This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

HUBUNGAN BAIK BERBEDA KEYAKINAN DALAM ISLAM

                                                                        
بسم الله الرحمن الرحيم

Dalil Al Quran  QS Al Mumtahanah: 7-9


عَسَى اللَّهُ أَنْ يَجْعَلَ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ الَّذِينَ عَادَيْتُمْ مِنْهُمْ مَوَدَّةً ۚ وَاللَّهُ قَدِيرٌ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ۞لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ ۚإِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ ۞إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا عَلَىٰ إِخْرَاجِكُمْ أَنْ تَوَلَّوْهُمْ ۚوَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ۞
Artinya:
7. Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka. Dan Allah adalah Maha Kuasa. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
8. Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.
9. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu Karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.

ASBABUN NUZUL

Diriwayatkan oleh al-Bukhari dari Asma’ binti Abi Bakr bahwa Qatilah (seorang kafir) datang kepada Asma’ binti Abi Bakr (anak kandungnya). Setelah itu Asma’ bertanya kepada Rasulullah saw: “Bolehkah saya berbuat baik kepadanya?” Rasulullah saw menjawab: “Ya (boleh).” Ayat ini (al-Mumtahanah: 8) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut, yang menegaskan bahwa Allah tidak melarang berbuat baik kepada orang yang tidak memusuhi agama Allah.
Diriwayatkan oleh Ahmad, al-Bazzar, dan al-Hakim-dishahihkan oleh al-Hakim-, yang bersumber dari ‘Abdullah bin az-Zubair bahwa Siti Qatilah, istri Abu Bakr yang telah diceraikan pada zaman jahiliyyah, datang kepada anaknya, Asma’ binti Abi Bakr, membawa bingkisan. Asma’ menolak pemberian itu, bahkan ia tidak memperkenankan ibunya masuk ke dalam rumahnya. Setelah itu ia mengutus seseorang kepada ‘Aisyah (saudaranya) agar menanyakan hal itu kepada Rasulullah saw. Maka Rasulullah saw memerintahkan untuk menerimanya dengan baik serta menerima pula bingkisannya. Ayat ini (al-Mumtahanah: 8) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut, yang menegaskan bahwa Allah tidak melarang berbuat baik kepada orang kafir yang tidak memusuhi agama Allah.

