This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Analisis Semiotik Pada Film Animasi Nussa Dan Rara episode 1 sampai 5 (Teori Roland Barthes)


Analisis Semiotik Pada Film Animasi Nussa Dan Rara episode 1 sampai 5 (Teori Roland Barthes)

(Oleh: Irwan Amrullah)

alt

Juruasan Komunikasi Falkutas Ilmu Komunikasi Dan Penyiaran Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Jawa Barat, Jl. Pondok Pesantren Al-Fatah, Cileungsi, Bogor, Jawa Barat. 

Email: Irwan.sas47@gmail.com

ABSTRAK

Saat ini aktifitas dakwah tidak hanya dilakukan dengan media konvensional, tapi sudah menggunakan media lain seperti media sosial dan internet, salah satunya yaitu media sosial YouTube,media sosial yang menayangkan film serial animasi Nussa yang bertemakan islami. Penelitian ini bertujuan guna mengetahui nilai-nilai Islam apa saja yang terkandung dalam serial animasi Nussa episode 1-5.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif, Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis semiotik Roland Barthes, Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data adalah analisis semiotika Roland Barthes.

Teori Barthes membagi tanda berdasarkan penanda dan petanda kemudian menghasilkan denotasi, konotasi dan mitos. Nilai-nilai islami atau pesan dakwah yang ada pada setiap episode film dapat diketahui unsur dakwahnya setelah dianalisis menggunakan teori Roland Barthes. 

Hasil keseluruhan penelitian ini menemukan bahwa, pesan dakwah atau nilai-nilai Islam yang terkandung pada setiap episode pada film ini adalah keberanian, kebersihan, adab atau etika, menolong sesama, bersedekah, menyampaikan ilmu, keikhlasan. Yang dikelompokan berdasarkan aspek pokok dalam nilai-nilai Islam yaitu nilai akhlak, nilai akidah dan nilai syari’ah.   Kata Kunci : Pesan Dakwah, film Animasi Nussa, Semiotik Roland Barthes

PENDAHULUAN

Saat ini kita dihadapkan dengan era digital yang penyebaran informasi berlangsung begitu cepat, mudah diakses dan menimbulkan ledakan informasi. Inilah era dimana teknologi informasi mendominasi di segala bidang termasuk dakwah.

Sejalan dengan itu, media dakwah pun menjadi semakin variatif dalam menyampaikan pesan secara lebih efektif dan efisien. Melalui internet, dakwah memainkan perannya dalam menyebarkan informasi tentang Islam ke seluruh penjuru dunia tanpa mengenal waktu dan tempat. Semua orang dari berbagai etnis dan beragam usia dapat mengaksesnya dengan mudah.

Sejalan dengan itu kini dakwah tengah berada di era kontemporer, atau istilahnya dakwah kontemporer, yakni dakwah menggunakan teknologi modern melalui sosial media atau media massa, yakni media visual, audio, dan audiovisual. (Ardhana, 1995 : 11).

Di antara media massa yang digunakan untuk menyampaikan pesan dakwah di era modern saat ini ialah menggunakan media audio visual atau melalui film. Karena film termasuk bagian dari media massa edukasi, Fungsi media massa adalah untuk menyampaikan informasi ( to inform), untuk mendidik (to educate), untuk mempengaruhi (to persuate), dan untuk menghibur (to entertain). Sebagai media edukasi, peran film sangat penting untuk membangun karakter (character building). (Asep Muhiddin, 2002: 40)

filam sebagai media komunikasi yang sagat baik dalam menyampaikan sebuah pesan atau gagasan-gagasan yang di bentuk audiovisual atau tontonan yang dapat menyentuh dan diterima dengan baik di masyarakat serta mampu menjangkau banyak segmen sosial.

Film juga bukan tercipta dari khayalan semata, tetapi juga mengumpulkan berbagai data dan informasi, atau realitas kehidupan saat ini. Film juga mengandung nilai-nilai spiritual, budaya, sosial dan nilai-nilai kehidupan lainnya yang diharapkan mampu mempengaruhi penonton. Salah satu keunggulan film juga adalah mampu memvisualisasikan berbagai karakter manusia sehingga dengan mudah dapat mengintervensi atau mempengaruhi penonton.

Dengan kecanggihan teknologi, melihat video atau sebuah film saat ini sudah bisa dilakukan dengan menggunakan handphone. Dan salah satu media yang menyediakan berbagai macam video serat film yang sangat digemari oleh berbagai kalangan mulai dari anak-anak hingga orang dewasa yaitu Youtube. Youtube merupakan sebuah media yang menfasilitasi penggunanya untuk bisa melihat berbagi video serta film. Hingga saat ini Youtube telah diunduh lebih dari 5 juta kali. Di Youtube terdapat banyak content creator yang menyajikan film dan vidio dengan tayangan atau konten yang beragam.

Salah satu content creator yang terdapat di Youtube adalah akun Nussa Official. Akun tersebut mempublikasi film pendek berupa animasi yang bertemakan Islami. Tayangan pada akun Youtube Nussa Official memiliki dua karakter utama kakak beradik, Nussa dan Rara. Nussa dan Rara merupakan akronim dari Nusantara. Animasi ini merupakan produk rumah animasi The Little Giantz.

Menurut keterangan Ustadz Bilal selaku pegawai pembuatan film animasi Nussa dan Rara bagian pembuat animasi, Yang berhasil kita wawancarai dikediamannya menuturkan, Sebagai film pendek bertemakan Islami, Nussa dan Rara hingga saat ini 2020 telah memiliki 6,4 juta subscriber di akun Youtubenya. Dengan jumlah tersebut, membuat Nussa Official menjadi akun Youtube film pendek bertema Islami dengan pengikut terbanyak dan tercepat di Indonesia.

Berangkat dari fenemona tersebut, maka peneliti memutuskan untuk melakukan kajian lebih mendalam terhadap film animasi Nussa dan Rara dalam rangka memahami komunikasi dakwah dan nilai-nilai islam atau pesan dakwah yang terkandung  dalam film Nussa  tersebut menggunakan analisis semiotika Roland Barthes.

Semiotika Roland Barthes menjadi kerangka teori dalam memahami dan memaknai tanda-tanda atau lambang yang ada dalam film animasi Nussa dan Rara, terutama yang berhubungan dengan komunikasi dakwah, secara umum, film di bangun dengan banyak tanda  dan lambang yang bekerja sama dengan baik dalam upaya mencapai efek yang di harapkan.

RISET SEBELUMNYA

Pada penelitian terdahulu yang disebutkan pada tinjauan pustaka diatas, yaitu skripsi yang berjudul “Makna Pesan Dakwah dalam Film Animasi Adit dan Sopo Jarwo Episode 22 (Kabar Burung Bikin Bingung) semiotika Roland Barthes”, oleh Ihsan Almandari tahun  2018 Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar. Terdapat perbedaan pada peneliti yang kami lakukan yaitu di objek penelitian, persamaannya di kerangka berpikir yang kami gunakan.

Penelitian ini membahas tentang makna pesan dakwah yang disimbolkan melalui penokohan Sopo dan Jarwo dalam film “Animasi Adit dan Sopo Jarwo episode 22 (Kabar Burung Bikin Bingung)”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi serta menganalisis makna pesan dakwah yang disimbolkan dalam film “Animasi Adit dan Sopo Jarwo” terkhusus pada tokoh Sopo dan Jarwo. Teknik pengumpulan data dalam penelitian di atas menggunakan analisis dokumen.

Meskipun penelitian ini mendapatkan rujukan dari sekripsiatau kajian sebelumnya serta sama-sama meneliti tentang film, akan tetapi penelitian ini memiliki perbedaan daripada skripsi dan kajian sebelumnya yaitu pada fokus penelitiannya. Penelitian ini fokus pada simbol dan makna komunikasi dakwah atau mengetahuai nilai-nilai islam yang ditampilkan dalam film animasi “Nussa dan Rara epieode 1 samapi 5.” Penelitian ini menggunakan analisis semiotik Roland Barthes yang meneliti bagaimana komunikasi dakwah digambarkan dalam adegan atau scene visual, audio atau narasi didalam filam tersebut.

