This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

QS Az Zariyat 56 Tugas Jin dan Manusia Hidup Hanya Untuk Ibadah

 

QS Az Zariyat 56 Tugas Jin dan Manusia Hidup Hanya Untuk Ibadah
alt ibadah

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَ لَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ، يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً، وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ، إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمً، أَمَّا بَعْد .فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ، وَكُلُّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ . 

Segala puji hanyalah milik Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Dzat Yang menguasai alam raya. Dzat yang tidak akan pernah menolak doa-doa hamba-Nya, berserah diri dan bertawakkal kepada-Nya. Sepatutnya kita senangtiasa memuji Allah Ta’ala, karena memang hanya Dialah Yang Maha Terpuji, Yang layak mendapat pujian sejati, dan Dialah Yang paling baik dalam memuji.

Marilah kita senantiasa panjatkan rasa syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Dzat Yang tidak akan pernah menyia-nyiakan hamba-hamba-Nya, yang bergantung dan berserah diri kepada-Nya. Hanya Allah Ta’ala, Dzat Yang Maha Memberi Rizki, dan membalas amal kebaikan hamba-hambanya.

Selanjutnya pada khutbah kali ini khatib berwasiat khususnya, kepada diri sendiri serta keluarga, dan umumnya kepada jamaah Jum’ah semua, dengan wasiat taqwa.  Maka marilah kita pelihara dan tingkatkan taqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan taqwa yang sesungguh-sungguhnya.

Karena taqwa adalah sebaik-baik bekal kehidupan. Taqwa dapat mengundang pertolongan dan kemudahan dari Alloh. Jika penduduk suatu negeri beriman dan bertaqwa, niscaya Allah akan menurunkan keberkahan kepada mereka. Tetapi jika penduduknya ingkar dan maksiat, maka musibah dan bencana yang akan mereka dapatkan.

Maka dari itu perlu adanya mengukur peningkatan iman dan taqwa kita, yang hal itu bisa dilihat dari seberapa sering kita menjalankan perintah-perintah-Nya dan seberapa sering kita menjauhi segala larangan-larangan-nya, Marilah kita senangtiasa muhasabah diri, dengan mengevaluasi ibadah kita dalam satu pekan ini, apakah ketaqwaan kita kian meningkat, atau justru malah sebaliknya.

Jika kita rasakan ada perubahan yang lebih baik, maka pertahankan dan terus tingkatkan agar semakin mendekati taqwa yang sesungguhnya. Namun jika sebaliknya, maka hendaknya segera sadar dan taubat lalu memperbaiki diri, dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah kita kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Dan Semoga kita menemui ajal dalam keadaan husnul khatimah. Aamin Yarobbal’alamin.

Jamaah Jumat Yang Di Muliakan Allah Subhanahu Wa Ta’ala

Pada kesempatan khutbah Jumat ini, marilah kita merenungkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam surah Az Zariyat [51] Ayat: 56.

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Artinya, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56)

Ayat diatas menegaskan bahwa, tujuan penciptaan Jin dan Manusia adalah untuk beribadah. Maka dari itu Alloh Subhanahu Wa Ta’ala membekali kita kemampuan berpikir (akal) dan keinginan (nafsu). Dengan berbekal kemampuan tersebut, jin dan manusia dituntut untuk beribadah secar totalitas dan benar. Dalam hal ini, ibadah yang dijalankan bukan hanya sebatas ritual semata. namun Ibadah di sini mencakup beragam aspek, baik ibadah yang bersifat individu atau sosial.

Di dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan, bahwa Allah memerintahkan jin dan manusia untuk beribadah bukan karena Allah butuh disembah. Akan tetapi, Allah Subhanahu Wa Ta’ala ingin menguji ketaatan jin dan manusia sebagai makhluk yang telah diciptakanNya. Karena dengan beribadah, jin dan manusia diberi pilihan untuk taat atau membangkang dari perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala

"Diriwayatkan dari sahabat Zaid bin Aslam yang terdapat dalam " (Tafsir at-Thabari, hal. 523). tentang penjelasan firman Allah QS Az Zariyat 56, Ia berkata: Allah Subhanahu Wa Ta’ala memaksa jin dan manusia untuk memilih antara celaka atau bahagia,

Jika kita memilih bahagia maka hendaknya dia beribadah kepada Alloh dengan menjalankan perintah Alloh dan menjauhi larangan-larangan Alloh, yang sudah ditetapkan didalam Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah Salallahu Alaihi wa sallam.

Hadirin sidang Jumat Hafidzakumullah

Sebagaimana dijelaskan di atas, bahwasanya manusia diciptakan hanya untuk melaksanakan ibadah kepada Alloh Subhanahu Wa Ta’ala, namun ibadah yang dimaksudkan disini bukan hanya ibadah-ibadah yang bersifat ritual semata. Hal ini perlu ditegaskan, karena sebagian orang beranggapan bahwa selain shalat, zakat, puasa, haji, dan mengucapkan syahadat tidak termasuk ibadah.

Padahal, yang dimaksud ibadah itu ialah, ibadah yang mencakup segala aspek kehidupan, baik amal, pikiran, dan perasaan yang disandarkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala itu termasuk ibadah. Ibadah adalah jalan hidup yang mecakup semua hal yang bermuara pada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Oleh karena itu, kita belum benar-benar dikatakan beriman hanya karena menjalankan shalat lima waktu saja. Keimanan yang diukur dari ritual yang tampak semata hanya mengkerdilkan makna iman itu sendiri. Dan biasanya, pemahaman seperti ini sering kita jumpai di kalangan umat.

Pada intinya, arti hidup dalam Islam ialah ibadah. Keberadaan kita dunia ini tiada lain hanyalah untuk beribadah kepada Allah. Makna ibadah yang dimaksud tentu saja pengertian ibadah yang benar, ibadah dalam setiap aspek kehidupan kita mengikuti contoh rasulullah Salallahu Alaihi Wa sallam.

Hadirin sidang Jumat Hafidzakumullah

Firman Allah QS Az Zariyat 56, mengingatkan kepada kita selaku umat manusia yang beriman dan bertakwa kepada Alloh Subhanahu Wa Ta’ala, bahwasanya Tugas utama manusia hidup di dunia adalah untuk beribadah atau mengabdi kepada Allah. Karena itu segala aktivitas kita dunia harus didedikasikan dan orientasikan untuk ibadah dalam arti yang seluas-luasnya.

