Dalil Al Quran QS Al Mumtahanah: 7-9
7. Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka. Dan Allah adalah Maha Kuasa. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Ribuan warga Yordania (Amman) mengikuti pawai
besar-besaran yang diselenggarakan oleh gerakan Islam pada kota Amman untuk
menunjukkan dukungan perlawanan Palestina padaTepi Barat yang diduduki.
Pawai tersebut menandai peringatan 105 tahun
Deklarasi Balfour Inggris, yang berjanji untuk mendirikan negara Yahudi pada tanah
Palestina.
Dikutip dari Quds Press, Penyelenggara pawai
menyatakan, hal ini dimaksudkan untuk mengirim pesan dukungan dan solidaritas
kepada warga Palestina yang ada di Gaza, Hebron, Nablus, Jenin, Yerusalem dan
semua kota Palestina yang sudah sekian lama menjadi sasaran serangan brutal
Israel setiap hari.
Para pengunjuk rasa mengutuk Deklarasi Balfour
dan menyesalkan ketidakpedulian Arab dan Internasional perjuangan Palestina,
Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa.
“Kami juga mengutuk agresi harian yang
dilakukan pasukan Israel terhadap pemukim warga Palestina, properti dan tempat suci
mereka, ” teriakan pengunjuk rasa sambil mengangkat slogannya.
Pengunjuk rasa mendesak pemerintah Kerajaan
Hashemite segera memutuskan hubungannya dengan pendudukan Israel, sambil
menekankan, ini adalah waktu untuk menunjukkan solidaritas dengan Yerusalem danMasjid Al-Aqsa.
Pawai yang terselenggara itu, selain memberikan
dukungan rakyat Palestina Tepi Barat juga untuk memberikan dukungan Rakyat
Palestina yang beradab Gaza yang sudah lama telah diblokade oleh Israel.
Membahas isu Palestina-Israel, patut dicermati
secara historis agar status kedudukannya bisa diidentifikasi dengan benar.
Menurutnya, apa yang dilakukan Israel terhadap Palestina adalah “settler
colonialism” atau kolonialisme yang dilakukan oleh sekelompok penduduk.
Apabila dirunut jauh ke belakang, akar
masalahnya bisa diidentifikasi dari Deklarasi Balfour pada tahun 1917.
Deklarasi tersebut berisi surat dari pemerintah Inggris yang dikirim kepada
tokoh pemimpin Yahudi Inggris bernama Rothschild.
Dalam isi surat itu, Inggris menjanjikan kaum
Yahudi bahwa tanah Palestina akan dijadikan “national home” atau rumah nasional
kaum tersebut.
Enam tahun kemudian, pada tahun 1923, Liga
Bangsa-Bangsa menyerahkan Mandat atas Palestina kepada Inggris. Mandat tersebut
berisi wilayah yang kini terdiri dari Yordania, Israel, dan Palestina, yang
diserahkan kepada administrasi Inggris hingga tahun 1948.
Dengan demikian, dalam kurun waktu tersebut
terjadi eksodus orang Yahudi besar-besaran dari Eropa ke Palestina.
Hingga pada tahun 1922, jumlah orang Yahudi
yang berada di Palestina berjumlah 83.794 jiwa. Lalu pada tahun 1947, populasi
kaum Yahudi di tanah Palestina berada pada kisaran angka 630.000 jiwa.
Dengan kata lain, dalam kurun waktu 25 tahun
tersebut, populasi warga Yahudi di Palestina meningkat delapan kali lipat.
Pada 1947, setelah pendiriannya dua tahun
sebelumnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan Resolusi PBB No. 181.
Resolusi tersebut berisi pembagian dua wilayah yang kini sedang diduduki oleh
Israel. Sebesar 45% wilayah tersebut dialokasikan kepada negara Palestina, 55%
lainnya diberikan kepada Israel.
Sementara itu, Yerusalem berada di bawah
kontrol internasional. Wilayah ini disebut juga sebagai orpus separatum atau
entitas terpisah. Pada dasarnya, wilayah ini seharusnya bersifat netral gimana pasukan
pengaman militer non-eksisten. Pengelolaannya dilakukan oleh dewan perwalian
yang berafiliasi dengan PBB.
Akan tetapi, yang terjadi pada 1948 tidak
sesuai dengan perjanjian di atas kertas. Israel mampu menguasai Yerusalem
Barat. Warga Palestina yang bermukim di sana terusir.
Jumlah yang terusir ditaksir mencapai 28.000
orang. Sementara Yerusalem Timur, termasuk kota Tua dan Tepi Barat, dikontrol
oleh Jordania.
Pada perestiwa itu terjadi pengusiran besar-besaran, sekitar 700.000 lebih orang Palestina terusir dan kemudian mereka tersebar ke mana-mana, termasuk wilayah yang dialokasikan untuk dijadikan negara Palestina.
Pengusiran besar-besaran ini kemudian direspon oleh PBB dengan Resolusi No. 194 pada 1949, saat merilis Resolusi 181 dua tahun sebelumnya, PBB sesungguhnya tidak menginginkan adanya pengusiran dan perampasan seperti itu.
Resolusi tersebut berisi penyerahan hak-hak rakyat
Palestina untuk kembali pada tempat tinggal asalnya yang saat itu telah
diduduki oleh Israel. Resolusi tersebut kemudian hari dikenal juga sebagai
“Rights to Return”.
PBB menjamin apabila tidak bisa kembali ke
wilayah asalnya, Palestina berhak mendapatkan ganti rugi. Akan tetapi, resolusi
ini tidak dipatuhi oleh Israel sampai saat ini.