KERANGKA TEORITIK

rumusan masalah pada bab 1, dapat ditarik beberapa teori yang di anggap relevan dan mendukung eksistensi penelitian ini. Teori- teori tersebut adalah:

1. dakwah

2. Komunikasi Dakwah

3. Komunikasi massa

4. Film Animasi

5. Analisis Semiotik

Penelitian ini akan menguraikan setiap poin definisi dari setiap konsep yang akan mendukung dalam penelitian ini, yang pertama konsep dakwah. Menurut Ardhana, 1995. Dakwah merupakan tugas mulia dari setiap individu Muslim yang baliqh dan berakal baik laki-laki dan perempuan, sudah menjadi komitmen bahwa setiap individu muslim memanggul tanggungjawab, tugas dan kewajiban menjadi pendawah atau biasa di sebut da’i. Artinya setiap individu muslim bertugas dan berkewajiban sebagai penyeru, pengajak, dan pemanggil kepada ummat untuk melaksanakn Amar Ma’ruf dan Nahi Mungkar. Mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran.

Yang kedua konsep tentang Komunikasi Dakwah menurut Laswell adalah sebuah proses komunikasi yang saling berkaitan satu sama lain, terdiri komunikator atau da’i yang mempunyai motif atau apa yang dipikirkannya, lalu di olah menjadi pesan, atau pesan-pesan dakwah yaitu berisikan nilai-nilai islam, di sampaikan ke Komunikan atau Mad’u, melalului Cannel, Media atau saluransaluran tertentu, baik secara langsung atau tidak langsung, dengan diharapkan terjadinya dampak (efek), terdiri dari perubahan kepercayaan, sikap dan tingkah laku komunikan atau mad’u ke arah yang di inginkan komunikator

Yang ketiga teori atau konsep komunikasi massa, komunikasi massa Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa atau media cetak dan elektronik, sedangkan komunikasi massa yang di tampilkan oleh Lasswel juga bisa gunakan dalam mengkaji secara mendalam komunikasi dakwah pada film.

Penegasan tentang unsurunsur komunikasi di atas itu adalah sebagai berikut, komunikator, menyampaikan motif komunikasi dakwah, melalui saluran atau medianya (film ) dengan penerima atau penonton film dan efeknya mengimani apa yang di sampaikan atau pesan dakwah yang terdapat pada film tersebut.

Yang keempat konsep film animasi, Film sebagai media komunikasi massa dipertunjukan di bioskop dengan jenis cerita yang terdiri dari film drama, komedi, musik, action, horor, anak-anak, dan science fiction. Film berkembang menjadi sebuah media ekpresi dan mempunyai nilai komersial yang tinggi. (Baksin, 2003: 6)

Film animasi juga dikatakan merupan film hasil dari pengolahan gamabar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak, pada awal penemuannya, film animasi dibuat dari berlembar-lembar kertas gambar yang kemudian diputar sehingga muncul efek gambar bergerak, namun dengan perkembangan teknologi saat ini dengan bantuan komputer dan grafika komputer, pembuatan film animasi jadi sangat mudah dan cepat.(Wikipedia.org)

Dan yang kelima konsep atau teori tentang analisis semiotik Roland Barthes, berfokus perhatian tertuju pada gagasan tetang signifikasi dua tahap. Barthes seperti yang dikutip oleh Fiske menjelaskan signifikasi tahap pertama merupakan hubungan antara signifer (penanda) dan signified (pertanda) didalam sebuah tanda terhadap realitas eksternal disebutnya sebagai denotasi. Sedangkan konotasi adalah istilah yang digunakan Barthes untuk signifikasi tahap kedua, Pada signifikasi tahap kedua yang berkaitan dan isi, tanda bekerja melalui mitos. Dalam teori Barthes, semiotika menjadi dua tingkatan pertanda lalu menimbulkan makna mitos.

METODE PENELITIAN

    Tempat, waktu, dan Subjek Penelitian

1. Tempat penelitian di Desa Pasir Angin, Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor. Provinsi Jawa Barat. Di Akun Youtube Nussa Offecial

2. Waktu 14:56. Tanggal 07 Agustus, 2020.

3. Subjek ini adalah film Animasi Nussa dan Rara yang tayang di YouTubenya yang melakukan penelitian dengan potongan gambar (Scean) atau visual yang terdapat dalam filam Animasi Nussa dan Rara episode 1 sampai 5 yang memiliki makna denotasi, konotasi dan mitos, untuk mengetahui isi komunikasi dakwah apa saja terdapat dalam film, atau sesuai dengan rumusan masalah.

METODE PENELITIAN

Penelitian yang digunakan adalah menggunkan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif analisis dan analisi isi (Content analysis) adalah penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi yang terdapat dalam media massa, metode penelitian kualitatif juga digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. (Eriyanto, 2013: 46)

penelitian kualitatif juga memberikan gambaran secara objektif, dengan menggambarkan komunikasi dakwah dalam film Animasi Nussa dan Rara episode satu sampai lima yang tayang di Chanel YouTubenya. Pelopor Analisis isi adalah Harold D. Lasswell, yang melopori tehnik symbol coding, yaitu yang mencatat lambang atau pesan secara sistematis, kemudian diberi interpretasi.

METODE ANALISIS DATA

Teknik pengumpulan data, data dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder.  data primer adalah berupa data yang diperoleh rekaman video film “Animasi Nussa dan Rara episode 1 sampai 5”, yang kemudian dibagi per scene dan dipilih adegan-adegan yang sesuai rumusan masalah yang dugunakan untuk penelitian.

Sedangkan data skunder adalah data yang diperoleh dari dokumen, atau literaturliteratur yang mendukung data primer, seperti buku-buku, artikel, jurnal, majalah, catatan kuliah, kamus istilah, internet dan sebagainya yang sesuai dengan penelitian. Dalam penelitian ini, penulis mengambil dokumentasi dari akun Youtube Nussa Official, ditambah dengan artikel, opini, video dalam bentuk web maupun buku yang berkaitan dengan akun Youtube Nussa Official. (Djam’an Satori, 2014: 105)

Analisa data dilakukan dengan dua cara, yang pertama observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung dan bebas terhadap objek penelitian dan unit analisis. Dengan cara menonton dan mengamati adegan-adegan dan dialog dalam filam “Animasi Nussa dan Rara pada episode 1 sampai 5 yang tayang di Chanel YouTubenya”. Kemudian kedua memilih dan menganalisa sesuai dengan model  penelitian yang diinginkan.

Setelah data primer dan sekunder terkumpul, kemudian diklarifikasikan sesuai dengan petanyaan penelitian yang telah ditentukan. Setelah data terklarifikasi dilakukan analisis data menggunakan model semiotika Roland Barthes yaitu dengan cara mencari  makna denotasi, konotasi dan mitos dalam setiap masing-masing scene yang menghasilkan tanda secara objektif untuk memahami makna dan isi komunikasi dakwah yang tersirat dalam film Animasi Nussa dan Rara pada episode 1 sampai 5 yang tayang di media social Youtubenya.

 

HASIL PENELITIAN

Pesan dakwah yang terkandung pada episod 1 yang berjudul “Tidur Sendiri Gak Takut”, dimana Nussa menyampaikan nilai aqidah dan nilai syari’ah, berupa keyakinan kepada Allah bahwa Nussa dan Rara senangtiasa dalam lindungan Allah ta’alla, kemudian keberanian, dimana Nussa mengajarkan Rara agar tidak takut tidur sendirian, lalu kebersihan, dimana Nussa mengajarkan Rara untuk membersihkan tempat tidurnya terlebih dahulu sebelum tidur.

Simbol denotasi pada Scean ini gambar pertama menggabarkan Nussa berada dalam satu ruangan yaitu kamar Rara yang tertiup angin. Lalu simbol konotasi yaitu Rara dengan wajah takut dan serius mendengarkan Nussa yang sedang memberi arahan dan nasehat kepadanya. Dan makna mitos pada scene dan episode ini adalah “Kebersihan” yaitu dengan membersihkan diri dan tempat tidur sebelum tidur.

Pesan dakwah yang terdapat pada episode ke 2 yang berjudul “makan jangan asal makan” yaitu nilai syari’ah atau adab yang berupa berdoa sebelum makan, mencuci tangan, menggunakan tangan kanan, makan sebari duduk, dan jangan meniup makanan yang panas serta minum air tiga tegukan. Anjuran berdoa sebelum makan.