TAFSIR

Allah SWT berfirman kepada hamba-hambanya yang beriman sesudah memerintahkan mereka agar memusuhi orang-orang kafir.
عَسَى اللَّهُ أَنْ يَجْعَلَ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ الَّذِينَ عَادَيْتُمْ مِنْهُمْ مَوَدَّةً
Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka
Yakni rasa kasih sayang sesudah kebencian dan rasa simpati sesudah antipati dan kerukunan setelah berpecah belah.
وَاللَّهُ قَدِيرٌ
Dan Allah adalah Maha Kuasa
Yakni atas semua yang dikehendaki-Nya seperti menyatukan diantara berbagai hal yang bertentangan, berbeda dan bertolak belakang. Maka Dia menjadikan hati mereka menjadi rukun sesudah permusuhan dan kekerasan, sehingga jadilah mereka bersatu dan hidup dengan rukun, seperti yang disebutkan dalam firman-Nya:
وَاذْ كـُرُو نِعْمَتَ الله عَلَيْكُمْ إٍذْكُنْتُمْ أَعْـدَاءً  فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلـُوبِكُمْ  فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَاناً وَكُنْتُمْ عَلىَ شَفاَ خُـفْرَةٍ  مِنَ النَّاِر فَأَنْقـَدَكُمْ مِنْهَا
dan ingatlah nikmat Allah atas kamu semua ketika kamu bermusuh-musuhan maka Dia (Allah) menjinakkan antara hati-hati kamu  maka kamu menjadi bersaudara sedangkan kamu diatas tepi jurang api neraka, maka Allah mendamaikan antara hati kamu.(Ali Imran: 103)
Hal yang sama jug disabdakan oleh Rasulullah SAW:
ألم أجدكم ضلالافهداكم الله بي,وكنتم متفرّقين فألّفكم الله بي؟
Bukankah aku menjumpai kalian dalam keadaan sesat, lalu Allah memberi kalian petunjuk dengan melaluiku, dan kalian dulu dalam keadaan berpecah belah, lalu Allah merukunkan kalian melaluiku?
Dan firman Allah SWT:
هُوَ الَّذِي أَيَّدَكَ بِنَصْرِهِ وَبِالْمُؤْمِنِينَ (٦٢) وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ لَوْ أَنْفَقْتَ مَا فِي الأرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ (٦٣)
62. Dialah yang memberikan kekuatan kepadamu dengan pertolongan-Nya dan dengan (dukungan) orang-orang mukmin,
63. Dan Dia (Allah) yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu menginfakkan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka[3]. Sungguh, Dia Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.
Di dalam sebuah hadits disebutkan:
أحبب حبيبك هوناما,فعسى أن يكون بغيضك يوماما,وأبغض بغيضك هوناما,فعسى أن يكون حبيبك يوماما
Cintailah kekasihmu sedang-sedang saja, karena barang kali dia akan menjadi musuhmu disuatu harinanti, bencilah musuhmu biasa saja karena barang kali disuatu hari dia akan menjadi kekasihmu.
Firman Allah SWT:
وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيم
Yaitu mengampuni orang-orang kafir dari kekufurannya apabila mereka bertaubat, lalu kembali ke jaalan Allah dan berserah diri kepada-Nya. Dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang kepada semua orang yang bertaubat.

Ibnu Hatim mengatakan bahwa telah membacakan kepadaku Muhammad Ibnu Azis, telah menceritakan kepadaku Salamah, telah menceritakan kepadaku Aqil, telah menceritakan kepadaku Ibnu Syihab, bahwa Rasulullah SAW mengangkat Abu Sufyan alias Sakhr ibnu Harb sebagai ‘Amil untuk sebagian negri Yaman. Ketika Rosulullah SAW wafat ia datang dan ditengah jalan bersua dengan Zul Khimar yang murtad. Maka Abu Sufyan memernginya dan ia adalah seorang yang mula-mula berperang melawan orang-orang yang murtad dan berjihad membela agama islam. Ibnu Syihab mengatakan bahwa Abu Sufyan termasuk orang yang berkenaan dengan turunnya firman Allah SWT: Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka.(hingga akhir ayat)

Didalam kitab Shahih Muslimdisebutkan dari Ibnu Abbas, bahwa Abu Sufyan pernah berkata, “wahai Rosulullahberikanlah kepadaku tiga perkara,” Rasulullah SAW bersabda “Ya”. Abu Sufyan berkata: perintahkan kepadaku untuk memerangi orang kafir, sebagaimana aku dahulu memerangi orang muslim, Nabi SAW menjawab,”Ya” Abu sufyan berkata: aku mohon kepadamu jadikan Mu’awiyah sebagai juru tulismu, Nabi menjawab:”Ya” abu Sufyan berkata: Aku mempunyai anak perempuan yang merupakan wanita Arab paling cantik dan paling baik yaitu Ummu Habibah binti Abu Sufyan sekarang ku nikahkan engkau dengannya,” hingga akhir hadits.
لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ
Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.(Al Mumtahanah: 8).
Yakni mereka tidak membantu (orang-orang) untuk memeragi dan mengusirmu. Dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa Allah tidak melarang kamu menjalin hubungan baik dengan orang-orang kafir yang tidak memerangimu krena agama, seperti kaum wanita dan orang-orang lemah dari mereka.
أن تبرّوهم وتقسطواإليهم إنّ الله يحبّ المقسطين
Untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap mereka. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.(Al Mumtahanah: 8)
Tafsir ayat ini telah disebutkan didalam surat Al Hujurat.
Dan sehubungan dengan hal ini kami ketengahkan sebuah hadits yang menyebutkan:
اامقسطون على منابرمن نورعن يمين العرش,الذين يعدلون في حكمهم,وأهالهم,وماولوا
Orang-orang yang berlaku adil (kelak)berada diatas mimbar-mimbat dari cahaya berada disebelah kanan ‘arasy yaitu orang-orang yang berlaku adil dalam keputusan hukum mereka, berlaku adil terhadap keluarga dan apa yang dikuasakan terhadap mereka.
إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُمْ مِنْ دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا عَلَىٰ إِخْرَاجِكُمْ أَنْ تَوَلَّوْهُمْ
Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu.(Al Mumtahanah: 9)
Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu berhubungan dengan orang-orang yang memusuhi dan memerangi serta mengusirmu bahkan Allah memerintahkan kamu untuk memusuhi mereka. Kemudian Allah menguatkan ancamannya bagi yang tetap berteman dengan mereka:
وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
Semakna dengan apa yang disebutkan dalam surat Al Maidah: 51.