Berdasarkan Perjanjian Oslo pada tahun
1992-1993, Palestina hanya mengontrol sebanyak 18% area pendudukan Israel.
Sementara 22% lainnya berada di bawah kontrol bersama antara militer Palestina
dan Israel. Sementara sebagian besar lainnya, yakni 60% sisanya, dikontrol oleh
Israel.
Pada Saat ini, merujuk Pusat Biro Statistik
Israel, populasi Yahudi Israel berada kisaran 6.556.000 jiwa. Secara
keseluruhan, populasi Israel berjumlah kurang lebih 9.000.000 jiwa.
Sementara populasi warga Palestina pada saat
ini kurang lebih berjumlah 6.000.000 jiwa dengan rincian 3.000.000 orang
bermukim Yerusalem Timur, 2.000.000 lainnya bermukim di Gaza, dan sekitar
1.000.000 orang menjadi warga Israel.
Angka tersebut belum termasuk rakyat Palestina
lainnya yang berjumlah sekitar 6.000.000 jiwa yang mengungsi ke negara-negara
Arab, Indonesia atau negara lainnya.
Pada tahun yang sama terjadi peristiwa pengusiran
warga Palestina dari tanahnya sendiri, baik secara paksa maupun sukarela. kemudian
hari, peristiwa ini dikenal juga sebagai peristiwa Keluaran Palestina 1948 atau
Al-Nakba.
Peristiwa tersebut disinyalir merupakan dampak
dari resolusi PBB setahun sebelumnya. Karena diberi amanat pembagian wilayah
oleh PBB, milisi Zionis Israel melakukan aski pengusiran pada wilayah yang hari
ini disebut sebagai “wilayah pendudukan Israel”.
Sebagai orang beriman hendaknya ia berkarakter baik dengan memperhatikan segala perbuatannya dan bicaranya, karena dia meyakini segala apa yang ia perbuat pasti akan mendapat balasan dari Allah ﷻ.
Karakter dan perbuatan orang beriman selalu
bermuara ibadah, seperti yang terdapat pada hadist ke 15 Arba’in Anawawi, yang
membahas terkait karakter atau tingkah laku orang yang beriman kepada Allah ﷻ dalam menjalani kehidupannya sehari-hari.
عَنْ
أَبِى هُرَيْرَةَ -رضي الله عنه-, عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
قَالَ: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا
أَوْ لِيَصْمُتْ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ
فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ
فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَه
“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa saja yang beriman
kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam. Siapa saja
yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya.
Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan
tamunya.” (HR. Bukhari dan Muslim) [HR.
Bukhari, no. 6018, 6019, 6136, 6475 dan Muslim, no. 47]
Kalimat “Siapa saja yang beriman kepada Allah
dan hari akhir” yang terdapat pada hadist ke 15 adalah kalimat syarat dan jawab
syaratnya adalah kalimat setelahnya, yaitu “hendaklah ia berkata baik atau
diam”, “hendaklah ia memuliakan tetangganya”, “hendaklah ia memuliakan
tamunya”.
Hadits di atas menunjukkan akhlak Islam yang menerangkan kaitan antara iman dengan tiga adab yaitu, menjaga lisan terutama kepada tetangga dan tamunya.
Menurut Ibnu Rajab menjelaskan bahwa hadits tersebut
mengandung tiga sifat-sifat iman sebagai berikut:
Berbicara yang baik atau diam dari berkata yang
buruk. Berbuat baik kepada tetangga, dan berlaku baik dalam melayani tamu.
Menurut Ibnu Hajar Asqalânî mengatakan bahwa
hadits ini merupakan perintah untuk berahlak mulia serta larangan dari akhlak
yang buruk, karena orang yang memiliki iman akan melahirkan sifat belas kasih
kepada makhluk Allah ﷻ dengan berbicara baik dan juga diam dari
perkataan buruk.
Seperti dalam sebuah hadist, Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Barang siapa beriman kepada Allah dan
hari Akhir, hendaklah ia mengerjakan ini dan itu”.
Hadist menunjukkan bahwa perbuatan-perbuatan
tersebut adalah perkara iman. Sebagaimana yang telah jelas bahwa amal perbuatan
termasuk dari iman.
Perbuatan iman terkadang terkait dengan hak-hak
Allah ﷻ ,
seperti mengerjakan kewajiban dan meninggalkan hal yang diharamkan. Termasuk
dalam cakupan perbuatan iman, ialah berkata yang baik atau diam dari selainnya.
Perbuatan iman juga terkadang terkait dengan
hak hamba Allah ﷻ,
misalnya memuliakan tamu, memuliakan tetangga, dan tidak menyakitinya.
Ketiga hal itu diperintahkan kepada seorang
mukmin, salah satunya dengan mengucapkan perkataan yang baik dan diam dari
perkataan yang jelek
Pertama Hadits ini menunjukkan adab yang sangat
mulia sama dengan hadits kedua belas sebelumnya, “Di antara kebaikan islam
seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat.”
Hadits keduabelas dari Arbain An-Nawawiyyah
mengajarkan kita yang sifatnya umum, sedangkan hadits ke 15 ini mengajarkan
kita tiga adab khusus yaitu hendaknya orang beriman itu selalu berkata baik,
memuliakan tetangga, dan memuliakan tamunya.
Kedua Hadits ini menunjukkan bahwa kewajiban
itu ada dua macam, yaitu kewajiban kepada Allah dan kewajiban kepada sesama
manusia.