Apapun status dan kedudukan manusia memiliki tugas mulia yaitu beribadah dan mengabdi kepada Allah . Maka orang yang tidak mau beribadah dikategorikan sombong dan angkuh kepada Alloh Subhanahu Wa Ta’ala, karena tidak menyadari akan eksistensi dan tugasnya di dunia.

Allah berfirman: Artinya: “Dan Tuhanmu berfirman: ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu’. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina" (QS.Al-Mu’min [40] ayat 60).

Dalam melaksanakan ibadah harus dasarkan dan niatkan ikhlas semata-mata mengharap keridhaan dan pahala dari Allah Sehingga ibadah kita lakukan benar-benar dapat difokuskan pada pengabdian dan penghambaan diri kepada Allah SWT Dalam Al-Qur’an diungkapkan: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus” (QS. Al-Bayyinah [98]:5).

Kemudian tujuan utama dari pelaksanaan ibadah itu adalah membentuk jiwa-jiwa yang bertakwa kepada Allah SWT. Karena takwa itu merupakan derajat yang paling tinggi sehingga manusia dapat mencapai puncak kemuliaan hidup di dunia maupun di akhirat. Allah SWT berfirman: Artinya: “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa” (QS. Al-Baqarah [2]:21).

Jadi, untuk dapat mewujudkan ibadah yang baik dan ketakwaan kita yang sebenarnya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah dengan mewujudkan kehidupan berjamaah. Karena berjamaah bagian dari syariat Alloh, Dengan pola hidup berjamaah, akan dapat melaksanakan ibadah yang baik, terpimpin dalam satu kesatuan, terarah dan tertip. Lalu dengan begitulah akan mendatangkan rahmat dari Alloh Subhanahu wa Ta’ala.

Dalam hadits  Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasalam bersabda:

اَلْجَمَاعَةُ رَحْمَةٌ وَ اْلفُرْقَةُ عَذَابٌ 

“Al-Jamaah adalah rahmat dan berpecah-belah adalah azab.” ( HR. Ahmad).

Dengan begitu, Marilah kita senantiasa beribadah kepada Alloh, dengan memelihara iman dan taqwa, mempertahankan Islam sampai akhir hayat, menghadap Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam keadaan berserah diri kepada syariatNya, serta dapat hidup dalam bingkai kehidupan berjamaah dan menjauhi perpecahan.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُم

Khutbah ke-2

 

 الحمد لله الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا

 أَشْهَدُ اَنْ لَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ، أَمَّا بَعْدُ

 فَيَا مَعَاشِرَ الُمسْلِمِيْنَ إِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى وَذَرُوْا الفَوَاخِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ، فَقَالَ اللهُ تَعَالىَ: إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

 اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ. رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

 

Pelatihan dan Menajemen Pelatihan Tujuan Pelatihan Serta Manfaat Pelatihan

  Pelatihan dan Menajemen Pelatihan Tujuan Pelatihan Serta Manfaat Pelatihan

alt pelatihan

   Pimpinan suatu perusahaan atau organisasi semakin menyadari bahwa karyawan/ petugas perlu dikembangkan dan dilatih dalam kemampuan nyata untuk dapat menyelesaikan pekerjaannya. Pelatihan setiap personil ini dirasa semakin penting manfaatnya karena tuntutan pekerjaan atau jabatan, sebagai akibat kemajuan teknologi dan semakin ketatnya persaingan diantara perusahaan yang sejenis atau organisasi.
Setiap orang dituntut agar dapat bekerja efektif, efisien, kualitas, dan kuantitas pekerjaannya baik. Hal ini dilakukan untuk tujuan nonkarier maupun karir bagi para karyawan (baru atau lama) melalui latihan dan pendidikan (H. Malayu, S.P. Hasibuan, 2000).

Secara alamiah orang akan berkembang bersama dengan dunia yang digelutinya, akan tetapi sering kali pertumbuhan perusahaan atau organisasi lebih cepat. Keduanya berpacu dalam arena “atletik” yang menantang. Sinkronisasi pertumbuhan organisasi dengan perkembangan orang/petugas/karyawan tidak lain adalah pengisian kesenjangan pengetahuan, keterampilan dan sikap seseorang untuk memenuhi tuntutan jabatan tertentu.

Jadi pelatihan adalah proses pengisian kesenjangan pengetahuan, keterampilan dan sikap seseorang dengan tuntutan pekerjaannya.

Menurut Frank, P. Sherwood & Wallace, H. Best, dalam Nunu Jumena (2000), latihan adalah proses membantu para pegawai untuk memperoleh efektivitas dalam pekerjaan mereka baik yang sekarang ataupun yang akan datang, melalui pengembangan kebiasaan-kebiasaan pikiran dan tindakan, pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya.

Menurut Moekijat (1985), ada tiga syarat yang harus dipenuhi agar suatu kegiatan dapat disebut latihan, yaitu:

  1. Latihan harus membantu pegawai menambah kemampuannya.
  2. Latihan harus menimbulkan perubahan dalam kebiasaan-kebiasaan bekerja dari pegawai, termasuk sikapnya terhadap pekerjaan dalam menerapkan informasi dan pengetahuan terhadap pekerjaan sehari-hari.
  3. Latihan harus berhubungan dengan pekerjaan tertentu.

Untuk mencapai semua ketentuan tadi maka diperlukan suatu pengelolaan atau manajemen pelatihan yang cermat mencakup perencanaannya, pengorganisasiannya, pelaksanaannya, dan pengawasan/evaluasinya. Materi dalam modul ini meliputi:

  1. Pengertian Manajemen Pelatihan
  2. Kegiatan-kegiatan Manajemen Pelatihan
  3. Macam-macam Pelatihan Setelah mempelajari modul ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan pengertian manajemen pelatihan, kegiatan-kegiatan manajemen pelatihan dan macammacam pelatihan.

Pengertian Menajemen Pelatihan

Konsep pendidikan yang lebih luas mencakup segi kehidupan manusia, maka definisi pendidikan berbunyi: Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran/latihan bagi peranannya di masa yang akan datang” (Undang-undang No. 2 Tahun 1999, tentang Sistem Pendidikan Nasional). Sementara pelatihan adalah pembelajaran yang dipersiapkan agar pelaksanaan pekerjaan sekarang meningkat (kinerjanya). Ada pula yang berpendapat bahwa pendidikan dan latihan masing-masing merupakan bagian dari pengembangan pegawai.