Simbol Denotasi pada scene ini adalah Pada gambar satu, dua dan tiga, yaitu Nussa berada dalam satu ruang makan keluarga, disana Nussa melihat Rara yang mau mengambil makanan yang berada di meja makan. Pada gambar kedua Nussa menium peluit, lalu menghampiri Rara dan melarang Rara mengambil makanan yang berada di meja.

Pesan dakwah yang terdapat pada episode ke 3 yang berjudul “Dahsyatnya Bismillah.” Yaitu nilai syari’ah agar selalu membaca Bismillah sebelum melakukan kegiatan apapun agar terhindar dari gangguan syetan dan mendapat keberkahan dari Allah, Sedangkan nilai aqidah berupa, Nussa dan Rara percaya bahwaketika semua kegiatan diawali membaca Bismillah maka Allah akan melindungi mereka.

Simbol denotasi yang terdapat pada Scene dan Episode ini di gambar pertama, Nussa, Rara dan Anta yaitu (kucing) yang hendak bermain sepeda, tak lupa Nussa memeriksa kembali keamanan mereka, hingga akhirnya Nussa merasa siap dan mulai mengayuhkan sepedanya dengan membonceng Rara dan Anta (kucing).

Makna konotasi pada scena dan episode ini ketika Nussa dan Rara mendadak panik saat Anta yang berada di tas punggung milik Rara tiba-tiba meronta-meronta dan menyebabkan Nussa dan sepedanya kehilangan keseimbangan yang  menyebabkan mereka bertiga terjatuh, scene ini diambil dengan Medium Long Shot ketika mereka terjatuh dari sepeda yang mereka kendarai.

Makna mitos pada scene dan episode tiga ini adalah “Membaca Bissmillah,” bagi kaum muslimin membaca bissmillah adalah salah satu perintah atau syari’at yang dicontohkan oleh Rasullullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, Bismillah memiliki keutamaan yang luar biasa dalam kehidupan seorang muslim. Lafal Basmalah berupa Bismillahirrahmaanirrahim juga menjadi awal dari setiap penciptaan.

Pesan dakwah atau nilai islam yang dikomunikasikan oleh Nussa dan Rara pada episode 4 kali ini yang berjudul “Ngobrol Bareng Nussa dan Rara” yaitu ada nilai akhlak, nilai akidah, dan nilai syari’ah. Pada nilai syariah berupa membaca, Bismillah ketika hendak melakukan segala kegiatan atau aktivitas dikehidupannya sehari-hari.

Simbol denotasi yang terdapat pada Scene dan Episode ini, Pada gambar pertama Nussa dan Rara sedang  menghadiri acara Talkshow yang akan mewancarai.Nussa dan Rara perihal kerjasamanya memproduksi serial animasi bersama The Little Giantz yaitu salah satu perusahaan animasi indonesia yang sudah bertaraf internasional, sebelum memasuki acara TalkShow yang dipandu oleh Bang Rio, tak lupa Nussa dan Rara membaca Bismillah atau hamdallah sebagai wujud berserah diri kepada Allah dan meminta pertolongannya agar acara berjalan lancar.

Makna konotasi pada scena dan episode 4 ini ketika Nussa dan Rara  ditanya oleh Bang Rio selaku Host dalam Talkshow tersebut mengenai cita-cita nya,  lalu Nussa dan Rara menjawab pertanyaan tersebut dengan percaya diri dan gembira, Rara menjawab ingin menjadi pembalap mobil, lalu Nussa ingin menjadi hafidz astronot, lalu Host bertanya lagi ke Nussa, “Tadi Nussa bilang kalau cita-citanya mau jadi hafidz astronot, nah seandainya disuruh milih salah satu, Nussa pilih mana?” Nussa pun berpikir sejenak, karena akidah nussa sangat baik, maka Nussa memilih menjadi hafidz yang kelak bisa membawa Umma, Abah, dan Rara masuk surganya Allah. Makna mitos pada scene dan episode 4 ini adalah makna “Akidah” yang di tunjukkan oleh Nussa dan Rara dengan membaca doa (Bismillah), dan mengenai memilih cita-cita yang ingin dicapai.

Pesan dakwah atau nilai islam yang dikomunikasikan oleh Nussa dan Rara pada episode 5 kali ini yang berjudul “Senyum Itu Sedekah” yaitu adalah nilai syari’ah berupa sedekah pada anak yatim, menolong sesama dan menyambung tali silahturahmi. Simbol denotasi yang terdapat pada Scene dan Episode 5 ini adalah Nussa sedang merapihkan baju dan barang-barang lalu di masukkan ke kardus yang akan disumbangkan ke panti asuhan, tiba-tiba Rara bingung barang apa yang akan di sumbangkan kepanti asuhan, lalu Rara teringat pada boneka kesayangannya.

Makna konotasi pada scena dan episode 5 ini, Nussa, Rara, dan Umma berangkat kepanti asuhan untuk mengantarkan barang-barang sumbangannya, Nussa dan Umma memberikan barang-barang tersebut yang sudah dipilihnya kepada pengasuh panti asuhan, Nussa sadar sedari tadi tidak melihat Rara, Nussa pun pergi mencari Rara, Nussa mendapati Rara yang ternyata sedang bercengkrama dengan para penghuni panti asuhan. Medium Long Shot menggambarkan keadaan Rara yang sedang bercengkrama dengan penghuni panti asuhan dengan kadaan damai, riang dan gembira.

Makna mitos pada scene dan episode 5 ini adalah makna “Sedekah” yang di tunjukkan oleh Umma, Nussa, dan Rara dengan menyedekahkah pakaian dan barang-barang yang baik dan bagus ke Panti Asuhan. Bersedekah merupakan perbuatan mulia karena bisa mendatangkan kecintaan Allah dan seluruh makhlukNya.

KESIMPULAN

Kesimpulan atau hasil penelitian pada sekripsi ini, peneliti juga mengacu pada perumusan masalah, dengan melihat melalui pendekatan teori Semiotika Roland Barthes, maka kesimpulan selanjutnya pada peneliti terhadap rumusan sebagai berikut:

Denotasi pada Film Animasi Nussa dan Rara episode 1 sampai 5 mengambil gambar atau visual yang dibagi perscenenya, yang mewakili makna denotasi yang mempunyai simbol-simbol komunikasi dakwah islam. Lalu makna konotasi yang terdapat dalam film animasi Nussa dan Rarra pada episode atau scene yang berhasil diteliti, adalah sikap seorang muslim dalam hal ini Nussa dan Rara melakukan kegiatan atau aktivitas kehidupan sehari-harinya yang selalu menerapkan adab atau etika baik yang di ajarkan oleh Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wa Sallam.

Seperti konotasi yang pada adegan ini juga terlihat bahwa Nussa menemui Rara yang sedang ketakutan. Lalu memperlihatkan Nussa memberi peringatan ke Rara agar jangan makan asal makan, Makna konotasi selanjutnya yaitu Rara mengingatkan Nussa bahwa mereka lupa membaca bissmillah sebelum bermain sepeda, Lalu ketika nussa ditanya prihal memilih cita-cita, Dan yang terahir Nussa dan Rara sedang bersama-sama sedekah senyum dengan penghuni panti asuhan.

Mitos yang terdapat pada film animasi Nussa dan Rara episode 1 samapi 5 adalah pesan-pesan dakwah dalam episode 1 sampai 5 ialah kebersihan, adab-adab atau etika yang syar’i sebelum memakan makanan. pesan akidah yaitu membaca “Bismillah” sebelum melaksanakan kegiatan, lalu akidah yang kuat, yang di tunjukkan oleh Nussa dan Rara dengan membaca doa, dan mengenai memilih cita-cita yang ingin digapai, serta  makna “Sedekah” yang di tunjukkan oleh Umma, Nussa, dan Rara dengan bersedekah barang-barang yang baik dan bagus ke Panti Asuhan.

REFERENSI

Ali Aziz, Moh, Ilmu Dakwah (Jakarta: Prenada Media Group, 2009),6-9

Aliyuddin, 2009: 3 “Metode Dakwah”

Abdul, Muhamad, Al-Mu’jam Al-Mufahras li Alfazh Al-Qur’an, (cairo; Dar Al-Kutub Al-‘Arabiyah), 120.