Kewajiban yang terkait dengan hak Allah adalah
menjaga lisan. Atau mentaati perintah Allah ﷻ dan
menjauhi larangan-Nya.
Artinya kalau kita beriman dengan benar kepada
Allah ﷻ dan
hari akhir, maka kita disuruh untuk menjaga lisan. Bentuknya adalah berkata
yang baik, atau jika tidak bisa diperintahkan untuk diam.
Bahkan dalam sebuah Hadist Dari Sahl bin Sa’ad
radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Siapa
yang menjamin atau menjaga antara dua janggutnya, atau lisannya, dan di antara
dua kakinya atau kemaluannya, maka aku akan jaminkan baginya surga.” (HR.
Bukhari, no. 6474).
Ketiga memuliakan tentangga, yang dimaksudkan
dalam hadist ini adalah memuliakan dengan sebaik-baiknya, yaitu memuliakan
dengan sempurna pada tetangga dan tamu.
1.
Memulai
mengucapkan salam kepada tetangga
2.
Menjenguk
tetangga yang sakit.
3.
Melayat
(ta’ziyah) ketika tetangga mendapatkan musibah.
4.
Mengucapkan
selamat pada tetangga jika mereka mendapati kebahagiaan.
5.
Berserikat
dengan mereka dalam kebahagiaan dan saat mendapatkan nikmat.
6.
Meminta
maaf jika berbuat salah.
7.
Berusaha
menundukkan pandangan untuk tidak memandangi istri tetangga yang bukan mahram.
8.
Menjaga
rumah tetangga jika ia pergi.
9.
Berusaha
bersikap baik dan lemah lembut pada anak tetangga.
10. Berusaha mengajarkan perkara agama atau dunia
yang tetangga tidak ketahui.
Demikian tiga karakter orang yang beriman, yang
dapat kita amplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari, agar tercipta kedamaian
dan ketentraman berinteraksi serta bersosialisasi dalam menjalani hidup.
FADILAH SHAUM Di BULAN RAMADHAN
Fadilah Shaum Ramadhan Shaum jalan menuju
ketakwaan pada Allah
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى
الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yg beriman, diwajibkan
atas engkau berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum engkau
supaya engkau bertakwa”, (QS. Al Baqarah: 183)
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ
قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yg sudah
menciptakanmu & orang-orang yg sebelummu, supaya engkau bertakwa,” (QS. Al Baqarah: 21)
Hakikat Taqwa merupakan menerima kenikmatan
ibadah
إِنَّ
الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَنَعِيمٍ
“Sesungguhnya orang-orang yg bertakwa berada
pada nirwana & kenikmatan” (Qs. AtThur: 17)
Shaum penyebab menerima pahal yang besar Nabi Muhammad, sebagaimana yg disampaikan Abu Hurairah, membacakan sebuah hadis
qudsi terkait puasa:
حَدَّثَنَا
أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ
وَجَلَّ الصَّوْمُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَأَكْلَهُ
وَشُرْبَهُ مِنْ أَجْلِي وَالصَّوْمُ جُنَّةٌ وَلِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ
حِينَ يُفْطِرُ وَفَرْحَةٌ حِينَ يَلْقَى رَبَّهُ وَلَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ
أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
“Allah Swt berfirman, puasa itu untukku
& Aku yg akan eksklusif mengganjarnya. Seseorang mengabaikan syahwat,
keinginannya buat makan & minum hanya lantaran Aku. Puasa adalah tameng.
Ada 2 kebahagiaan orang yg berpuasa: kebahagiaan saat berbuka & kebahagiaan
saat bertemu Tuhannya. Aroma ekspresi orang yg berpuasa lebih harum pada sisi
Allah dibandingkan wangi minyak Misik.” (HR.
Al-Bukhari)
Hal ini dikuatkan menurut periwayatan Muslim,
1151 menurut Abu Hurairah radhiallahu’anhu berkata, Rasulullah
sallallahu’alaihi wa sallalm bersabda:
( كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ
الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ ، قَالَ اللَّهُ عَزَّ
وَجَلَّ : إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ )
"Semua amal Bani Adam akan dilipat
gandakan kebaikan sepuluh kali hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Azza Wa
Jallah berfirman, ‘Kecuali puasa, maka dia buat-Ku & Aku yg akan menaruh
pahalanya."
Yakni Aku akan menaruh pahala yg poly tanpa
memilih kadarnya. Hal ini misalnya firman Allah Ta’ala, "Sesungguhnya
hanya orang-orang yg bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa
batas." (QS. Az-Zumar: 10)
Shaum menjauhkan hamba menurut barah
nerakaPuasa akan sebagai perisai yg menghalangi menurut siksa barah neraka.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ما من
عبد يصوم يوما في سبيل الله إلا باعد الله بذالك وجهه عن النار سبعين خريفا
“Tidaklah seseorang hamba yg berpuasa pada
jalan Allah kecuali akan Allah jauhkan dia (lantaran puasanya) menurut neraka
sejauh tujuh puluh musim” (H.R. Bukhari & Muslim).
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam jua
bersabda,
قَالَ
رَبُّنَا عَزَّ وَجَلَّ : الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ
النَّارِ، وَهُوَ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
“Rabb kita ‘azza wa jalla berfirman, Puasa merupakan
perisai, yg dengannya seseorang hamba membentengi diri menurut barah neraka,
& puasa itu buat-Ku, Aku-lah yg akan membalasnya”
(H.R. Ahmad, shahih).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jua
bersabda,
إِنَّمَا
الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ
”Puasa merupakan perisai yg bisa melindungi
seseorang hamba menurut siksa neraka” (H.R. Ahmad,
shahih).
