Sholat adalam ibadah pokok dalam islam, dan merupakan rukun islam kedua. Sholat menurut syariat
islam dalam praktiknya harus sesuai degan petunjuk tata cara yang dicontohkan Nabi Muhammad Salallahu Allaihi Wasallam.
Dalil mengenai kewajiban
pelaksanaan shalat terdapat dalam Al Quran, Hadis maupun Ijmak para Ulama.
Dan pelaksanaan yang harus penuhi dalam melaksanaan shalat.
Ada sembilan yaitu, Islam,
berakal, mumayyiz, bersuci, menutup aurat, bersih dari najis, mengetahui waktu
shalat, menghadap kiblat dan memiliki niat.
Shalat secara umum terbagi
menjadi dua jenis yaitu shalat Fardhu dan shalat Sunnah, shalat fardhu terbagi
menjadi lima waktu yang dikerjakan setiap hari dan bersifat wajib.
Sedangkan shalat sunnah
bersifat dianjurkan untuk dikerjakan pada waktu tertentu, walaupun bersifat
sunnah namun bila dikerjakan akan mendapat balasan yang besar, salah satunya
yaitu shalat dhuha.
Pengertian ShalatDhuha
Shalat Dhuha adalah salah
satu shalat sunnah yang dikerjakan ketika matahari terbit hingga terasa panas
atau menjelang waktu Dzuhur.
Jumlah raraat shalat dhuha
minimal dua rekaat, sebaiknya dilaksanakan empat rekaat, adapun yang paling
sempurna dikerjakan sebanyak enam rakaat.
Pelaksanaan shalat dhuha
sebainya dikerjkan setelah melewati seperempat siang, dengan kata lain,
dianjurkan dilaknakan seperempat waktu dalam satu hari atau sekitar pukul
sembilan pagi.
Hukum Shalat Sunnah Dhuha
Shalat Dhuha merupakan
sunnah mu'akkadah, terbukti telah dilakukan oleh Nabi shallallahu alaihi wa
sallam, sebagaimana diriwayatkan Muslim, no. 1176, dari
hadits Aisyah radhiallahu
anha, dia berkata,
( كَانَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الضُّحَى أَرْبَعًا ،
وَيَزِيدُ مَا شَاءَ اللَّهُ ) .
"Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam shalat Dhuha sebanyak empat (rakaat), kadang beliau menambah
sesuai keinginannya."
Menurut Syekh Ibnu Baz
rahimahullah berkata dalam kitab Majmu Fatawa, 11/389, "Shalat Dhuha
adalah sunnah mu'akkadah yang telah dilakukan oleh Nabi shallallahu alaihi
wasallam dan beliau perintahkan kepada para shahabatnya."
Terdapat beberapa hadits dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam tentang keutamaan shalat Dhuha, di antaranya
1) Dari
Abu Dzar radhiallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau
bersabda, "
يُصْبِحُ
عَلَى كُلِّ سُلامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ ، فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ ،
وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ{ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ
تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ ، وَنَهْيٌ عَنْ
الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ ، وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ
الضُّحَى (رواه مسلم، رقم) .
“Pada setiap
persendian kalian harus dikeluarkan sedekahnya setiap pagi; Setiap tasbih
(membaca subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (membaca Alhamdulillah)
adalah sedekah, setiap tahlil (membaca Lailaha illallah) adalah sedekah, setiap
takbir (membaca Allahu Akbar) adalah sedekah, amar bil ma'ruf adalah sedekah,
nahi ‘anil munkar adalah sedekah. Semua itu dapat terpenuhi dengan (shalat) dua
rakaat yang dilakukan di waktu Dhuha." (HR. Muslim, no. 1181)
Imam Nawawi rahimahullah
berkata, "Sabda beliau shallallahu alaihi wa sallam,
وَيُجْزِئُ
مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى
'Semua itu dapat terpenuhi
(cukup tergantikan) dengan (shalat) dua rakaat yang dilakukan di waktu Dhuha'
Kata (يجزي) dapat dibaca dhomah
atau fahtah di awalnya. Jika
dibaca dhammah (يُجْزِي) artinya adalah dibalas, sedangkan jika
dibaca fathah(يَجْزِي) berasal dari kata جزى يجزي artinya adalah cukup, sebagaimana firman Allah Ta'ala.