Asep Muhiddin, Dakwah dalam perspektif Al-Qur’an, (Bandug: Pustaka setia, 2002) 40

Adinda & Adjie, 2011. Film Animasi. Sebagai media dakwah. Bandung

Ardhana,1995:11 dalam “Konsep Pemikiran Islam”,  Al-Adabus Syar’iyah no: 3/193.

Abdurahman, Kedahsyatan Bersedekah, (Yogyakarta: Pustaka Rama, 2010),

Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir, h. 868.

Abdul Muchid, Dakwah Melalalui Film, Dakwah dan Komunikasi, Program Studi Ilmu Komunikasi. (Surabaya:Universitas Islam Negeri Sunan Ampel,2011) hl. 2.

Bachtiar, Wardi, (1997) Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Logos, Jakarta. Christomy, 2004: 94

Departemen Agama, Pelestarian Lingkungan Hidup: Tafsir Al-Qur‟an Tematik, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟an, 2009), h. 183

Dani, “Ada Sedekah di Sekolah”, www.pondoktrimurti.com dalam google.com.

Effendi, 2009. 9-12. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Rosdakarya.

Enjang dan Aliyuddin, Dasar-Dasar Ilmu Dakwah (Bandung,Widya Padjajaran,2009. 3),

Fathul Wahid, E-dakwah Melalu Internet (Yogyakarta: Penerbit Gaya Media, 2004), 17. Fahrur Mu‟is, Sedekah Tanpa Uang, (Solo: Aqwam, 2010). hal.57.

Ibrahim Muhammad bin Abdullah al-Burnikan, Pengantar Studi Aqidah Islam, terj. Muhammad Anis Matta, Jakarta: Robbani Press, 1998, hlm. 4.

Husein Machnun, “Hukum Islam di Dunia Modern,” Amarpres, Jakarta. 1994, hal 17.

Juli Soemirat, Kesehatan Lingkungan, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2011), h. 43 Kurniawan, Semiologi Roland Barthes (Magelang:Indonesiatera, 2001), 53.

Moh. Ali Aziz,“Ilmu Dakwah”, (Jakarta:Kencana Prenada Media, 2004) hlm. 10

Mulyana, 2011. Buku “Dasar -Dasar Komunikasi” Rosdakarya. Bandung

Muhammad Bagir Al-Habsyi, Fiqh Praktis menurut Al-Qur’an, As-Sunnah, (Bandung: Mizan, 1999) hal.330.

Muhammad Faiz Almath, 1100 Hadits Terpilih, (Jakarta: Gema insani, 1991) hal. 104

Muhammad Bagir, Fiqih Praktis I: Menurut Al-Qur‟an, As-Sunnah dan Pendapat Para Ulama, (Bandung: Penerbit Karisma, 2008), h. 48

Muhammad Said Mursi, Seni Mendidik Anak, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2001), hal.293. Muhammad Said Mursi, Seni Mendidik Anak..., hal.299.

Mahmud Junus, Al Qur’an Al Karim, (Bandung: PT Al-Ma‟arif, 1986) , hal.41. Mahmud Junus, Al Qur’an Al Karim, (Bandung: PT Al-Ma‟arif, 1986) , hal. 41

Muhammad Bin Ismail Abu Abdillah, 1994: 398 Nurudin, 2007: 9. Pengantar Komunikasi Massa

Nawiroh Vero, Semiotika dalam Riset Komunikasi (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014),14.

Permadi, R. Yudi.  Tim Semiotika, Rekatama Media, Bandung, 2017.

Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English Press, 1991). hal.764. Romli, 2009: 13. Dasar- dasar Komunikasi Dakwah Restu Kartiko Widi, dalam bukunya yang berjudul “Asas Metodologi Penelitian”. Terbitan Graha Ilmu, Yogyakarta. 2010, hal 236.

Sobur, Alex “Semiotika Komunikasi”.  Rosda. Yogyakarta. 2004, hal 126

Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta; Amzah,2009), hal. 2

Suprapto, MS. Pengantar Teori Komunikasi. Media Presindo, Yogyakarta. 2006, Hal 114.

Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 3, (Bandung : Al-Ma‟arif, 1993), hal.139.

Untung Yuwono dan Christomy, Semiotika Budaya, UI Depok, 2004. hl 94 Udin, 1997: 48-50. Metode Dakwah

Wahid Iqbal Mubarak dan Nurul Chayatin, Ilmu Kesehatan Mayarakat: Teori dan aplikasi, (Jakarta: Salemba Medika, 2009), h. 274

Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Syarah Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, Pustaka Imam Asy-Syafi’i, Cetakan ke-3, 2006, hlm. 27.

Wajih Mahmud, Sedekah Tanpa Harta, (Klaten: Wafa Press, 2008 Tim penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988). hal.456.




 


Bahaya Narkoba Bagi Generasi Muda , Analisis Semiotik Roland Barthes Pada Film Hijrah Cinta Karya Irfan Gunawan

 Bahaya Narkoba Bagi Generasi Muda, Analisis Semiotik Roland Barthes Pada Film Hijrah Cinta Karya Irfan Gunawan

alt

Narkoba bukanlah sesuatu yang asing lagi bagi kita. Kita sering mendengar dan membaca berita tentang narkoba di media elektronik maupun media cetak. Di Indonesia, peredaran obat terlarang ini sudah menjadi salah satu permasalahan utama yang harus segera diatasi.

Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam buku Jendral TNI Gatot Nurmantyo halaman ke 35 mengatakan, Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar dan tingkat prevalensi yang tinggi memang merupakan pasar yang sangat menarik dan menguntungkan bagi bandar narkoba yang umumnya merupakan sindikat internasional.

Jika diakhir abad ke-20 indonesia masih bersetatus sebagai negara transit, maka kini indonesia sudah beralih menjadi negara konsumen. Pemakai narkoba menurut data BNN mengalami kenaikan dari 1,5% penduduk pada tahun 2005 menjadi 2,6% di tahun 2013, dan di perkirakan akan mencapai 2,8% di tahun 2015 yang artinya lebih dari 5,1 penduduk indonesia menyalagunakan narkoba. Selain itu angka kematian tiap tahun akibat narkoba berada pada kisaran 15.000 jiwa.

Fakta-fakta diatas sangat memprihatinkan serta dapat menghancurkan generasi muda untuk jangka panjang. Narkoba telah menyerang secara masif mulai dari kalangan usia lanjut, eksekutif muda sampai dengan anak-anak sekolah.

Melalui konspiransi internasional, generasi muda indonesia tanpa sadar dapat dihancurkan tanpa harus menggunakan kekuatan bersenjata. Dan aparat pemerintah pun sampai saat ini  masih kewalahan untuk mencegah dan menguranginya.

Oleh karena itu dituntut adanya peran serta dari berbagai pihak di Indonesia yang dapat memerangi narkoba. Masyarakat setempat dan juga konselor sebagai pendidik dilingkungan pendidikan juga dapat ikut berpartisipasi dalam upaya memerangi obat-obatan terlarang tersebut.

Negara indonesia ini penyalahgunaan narkotika atau narkoba atau obat-obatan terlarang lainnya,di kalangan generasi muda kian meningkat, meluasnya pengedar dan pengguna narkoba di Indonesia terutama tingkat kalangan generasi muda, karena didukung oleh faktor budaya global.

Budaya global, yang dikuasai oleh budaya barat yang mengembangkan pengaruhnya, salah satunya dunia perfilmman yang di tayangkan melalui layar TV, VCD, dan Bioskop. ciri utama budaya tersebut amat mudah ditiru dan diadopsi oleh generasi muda karena sesuai dengan kebutuhan dan selera muda.

Dunia perfilmman terutama film barat yang sering menayang adegan-adegan yang negatif seperti minum-minuman keras, memakai narkoba, kekerasan, dan pelecehan sekssual, atau hidup bebas tanapa norma dan agama, termasuk menjadi salah satu sebab banyaknya generasi muda yang hancur moral dan akhlak nya.

Dari tahun ke tahun film di indonesia semakin berkembang mengiringi berjalannya waktu yang semakin lama semakin modern, peran film tentunya sangat berpengaruh terhadap pandangan hidup masyarakat.