Shaum mencegah menurut barah neraka, Shaum
merupakan karena dikabulkannya doaShaum kafarat menurut rekaan menurut
keluarganya, hartanay & tetangganya
Islam
adalah agama yang diturunkan Allah ﷻ untuk kepentingan dan keselamatan, kebahagian serta kesejahteraan umat
manusia lahir dan bathin, di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu Islam
sebagai yang sanggup mengantar dan memberikan keselamatan hidup secara utuh,
memiliki ajaran secara lengkap, yang mencakup segala aspek kehidupan umat
manusia termasuk didalamnya masalah kesehtan, secara khusus kesehatan yang
dikehendaki Islam meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial.
Kesehatan merupakan salah satu rahmat dan
krunia Allah yang sangat besar yang diberikan kepada umat manusia, karena
kesehatan adalah modal pertama dan utama dalam kehidupan manusia.
Tanpa kesehatan manusia tidak dapat melakukan
kegiatan yang menjadi tugas serta kewajibannya yang menyangkut kepentingan diri
sendiri, keluarga dan masyarakat, dan yang terpentin yaitu tugas melaksanakan
kewajiban sebagai hamba atau makhluk ciptaannya yaitu mengibadati Allah Taba
raka Wata’alla tanpa mempersekutukan dengan Sesutu apa pun.
Allah
SWT berfirman:
يَـٰبَنِىٓ ءَادَمَ خُذُواْ زِينَتَكُمۡ عِندَ كُلِّ مَسۡجِدٍ۬
وَڪُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ وَلَا تُسۡرِفُوٓاْۚ إِنَّهُ ۥ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُسۡرِفِين
Artinya: ”Hai anak Adam, pakailah pakaianmu
yang indah di setiap [memasuki] masjid makan dan minumlah, dan janganlah
berlebih-lebihan, Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan”. (Q.S Al A’raf: 31)
Menurut mufasir kontemporer, semacam As-Sa’di,
ayat tersebut mencakup perintah menjalani pola hidup sehat dalam bentuk
melakukan dan menghindari, yakni mengonsumsi makanan yang bermanfaat untuk
tubuh, menjaga kesehatan tubuh dengan berolah raga, belajar beladiri, berkuda,
dan memanah, dan meninggalkan pola makan yang membahayakan serta menjaga pola
Makan dan minum, karna itu sangat diperlukan untuk kesehatan.
Sedangkan berlebih-lebihan harus ditinggalkan
untuk menjaga keseimbangan bagi jasmani kita. Seorang Muslim dilarang melakukan
hal-hal yang membahayakan dirinya, termasuk di dalamnya adalah mengonsumsi atau
melakukan hal-hal yang berbahaya bagi kesehatan, jadi jagalah kesehatan mu,
sebelum penyesalan menyertai mu. dalam hadist rasullullah ﷺ , beliau bersabda,’’
حديث أبى هريرةَ، عن النبى صلى الله عليه و سلم قال:
اَلْفِطْرَةُ خَمْسٌ أَوْ خَمْسٍ مِنَ الْفِطْرَةِ: الْخِتَانُ،
وَالْإسْتِحْدَادُ، وَ نَتْفُ الْإبْطِ، وَتَقْلِيْمُ الْأَظْفَارِ، وَقَصُّ
الشَّارِبِ.
“Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi ﷺ. Bersabda: Tuntunan fitrah itu ada lima (atau: lima dari
tuntunan fitrah) yaitu: khitan, mencukur bulu di sekitar kemaluan, mencabut
bulu ketiak, memotong kuku, dan memotong (menggunting) kumis”. (HR. Bukhari Muslim)
Pada dasarnya, agama islam sangat menganjurkan kesehatan baik dari hal
yang dianggap sepele atau kecil oleh manusia, sebab kalau di lihat dari
kepentingan, apa yang bisa dilakukannya
oleh orang yang sehat lebih banyak dari pada yang dilakukannya oleh
orang yang dalam keadaan sakit.
Manusia bisa beribadah, berjihad, berdakwah
dan membangun peradapan dengan baik, jika fisik dalam kondisi yang baik dan
kondusif. Jadi kesehatan fisik secara tidak langsung , merupakan factor yang
cukup menentukan bagi tegaknya kebenaran dan terwujudnya kebaikan.
Sabda Rasulullah ﷺ:
قَلِّمْ أَظَافِرَكَ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَقْعُدُ عَلَى مَا
طَالَ تَحْتَهَا
“potonglah kukumu, sesungguhnya syetan duduk
(bersembunyi) di bawah kukumu yang panjang”.
Hadits diatas dengan jelas menunjukkan adanya
bakteri yang tersembunyi di bawah kuku-kuku, seperti bakteri thypoeid, desentri
atau telur cacing.
Banyak bakteri yang hidup di bawah kuku yang
panjang dan kotor. Kondisi semacam ini
dapat menularkan penyakit, yakni ketika kita setelah berak tidak mencuci tangan
dengan bersih hingga bakteri yang ada pada tangan berpindah ke makanan.
Penyakit yang dipindahkan adalah semua
penyakit yang dibawa lalat terutama typhoeid, solamania, desentri, keracunan
makanan, dan telur cacing terutama cacing aksoris dan ascaris (cacing gelang,
yaitu cacing yang hidup di dalam usus halus manusia) dan cacing pita dengan
segala macamnya.