Memperhatikan ketentuan-ketentuan tadi maka Manajemen Pelatihan dapat diartikan sebagai pengelolaan pelatihan yang mencakup perencanaan pelatihan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasinya.

Tujuan Pendidikan dan Pelatihan

  1. Meningkatkan kesetiaan dan ketaatan
  2. Menanamkan kesamaan pola pikir yang dinamis dan bernalar agar memiliki wawasan yang komprehensif untuk melaksanakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan.
  3. Memantapkan semangat pengabdian yang berorientasi kepada pelayanan, pengayoman dan pengembangan partisipasi masyarakat.
  4. Meningkatkan pengetahuan, keahlian dan/atau keterampilan serta pembentukan sedini mungkin kepribadian.
  5. Kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya pemerintahan yang baik (PP No. 101 Tahun 2000).

Manfaat Pendidikan Dan Pelatihan

Ada dua manfaat diklat yaitu:

a.    Dari segi individu.

  1. Menambah keterampilan dalam meningkatkan pelaksanaan tugasnya.
  2. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi antara sesama.
  3. Meningkatkan kemampuan menangani emosi.
  4. Meningkatkan pengalaman memimpin.
  5. Menambah wawasan, pengetahuan tentang perkembangan organisasi baik secara internal maupun eksternal.
  6. Menambah wawasan tentang perkembangan lingkungan yang sangat mempengaruhi kehidupan organisasi.
  7. Menambah pengetahuan dibidang tugasnya.

b.   Bagi organisasi.

  1. Menyiapkan petugas untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi dari jabatan yang sekarang.
  2. Penyesuaian terhadap perubahan yang terjadi di lingkungannya.
  3. Merupakan landasan untuk pengembangan selanjutnya.
  4. Meningkatkan kemapuan-kemampuan berproduksi atau produktivitas.
  5. Meningkatkan kemampuan organisasi untuk meningkatkan kinerja. 

Targed dan Sasaran

Sasaran dalam pendidikan dan pelatihan adalah tersedianya petugas serta pegawai yang memiliki kualitas tertentu untuk guna memenuhi persyaratan untuk diangkat dan tempatkan jabatan tertentu.

Dalam PP No. 101 Tahun 2000, tujuan dari Diklat adalah terwujudnya kader memiliki kompetensi yang sesuai dengan persyaratan jabatan masing-masing.

Yang dimaksud kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang petugas berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya.

Kepribadian 5 Ciri-Ciri Orang Punya Kepribadian Sigma Male


Kepribadian 5 Ciri-Ciri  Punya Kepribadian Sigma Male

Kepribadian 5 Ciri-Ciri

Kepribadian adalah keseluruhan seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian adalah karakter seseorang yang secara tidak sadar menjadi ciri-ciri dari orang itu sendiri

Kepribadian juga sering diartikan sebagai ciri-ciri yang menonjol pada diri individu, seperti kepada orang yang pemalu dikenakan atribut “berkepribadian pemalu.

Kepribadian atau personality berasal dari kata persona. Kata tersebut yang merujuk kepada kedok atau topeng, yaitu sebuah penutup muka yang kerap digunakan oleh pemain drama panggung. Dimana hal tersebut menggambarkan sebuah perilaku, kepribadian, dan watak seseorang.

Menurut Psikologi Mo dern kepribadian adalahorganisasidinamis dari sistem psikofisisi individu menentukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungannya secara unik.

Menurut John Milton Yinger kepribadian adalah keseluruhan dari perilaku seseorang dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi atau berhubungan dengan serangkaian situasi.

Gordon Allport kerkata berdasarkan psikologi, bahwakepribadian sebagai suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur serta sekaligus proses.

Agus Sujanto juga mengungkapkan bahwa kepribadian seseorang merupakan suatu totalitas psikofisik cukup kompleks dari tiap individu. Sehingga akan tampak dalam tingkah laku mereka yang unik.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa kepribadianadalah suatu perpaduan secara utuh antara sikap, sifat, pola pikir, emosi, juga nilai-nilai yang mempengaruhi individu tersebut agar berbuat sesuatu yang benar sesuai dengan lingkungannya.

Juga bisa dikatakan kepribadian merupakan sesuatu yang kemungkinan dapat berubah secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.

Kepribadian merupakan dinamika organisasi psikofisik fungsional manusia yang berubah menjadi pola tingkah laku yang secara spesifik dalam menghadapi kehidupan, berinteraksi dengan orang-orang yang ada di lingkungan hidupnya.

Setiap individu memiliki tipe kepribadiannya masing-masing dalam beradaptasi, menyesuaikan diri, atau menyerah dalam lingkungan tersebut. Mereka akan memiliki tipe kepribadian masing-masing dalam beradaptasi, menyesuaikan diri, atau menyerah dalam lingkungan tersebut.

Individu manusia mempunyai tipe kepribadianyang berbeda. Ada yang memiliki karakter lemah lembut, periang, dan ramah. Ada pula yang mempunyai tipe kepribadian lain seperti pemalu, keras kepala, dan lainnya.

Ada banyak sekali tipe kepribadian seperti yang diungkapkan oleh para ahli, mereka memberikan pandangan dan pendapat mengenai tipe kepribadian dari sudut pandang yang berbeda.

Salah satu tipe kepribadian manusia yng disebutkan oleh para ahli adalah Sigma Male.

Berikut ciri-ciri seseorang tersebut mempunyaikepribadian sigma male adalah sebagai berikut:

Tenang menghadapi  situasi dan peka dengan kondisi sekitar

Memproses situasi lingkungan lalu memikirkan tindakan apa yang tepat untuk diambil.

Mesterius dan penuh percaya diri

Lebih banyak mendengar dari pada berbicara.

Berpikir dahulu sebelum mengutarakan pendapat.

Memberi tatapan yang dalam dan tajam kepada lawan bicaranya.

Menatap mata lawan bicaranya tidak menatap yang lain.

Mandiri dan independen

Mengejar ambisi dengan cara independen.

Sigma male mengkonfrontasi masa lalunya secara sendirian tanpa merengek pada orang lain.

Penuh kalkulasi dan intelijensi

Berpikir dahulu sebelum berbicara dan tidak mudah terpancing emosi atau terkonfrontasi.

Tindakannya penuh perhitungan.