Seiring berkembangnya perfilman, muncul film yang mengandung unsur-unsur kekerasan,pornografi, kriminal, gaya hidup populer, dan hal-hal negatif lainnya. Efek pesan yang ditimbulkan pada film dalam kemasan simbolik ada yang dirasakan secara langsung oleh khalayak yang menontonnya, bisa berupa perubahan emosi dan sebagainya, namun ada pula yang berdampak sangat panjang, nilai- nilai seperti itu tertanam dalam pikiran masyarakat yang menontonnya dan kemudian bila tersebar dalam masyarakat sadari atau tidak, dapat menjadi sebuah gaya hidup, cara berpikir, mitos atau ideologi. Semua itu merupakan hasil bentukan dari muatan informasi dan hiburan yang disajikan oleh perfilman luar negri dan dalam negri.

Dari sisi lain film merupakan salah satu alat komunikasi massa, tak dapat dipungkiri antara film dan masyarakat memiliki sejarah yang panjang dalam kajian para ilmu komunikasi, ini bahwa di permulaan sejarahnya, film dapat dengan lebih mudah menjadi alat komunikasi.

Selain itu film dianggap sebagai media yang pas dalam  memberikan influence (pengaruh) bagi masyarakat umum. Penonton film seringkali terpengaruh dan cenderung mengikuti seperti halnya peran yang ada dalam film tersebut, maka hal ini dapat menjadi peluang yang baik bagi pelaku dakwah  kekita adegan-adegan serta alur cerita dalm film tersebut bisa di isi dengan konten-konten yang islami, sepertihalnya pada film hijrah cinta, ayat-ayat cinta, dan masih banyak lagi  film-film yang dimuat di layar lebar atau bioskop yang mengandung konten-konten islami.

Film yang baik itu yang  alur cerita serta adegannya mengandung pesan dan  nilai-nilai  islami yang dapat menggugah hati mereka yang melihatnya, dalam pesan itulah disebut dakwah, pengertian dakwah itu sendiri adalah pekerjaan mengkomunikasikan pesan islam kepada manusia, secara lebih operasional.

Dakwah adalah mengajak, menyeru atau memanggil dan menyampaikan serta mendorong manusia kepada tujuan yang baik yang rumusnya di ambil dari Al-quran dan Hadits, atau dirumuskan oleh da’i, sesuai dengan ruang lingkup dakwahnya dunia perfilman menapilkan dan menyuguhi masyarakat dengan berbagai macam film.

Masyarakat yang ingin menghabiskan waktu untuk mencari hiburan, salah satunya dengan datang ke bioskop.

Banyak film yang menarik yang membuat hati para generasi muda tergugah, salah satunya yaitu film Hijrah Cinta. film di tahun 2014 yang sempat mewarnai dunia perfilman  di indonesia.

Hijrah Cinta adalah merupakan sebuah filmgarapan Multivision plus yang menceritakan kehidupan Ustadz Jefri Al Buchori. Dengan di sutradarai  oleh Indra Gunawan dan dirilis pada 24 juni 2014. Film ini diangkat dari kisah tentang kehidupan almarhum Ustadz Jefri Al Buchori atau lebih kenal dengan sebutan UJE.

Banyak pelajaran yang dapat diambil dari film ini, diantaranya tentang pilihn hidup,karena pada hakekatnya hidup itu pilihan, hidup kita mau jadi apa dan bagaimana kita yang menentukan, dan juga menggambarkan tentang pengaruh kecanduan narkoba, serta akibat-akibatnya, serta menjadi menginspirasi buat generasi muda untuk tidak terjerumus dengan namanya narkoba atau narkotika serta sejenisnya yang bisa menghancurkan masa depan dan impian-impiannya.

Adapun kami melakukan penelitian memilih film ini untuk dianalisis dengan menggunakan analisis semiotik model Roland Barthes, dengan tanda-tanda dan juga makna-makna yang ada dalam analisis semiotik Roland Barthes.

Dikarenakan didalam film ini juga terdapat banyak pelajaran tentang akibat serta dampak bagi remaja atau pemuda/i yang suka mengkomsumsi narkoba, atau narkotika dan zat adiktif dan zat-zat lainnya yang membahayakan bagi tubuh manusia.

Dari apa yang telah dipaparkan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan  penelitian secara mendalam terhadap film tersebut dengan judul“Bahayanya Narkoba Bagi Generasi Muda (Analisis Semiotik Roland Barthes) Pada Film HijrahCinta Karya Irfan Gunawan”.

Rumusan Masalah dan Pembatasan

Masalah Dari latar belakang di atas, makapeneliti memfokuskan serta membatasi permasalahannya dalam pertanyaan sebagai berikut:

1.      Apa yang menyebabkan generasi muda mau mengkonsumsi narkoba?

2.      Bagaimana makna konotatif dan denotatif dalam  film hijrah cinta karya Irfan Gunawan?

3.      Dampak apa saja  yang di alami ketika seseorang sering mengkonsumsi narkoba dan sejenisnya?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini ialah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui dampak dan bahaya yang di timbulkan ketikaka canduan narkoba.
  2. Untuk mengetahui makna denotatif dan konotatif pada film hijrah cinta.
  3. Untuk mengetahui factor apa saja yang menyebab kan generasi muda mau mengkomsumsi narkoba.

Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a)   Penelitian ini diharapkan bisa menjadi suatu masukan dan pengembangan penelitian bagi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, khusus dalam hal penelitian komunikasi dakwah di media audio visual atau Film.

b)  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk menambah pengetahuan dan pemahaman mahasiswa menegenai gambaran tentang bahayanya akibat-akiabat yang ditimbulkan ketika seseorang suka mengkonsumsi narkoba yang terdapat dalam film.

c) Dan dapat memberi masukan bagi para pengelola film untuk slalu berkarya dalam menghasikan film-film yang berkualitas yang mengandung nilai-nilai Islami, agar dapat memberikan pelajaran dan manfaat bagi para penontonnya.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan memberi masukan baru bagi pembacanya serta mampu memberikan pemahaman tentang analisis semiotik dalam film yang berjudul Hijrah Cinta.

Dapat digunakan sebagai salah satu pendukung evalusi kelebihan dan kekurangan film tersebut dan film-film yang akan di tayagkan, sehingga untuk kedepannya dapat menghasilkan film yang baik dan  lebih berkualitas.

Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam memahami materi skripsi ini, penulis membagi sistematika penulisannya menjadi lima bab, yaitu:

Bab 1 Pendahuluan

Dalam bab ini penulis memaparkan secara ringkas uraian-uraian yang akan di bahas dalam skripsi ini terdapat beberapa bagian, diantaranya: latar belakang penelitian, permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika peneulisan.

Bab ll Tinjauan pustaka dan Kerangka Berpikir

Bab ini menjelaskan  tentang sumber-sumber yang di penulis gunakan dalam menyusun skripsi ini serta pengertian istilah-istilah serta kutipan-kutipan yang tekait dengan penelitian ini.

Bab lll Metodologi Penelitian

Dalam bab ini penulis menjelaskan secara mendalam pengertian mengenai Analisis Semiotik Roland Barthes yang di gunakan oleh penulis sebagai tehnik analisis kasus.

Bab lV HasilPenelitian

Bab ini berisi sejumlah data-data yang telah dikumpulkan lalu kemudian dianalisis, Selain itu pemecahan masalah atau pemaparan hasil analisis kasus.

Bab V Penutup

 Dalam bab ini yaitu sebagai penuntup, penulis akan jelas kan kesimpulan darihasil penelitian yang telah dilakukan.


Jodoh Dari Langit, Kisah Cinta Ali Bin Abi Tholib dan Fathimah Azahra

 

Jodoh Dari Langit, Kisah Cinta 

Ali Bin Abi Tholib dan Fathimah Azahra

alt teks

Fatimah Azahra adalah putri Rasululloh Sallallahu Alaihi Wasallam, Fatimah seorang muslimah yang di kenalpaling taat pada orang tuannya, Fatimah Radhiallohuanhu melebihi wanita lainnya dari hal keturunan, kemuliaan, dan ilmu. Sedangkat Ali Bin Abi Tholib adalah seorang sahabat Nabi Sallallohu Alaihi Wasallam dan juga sosok pahlawan, namun beliau hanya seorang pemuda yang miskin, hidupnya hanya di habiskan buat berdawah di jalan Alloh bersama Nabi dan para sahabat-sahabat lainnya.