KESIMPULAN

Dari penjelasan surat Al Mumtahanah ayat 7-9 yang telah diuraikan didalam makalah ini, maka dapat di kategorikan dalam beberapa poin sebagai berikut:
1.      Dari ayat 7 dapat disimpulkan bahwa ummat Islam dan tidak perlu khawatir untuk bersikap tegas terhadap keluarga yang tidak seiman.
2.   Sedangkan dari ayat 8 sebagai lanjutan dari ayat 7 bahwa agama Islam tidak memberikan larangan untuk berinteraksi dengan orang yang tidak seiman, selama orang yang berbeda keyakinan dengan kita (muslim) tidak memusuhi kita.
3. Selanjutnya yaitu ayat 9 memberikan batasan terhadap orang Islam dan menjelaskan konsekuensi bagi yang bersahabat dengan orang-orang yang memusuhi Islam dan bahkan ikut berperan dalam membantu memerangi Islam.



E.     Referensi
Ø  Aplikasi Tafsir Ibnu Katsir
Ø  Tafsir Jalalain Jilid II hal.1075


                                                                           Wallahu a’lam              





Ribuan Warga Yordania Melakukan Pawai, Peringatan 105 Tahun Deklarasi Balfour Inggris.

 

https://penahati-1307.blogspot.com/2022/11/ribuan-warga-yordania-melakukan-pawai.html

Ribuan warga Yordania (Amman) mengikuti pawai besar-besaran yang diselenggarakan oleh gerakan Islam pada kota Amman untuk menunjukkan dukungan perlawanan Palestina padaTepi Barat yang diduduki.

Pawai tersebut menandai peringatan 105 tahun Deklarasi Balfour Inggris, yang berjanji untuk mendirikan negara Yahudi pada tanah Palestina.

Dikutip dari Quds Press, Penyelenggara pawai menyatakan, hal ini dimaksudkan untuk mengirim pesan dukungan dan solidaritas kepada warga Palestina yang ada di Gaza, Hebron, Nablus, Jenin, Yerusalem dan semua kota Palestina yang sudah sekian lama menjadi sasaran serangan brutal Israel setiap hari.

Para pengunjuk rasa mengutuk Deklarasi Balfour dan menyesalkan ketidakpedulian Arab dan Internasional perjuangan Palestina, Yerusalem dan Masjid Al-Aqsa.

“Kami juga mengutuk agresi harian yang dilakukan pasukan Israel terhadap pemukim  warga Palestina, properti dan tempat suci mereka, ” teriakan pengunjuk rasa sambil mengangkat slogannya.

Pengunjuk rasa mendesak pemerintah Kerajaan Hashemite segera memutuskan hubungannya dengan pendudukan Israel, sambil menekankan, ini adalah waktu untuk menunjukkan solidaritas dengan Yerusalem danMasjid Al-Aqsa.