Selalu meriset lawan bicara sebelum melakukan diskusi.

Tenang dan kompose atau Tidak mudah panikan

Jika masalah menghadapi dia akan tenang menghadapi seakan semua mudah di atasi. Wallahu a’lam.


7 keistimewaan mempelajari bahasa arab

Pusat pendidikan islam pertama

Mempelajari Bahasa Arab 7 Keistimewaan dan Keutamaan Bahasa Arab

 

Mempelajari Bahasa Arab 7 Keistimewaan Dan  Keutamaan  Bahasa Arab

Pena News

Banyak orang yang merasa bahwa belajar Bahasa Arab tidak terlalu penting. Apalagi jika membandingkan dengan mempelajari bahasa lain semisal bahasa Inggris. Padahal, setiap bahasa memiliki kelebihan dan manfaatnya masing – masing.Termasuk bahasa Arab.

Bahkan, Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa mempelajari bahasa Arab adalah sesuatu yang fardhu wajib bagi setiap muslim. Mengapa?

Jika Anda masih ragu dan bingung kenapa harus mempelajari bahasa Arab, berikut ini adalah 7 alasan yang harus Anda ketahui:

Bahasa Arab Adalah Syiar Islam Dan Umat Islam

Islam diturunkan di Makkah yang mayoritas penduduknya menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa utama. Karena itu, berbagai literatur dan syiar agama Islam menggunakan bahasa Arab sebagai bahasanya.

Mempelajari bahasa Arab dapat membantu seorang muslim memahami agamanya dengan lebih baik.

Di samping itu, bahasa sendiri merupakan salah satu bentuk syiar yang digunakan oleh Islam. Dan bahasa juga disebut sebagai sebaik – baiknya syiar.

Mempelajari Bahasa Arab Adalah Bagian Dari Agama

Belajar bahasa Arab adalah salah satu bagian dari agama. Dalam salah satu hadits, Umar ra. pernah berkata:

Pelajarilah bahasa Arab karena ia bagian dari agama kalian. Pelajarilah hukum waris, ia juga bagian dari agama kalian!

Bahasa Arab Untuk Shalat dan Dzikir

Banyak doa dan dzikir yang pelafalannya menggunakan bahasa Arab. Meskipun beberapa doa bisa diubah ke dalam bahasa lain, namun berdoa menggunakan bahasa Arab lebih baik dan juga lebih mendekati sunnah para Nabi terdahulu.

Akan tetapi, jika doa dan dzikir tersebut merupakan bagian dari sholat, maka harus dilafalkan dengan menggunakan bahasa Arab. Sebagian besar fuqaha sepakat bahwa bacaan di dalam sholat harus dilakukan dengan menggunakan bahasa Arab.

Menggunakan Bahasa Arab Menyerupai Sahabat dan Tabiin

Para sahabat dan tabiin adalah orang – orang yang menggunakan bahasa Arab dalam berbagai komunikasi yang mereka lakukan. Membiasakan diri menggunakan bahasa Arab juga menjadi salah satu upaya agar bisa mendekati para sahabat dan tabiin.

Dengan menggunakan bahasa Arab secara baik, perlahan – lahan kita akan bisa meniru cara berpikir, cara beragama, dan juga akhlak mulia yang dimiliki oleh para sahabat dan juga tabiin.

Terbiasa Menggunakan Bahasa Arab Akan Mempengaruhi Logika, Akhlak, Dan Agama

Bahasa juga bisa menjadi identitas seseorang. Seseorang yang terbiasa menggunakan bahasa Arab akan memiliki logika, akhlak, dan juga pemahaman agama yang lebih baik.

Bahasa Arab Membuat Seseorang Semakin Baik Dalam Ucapan

Orang yang mempelajari bahasa Arab dikatakan dapat menjadi orang yang faqih dalam ucapan. Perbendaharaan kata dalam bahasa Arab yang luas membuat seseorang lebih mampu mengungkapkan apa yang ia maksud dengan baik dan lugas.

Selain itu, Ibnu Taimiyah juga mengatakan bahwa mempelajari bahasa Arab adalah agar lebih faqih dalam ucapan. Sedangkan mempelajari sunnah Nabi dilakukan agar lebih faqih dalam amalan. Sedangkan dalam diin terdiri dari ucapan dan amalan.

Bahasa Arab Agar Lebih Memahami Al-Quran Dan As-Sunnah

Al-Quran dan as-Sunnah adalah dua hal yang menjadi warisan dan juga petunjuk bagi setiap umat islam. Dua petunjuk ini diturunkan dalam bahasa Arab. Karena itu, memahami al-Quran dan as-Sunnah akan semakin mudah jika Anda memiliki pemahaman yang baik pula terhadap bahasa Arab.

Salah satu kaidah menyatakan bahwa sesuatu yang wajib dan tidak bisa terpenuhi kecuali dengannya, maka itu dihukumi wajib. Seseorang baru bisa memahami makna di dalam Quran dan Sunnah lebih baik jika orang tersebut mampu memahami bahasa Arab.

Sedangkan, setiap muslim wajib belajar dan memahami al-Quran dan Sunnah. Karena itu, mempelajari bahasa Arab menjadi sesuatu yang juga wajib.

Abu Bakr bin Abi Syaibah meriwayatkan, Umar pernah menulis pada Abu Musa:

“Pelajarilah as-Sunnah dan pelajarilah bahasa Arab, serta i’rablah Al-Quran. Ingatlah Al-Quran itu dengan bahasa Arab.”

Keistimewaan bahasa Arab disebutkan dalam Al-Qur’an lebih dari sepuluh tempat, di antaranya pada ayat,

“Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al Quran ini setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran. (Ialah) Al Quran dalam bahasa Arab yang tidak ada kebengkokan (di dalamnya) supaya mereka bertakwa.” (QS. Az-Zumar: 27-28)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata

“Bahasa Arab adalah syi’ar Islam dan syi’ar kaum muslimin.” Disebutkan dalam Iqtidha’ Shirath Al-Mustaqim.

Keutamaan bahasa Arab amatlah jelas karena bahasa Arab adalah bahasa Al-Qur’an Al-Karim. Cukup alasan inilah yang jadi alasan besar kenapa kita harus mempelajari bahasa Arab. Wallahu A'lam

 


Al-Shuffah Pusat Pendidikan Islam Pertama Dan Pengaruh Ahli Shuffah Dalam Perkembangan Pendidikan Islam

Al-Shuffah, Pusat Pendidikan Islam Pertama, Pengaruh Ahli Shuffah Dalam Perkembangan Pendidikan Islam.