Dalam pandangan agama, kesehatan merupakan
kemaslahatan duniawi yang harus kita jaga selagi tidak bertentangan dengan
kemaslahatan ukhrawi atau kemaslahatan yang lebih besar.
Kesehatan, kedokteran dan semacamnya sudah
menyangkut kepentingan umum yang dalam pandangan Islam merupakan kewajiban
kolektif (fardu kifayah) bagi kaum Muslimin.
Pada dasarnya, agama sangat menganjurkan
kesehatan, sebab apa yang bisa dilakukan oleh seseorang dalam keadaan sehat
lebih banyak daripada yang apa yang bisa dilakukannya dalam keadaan sakit.
Manusia bisa beribadah, berjihad, berdakwah
dan membangun peradaban dengan baik, jika faktor fisik berada dalam kondisi
yang kondusif. Jadi, kesehatan fisik, secara tidak langsung, merupakan faktor
yang cukup menentukan bagi tegaknya kebenaran dan terwujudnya kebaikan.
Rosulullah ﷺ sendiri
pun senantiasa menjaga jiwanya agar tetap sehat, agar Beliau bisa selalu
memberi tauladan kepada para Sahabatnya dan ummatnya.
Adapun beberapa cara yang dilakukan oleh Rosulullah ﷺ untuk menjaga kesehatannya, antara lain sebagai berikut:
1. Bangunlah Sebelum Subuh
Bangun sebelum subuh dengan maksud melakukan
shalat qiyamul lail dan melakukan shalat subuh dengan berjamaah.
Gerakan shalat sama manfaatnya dengan gerakan olah raga, udara subuh juga terbukti lebih segar dan fresh. Dengan melakukan hal trsebut juga akan memberikan kita berkah berupa pahala dan kenikmatan sehat.
2. Jagalah Kebersihan
Setiap hari Kamis dan jum’at Nabi Muhammad ﷺ selalu rutin memotong kuku, mencuci rambut-rambut halus yang berada di pipi. Setiap hari nabi Muhammad ﷺ juga selalu menggunakan harum-haruman dan tampil bersih dan rapi. Seperti yang sudah disebutkan di kata pengantar bahwasanya bagi umat islam kebersihan merupakan sebagian dari iman.
3. Tidak Makan dengan Berlebihan
Hal ini mungkin sudah tidak asing lagi bagi
kita kaum muslimin dan muslimat. Islam menganjurkan untuk makan sebelum kita
lapar dan berhenti makan sebelum kita kenyang.
Karena menurut Islam perut kita dibagi menjadi tiga bagian, pertama bagian perut untuk makanan, kedua bagian perut untuk udara, ketiga bagian perut untuk air. Dengan menyeimbangkan tiga unsur itu, maka kita akan menemukan kesehatan.
4. Biasakan Jalan Kaki
Maraknya budidaya berkendara, baik berkendara
roda dua dan roda empat atau motor dan mobil, orang jadi timbul rasa malas
untuk berjalan kaki, tekadang bisa kita lihat, kebanyakan orang menggunakan
kendaraan dengan tujuan yang dekat yang bisa di jangkau dengan jalan kaki,
padahal banyak banget manfaat yang bisa di ambil dari berjalan kaki, selain
melancarkan peredaran darah juga
memperkuat urat-urat kaki, dan masih banyak lagi yang bisa di ambil dari
berjalan kaki.
Berjalan kaki bukan hanya anjuran untuk menjaga kesehatan di dalam islam,
banyak para ahli kesehatan yang menganjurkannya juga. Nabi Muhammad ﷺ terkenal suka berjalan kaki, baik ke masjid, rumah sahabat,
maupun pergi berjihad.
Dengan berjalan kaki akan membuat keringat
kita keluar, kemudian pori-pori kita akan terbuka, aliran darah juga lebih
lancar, dan pastinya akan membuat tubuh kita lebih sehat, namun bukan berarti
sakit itu bukan bagian dari kebaikan, karna bagi umat islam, bila mau sabar dan
ikhlas menghadapi ujian sakit yang menimpanya, maka berguguran dosa-dosa yang
telah lalu.
Dari misi agama islam ialah mengajak manusia agar menjadikan setiap kondisi dalam hidupnya sebagai sarana untuk mendulang kebaikan dan mendekatkan diri kepada Allah ta’alla, baik dalam kondisi sehat maupun sakit, kaya maupun miskin, kuat maupun lemah dan seterusnya.
5. Tidak Gampang Marah
Nabi Muhammad ﷺ pernah
membarikan nasihat “Jangan marah” kata tersebut diulangi selama tiga kali. Hal
ini menunjukan bahwa pentingnya untuk menjaga emosi dalam islam, dan menunjukan
bahwa kekuatan dan kesehatan seorang muslim tidak hanya ditentukan oleh
tubuhnya tapi juga emosi, dan jiwanya.
Dalam satu riwayat hadist menyebutkan ‘’orang
kuat bukanlah orang yang kuat bergulat, namun orang kuat itu adalah orang bisa
menahan amarahnya,’’ maka dalam islam sangat dianjurkan tabah dan sabar dalam
menghadapi setiap kondisi dan takdir Allah, baik dalam keadaan sakit maupun
sehat.
Dari uraian diatas dapat kita lihat, bahwa
islam sangat menganjurkan untuk selalu menjaga kesehatan, dimulai dari diri
sendiri dan lingkungan.