Pawai yang terselenggara itu, selain memberikan dukungan rakyat Palestina Tepi Barat juga untuk memberikan dukungan Rakyat Palestina yang beradab Gaza yang sudah lama telah diblokade oleh Israel.

Membahas isu Palestina-Israel, patut dicermati secara historis agar status kedudukannya bisa diidentifikasi dengan benar. Menurutnya, apa yang dilakukan Israel terhadap Palestina adalah “settler colonialism” atau kolonialisme yang dilakukan oleh sekelompok penduduk.

Apabila dirunut jauh ke belakang, akar masalahnya bisa diidentifikasi dari Deklarasi Balfour pada tahun 1917. Deklarasi tersebut berisi surat dari pemerintah Inggris yang dikirim kepada tokoh pemimpin Yahudi Inggris bernama Rothschild.

Dalam isi surat itu, Inggris menjanjikan kaum Yahudi bahwa tanah Palestina akan dijadikan “national home” atau rumah nasional kaum tersebut.

Enam tahun kemudian, pada tahun 1923, Liga Bangsa-Bangsa menyerahkan Mandat atas Palestina kepada Inggris. Mandat tersebut berisi wilayah yang kini terdiri dari Yordania, Israel, dan Palestina, yang diserahkan kepada administrasi Inggris hingga tahun 1948.

Dengan demikian, dalam kurun waktu tersebut terjadi eksodus orang Yahudi besar-besaran dari Eropa ke Palestina.

Hingga pada tahun 1922, jumlah orang Yahudi yang berada di Palestina berjumlah 83.794 jiwa. Lalu pada tahun 1947, populasi kaum Yahudi di tanah Palestina berada pada kisaran angka 630.000 jiwa.

Dengan kata lain, dalam kurun waktu 25 tahun tersebut, populasi warga Yahudi di Palestina meningkat delapan kali lipat.

Pada 1947, setelah pendiriannya dua tahun sebelumnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan Resolusi PBB No. 181. Resolusi tersebut berisi pembagian dua wilayah yang kini sedang diduduki oleh Israel. Sebesar 45% wilayah tersebut dialokasikan kepada negara Palestina, 55% lainnya diberikan kepada Israel.

Sementara itu, Yerusalem berada di bawah kontrol internasional. Wilayah ini disebut juga sebagai orpus separatum atau entitas terpisah. Pada dasarnya, wilayah ini seharusnya bersifat netral gimana pasukan pengaman militer non-eksisten. Pengelolaannya dilakukan oleh dewan perwalian yang berafiliasi dengan PBB.

Akan tetapi, yang terjadi pada 1948 tidak sesuai dengan perjanjian di atas kertas. Israel mampu menguasai Yerusalem Barat. Warga Palestina yang bermukim di sana terusir.

Jumlah yang terusir ditaksir mencapai 28.000 orang. Sementara Yerusalem Timur, termasuk kota Tua dan Tepi Barat, dikontrol oleh Jordania.

Pada perestiwa itu terjadi pengusiran besar-besaran, sekitar 700.000 lebih orang Palestina terusir dan kemudian mereka tersebar ke mana-mana, termasuk wilayah yang dialokasikan untuk dijadikan negara Palestina.

Pengusiran besar-besaran ini kemudian direspon oleh PBB dengan Resolusi No. 194 pada 1949, saat merilis Resolusi 181 dua tahun sebelumnya, PBB sesungguhnya tidak menginginkan adanya pengusiran dan perampasan seperti itu.

Resolusi tersebut berisi penyerahan hak-hak rakyat Palestina untuk kembali pada tempat tinggal asalnya yang saat itu telah diduduki oleh Israel. Resolusi tersebut kemudian hari dikenal juga sebagai “Rights to Return”.