MASJID NABI

Islam adalah agama yang sangat memperhatikan ilmu pengetahuan serta pendidikan.  Bahkan Allah menegaskan bahwa salah satu tugas pokok Rasulullah adalah mendidik manusia dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan.

Allah berfirman:

رَبَّنَا وَٱبْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُوا۟ عَلَيْهِمْ ءَايَـٰتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلْكِتَـٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ (البقرة [٢]: ١٢٩

Artinya: “Ya Tuhan kami, utuslah di tengah mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu, dan mengajarkan Kitab dan Hikmah kepada mereka, dan menyucikan mereka. Sungguh, Engkaulah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 129)

لَقَدْ مَنَّ ٱللَّهُ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِّنْ أَنفُسِهِمْ يَتْلُوا۟ عَلَيْهِمْ ءَايَـٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلْكِتَـٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا۟ مِن قَبْلُ لَفِى ضَلَـٰلٍ مُّبِينٍ (ال عمران [٣]: ١٦٤

Artinya: “Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab dan al-Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata” (Q.S, Ali Imran [3]: 164)

هُوَ ٱلَّذِى بَعَثَ فِى ٱلْأُمِّيِّـۧنَ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُوا۟ عَلَيْهِمْ ءَايَـٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلْكِتَـٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا۟ مِن قَبْلُ لَفِى ضَلَـٰلٍ مُّبِينٍ (الجمعة [٦٢]: ٢)

Artinya: “Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (Sunah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata,” (Q.S. Al-Jumu'ah [62]: 2)

Ayat ini menjelaskan bahwa utusnya Rasulullah adalah anugerah bagi orang-orang yang mempercayainya. Adapun tugas Rasulullah menurut ayat ini adalah membacakan ayat-ayat Allah, membersihkan manusia serta mengajarkan al-Kitab dan al-Hikmah. Tugas-tugas ini semuanya berkaitan erat dengan masalah pendidikan.

Membacakan ayat-ayat Allah bukan hanya membacakan firman-firman Allah yang tertulis dalam al-Qur'an (ayat-ayat qauliyah) tetapi juga membacakan ayat Allah yang terpampang pada alam semesta (ayat-ayat kauniyah), sedang membersihkan manusia maksudnya, membersihkan manusia dari kotoran jasmaniyah seperti wudhu, mandi dan istinjak, dan membersihkan manusia dari kotoran jiwa, seperti kebodohan, syirik, dengki, takabur, dan sebagainya. Adapun mengajarkan al-Kitab dan al-Hikmah menurut Sayid Quthb adalah membawa manusia dari alam kebodohan kepada hidup berpengetahuan dan menunjukkan kejalan keselamatan.

sulullah menegaskan bahwa beliau diutus oleh Allah adalah sebagai pengajar, sebagaimana sabdanya:

إِنَّ اللَّهَ لَمْ يَبْعَثْنِي مُعَنِّتًا وَلَا مُتَعَنِّتًا وَلَكِنْ بَعَثَنِي مُعَلِّمًا مُيَسِّرًا (رواه مسلم(

“Sesungguhnya Allah Ta'ala tidak mengutusku untuk memaksa orang atau menjerumuskannya, akan tetapi Dia mengutusku sebagai seorang pengajar dan orang memudahkan urusan.”

Untuk merealisasikan tugas-tugas tersebut, sejak awal masa dakwah, Rasulullah telah memperhatikan tempat pendidikan. Pada saat beliau berada pada kota Makkah, ketika orang-orang yang menganut Islam telah mencapai lebih dari tiga puluh orang laki-laki dan wanita, beliau memilih rumah al-Arqam bin al-Arqam, sebagai tempat pertama kali untuk mengadakan aktivitas pendidikan bagi umat Islam.

Tempat ini terletak di kaki bukit Shafa dekat Masjid Haram dan dikenal dengan nama Dâr al-Arqam. Pada tempat inilah Rasulullah mendidik umat Islam secara intensif ketika dakwah Islam masih dilakukan dengan cara rahasia.

Tempat ini lebih terkenal dalam sejarah Islam karena disini tokoh Islam, Umar bin Khaththab Radhiyallahu 'Anhu menyatakan diri memeluk Islam. Namun dikarenakan umat Islam Makkah saat itu masih minoritas dan dalam kondisi tertindas, maka Dâr al-Arqam ini tidak dapat berkembang.

Setelah tiga belas tahun Rasulullah mendakwahkan Islam pada Makkah, beliau bersama para sahabatnya hijrah (pindah) ke Madinah.

Penyiaran Islam di Madinah telah mengantarkan Islam pada masa kejayaan Islam, Rasulullah bersama sahabat-sahabatnya mampu membangun peradaban baru yang membentuk masyarakat terbaik masa itu.

Keberhasilan Rasulullah membangun masyarakat terbaik pada kota Madinah saat itu tidak dapat terlepaskan dari langkah-langkah awal yang beliau lakukan setelah tinggal di Madinah.

Langkah-langkah tersebut adalahmembangun masjid, menjalin persaudaraan intern antar umat Islam, dan membuatperjanjian kerjasama dengan non muslim serta mendirikan pusat pendidikan Islam (al-Shuffah).

Setelah bangun masjid selesai, Rasulullah menggunakannya sebagai tempat membina masyarakat muslim Madinah.

Dalam masjid ini beliau secara intensif mendidik dan mengajar para sahabat tentang berbagai aspek kehidupan sehingga Masjid Madinah saat itu bagaikan sebuah universitas tempat dimana umat Islam menerima dan mengembangkan ilmu pengetahuan juga menjadi pusat bagi tumbuhnya budaya ilmiah di kalangan umat Islam.

Ketika terjadi perpindahan kiblat dari Bait al-Maqdis ke Ka'bah di Makkah, enam belas bulan setelah Rasulullah tinggal di Madinah terjadilah perubahan geografis di Masjid Nabi yaitu tembok arah kiblat pertama menjadi bagian belakang masjid.

Nabi memerintahkan supaya tembok itu dibuat atap. Tempat ini kemudian dikenal dengan nama al-Shuffah (beranda) atau al-Dzillah (naungan) yang merupakan tempat tidak berdinding di sekelilingnya.