Ada rahasia yang tersimpan di hati Ali yang tidak di ceritakan oleh siapa pun, Fatimah karip kecilnya anak nabi yang sekaligus sepupunya sungguh membuat dia terpesona, ketertarikan Ali kepada Fatimah bermula ketika begitu sigapnya Fatimah membasuh dan mengobati luka parah Rasullullah karena selesai berperang, Ali Bin Abi Tholib tak tahu apakah itu cinta, yang jelas Ali tersentak ketika mendengar Fatimah mau dilamar oleh seorang pemuda yang paling dekat dan paling akrab dengan Rasullullah.

Kisah ini dirangkum dari berbagai sumber yang mengandung pelajaran yaitu, mau berani mengungkapkannya ketika punya perasaan kepada seseorang dan mau menghalalkannya.

Ali menyukai putri Rasullullah sudah sejak lama, kecantikan putri Rasullullah bukan hanya fisik (jasmaninya) saja namun juga rohaninya melintas batas hingga langit ketuju. Kendalanya adalah rasa rendah dirinya, “apakah dia mampu membahagiakan putri Rasullullah tersebut dengan keadaannya yang serba terbatas itu, itulah kira-kira gambaran perasaan Ali ketika waktu itu.

Suatu ketika Ali mendengar Fatimah dilamar oleh seseorang yang sangat dekat sekali dengan Rasullullah, bahkan berani mempertaruhkan nyawa, harta dan kedudukan nya menemani perjuangan Rasullullah sejak awal risalah islam ini. Dia lah Abu Bakar Asyidik Radhiallohuanhu. Entah kenapa mendengar berita itu, Ali terkejut dan tersentak jiwanya, muncul rasa-rasa yang dia pun tak mengerti, Ali merasa di uji karena terasa apalah dirinya jika dibandingkan dengan kedudukan Abu Bakar disisi Nabi,

Ali merasa belum ada apa-apa nya bila dibanding dengan perjuangannya dalam memnyebarkan risalah islam. Sudah banyak tokoh-tokoh dan bangsawan yang masuk islam karena sentuhan dakwahnya, salah satnya Usman Bin Affan, Abdurrahman Bin Auf, Tholhah, dan Sa’aat Bin Abi Waqos dan lain sebagaiya, yang tak mungkin dilakukan oleh anak-anak seperti Ali, tak sedikit juga budak yang dibebaskan oleh Abubakar, seperti Bilal bin Robbah, keluarga Yasir, dan Abdullah Bin Masud, Jika dibandingkan dari sisi vianansial, abu bakar seoraang saudagar tentu lebih bisa membahagiakan fatimah, sementara Ali hanya pemuda miskin dari keluarga yang miskin.

Melihat dan menilai dari situ Ali ikhlas jika Fatimah menikah dengan Abu Bakar, meskipun Ali tak mampu membohogi tetang perasaannya, membohongi rasa-rasa yang dalam hatinya yang ia sendiri tak mengerti apakah mungkin ini yang namanya cinta.

Lamaran Abu Bakar pun ditolak oleh Fatimah, sehingga hal ini menumbuhkan kembali harapannya, Ali kembali mempersiapkan diri untuk memiliki Fathimah, berharap dia masih memiliki kesempatan itu.

Namun ujian bagi Ali belum berakhir, setelah Abu Bakar mundur, muncullah laki-laki dengan gagah perkasa dan pemberani, seorang yang dengan masuk islamnya mengangkat derajat kaum muslimin, seorang yang laki-laki yang membuat Setan berlari takut dan musuh-musuh bertekuk lutut, seorang itu yang diberi gelar Al faruq dialah Umar Bin Khattab pemisah antar kebenaran dan kebatilan juga datang melamar Fathimah.

Ali pun Ridho jika Fathimah menikah dengan Umar, ia bahagia jika Fathimah bisa bersama dengan shabat kedua terbaik Rasulullah , setelah Abu Bakar namun kemudia Ali pun semakin bingung karena ternyata lamaran Umar pun ditolak.

Setelah itu menyusul Abdurrahman bin Auf melamar Fathimah dengan membawa seratu onta bermata biru dari Mesir dan 10.000 Dinar kalau diuangkan dalam rupiah kira-kira 55 Miliar, namun ternyata lamaranpun ditolak juga.

Ustman bin Affan pun melamar Fathimah dengan mahar sama seperti yang di bawa oleh Abdurrahman bin Auf, hanya saja kedudukannya lebih mulia, karena ia telah lebih dahulu masuk islam, namun ternyata tak disangka Rasulullah menolak lamaran Usaman bin Affan, empat sahabat sudah memberanikan diri datang melamar, dan mereka semua di tolak oleh Rasulullah ,

Pembesar-pembesar Quraisy yang memeliki kehormatan yang juga terdahulu masuk Islam dalam memiliki kemuliaan dan harta, setiap kali seorang pria Quraisy menyebut tentang Fathimah kepada Rasulullah , beliau memalingkan wajah dari orang itu sampai-sampai seorang diantara mereka menyangka bahwa Rasulullah benci kepadanya.

Suatu hari Abu Bakar dan Umar sedang duduk-duduk di masjid Rasulullah , saat itu Muat Al-Anshori juga ada bersama mereka, mereka membicarakan Fathimah binti Rasulullah ,

Abu Bakar berkata, “orang-orng terkemuka telah melamarnya kepada Rasulullah , tapi beliau mengatakan urusannya aku serahkan kepada Allah , jika dia menghendaki dia akan menikahkannya.”

“Sementara Ali belum pernah melamarnya dan belum pernah menyebut tentang Fathimah kepada Rasulullah , aku pikir, tidak ada yang mencegahnya melakukan itu melainkan kemiskinannya, kita akan bantu dan tolong dia."

"Saat bin Muadz berkata kepada Abu Bakar, mudah-mudahan Allah  memberi taufik kepada mu."

Salman al Farisi meriwayatkan, keluarlah mereka dari masjid untuk mencari Ali namun mereka tidak menemuinya, saat itu Ali sedang bekerja mengairi kebun kurma milik seorang Anshor dengan upah menggunakan unta miliknya.

Merekapun pergi ke tempat Ali yang sedang bekerja susah payah dengan menggunakan untanya mengankut air untuk menyirami pohon kurma, keringat berkecucuran membasahi wajah orang mulia ini.

Abu Bakar ditemani Umar  mendekati Ali dan berkata "Wahai Ali tidak satupun dari perkara kebaikan yang baik kecuali engkau yan paling cepat melakukannya, hubungan mu dengan Rasulullah dari sis kekeluargaan, kedekatan serta masa lalu bukan menjadi rahasia bagi semua orang, dengan hal tersebut, mengapa engkau tidak mendatangi Rasul untuk meminang Fathimah".

Umar tanpa basa-basi meneruskan pembicaraan, "Para pembesar Quraisy menginginkan Fathimah sebagai istri namun Rasul menolaknya, aku pikir beliau melakukan hal tersebut desebabkan dirimu".



 

5 Nikmat Yang Didapat Dengan Hidup Berjama'ah

 

5 NIKMAT YANG DIDAPAT DENGAN BERJAMAAH 


وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖوَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَا ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ

“Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.” (QS Ali Imran 103)

Secara bahasa Al-Jama’ah Al-Ijtima (kesatuan), Al-Jami’ (berkumpul dan bersama-sama) perkumpulan dan Al-Ijma’ (kesepakatan dan persetujuan). Sedang secara istilah Al-Jama’ah menurut Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam dalam sebuah hadist adalah:


مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِى (رواه الترمذي، حديث حسن

“Orang yang mengikuti aku dan para sahabatku.” (H.R. Tirmidzi, hadits Hasan)

 Sedangkan menurut Sahabat Nabi Abdullah Bin Mas’ud Radhiallahu’anhu, menafsirkan istilah Al Jama’ah:

“Al Jama’ah adalah siapa saja yang sesuai dengan kebenaran walaupun engkau sendiri.”

 Pengertian Rahmat

Arti lain dari rahmat adalah nikmat, bisa berupa nikmat kenabian, kemerdekaan, nikmat berjamaah, nikmat sehat, dan masuk surga, semua kenikmatan yang di ridhoi Allah adalah rahmat.