Salah satu pesan Rosulullah ﷺ adalah memanfaatkan masa sehatmu sebelum masa sakitmu, seperti
dalam sabdanya:
عن ابن عبس رضي الله عنه قال: رسول الله صلي الله عليه وسلم
قال: ﺇﻏﺗﻨﻢ ﺧﻤﺴﺎ ﻘﺒﻞ ﺧﻤﺲ؛ ﺤﻴﺎﺗﻚ ﻘﺒﻞ ﻤﻮﺗﻚ٬ ﻮﺼﺤﺗﻚ ﻘﺒﻞ ﺴﻘﻤﻚ ٬ﻮﻔﺮﺍﻏﻚ ﻘﺒﻞ ﺷﻐﻠﻚ ٬ﻮﺷﺒﺎﺒﻚ
ﻘﺒﻞﻫﺮﻤﻚ٬ ﻮﻏﻨﺎﻚ ﻘﺒﻞ
Dari ibnu Abas r.a. berkata rasulullah ﷺ, bersabda: “memanfaatkan lima perkara sebelum datangnya lima
perkara; masa hidup sebelum datang matimu, masa sehatmu sebelum sakitmu, masa
luangmu sebelum masa sibukmu, masa muda sebelum masa tuamu dan masa kayamu
sebelum masa fakirmu”
Oleh karena itu, selagi kita masih diberi
kesehatan marilah kita jaga lingkungan kita agar selalu bersih, karena
kebersihan adalah langkah utama untuk mencapai kesehatan dan kita ajarkan
kebersihan ini kepada adik-adik kita mulai dari dini agar mereka terbiasa
dengan hidup sehat, sehingga akan menciptakan generasi-generasi yang unggul.
Wallahu A’lam
07. November. 2022 PenaHati
Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk
yang tidak dapat hidup sendiri, dengan kata lain manusia membutuhkan individu
lainnya dalam kelangsungan hidup. Oleh karena itu manusia perlu bahasa sebagai
alat komunikasi atau berinteraksi dengan sesamanya dalam melangsungkan hidupnya
sebagai mahluk sosial.
Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi
paling efektif antara individu dengan individu lain. Dengan bahasa seseorang
dapat menyampaikan maksud yang dipikirkannya kepada orang lain.
Bisa ketahui bersama Bahasa disampaikan baik melalui
lisan maupun dalam bentuk tulisan. Bahasa dan masyarakat tidak bisa dilepaskan
karena bahasa dengan masyarakat memiliki kaitan erat, masyarakat tidak mungkin
bisa berjalan tanpa bahasa begitu juga sebaliknya bahasa tidak akan ada jika
tidak ada masyarakat.
Bahasa yang ada dalam masyarakat akhirnya
menjadi kebiasaan yang diwariskan secara turun-temurun, Hingga bahasa pada
masyarakat tersebut menjadi sebuah budaya yang menjadi suatu ciri khas
masyarakat tersebut.
Juga Bahasa tidak hanya menentukan kebudayaan
tetapi juga pola pikir masyarakat pada
suatu daerah tersebut. Untuk memahami budaya daerah tertentu maka hal yang
pertama diperlukan adalah memahami bahasa pada masyarakat tersebut.
Antara bahasa, budaya dan masyarakat ternyata
saling berkaitan dan memiliki hubungan yang erat, untuk mengetahui bahasa tentu
kita harus mencari tahu mengenai arti dari bahasa itu sendiri.
Dan kemudian mencoba menghubungkan bahasa
dengan kebudayaan, selanjutnya mengaitkan bahasa dennga masyarakat. Mengenai
bahasa, budaya dan masyarakat akan coba dibahas lebih mendalam dalam karya
tulis ini.
Bahasa memiliki pengertian yang sangat luas
karena bahasa merupakan alat komunikasi sosial seluruh manusia di dunia, banyak
para ahli yang mencoba merumuskan mengenai pengertian bahasa, berikut beberapa
ahli yang mencoba memberikan definisinya mengenai bahasa.
Tarigan (1989:4), memberikan dua definisi
bahasa. Pertama, bahasa adalah suatu sistem yang sistematis, barang kali juga
untuk sistem generatif. Kedua, bahasa adalah seperangkat lambang-lambang mana
suka atau simbol-simbol arbitrer.
Menurut Wibowo (2001:3), bahasa adalah sistem
simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang
bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi
oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran.
Chaer dan Agustina (2009:11) secara sederhana,
bahasa diartikan sebagai alat
menyampaikan sesuatu yang terlintas dalam hati. Namun, lebih jauh bahasa
alat untuk beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat
menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan.
Dalam studi sosiolinguistik, bahasa diartikan
sebagai sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif,
dinamis, beragam dan manusiawi. Bahasa adalah sebuah sistem, artinya, bahasa
dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat
dikaidahkan. Sistem bahasa berupa lambang-lambang bunyi, setiap lambang bahasa
melambangkan sesuatu yang disebut makna atau konsep.
Karena setiap lambang bunyi itu memiliki atau
menyatakan suatu konsep atau makna, maka dapat disimpulkan bahwa setiap suatu
ujaran bahasa memiliki makna. Contoh lambang bahasa yang berbunyi “nasi”
melambangkan konsep atau makna sesuatu yang biasa dimakan orang sebagai makanan
pokok.
Telah disebutkan di atas bahwa bahasa adalah
sebuah sistem berupa bunyi, bersifat abitrer, produktif, dinamis, beragam dan
manusiawi. Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa di antara
karakteristik bahasa adalah abitrer, produktif, dinamis, beragam, dan
manusiawi.
