatan korban, bukan mendapatkan keadilan malah hukuman, hukuman yang di timbukan dari lingkungan sekitar yang mengganggu kejiwaannya.

Berita diatas menyebutkan kelima pria berkulit hitam tertawa ditoko, yang belum tentu itu pelakunya, atau kebetulan kelima pria tersebut ada di situ, namun karena berita tersebut sudah menyebutkan kelima pria berkulit hitam, jelas orang yang melihat atau membaca berita dari media atau surat kabar tersebut, menghasilkan persepsi yang menjastivikasi kepada etnis tertentu.

 

Bisa menimbulkan anggapan bahwa orang berkulit hitam itu jahat, kriminal,cabul dan bisa jadi mereka sipelaku pemerkosaan yang menimpa anak gadis tersebut diatas, berita diatas bisa mengubah persepsi orang terhadap orang kulit hitam, bila mereka melihat berita tersebut dari sudut pandang yang salah.

Kita perlu memperhatikan dari berbagai sisi dari setiap peristiwa yang disampaikan, hendaknya bertabayun atau mencari kebenarannya sesuai fakta yang jelas dan benar.

 

Shalat Tahajjud, 6 Keutamaan Melaksanakan Shalat Tahajjud Yang Harus Diketahui

 Shalat Tahajjud, 6 Keutamaan Melaksanakan Shalat Tahajjud Yang Harus Diketahui

Shalat Tahajjud atau yang biasa disebut shalat malam (Qiyaamul Lail) merupakan shalat sunnah yang dilakukan seseorang setelah ia bangun dari tidurnya di sepertiga malam, meskipun tidurnya hanya sebentar.

Menurut Wikipedia, Salat Tahajud atau dalam bahasa Arab صلاة التهجد, translit. ṣalātu-at-tahajjud, adalah salat sunah muakad yang didirikan pada malam hari atau malam menjelang pagi/ sepertiga malam (dini hari) setelah terjaga dari tidur.

Salat ini bukanlah bagian dari salat lima waktu yang diwajibkan bagi umat Muslim dan dapat dikerjakan sedikitnya dua rakaat dan sebanyak-banyaknya tidak terbatas

Shalat Tahajjud bagi umat Islam  sangat dianjurkan utuk dilaksanakan, shalat ini dilakukan pada sepertiga malam yang terakhir karena pada saat itulah waktu dikabulkannya do’a. Berikut enam keutamaan shalat tahajud.

Perintah Shalat Tahajud

وَمِنَ اللَّيْلِ فَاسْجُدْ لَهُ وَسَبِّحْهُ لَيْلًا طَوِيلًا

“Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang di malam hari.” (Qs. Al Insan:26)

Shalat Malam Mengangkat Derajat Seseorang

وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَىٰ أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا

“Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang (Sholat) tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji”. (Qs. Al Isra’ :79)

Waktu Pelaksanaan Shalat Malam

إِنَّ رَبَّكَ يَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُومُ أَدْنَىٰ مِنْ ثُلُثَيِ اللَّيْلِ وَنِصْفَهُ وَثُلُثَهُ وَطَائِفَةٌ مِنَ الَّذِينَ مَعَكَ ۚ وَاللَّهُ يُقَدِّرُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ ۚ عَلِمَ أَنْ لَنْ تُحْصُوهُ فَتَابَ عَلَيْكُمْ ۖ فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنَ الْقُرْآنِ ۚ عَلِمَ أَنْ سَيَكُونُ مِنْكُمْ مَرْضَىٰ ۙ وَآخَرُونَ يَضْرِبُونَ فِي الْأَرْضِ يَبْتَغُونَ مِنْ فَضْلِ اللَّهِ ۙ وَآخَرُونَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۖ فَاقْرَءُوا مَا تَيَسَّرَ مِنْهُ ۚ وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَأَقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا ۚ وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ اللَّهِ هُوَ خَيْرًا وَأَعْظَمَ أَجْرًا ۚ وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ َحِيمٌ

“Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Qs. Muzzammil :20

Shalat Malam Ciri Orang Berilmu

أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ ۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ

 “(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”. (Qs. Az Zumar: 9)

Shalat Malam Ciri Hamba-Hamba Allah

وَعِبَادُالرَّحْمَٰنِالَّذِينَيَمْشُونَعَلَىالْأَرْضِهَوْنًا وَإِذَاخَاطَبَهُمُ لْجَاهِلُونَقَالُواسَلَامًوَالَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَامًا

“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka”. (Qs. Al Furqan : 63-64)

Shalat Malam Salah Satu Tanda Keimanan

إِنَّمَايُؤْمِنُبِآيَاتِنَاالَّذِينَإِذَاذُكِّرُوابِهَاخَرُّواسُجَّداوَسَبَّحُوابِحَمْدِرَبِّهِمْوَهُمْلَايَسْتَكْبِرُونَتَتَجَافَىٰجُنُوبُهُمْعَنِالْمَضَاجِعِيَدْعُونَرَبَّهُمخَوْفًاوَطَمَعًاوَمِمَّارَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ

“Sesungguhnya orang yang benar-benar percaya kepada ayat-ayat Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat itu mereka segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan lagi pula mereka tidaklah sombong.lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezeki yang Kami berikan”. (Qs. As Sajadah:15-16)

Demikian kautamaan shalat malam atau shalat tahajjud, mudah-mudahan kita bisa mengamalkannya dalam kehidupan kita sehari-hari, hingga kita menuai hasil dari apa yang kita usahakan. Aamiin. Wallahu A’lam