Di tempat ini Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mendirikan pusat pendidikan Islam yang pertama kali. Guru-guru yang mengajar di al-Shuffah ini adalah beliau sendiri dan beberapa orang yang beliau tunjuk seperti Abdullah bin Sa'ad dan Ubadah bin al-Shamit. Bidang studi yang diajarkan di al-Shuffah meliputi al-Qur'an, Tajwid, dan ilmu- ilmu keislaman di samping membaca dan menulis.

Sedang murid-murid al-Shuffah adalah para sahabat yang rata-rata miskin dan tidak memiliki tempat tinggal serta sanak saudara di Madinah yang kemudian disebut ahl al-Shuffah (penghuni shuffah). Dengan demikian, al-Shuffah ini bisa disebut sebagai perguruan intern pertama kali dalam Islam.

Terhadap ahl al-Shuffah ini, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mempunyai perhatian yang sangat tinggi. Beliau menjaga dan mengawasi sendiri. Mengunjungi mereka, melihat keadaan dan menjenguknya jika ada yang sakit.

Beliau sering duduk-duduk bersama mereka, membimbing, membantu, mengingatkan, bercerita, mengarahkan untuk membaca al-Qur'an dan mempelajarinya, berdzikir dan memberi motivasi pentingnya kehidupan akhirat.

Untuk memenuhi kebutuhan materil ahl al-Shuffah, khususnya dalam hal makanan, apabila menerima sedekah, beliau mengirimkannya kepada mereka dan tidak mengambilnya sedikitpun, begitu juga apabila menerima hadiah, beliau mengantarkannya kepada mereka dengan mengambil bagian seperlunya. Beliau juga sering mengundang mereka untuk makan-makan di rumah salah seorang istri beliau.

Rasulullah juga menganjurkan kepada para sahabat untuk bersedekah kepada penghuni (ahli) al-Shuffah. Abdurrahman bin Abu Bakar bercerita. Penghuni al-Shuffah adalah orang-orang miskin dan Nabi menganjurkan kepada para sahabat memberikan makanan kepada mereka.

Beliau bersabda: “Barangsiapa mempunyai makanan cukup untuk dua orang undanglah orang yang ketiga, apabila cukup untuk empat orang, undanglah orang yang kelima, kemudian Abu Bakar mengajak tiga orang sedang Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam sendiri mengajak sepuluh orang.” (HR. Bukhari)

Para ulama berselisih pendapat mengenai jumlah sahabat yang tinggal di al-Shuffah. Abu Nu'aim menuturkan bahwa jumlah orang yang tinggal di dalam al-Shuffah tidak tetap tergantung situasi dan waktu.

Ibn Taimiyah (w. 728 H) menyebutkan bahwa jumlah mereka mencapai 400 orang. Sedang menurut Qatadah jumlah mereka mencapai 900 orang.

Para penghuni al-Shuffah (ahl al-Shuffah) yang dididik langsung oleh Rasulullah kemudian banyak menjadi tokoh yang sangat berperan dalam perkembangan agama Islam di berbagai bidang.

Di antara mereka yang gugur sebagai syuhada di medan perang antara lain, Shafwan bin Bidhai, Salim bin Umair, Khubaib bin Sayaf gugur di perang Badar. Hanzhalah yang jasadnya dimandikan malaikat gugur di medan perang Uhud. Salim Maula Abu Hudzafah gugur di perang Yamamah.

Adapun yang menjadi ulama, antara lain Abu Hurairah pada bidang periwayatan hadis, Abdullah bin Mas'ud di bidang ilmu qiraat, Salman al-Farisi pengembara pencari kebenaran yang dianugerahi ilmu orang-orang terdahulu dan terkemudian, Hudzaifah bin al-Yaman yang memiliki ketajaman berfikir sehingga mampu memprediksi masa depan, Bilal bin Rabah seorang bekas budak yang diangkat menjadi muadzin Rasulullah .

Para penghuni al-Shuffah yang hidup secara askestis (zuhud) dan sederhana ini beberapa kali menyebabkan turunnya ayat al-Qur'an. Salah satu di antaranya adalah:

لِلْفُقَرَآءِ ٱلَّذِينَ أُحْصِرُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ لَا يَسْتَطِيعُونَ ضَرْبًا فِى ٱلْأَرْضِ يَحْسَبُهُمُ ٱلْجَاهِلُ أَغْنِيَآءَ مِنَ ٱلتَّعَفُّفِ تَعْرِفُهُم بِسِيمَـٰهُمْ لَا يَسْـَٔلُونَ ٱلنَّاسَ إِلْحَافًا ۗ وَمَا تُنفِقُوا۟ مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِۦ عَلِيمٌ (البقرة [٢]: ٢٧٣

Artinya: “(Berinfaklah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah, mereka tidak dapat (berusaha) di muka bumi, orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.” (Q.S. al-Baqarah, 2: 273)

Menurut Ibn Sa'ad, yang menjelaskan riwayatnya dengan sanad sampai kepada Ka'ab al-Qardhi, ayat di atas turun berkaitan dengan ahl al-Shuffah.

Ayat tersebut yang turun berkaitan dengan ahl al-Shuffah yang berisi tentang tuntunan hidup askestis dan sederhana. Hal ini yang menyebabkan ahl al-Shuffah diidentikkan dengan para shufi yang hidup di abad pertengahan pada tempat pemondokan untuk menghindari kemewahan dunia.

Setelah berkembangnya tasawuf pada abad ke-3 hijriyah, para sahabat yang menghuni al-Shuffah banyak mendapat perhatian para shufi, sehingga kajian al-Shuffah dan penghuninya cenderung kepada kajian tasawuf.

Hingga pada saat ini masih jarang kajian mengenai al-Shuffah dan ahl al-Shuffah yang dikaitkan dengan masalah pendidikan dan pengaruhnya bagi perkembangan pendidikan Islam padahal al-Shuffah adalah pusat pendidikan intern yang pertama kali dalam Islam. Wallahu A’lam


Dwikorita BMKG Memperkirakan Seluruh Wilayah Indonesia Berpotensi Dilanda Hujan Lebat

 

Dwikorita, BMKG Memperkirakan Seluruh Wilayah Indonesia Berpotensi Dilanda Hujan Lebat

alt teks

Badan Meteorologi,Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan seluruh wilayah Indonesia berpotensi dilanda hujan lebat hingga sangat lebat selama periode Natal dan Tahun Baru 2023.