1. Bahasa Bersifat Abritrer
Bahasa bersifat abritrer artinya hubungan
antara lambang dengan yang dilambangkan tidak bersifat wajib, bisa berubah dan
tidak dapat dijelaskan mengapa lambang tersebut mengonsepi makna tertentu.
Secara kongkret, alasan “kuda” melambangkan ‘sejenis binatang berkaki empat
yang bisa dikendarai’ adalah tidak bisa dijelaskan.
Meskipun bersifat abritrer, tetapi juga
konvensional. Artinya setiap penutur suatu bahasa akan mematuhi hubungan antara
lambang dengan yang dilambangkannya. Dia akan mematuhi, misalnya, lambang
‘buku’ hanya digunakan untuk menyatakan ‘tumpukan kertas bercetak yang
dijilid’, dan tidak untuk melambangkan konsep yang lain, sebab jika
dilakukannya berarti dia telah melanggar konvensi itu.
2. Bahasa Bersifat Produktif
Bahasa bersifat produktif artinya, dengan
sejumlah besar unsur yang terbatas, namun dapat dibuat satuan-satuan ujaran
yang hampir tidak terbatas.
Misalnya, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia
susunan WJS. Purwadarminta bahasa Indonesia hanya mempunyai kurang lebih 23.000
kosa kata, tetapi dengan 23.000 buah kata tersebut dapat dibuat jutaan kalimat
yang tidak terbatas.
3. Bahasa Bersifat Dinamis
Bahasa bersifat dinamis berarti bahwa bahasa
itu tidak lepas dari berbagai kemungkinan perubahan sewaktu-waktu dapat
terjadi. Perubahan itu dapat terjadi pada tataran apa saja: fonologis,
morfologis, sintaksis, semantic dan leksikon. Pada setiap waktu mungkin saja
terdapat kosakata baru yang muncul, tetapi juga ada kosakata lama yang
tenggelam, tidak digunakan lagi.
4. Bahasa Bersifat Beragam
Meskipun bahasa mempunyai kaidah atau pola
tertentu yang sama, namun karena bahasa itu digunakan oleh penutur yang
heterogen yang mempunyai latar belakang sosial dan kebiasaan yang berbeda, maka
bahasa itu menjadi beragam, baik dalam tataran fonologis, morfologis, sintaksis
maupun pada tataran leksikon. Bahasa Jawa yang digunakan di Surabaya berbeda
dengan yang digunakan di Yogyakarta. Begitu juga bahasa Arab yang digunakan di
Mesir berbeda dengan yang digunakan di Arab Saudi.
5. Bahasa Bersifat Manusiawi
Bahasa sebagai alat komunikasi verbal, hanya
dimiliki manusia. Hewan tidak mempunyai bahasa. Yang dimiliki hewan sebagai
alat komunikasi, yang berupa bunyi atau gerak isyarat, tidak bersifat produktif
dan dinamis.
Manusia dalam menguasai bahasa bukanlah secara
instingtif atau naluriah, tetapi dengan cara belajar. Hewan tidak mampu untuk
mempelajari bahasa manusia, oleh karena itu dikatakan bahwa bahasa itu bersifat
manusiawi.
Pengajaran bahasa sering dipisahkan dari
pengajaran budaya (culture), bahkan ada yang menganggap bahwa bahasa tidak ada
hubungannya dengan budaya. Memang diakui bahwa budaya penting untuk dipahami
oleh pemelajar bahasa, tetapi pengajarannya sering terpisah dari pengajaran
bahasa.
Memang mempertimbangkan aspek budaya dalam
pembelajaran bahasa dengan lebih menekankan pada penggunaan bahasa, tetapi
dalam pelaksanaannya bahasa masih dianggap sebagai satu sistem homogen yang
terpisah dari interaksi penutur dalam kehidupan sehari-hari.
Bahasa adalah hasil budaya suatu masyarakat
yang kompleks dan aktif. Bahasa dikatakan kompleks karena di dalamnya tersimpan
pemikiran-pemikiran kolektif dan semua hal yang dimiliki oleh suatu masyarakat.
Bahasa dikatakan aktif karena bahasa terus
berubah sesuai dengan perkembangan masyarakat. Oleh karena sifatnya tersebut,
bahasa adalah aspek terpenting dalam mempelajari suatu kehidupan dan kebudayaan
masyarakat.
Koentjaraningrat (1994), bahasa merupakan
bagian dari kebudayaan. Artinya, kedudukan bahasa berada pada posisi subordinat
di bawah kebudayaan, tetapi sangat berkaitan. Namun, beberapa pendapat lain
mengatakan bahwa hubungan antara bahasa dan kebudayaan merupakan hubungan yang
bersifat koordinatif, sederajat dan kedudukannya sama tinggi.
Bahasa sebagai suatu sistem komunikasi adalah
suatu bagian atau subsistem dari sistem kebudayaan, bahkan dari bagian inti
kebudayaan. Bahasa terlibat dalam semua aspek kebudayaan, paling sedikit dengan
cara mempunyai nama atau istilah dari unsur-unsur dari semua aspek kebudayaan
itu. Lebih penting lagi, kebudayaan manusia tidak akan mungkin terjadi tanpa
bahasa karena bahasalah faktor yang menentukan terbentuknya kebudayaan.