PBB menjamin apabila tidak bisa kembali ke wilayah asalnya, Palestina berhak mendapatkan ganti rugi. Akan tetapi, resolusi ini tidak dipatuhi oleh Israel sampai saat ini.

Berdasarkan Perjanjian Oslo pada tahun 1992-1993, Palestina hanya mengontrol sebanyak 18% area pendudukan Israel. Sementara 22% lainnya berada di bawah kontrol bersama antara militer Palestina dan Israel. Sementara sebagian besar lainnya, yakni 60% sisanya, dikontrol oleh Israel.

Pada Saat ini, merujuk Pusat Biro Statistik Israel, populasi Yahudi Israel berada kisaran 6.556.000 jiwa. Secara keseluruhan, populasi Israel berjumlah kurang lebih 9.000.000 jiwa.

Sementara populasi warga Palestina pada saat ini kurang lebih berjumlah 6.000.000 jiwa dengan rincian 3.000.000 orang bermukim Yerusalem Timur, 2.000.000 lainnya bermukim di Gaza, dan sekitar 1.000.000 orang menjadi warga Israel.

Angka tersebut belum termasuk rakyat Palestina lainnya yang berjumlah sekitar 6.000.000 jiwa yang mengungsi ke negara-negara Arab, Indonesia atau negara lainnya.

Pada tahun yang sama terjadi peristiwa pengusiran warga Palestina dari tanahnya sendiri, baik secara paksa maupun sukarela. kemudian hari, peristiwa ini dikenal juga sebagai peristiwa Keluaran Palestina 1948 atau Al-Nakba.

Peristiwa tersebut disinyalir merupakan dampak dari resolusi PBB setahun sebelumnya. Karena diberi amanat pembagian wilayah oleh PBB, milisi Zionis Israel melakukan aski pengusiran pada wilayah yang hari ini disebut sebagai “wilayah pendudukan Israel”.


Hal Menarik Lainnya

3 Karakter Orang Beriman Dalam Hadist (Berkata Yang Baik atau Diam, Memuliakan Tamu Dan Tetangga)

https://penahati-1307.blogspot.com/2022/11/3-karakter-orang-beriman-dalam-hadist.html

Sebagai orang beriman hendaknya ia berkarakter baik dengan memperhatikan segala perbuatannya dan bicaranya, karena dia meyakini segala apa yang ia perbuat pasti akan mendapat balasan dari Allah .

Karakter dan perbuatan orang beriman selalu bermuara ibadah, seperti yang terdapat pada hadist ke 15 Arba’in Anawawi, yang membahas terkait karakter atau tingkah laku orang yang beriman kepada Allah dalam menjalani kehidupannya sehari-hari.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ -رضي الله عنه-, عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَه

“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.”  (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 6018, 6019, 6136, 6475 dan Muslim, no. 47]

Penjelasan Hadits

Kalimat “Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir” yang terdapat pada hadist ke 15 adalah kalimat syarat dan jawab syaratnya adalah kalimat setelahnya, yaitu “hendaklah ia berkata baik atau diam”, “hendaklah ia memuliakan tetangganya”, “hendaklah ia memuliakan tamunya”.

Hadits di atas menunjukkan akhlak Islam yang menerangkan kaitan antara  iman dengan tiga adab yaitu, menjaga lisan terutama kepada tetangga dan tamunya.

Penjelasan Hadist Menurut Ibnu Rajab

Menurut Ibnu Rajab menjelaskan bahwa hadits tersebut mengandung tiga sifat-sifat iman sebagai berikut:

Berbicara yang baik atau diam dari berkata yang buruk. Berbuat baik kepada tetangga, dan berlaku baik dalam melayani tamu.

Penjelasan Hadist Menurut Ibnu Hajar Asqalânî

Menurut Ibnu Hajar Asqalânî mengatakan bahwa hadits ini merupakan perintah untuk berahlak mulia serta larangan dari akhlak yang buruk, karena orang yang memiliki iman akan melahirkan sifat belas kasih kepada makhluk Allah  dengan berbicara baik dan juga diam dari perkataan buruk.