Kepala BMKG, Dwikorita mengatakan curah hujan selama periode Natal dan Tahun Baru 2023 diakibatkan sejumlah dinamika atmosfer.

“Peningkatanaktivitas Monsum Asia yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secarasignifikan di wilayah Indonesia bagian barat, tengah dan selatan, sertameningkatkan potensi awan hujan di Kalimantan, Sumatera, Jawa, Bali hingga Nusatenggara”.

Potensi hujan dengan intensitas signifikan selama periode tanggal 24 desember 2023 perlu diwaspadai di beberapa wilayah sebagai berikut:

Banten, Jabar, NTB, NTT, SUMSEL, SULTRA, Bali, NTB, NTT, Sulsel dan Maluku. Sedngkan wilayah yang berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat di wilayah: Aceh, lampung, sumsel, jakarta, kalteng, kalsel, malut, pabar, dan papua.

Dinamika atmosfer lainnya yaitu adanya indikasi pembentukn pusat tekanan rendah di sekitar wilayah perairan aelatan indonesia yang berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas tinggi, peningkatan kecepatan angin permukaan, serta peningkatan tinggi gelombang laut di sekitarnya.

Glombang atmosfer yaitu juga adanya fenomena madden Julian Oscillation (MJO) yang terbentuk bersama dengan gelombang kelvin dan Rossby Ekuatorial, kondisi tersebut berkontribusi signifikan terhadap peningkatan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia terutama di bagian tengah dan timur.

Kepala BMKG,Dwikorita, juga meminta masyarakat untuk terus memonitor informasi prakiraancuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG.

Waspadai Resiko terjadinya bencana Hindrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi sangat besar terjadi.

Badan Meteorologi,Klimatologi, dan Geofisika (disingkat BMKG), sebelumnya bernama BadanMeteorologi dan Geofisika (disingkat BMG) adalah Lembaga Pemerintah NonkementerianIndonesia (LPNK) yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidangmeteorologi, klimatologi, dan geofisika.

Pada tahun 2002, melalui Keputusan Presiden RI Nomor 46, dan 48 tahun 2002, struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi dan Geofisika.

Melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008, BMG berganti nama menjadi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika dengan status tetap sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen.

Pada tanggal 1 Oktober 2009 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika disahkan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono.

 

4 Ciri–Ciri Manusia Yang Dirindukan Syurga

 4 Ciri–Ciri Manusia Yang Dirindukan Syurga

alt teks

Manusi pasti senangtiasa menginginkan kenikmatan tertinggi, dan kenikmatan tertinggi bagi Umat Islam adalah dirindukan surga.

Manusia yang hidup tentu saja mengharapkan yang namanya kebahagiaan, terutama kebahagiaan hakiki, yaitu kebahagiaan yang tidak hanya pada dunia ini saja, akan tetapi kebahagiaan yang abadi yaitu akhirat kelak.

Kebahagiaan yang hakiki tersebut hanya dapat diraih apabila kita selalu taat dan patuh kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam.

Dengan cara selalu menjalankan perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya. Lalu buah dari ketaatan tersebut adalah mendapatkan kehidupan yang penuh nikmat yaitu Surga-Nya.

Surga adalah tempat terindah yang dijanjikan bagi umat Islam yang beriman dan bertakwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. 

Di dalamnya berisi kenikmatan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya, tapi tidak sembarang orang bisa masuk ke tempat mulia (surga) itu.

Pengertian Surga Menurut Para Ahli

Menurut Imam Ghozali, Surga istilah yang digunakan dalam bahasa Indonesia untuk mengartikan kata bahasa Arab,jannah.

Jannah berasal akar kata yang terdiri dari huruf jim, dan nun. Dari dua kata tersebut, janna berarti menutupi, sedangkan jannah memiliki memiliki arti asli, kebun atau perkebunan.

Dalam agama al-jannah berarti tempat yang sediakan oleh Allah untuk orang Islam yang bertakwa pada-Nya, berbakti serta taat dalam menjalankan perintah-Nya, menjauhi segala larangan-Nya.

Hanya bekal berupa amal kebaikan saja yang bisa mengantarkan manusia bisa sampai ke sana (Surga). Tempat itu menjadi tujuan akhir dari kehidupan yang begitu dirindukan oleh mukmin.

Surga adalah tempat yang tidak terdapat kesedihan dan kesusahan. Ia adalah tempat yang dipenuhi oleh kenikmatan dan kebahagiaan yang abadi.

Dalam Al-Qur’an, konsep surga merupakan terjemahan kata bahasa arab yakni jannah, jamak dari Jinan yang artinya “kebun, taman.”

Surga merupakan tempat yang kekal pada akhirat dan diperuntukkan untuk hamba Allah Subhanahu Wata'alla yang selalu beriman serta beramal shaleh sampai akhir hayatnya.

Selain itu surga adalah tempat yang memberikan kenikmatan yang belum pernah dirasakan semasa hidup di dunia dan sebagai balasan jerih payah manuisa karena memenuhi perintah dan menjauhi larangan Allah Swt.

Macam-Macam Penyebutan Surga Dalam Al Quran

Dalam al-Qur’an terdapat beberapa nama sebutan untuk surga, yaitu:

1.      Jannah al-Firdaus, terdapat dalam Q:S al-Kahfi 18: 107-108,”Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka bagi mereka adalah surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya , dan mereka tidak ingin pindah dari sana.”

2.      Jannah al-‘Adn, terdapat dalam Q:S al-Kahfi 18, 30-31, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman danmengerjakan amal saleh, tentu Kami tidak akan mengabaikan orang-orang yang melakukan perbuatan baik itu. Untuk mereka surga Adn yang mengalir sungai di bawahnya..”

3.      Jannah al-Na’im, terdapat dalam Q:S Luqman 31: 8-9, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, bagi mereka surga na’im, mereka kekal didalamnya. Janji Allah pasti. Dan Dia maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

4.      Jannah al-Ma’wa, terdapat dalam Q:S al-Sajadah 32: 19,” Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; mereka akan memperoleh surga ma’wa untuk kediaman mereka, sebagai balasan dari semua amal perbuatan yang dikerjakan.”

5.      Dar al-Salam, terdapat dalam Q:S Yunus 10:25, “Dan Allah mengajak ke surga Dar al Salam, dan Dia menunjukkan orang yang dikehendaki kepada jalan yang lurus.”