Bahasa sebagai alat komunikasi yang terdiri
dari sistem lambang, yang dikomposisikan pada kerangka hubungan kelompok
sosial, dapat berimbas pula pada struktur interaksi kebudayaan secara
menyeluruh.
Para ahli sepakat mendefinisikan kebudayaan
sebagai sebuah sistem struktur yang terdiri dari simbol-simbol, perlambang dan makna-makna
yang dimiliki secara komunal atau bersama, yang dapat diidentifikasi, sekaligus
bersifat publik.
Fungsi bahasa dalam arti luas dapat
dipergunakan sebagai media komunikasi untuk menyampaikan segala perlambang
kebudayaan antar anggota masyarakat. Sifat khas suatu kebudayaan memang hanya
bisa dimanifestasikan dalam beberapa unsur yang terbatas dalam suatu
kebudayaan, yaitu dalam bahasanya, keseniannya, dan dalam adat istiadat
upacaranya.
Bahasa dan budaya, sangat sarat dengan
daya-daya kohesif dan saling mempengaruhi, serta boleh dikatakan bahwa
masing-masing entitas yang satu tidak bisa berdiri sendiri tanpa peranan yang
lain.
Pembelajaran budaya suatu masyarakat hendaknya
mengutamakan unsur-unsur bahasa yang digunakan dalam masyarakat tersebut. Budaya
dan bahasa merupakan dua hal yang saling berkaitan erat. Untuk belajar suatu
budaya sekelompok masyarakat, seseorang harus menguasai bahasa sekelompok
masyarakat tersebut.
Chaer dan Agustina (2010), mengatakan bahwa bahasa itu bersifat unik dan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan budaya masyarakat pemakainya, maka analisis suatu bahasa hanya berlaku untuk bahasa itu saja, tidak dapat digunakan untuk menganalisis bahasa lain.
Sedemikian eratnya hubungan antara kebudayaan
dan bahasa sebagai wadahnya, hingga sering terdapat kesulitan dalam
menerjemahkan kata-kata dan ungkapan dari satu bahasa ke bahasa yang lain.
Sebagai contoh, perkataan village, dalam bahasa Inggris tidaklah sama dengan
desa dalam bahasa Indonesia.
Sebab konsep village dalam bahasa Inggris
adalah lain sekali dari desa dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu ungkapan
yang pernah di keluarkan oleh penulis asing menyebut kota Jakarta sebagai big
village akan hilang maknanya jika diterjemahkan dengan ” desa yang besar”.
Hal ini menegaskan kita pada hubungan antara
bahasa dan kebudayaan, yaitu bahwa kunci bagi pengertian yang mendalam atas
suatu kebudayaan adalah melalui bahasanya. Semua yang di bicarakan dalam suatu
bahasa, terkecuali ilmu pengetahuan yang kita anggap universal, adalah tentang
hal-hal yang ada dalam kebudayaan bahasa itu.
Karena itu maka perlu mempelajari bahasa jika
kita ingin mendalami suatu kebudayaan ialah melalui bahasanya. Bahasa itu
adalah produk budaya dan sekaligus wadah penyampai kebudayaan dari masyarakat
bahasa yang bersangkutan.
Wibowo (2001:3), bahasa adalah sistem simbol
bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat
arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh
sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran.
Dalam studi sosiolinguistik, bahasa diartikan
sebagai sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif,
dinamis, beragam dan manusiawi. Sehingga dapat disimpulkan karakteristik bahasa
yang pertama yaitu berisfat arbitrer yang artinya hubungan antara lambang
dengan yang dilambangkan tidak bersifat wajib, bisa berubah.
Kedua Bahasa bersifat produktif artinya,
dengan sejumlah besar unsur yang terbatas, namun dapat dibuat satuan-satuan
ujaran yang hampir tidak terbatas. Ketiga bahasa bersifat dinamis berarti bahwa
bahasa itu tidak lepas dari berbagai kemungkinan perubahan sewaktu-waktu dapat
terjadi. Keempat Bahasa bersifat beragam karena faktor morfologii sosiol dan
sebagainya. Kelima Bahasa bersifat manusiawi, sebagai alat komunikasi verbal,
hanya dimiliki manusia, hewan tidak mempunyai bahasa.
Bahasa tidak bisa lepas dari kebuayaan karena
bahasa merupakan hasil budaya suatu masyarakat yang kompleks dan aktif. Bahasa
adalah aspek terpenting dalam mempelajari suatu kehidupan dan kebudayaan
masyarakat.
Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan.
Artinya, kedudukan bahasa berada pada posisi subordinat di bawah kebudayaan,
tetapi sangat berkaitan.Namun hubungan antara bahasa dan kebudayaan merupakan
hubungan yang bersifat koordinatif, sederajat dan kedudukannya sama tinggi.
Oleh karena itu maka perlu mempelajari bahasa
jika kita ingin mendalami suatu kebudayaan ialah melalui bahasanya. Bahasa itu
adalah produk budaya dan sekaligus wadah penyampai kebudayaan dari masyarakat
bahasa yang bersangkutan.
Pena News adalah platform digital yang membagikan informasi baik tulisan artikel, karya ilmiyah dan berita-berita terkini seputar kegiatan bribadi dan sebagainya yang menurut kami layak untuk di bagikan kemedia digital sebagai bentuk berbagi informasi, pengalaman dan ilmu agar kita semua bisa mengambil manfaat dari tulisan-tulisan atau informasi yang kami bagikan.
semoga kita bisa menyampaikan informasi yang bisa memberikan manfaat buat kita semua yang membutuhkan.