Seperti dalam sebuah hadist, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia mengerjakan ini dan itu”.

Hadist menunjukkan bahwa perbuatan-perbuatan tersebut adalah perkara iman. Sebagaimana yang telah jelas bahwa amal perbuatan termasuk dari iman.

Perbuatan iman terkadang terkait dengan hak-hak Allah , seperti mengerjakan kewajiban dan meninggalkan hal yang diharamkan. Termasuk dalam cakupan perbuatan iman, ialah berkata yang baik atau diam dari selainnya.

Perbuatan iman juga terkadang terkait dengan hak hamba Allah , misalnya memuliakan tamu, memuliakan tetangga, dan tidak menyakitinya.

Ketiga hal itu diperintahkan kepada seorang mukmin, salah satunya dengan mengucapkan perkataan yang baik dan diam dari perkataan yang jelek

3 Faedah Hadist Yang Dapat Kita Ambil

Pertama Hadits ini menunjukkan adab yang sangat mulia sama dengan hadits kedua belas sebelumnya, “Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat.”

Hadits keduabelas dari Arbain An-Nawawiyyah mengajarkan kita yang sifatnya umum, sedangkan hadits ke 15 ini mengajarkan kita tiga adab khusus yaitu hendaknya orang beriman itu selalu berkata baik, memuliakan tetangga, dan memuliakan tamunya.

Kedua Hadits ini menunjukkan bahwa kewajiban itu ada dua macam, yaitu kewajiban kepada Allah dan kewajiban kepada sesama manusia.

Kewajiban yang terkait dengan hak Allah adalah menjaga lisan. Atau mentaati perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Artinya kalau kita beriman dengan benar kepada Allah dan hari akhir, maka kita disuruh untuk menjaga lisan. Bentuknya adalah berkata yang baik, atau jika tidak bisa diperintahkan untuk diam.

Hadist Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu

Bahkan dalam sebuah Hadist Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Siapa yang menjamin atau menjaga antara dua janggutnya, atau lisannya, dan di antara dua kakinya atau kemaluannya, maka aku akan jaminkan baginya surga.” (HR. Bukhari, no. 6474).

Ketiga memuliakan tentangga, yang dimaksudkan dalam hadist ini adalah memuliakan dengan sebaik-baiknya, yaitu memuliakan dengan sempurna pada tetangga dan tamu.

Menurut Imam Al-Ghazali Ada 10 Cara Dalam Memuliakan Tentangga 

1.      Memulai mengucapkan salam kepada tetangga

2.      Menjenguk tetangga yang sakit.

3.      Melayat (ta’ziyah) ketika tetangga mendapatkan musibah.

4.      Mengucapkan selamat pada tetangga jika mereka mendapati kebahagiaan.

5.      Berserikat dengan mereka dalam kebahagiaan dan saat mendapatkan nikmat.

6.      Meminta maaf jika berbuat salah.

7.      Berusaha menundukkan pandangan untuk tidak memandangi istri tetangga yang bukan mahram.

8.      Menjaga rumah tetangga jika ia pergi.

9.      Berusaha bersikap baik dan lemah lembut pada anak tetangga.

10.  Berusaha mengajarkan perkara agama atau dunia yang tetangga tidak ketahui.

Demikian tiga karakter orang yang beriman, yang dapat kita amplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari, agar tercipta kedamaian dan ketentraman berinteraksi serta bersosialisasi dalam menjalani hidup.