6.      Dar al-Muqamah, terdapat dalam Q:S Fathr 35: 34-35,”Orang-orang ahli surga itu mengucapkan: Segala puji bagi Allah yang telah melenyapkan kesusahan dari kita semua.

7.      Sesungguhnya Tuhan kita adalah Maha Pengampun lagi Maha Pemurah. Dia telah menempatkan kita di Dar al-Muqaah, yakni negeri kekal yaitu surga dengan karuniaNya. Di situ kita tidak merasa lelah dan resah.”

8.      Al-Maqam al-Amīn, Terdapat dalam Q:S al-Dukhan 44:51, “Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa akan memperoleh al-maqam al- amin (tempat yang aman).”

Ciri–Ciri Manusia Yang Dirindukan Syurga

Golongan Pertama Orang Yang Senantiasa Membaca Al-Quran

إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi.” (Qs. Fatir: 29)

Al-Quran merupakan wahyu yang diturunkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam sebagai pedoman bagi umat manusia.

Bahkan begitu besarnya pahala orang yang membaca Al-Quran, sehingga setiap huruf yang dibaca akan Allah balas dengan 10 kebaikan. Sesuai dengan sabda Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam, dari Abdullah bin Mas’ud ra berkata,

“Pelajarilah Al-Quran ini karena sesungguhnya kalian diganjar dengan membacanya setiap hurufnya 10 kebaikan, aku tidak mengatakan itu untuk alif laam miim akan tetapi untuk alif, laam, miim setiap hurufnya 10 kebaikan.” (HR. Ad-darimy).

Nampaknya wajar bila Surga merindukan orang yang senantiasa membaca Al-Quran. Sebab sejak di dunia mereka sudah diberikan Allah ketenangan batin, kasih sayang-Nya, kecintaan-Nya, kemuliaan dan selalu dingat oleh-Nya.

Yang Kedua Menjaga Lidah atau Lisan

عَنْ أَبِي هُرَيْـرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، اَنَّ رَسُـوْلَ اللهِ صَليَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلأَخِرِ …فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

Artinya: “Dari Abi Hurairah ra Sesunguhnya Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata baik atau lebih baik diam, …” (HR. Bukhari).

Golongan yang kedua yaitu mereka yang selalu menjaga lidahnya. Lidah memang merupakan bagian tubuh yang tidak bertulang, tetapi ia lebih tajam dari sebilah pedang.

Bahkan ada dampak sangat luar biasa yang bisa ditimbulkan oleh lidah, seperti bisa menyebabkan pertengkaran antar suami istri, antar kelompok, bahkan antar bangsa.

Bahkan perkataan negatif yang berasal dari lidah bisa membuat orang menjadi sengsara, melenyapkan pahala kebaikan yang telah dilakukan seperti api memakan kayu bakar dan bahkan bisa membuat puasa jadi sia-sia.

Orang yang mampu menjaga lidahnya, tidak akan menyakiti orang lain dengan bahasa yang digunakan. Ia akan sangat berhati-hati dalam berkata agar tidak menyinggung perasaan orang lain.

Bila kita mampu menjaga lidah, begitu banyak kenikmatan yang akan diperoleh. Manfaatkanlah karunia Allah yang telah dilimpahkan kepada manusia, seperti untuk berdakwah, menyambung silaturahmi, bertilawah serta berdoa.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًايُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu sekalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki amalan-amalanmu dan mengampuni dosa-dosamu. Siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenengan yang besar.” (Qs. Al-Ahzab: 70-71).

Yang Ketiga Pemberi Makan Orang yang Kelaparan

Golongan selanjutnya yang juga dirindukan oleh Surga adalah pemberi makan orang yang kelaparan. Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah Dzat Maha Pengasih dan Penyayang yang memberikan balasan atas sekecil apapun amalan kebaikan yang dilakukan oleh hamba-Nya.

Bila kita memberikan minum kepada saudara kita yang kehausan, maka Allah akan memberi kita minum pada hari kiamat nanti disaat orang-orang sedang dilanda dahaga.

Bila kita memberi makan kepada saudara kita yang sedang kelaparan, niscaya Allah akan memberi kita makan di saat orang-orang kelaparan pada hari akhir nanti.

Bila kita memberi pakaian kepada saudara kita didunia ini, niscaya Allah akan memberi kita pakaian yang indah disaat orang-orang telanjang pada hari perhitungan nanti,

Bila kita memudahkan urusan saudara kita yang sedang kesulitan dan dihimpit permasalahan, yakinlah bahwa Allah akan memudahkan urusan kita sejak di dunia ini.

Pertolongan Allah akan datang kepada seorang hamba manakala sang hamba menolong saudaranya.

“Dari Abu Sa’id Al Khudry ra. bahwa Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Siapa saja orang Islam yang memberi pakaian kepada orang Islam, niscaya Allah akan memberikannya pakaian dari hijaunya Surga.

Dan siapa saja orang Islam yang memberikan makan kepada orang Islam yang kelaparan, niscaya Allah akan memberinya buah-buahan Surga.

Siapa saja orang Islam yang memberikan minum kepada orang Islam yang kehausan, niscaya Allah akan memberinya minuman suci yang tertutup.” (HR. Abu Dawud)

Yang Keempat Orang-Orang Yang Berpuasa Di Bulan Ramadhan

Golongan terakhir yang dirindukan oleh Surga adalah mereka yang berpuasa pada bulan Ramadhan. Pada bulan yang mulia ini, tidak hanya dipenuhi oleh berkah, rahmat dan ampunan dari Allah saja.

Akan tetapi, Allah juga menjanjikan kepada kita pembebasan dari panas api neraka, untuk siapa yang mau dan mampu menjalankan ibadah puasa dengan sungguh-sungguh.

Bagi mereka yang berpuasa, dan menghidupkan malamnya dengan solat, membaca Al-Quran dan khalwat (berdua-dua dengan Allah) serta ibadah hanya mengharap ridha-Nya.

Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan, karena iman dan ikhlas, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari Muslim).

Demikian yang dapat kami bagikan mengenai pengertian surga dan siapa yang akan menjadi penghuni surga kelak ketika diyaumil akhirat.

Semoga kita semua termasuk menjadi penghuninya, marilah kita amalkan hal diatas, agar kita menjadi hamba yang senantiasa dirindukan oleh Surga, Aamiin. Wallahu‘alam.