Hadits ini merupakan dalil
tentang besarnya keutamaan dan kedudukan shalat Dhuha, dan bahwa dia sah jika
dilakukan sebanyak dua rakaat." (Syarh Muslim, oleh Imam Nawawi)
2) Diriwayatkan
oleh Bukhari, no. 1178, dan Muslim, no. 721, dari Abu Hurairah radhiallahu
anhu, dia berkata,
أَوْصَانِي
خَلِيلِي بِثَلَاثٍ لا أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ : صَوْمِ ثَلاثَةِ أَيَّامٍ
مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ
“Kekasihku
(Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam) telah berwasiat kepadaku tentang tiga
perkara agar jangan aku tinggalkan hingga mati; Puasa tiga hari setiap bulan,
shalat Dhuha dan tidur dalam keadaan sudah melakukan shalat Witir."
Dari Abu Darda
radhiallahu anhu, dia berkata, "Kekasihku telah berwasiat kepadaku tentang
tiga hal yang tidak akan aku tinggalkan selama hidupku; Puasa tiga hari setiap bulan,
shalat Dhuha dan tidak tidur sebelum aku menunaikan (shalat) Witir." (HR. Muslim, no.
1183)
Qurtubi rahimahullah berkomentar:
“Wasiat Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam kepada Abu Darda’ dan Abu
Hurairah radhiallahu’anhuma menunjukkan akan keutamaan
Shalat Dhuha dan banyak
pahalanya serta penekanannya. Oleh karena itu beliau berdua senantiasa
menjaganya dan tidak (pernah) meninggalkan.” Selesai dari kitab ‘Al-Mufhim Lima
Asykala min Talkhisi Muslim’
3) Dari
Abu Darda dan Abu Dzar radhiallahu anhuma dari Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam, dari Allah Azza wa Jalla, bahwa Dia berfirman, "Wahai anak Adam
shalatlah empat rakaat di awal hari, Aku akan lindungi engkau hingga akhirnya.
Keutamaan ShalatDhuha
Shalat Dhuha memiliki
keutamaan yang luar biasa. Berikut ini 6 keutamaan shalat Dhuha sebagaimana
disebutkan dalam hadits-hadits shahih:
Diwasiatkan Rasulullah
agar dikerjakan setiap hari
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu beliau berkata,
أَوْصَانِى
خَلِيلِى -صلى الله عليه وسلم- بِثَلاَثٍ بِصِيَامِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ
شَهْرٍ وَرَكْعَتَىِ الضُّحَى وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَرْقُدَ
“Kekasihku (Muhammad)
shallallahu ‘alaihi wasallam mewasiatkan kepadaku tiga perkara: puasa tiga hari
setiap bulan (ayyamul bidh), shalat Dhuha dua rakaat dan shalat witir sebelum
tidur”
(HR. Al Bukhari dan Muslim)
أَوْصَانِى
خَلِيلِى بِثَلاَثٍ لاَ أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ
مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاَةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ
“Kekasihku
mewasiatkan tiga hal yang tidak akan kutinggalkan hingga mati yakni berpuasa
tiga hari setiap bulan, shalat dhuha dan shalat witir sebelum tidur” (HR. Al Bukhari)
Shalat Dhuha Sebagai Ciri Orang Taat
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu beliau berkata:
أوصاني
خليلي بثلاث لست بتاركهن أن لا أنام إلا على وتر وأن لا أدع ركعتي الضحى فإنها
صلاة الأوابين وصيام ثلاثة أيام من كل شهر
“Kekasihku (Muhammad)
mewasiatkan kepadaku tiga perkara yang aku tidak meninggalkannya,
“Agar aku tidak
tidur kecuali setelah melakukan shalat witir, agar aku tidak meninggalkan dua
rakaat shalat Dhuha karena ia adalah shalat awwabin serta agar aku berpuasa
tiga hari setiap bulan” (HR. Ibnu Khuzaimah; shahih)
Shalat Dhuha adalah Shalat Awwabin. Awwabin adalah orang-orang taat. Merutinkan shalat dhuha, dengan demikian, berarti menjadikan seseorang dicatat sebagai orang-orang yang taat.