FADILAH SHAUM DI BULAN RAMADHAN


FADILAH SHAUM Di BULAN RAMADHAN

https://penahati-1307.blogspot.com/2022/10/blog-post_30.html

Fadilah Shaum Ramadhan Shaum jalan menuju ketakwaan pada Allah

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yg beriman, diwajibkan atas engkau berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum engkau supaya engkau bertakwa”, (QS. Al Baqarah: 183)

  يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yg sudah menciptakanmu & orang-orang yg sebelummu, supaya engkau bertakwa,” (QS. Al Baqarah: 21)

Hakikat Taqwa merupakan menerima kenikmatan ibadah

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَنَعِيمٍ

 “Sesungguhnya orang-orang yg bertakwa berada pada nirwana & kenikmatan” (Qs. AtThur: 17)

Shaum penyebab menerima pahal yang besar Nabi Muhammad, sebagaimana yg disampaikan Abu Hurairah, membacakan sebuah hadis qudsi terkait puasa:

حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ الصَّوْمُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَأَكْلَهُ وَشُرْبَهُ مِنْ أَجْلِي وَالصَّوْمُ جُنَّةٌ وَلِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ حِينَ يُفْطِرُ وَفَرْحَةٌ حِينَ يَلْقَى رَبَّهُ وَلَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

“Allah Swt berfirman, puasa itu untukku & Aku yg akan eksklusif mengganjarnya. Seseorang mengabaikan syahwat, keinginannya buat makan & minum hanya lantaran Aku. Puasa adalah tameng. Ada 2 kebahagiaan orang yg berpuasa: kebahagiaan saat berbuka & kebahagiaan saat bertemu Tuhannya. Aroma ekspresi orang yg berpuasa lebih harum pada sisi Allah dibandingkan wangi minyak Misik.” (HR. Al-Bukhari)

Hal ini dikuatkan menurut periwayatan Muslim, 1151 menurut Abu Hurairah radhiallahu’anhu berkata, Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallalm bersabda:

( كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ ، قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ : إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ )

"Semua amal Bani Adam akan dilipat gandakan kebaikan sepuluh kali hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Azza Wa Jallah berfirman, ‘Kecuali puasa, maka dia buat-Ku & Aku yg akan menaruh pahalanya."

Yakni Aku akan menaruh pahala yg poly tanpa memilih kadarnya. Hal ini misalnya firman Allah Ta’ala, "Sesungguhnya hanya orang-orang yg bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas." (QS. Az-Zumar: 10)

Shaum menjauhkan hamba menurut barah nerakaPuasa akan sebagai perisai yg menghalangi menurut siksa barah neraka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ما من عبد يصوم يوما في سبيل الله إلا باعد الله بذالك وجهه عن النار سبعين خريفا

“Tidaklah seseorang hamba yg berpuasa pada jalan Allah kecuali akan Allah jauhkan dia (lantaran puasanya) menurut neraka sejauh tujuh puluh musim” (H.R. Bukhari & Muslim).

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam jua bersabda,

قَالَ رَبُّنَا عَزَّ وَجَلَّ : الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ، وَهُوَ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ

“Rabb kita ‘azza wa jalla berfirman, Puasa merupakan perisai, yg dengannya seseorang hamba membentengi diri menurut barah neraka, & puasa itu buat-Ku, Aku-lah yg akan membalasnya” (H.R. Ahmad, shahih).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jua bersabda,

إِنَّمَا الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ

”Puasa merupakan perisai yg bisa melindungi seseorang hamba menurut siksa neraka” (H.R. Ahmad, shahih).

Shaum mencegah menurut barah neraka, Shaum merupakan karena dikabulkannya doaShaum kafarat menurut rekaan menurut keluarganya, hartanay & tetangganya



Hal Menarik Lainnya

KESEHATAN DALAM PANDANGAN ISLAM

 

https://penahati-1307.blogspot.com/2022/10/kesehatan-dalam-pandangan-islam.html


KESEHATAN DALAM PANDANGAN ISLAM

 Islam adalah agama yang diturunkan Allah untuk kepentingan dan keselamatan, kebahagian serta kesejahteraan umat manusia lahir dan bathin, di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu Islam sebagai yang sanggup mengantar dan memberikan keselamatan hidup secara utuh, memiliki ajaran secara lengkap, yang mencakup segala aspek kehidupan umat manusia termasuk didalamnya masalah kesehtan, secara khusus kesehatan yang dikehendaki Islam meliputi kesehatan fisik, mental dan sosial.