Bahkan di untusnya Rasulullah adalah rahmat

وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ

”Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.”

 Berjama’ah itu wajib bagi umat islam karena perintah Allah . dan Berjamaah itu bagian dari rahmat Allah Seperti dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Ahmad dari Nu’man bin Basyir dengan derajat hadits Hasan, Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda:

الْجَمَاعَةُ رَحْمَةٌ وَالْفُرْقَةُ عَذَابٌ (رواه أحمد عن النعمان بن بشير حديث حسن

“Al-Jama’ah adalah rahmat dan perpecahan adalah adzab.” (H.R. Ahmad dari Nu’man bin Basyir dengan derajat hadits Hasan)

Lima nikmat yang didapat dengan hidup berjamaah yaitu:

Pertama, Berjamaah Adalah  Merealisasikan Ibadah yang Sangat Penting.

Kenapa sangat penting..? karena disebutkan dalam Al Quran

Firman Allah :

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ (ال عمران [٣]: ١٠٣

“Dan berpegangteguhlah kalian kepada tali (agama) Allah seraya berjama’ah, dan janganlah kalian berpecah-belah,” (Q.S. Ali Imran [3]: 103)

Menurut Asy-Syaikh Dr. Abdullah Al-Muthlaq Ketika menafsirkan ayat ini berkata:

لُزُوْمُ جَمَاعَةِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ أَهَمِّ الْعِبَادَاتِ الَّتِي أَمَرَ اللَّهُ بِهَا

“Menetapi Jama’ah Muslimin adalah ibadah yang paling penting yang diperintahkan oleh Allah.”

Kedua, Mewujudkan Kasih Sayang dan Persaudaraan

وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا (ال عمران [٣]: ١٠٣

“Dan ingatlah kalian akan nikmat Allah kepadamu ketika kalian dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah melembutkan hati-hati kalian sehingga dengan nikmat Allah kalian menjadi bersaudara;” (Q.S. Ali Imran [3]: 103)

Dengan hidup berjama’ah akan terwujud kasih sayang dan persaudaraan antara umat Islam sebagaimana yang dirasakan oleh para sahabat dari suku Aus dan Khazraj.

Ketiga, Taat kepada Allah

Dalam sebuah riwayat Abdullah bin Mas’ud RA berkata: “Celakala engkau sesungguhnya kebanyakan manusia itu memisahkan diri dari jamaah, sesungguhnya jama’ah adalah segala sesuatu yang sesuai dengan ketaatan kepada Allah.”

Taat kepada Allah dengan berjamaah dapat menyembabkan turunnya kedamaian hidup dan keberkahan dari hartanya dan usianya.

Keempat, Bertempat Di Tengah-Tengah Surga

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh H.R. At-Tirmidzi dan Hakim menshahihkannya, Rasulullah bersabda:

مَنْ أَرَادَ مِنْكُمْ بُحْبُوْحَةَ الْجَنَّةِ فَلْيَلْزَمِ الْجَمَاعَةَ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ مَعَ الْوَاحِدِ وَهُوَ مِنَ الْإِثْنَيْنِ أَبْعَدُ (رواه الترمذي والحاكم وصححه

“Barangsiapa dari kalian menginginkan tinggal di tengah-tengah surga, maka hendaklah berpegang teguh kepada Al-Jama’ah karena setan bersama orang-orang yang sendirian dan dia dari dua orang lebih jauh.” (H.R. At-Tirmidzi dan Hakim menshahihkannya)

Kelima, Menyelamatkan Godaan Setan

Hadist yang diriwayatkan oleh Imaam Ahmad, Rasulullah bersabda:

إِنَّ الشَّيْطَانَ ذِئْبُ الْإِنْسَانِ كَذِئْبِ الْغَنَمِ يَأْخُذُ الشَّاذَّةَ وَالْقَاصِيَةَ وَالنَّاحِيَةَ وَإِيَّاكُمْ وَالشِّعَابَ وَعَلَيْكُمْ بِالْجَمَاعَةِ وَالْعَامَّةِ (رواه أحمد

“Sesungguhnya setan adalah serigala terhadap manusia, seperti serigala menerkam kambing yang terasing, menjauh dan menyisih. Maka janganlah kalian menempuh jalan sendiri dan hendaklah kalian berjama’ah dan berkumpul dengan orang banyak.” (H.R. Ahmad)    Wallahu A’lam 

Hal menarik lainnya

 

 

 

 

 

 

 



Berkata Baik, Memuliakan Tamu, Tetangga dan 10 cara memuliakan tentangga Menurut Imam Al-Ghazali

 

Berkata Baik, Memuliakan Tamu, Tetangga dan 

10 cara memuliakan tentangga Menurut Imam Al-Ghazali

 عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ -رضي الله عنه-, عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ

Artinya: “Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.”  (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 6018, 6019, 6136, 6475 dan Muslim, no. 47]

Penjelasan Hadits

Kalimat “Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir” yang terdapat pada hadist ke 15 adalah kalimat syarat dan jawab syaratnya adalah kalimat setelahnya, yaitu “hendaklah ia berkata baik atau diam”, “hendaklah ia memuliakan tetangganya”, “hendaklah ia memuliakan tamunya”.

Hadits di atas menunjukkan akhlak Islam yang menerangkan kaitan antara  iman dengan tiga adab yaitu, menjaga lisan terutama kepada tetangga dan tamunya.

Menurut Ibnu Rajab menjelaskan bahwa hadits tersebut mengandung sifat-sifat iman sebagai berikut:

Berbicara yang baik atau diam dari berkata yang buruk. Berbuat baik kepada tetangga, dan berlaku baik dalam melayani tamu.

Menurut Ibnu Hajar Asqalânî mengatakan bahwa hadits ini merupakan perintah untuk berahlak mulia dan larangan dari akhlak yang buruk, di mana orang yang memiliki iman akan melahirkan sifat belas kasih kepada makhluk Allah dengan berbicara yang baik dan diam dari perkataan buruk.

3 Faedah Hadist Yang Dapat Kita Ambil

Pertama Hadits ini menunjukkan adab yang sangat mulia sama dengan hadits kedua belas sebelumnya, “Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat.”

Hadits keduabelas dari Arbain An-Nawawiyyah mengajarkan kita yang sifatnya umum. Sedangkan hadits ke 15 ini mengajarkan kita tiga adab khusus yaitu berkata baik, memuliakan tetangga, dan memuliakan tamu.

Kedua Hadits ini menunjukkan bahwa kewajiban itu ada dua macam: kewajiban kepada Allah dan kewajiban kepada sesama manusia. Kewajiban yang terkait dengan hak Allah adalah menjaga lisan.

Artinya kalau kita beriman dengan benar kepada Allah dan hari akhir, maka disuruh untuk menjaga lisan. Bentuknya adalah berkata yang baik, atau jika tidak bisa diperintahkan untuk diam.

Bahkan dalam sebuah Hadist Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Siapa yang menjamin (menjaga) di antara dua janggutnya (lisannya) dan di antara dua kakinya (kemaluannya), maka aku akan jaminkan baginya surga.” (HR. Bukhari, no. 6474).

Ketiga memuliakan tentangga, yang dimaksudkan dalam hadist ini adalah memuliakan dengan sebaik-baiknya, yaitu memuliakan dengan sempurna pada tetangga dan tamu.

Berikut 10 cara untuk memuliakan tentangga Menurut Imam Al-Ghazali

1.      Memulai mengucapkan salam kepada tetangga

2.      Menjenguk tetangga yang sakit.

3.      Melayat (ta’ziyah) ketika tetangga mendapatkan musibah.

4.      Mengucapkan selamat pada tetangga jika mereka mendapati kebahagiaan.

5.      Berserikat dengan mereka dalam kebahagiaan dan saat mendapatkan nikmat.

6.      Meminta maaf jika berbuat salah.

7.  Berusaha menundukkan pandangan untuk tidak memandangi istri tetangga yang bukan mahram.

8.      Menjaga rumah tetangga jika ia pergi.

9.      Berusaha bersikap baik dan lemah lembut pada anak tetangga.

10.  Berusaha mengajarkan perkara agama atau dunia yang tetangga tidak ketahui.



6 Cara Agar Tidak Gagal Faham Dalam Menjalani Hidup

 

6 Cara Agar Tidak Gagal Faham Dalam Menjalani Hidup

alt teks

Masa muda adalah masa yang sangat penting untuk menambah referensi pengetahuan dan pengalaman, yaitu dengan sadar menggunakan waktunya mencoba segala hal yang positif , waktunya tidak jatuh gagal dan waktunya meng explore segala skill potensi diri.