Shalat Dhuha 2 rakaat senilai 360 sedekah
يُصْبِحُ
عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ
وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ
صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ
وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى
“Setiap pagi, setiap ruas
anggota badan kalian wajib dikeluarkan sedekahnya. Setiap tasbih adalah
sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap
takbir adalah sedekah,
menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, melarang berbuat munkar adalah
sedekah. Semua itu dapat ganti dengan shalat dhuha dua rakaat.” (HR. Muslim)
فِى
الإِنْسَانِ ثَلاَثُمِائَةٍ وَسِتُّونَ مَفْصِلاً فَعَلَيْهِ أَنْ يَتَصَدَّقَ
عَنْ كُلِّ مَفْصِلٍ مِنْهُ بِصَدَقَةٍ. قَالُوا وَمَنْ يُطِيقُ ذَلِكَ يَا
نَبِىَّ اللَّهِ قَالَ النُّخَاعَةُ فِى الْمَسْجِدِ تَدْفِنُهَا وَالشَّىْءُ
تُنَحِّيهِ عَنِ الطَّرِيقِ فَإِنْ لَمْ تَجِدْ فَرَكْعَتَا الضُّحَى تُجْزِئُكَ
“Di dalam tubuh manusia
terdapat tiga ratus enam puluh sendi, yang seluruhnya harus dikeluarkan
sedekahnya.” Mereka (para sahabat) bertanya, “Siapakah yang mampu
melakukan itu wahai
Nabiyullah?” Beliau menjawab, “Engkau membersihkan dahak yang ada di dalam
masjid adalah sedekah, engkau menyingkirkan sesuatu yang
mengganggu dari jalan
adalah sedekah. Maka jika engkau tidak menemukannya (sedekah sebanyak itu),
maka dua raka’at Dhuha sudah mencukupimu.” (HR. Abu Dawud)
Shalat Dhuha Membawa Keberkahan dan Kecukupan
Shalat Dhuha 4 rakaat
membawa kecukupan sepanjang hari
يَقُولُ
اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تُعْجِزْنِى مِنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ
فِى أَوَّلِ نَهَارِكَ أَكْفِكَ آخِرَهُ
Allah ‘Azza wa
Jalla berfirman, “Wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari empat rakaat di
awal harimu, niscaya Aku cukupkan untukmu di sepanjang hari itu.” (HR. Ahmad)
Shalat Dhuha Lebih Utama Dari Ghonimah Perang
Suatu hari Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam mendengar sahabatnya membicarakan tentang ghanimah
(harta rampasan perang), maka beliau menunjukkan amal yang lebih banyak dari
pada ghanimah-ghanimah itu
مَنْ
تَوَضَّأَ ثُمَّ غَدَا إِلىَ الْمَسْجِدِ لِسَبْحَةِ الضُّحىَ، فَهُوَ أَقْرَبُ
مَغْزىً وَأَكْثَرُ غَنِيْمَةً وَأَوْشَكُ رَجْعَةً
“Barangsiapa berwudhu
kemudian pergi pada waktu pagi ke masjid untuk melaksanakan shalat dhuha, maka
hal itu adalah peperangan yang paling dekat,
Jika kita mewajibkan diri
untuk selalu melaksanakan shalat-shalat sunnah atau shalat dhuha, maka akan
termasuk golongan orang yang dicintai Allah dan di cukupkan keperluannya.
Semoga kita semua di beri
kemudahan untuk selalu melaksanakan amalan-amalan sunnah, sampai akhir hidup
kita.