Ada istilah dari orang bijak “ lebih bagus gagal mencoba dari pada menyesal karena tidak mencoba ” tentunya maksud mencoba disini dalam konteks yang positif, karena kalau konteksnya negatif kita semua tahu sendiri akhirnya bakalan gimana.

Allah Subhanahu Wata’ala telah menerangkan bahwa musuh sejati bagi setiap individu Manusia adalah setan yang senantiasa ditaati, tak ada lebih membahayakan selain nafsu yang selalu dituruti. Jika tidak ingin menjadi pemuda seperti itu maka jadilah pemuda yang selalu tidak mudah gagal paham, berprestasi dan berfikir kritis.

Dalam Al-Qur’an surah Al-Fajr ayat 15-16 telah berbicara terkait gagal paham tentang kehidupan. Yaitu ada manusia yang Allah uji dengan kesenangan, kesuksesan, lalu dia berkata “Tuhanku telah memuliakanku.” Namun apabila diuji dengan dibatasi rezekinya maka dia beranggapan bahwa Tuhanku telah menghinaku. Itulah yang banyak dikejar pemudahari ini, padahal gagal paham akan berpengaruh besar pada perilaku dan sikap.

“Mengamati keadaan pemuda hari ini kita akan mendapatkan pemandangan yang memprihatinkan, mayoritas mereka tenggelam dalam lautan syahwat, akrab dengan kemungkaran dan patuh kepada orang kafir yang sesat, orientasi pemuda hari ini hanya bermuara pada perkara yang fana dan hina”

Ada enam cara agar pemuda tidak gagal paham dalam menjalani hidup ini, tentunya bila pemuda dan pemudi bisa mengamalkannya pasti akan memberi kesejukan, kebaikan dan kemanfaatan dimanapun dia tinggal. Enam cara tersebut sebagai berikut:

Menjadi Pemuda Yang Berprestasi

Pemuda juga harus berprestasi, dapat dilihat dari aspek Aqliyyah (pola pikir) yaitu berfikir kritis, seperi Nabi Ibrahim yang mencari tuhannya mulai dari melihat Bintang, Bulan Hingga Matahari, namun pada akhirnya dengan kekritisannya dalam berfikir sehingga ia menyatakan tuhannya adalah yang menciptakan Alam Semesta.

Mindset dan Polapikir Yang Baik

“Ini soal mindset, seumpama lihat pemuda ganteng, mobilnya bagus, tapi dia ga pernah sholat ga masalah. Lalu, ada lagi seorang pemuda hafidz Qur’an, tapi tidak punya harta banyak. Nah kebanyakan orang sekarang pada pandangan yang benar atau gagal?,”

“Bagi orang yang beriman, yang enak ujian, lagi susah juga ujian, lagi kaya ujian, lagi miskin ujian, ukurannya apa? Agamanya, jadi tidak identik orang kaya itu mulia di mata Allah, tapi bukan berarti orang miskin itu hina di mata Allah,”

Mengexplore Skill Dengan Kegiatan Positif

Sebagai pemuda harus memperbanyak kegiatan yang positif, kegiatan yang membangun skill dan kegiatan menambah ilmu yang menghantarkannya cerdas dalam menjalani hidup, kritis bertanya, menambah wawasan dengan berdiskusi, seminar, dan kegiatan lainnya yang memaksa diri untuk berfikir,

Selanjutnya mengexplore skill diri dan potensi yang kita miliki dengan mengikuti atau berkecimpung dalam segala kegiatan yang bermanfaat dan positif yang diadakan di lingkungan sekolah , masyarakat pedesaan, daerah maupun kegiatan kepemerintahan yang ada hak izin untuk ikut andil di dalamnya.

Dengan melakukan hal-hal positif tersebut insyaaAllah kita semua akan menjadi pemuda yang bermanfaat dan siap menjadi generasi penerus bangsa yang menjadi solusi dan mengatasi  setiap permasalahan nusa bangsa bahkan agama.

Pemuda Yang Berfikir Kritis

Selain itu, pemuda harus berfikir kritis, ada seorang ulama yang mengatakan orang yang kritis itu justru tidak akan pernah berhenti belajar. Orang yang pintar atau berilmu bukan ditandai dengan tamatnya sekolah, tetapi orang yang tidak pernah berhenti belajar sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an adalah Ulul Albab, Ulama/‘Aliim, Ulinnuhaa, dan Ahuldzikri.

Instrumen untuk berfikir kritis sudah dijelaskan dalam surah Al-Mulk ayat 23. “Katakanlah, Dialah yang menciptakan kamu dan menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati nurani bagi kamu, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur.”

Pemuda Yang Beriman Dan Berilmu

Yang disebut orang berilmu bukanlah ditandai dengan selesainya pendidikan di sekolah, justru orang yang disebut berilmu adalah orang yang kerjaannya berfikir, kalau ada yang mengaku berilmu tapi tidak berfikir ini bukan Ulul Albab. Instrumen yang Allah berikan untuk menjadi orang berilmu adalah Iman dan Ilmu.

Pemuda yang mendapatkan naungan dari Allah, Istiqomah dalam hal kebaikan, yaitu Mulazamah (membiasakan), Mudawwamah (berkelanjutan), Istimroriyah (terus-menerus).

“Dalam hal kebaikan, contohnya tahajud malam, baca Al-Qur’an, dzikir pagi dan petang dan lain sebagainya, lakukanlah minta kepada Allah, InsyaAllah Allah tidak akan mengingkari janji

Bermanfaat Untuk Orang Lain

Semua hasil yang kita cari kemudian berhasil mendapatkan dan meraihnya maka tugas terakhir seorang pemuda yang menjadi generasi penerus Nusa dan Bangsa adalah membagikan ilmu pengalaman tersebut pada orang lain yang belum mengetahuinya sebagai bentuk pengamalan dan pengabdian kita.

Pepatah mengatakan “ilmu tanpa pengamalan bagaikan pohon yang takberbuah” apa manfaat dan gunanya mempunyai wawasan ilmu pengetahuan yang banyak tetapi tidak mengamalkanya atau tidak memberi manfaat buat orang lain.

Menjadi sebaik baiknya manusia tentu menjadi impian semua orang sebagaimana ada salah satu Hadist Rasulullah yang diriwatkan dari Jabir R.A yaitu  خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ ” yang artinya : “ Sebaik-baiknya Manusia adalah yang bermanfa'at bagi manusia lainnya.”

Ada banyak cara bagi kita sebagai pemuda penerus bangsa untuk bisa bermanfaat bagi nusa bangsa bahkan agama, contohnya dengan belejar sungguh kita di sekolah atau di perkuliahan dan mengajarkan segala ilmu wawasan yang kita dapat kepada yang belum mengetahuinya.

Sebagai penutup intinya untuk menjadi seorang pemuda yang bermanfaat berdampak, menginpirasi  dan berdaya saing global. Disamping mempelajari ilmu agama, ilmu klasik  juga harus mempelajari ilmu bahasa asing dan ilmu teknologi.

Pemuda dan pemudi harapan bangsa juga harus pintar dan cermat dalam mengatur waktu dan mengurangi segala kegiatan yang kurang bermanfaat dan pintar dalam memilih lingkungan pergaulan. Aktif dalam segala kegiatan dan mengambil pelajaran atau nilai yang terkandung di dalamnya.

Masa muda adalah masa keemasan dan masa sangat penting bagi seseorang untuk menambah referensi pengetahuan dan wawasan juga merupakan waktunya mencoba segala hal positif dan bermanfaat guna mengexplore kemampuan skiil potensi diri dengan melakukanlah segala hal yang bermanfaat dengan niat yang tulus dibarengi dengan sungguh- sungguh serta pengamalanya.

Harapannya semoga kita semua senantiasa  menjadi pemuda yang bermanfaat bagi nusa bangsa bahkan agama…Aamiin. Wallahu A’lam.