Kesehatan merupakan salah satu rahmat dan krunia Allah yang sangat besar yang diberikan kepada umat manusia, karena kesehatan adalah modal pertama dan utama dalam kehidupan manusia.

Tanpa kesehatan manusia tidak dapat melakukan kegiatan yang menjadi tugas serta kewajibannya yang menyangkut kepentingan diri sendiri, keluarga dan masyarakat, dan yang terpentin yaitu tugas melaksanakan kewajiban sebagai hamba atau makhluk ciptaannya yaitu mengibadati Allah Taba raka Wata’alla tanpa mempersekutukan dengan Sesutu apa pun.

Kesehatan Menurut Al Qur’an Dan As Sunnah

 Allah SWT berfirman:

يَـٰبَنِىٓ ءَادَمَ خُذُواْ زِينَتَكُمۡ عِندَ كُلِّ مَسۡجِدٍ۬ وَڪُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ وَلَا تُسۡرِفُوٓاْ‌ۚ إِنَّهُ ۥ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُسۡرِفِين

Artinya: ”Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap [memasuki] masjid makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan, Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”. (Q.S Al A’raf: 31)

Kesehatan Menurut Mufasir Kontemporer

Menurut mufasir kontemporer, semacam As-Sa’di, ayat tersebut mencakup perintah menjalani pola hidup sehat dalam bentuk melakukan dan menghindari, yakni mengonsumsi makanan yang bermanfaat untuk tubuh, menjaga kesehatan tubuh dengan berolah raga, belajar beladiri, berkuda, dan memanah, dan meninggalkan pola makan yang membahayakan serta menjaga pola Makan dan minum, karna itu sangat diperlukan untuk kesehatan.

Sedangkan berlebih-lebihan harus ditinggalkan untuk menjaga keseimbangan bagi jasmani kita. Seorang Muslim dilarang melakukan hal-hal yang membahayakan dirinya, termasuk di dalamnya adalah mengonsumsi atau melakukan hal-hal yang berbahaya bagi kesehatan, jadi jagalah kesehatan mu, sebelum penyesalan menyertai mu. dalam hadist rasullullah , beliau bersabda,’’

حديث أبى هريرةَ، عن النبى صلى الله عليه و سلم قال: اَلْفِطْرَةُ خَمْسٌ أَوْ خَمْسٍ مِنَ الْفِطْرَةِ: الْخِتَانُ، وَالْإسْتِحْدَادُ، وَ نَتْفُ الْإبْطِ، وَتَقْلِيْمُ الْأَظْفَارِ، وَقَصُّ الشَّارِبِ.

“Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi . Bersabda: Tuntunan fitrah itu ada lima (atau: lima dari tuntunan fitrah) yaitu: khitan, mencukur bulu di sekitar kemaluan, mencabut bulu ketiak, memotong kuku, dan memotong (menggunting) kumis”. (HR. Bukhari Muslim)

     Pada dasarnya, agama islam sangat menganjurkan kesehatan baik dari hal yang dianggap sepele atau kecil oleh manusia, sebab kalau di lihat dari kepentingan, apa yang bisa dilakukannya  oleh orang yang sehat lebih banyak dari pada yang dilakukannya oleh orang yang dalam keadaan sakit.

Manusia bisa beribadah, berjihad, berdakwah dan membangun peradapan dengan baik, jika fisik dalam kondisi yang baik dan kondusif. Jadi kesehatan fisik secara tidak langsung , merupakan factor yang cukup menentukan bagi tegaknya kebenaran dan terwujudnya kebaikan.

Sabda Rasulullah :

قَلِّمْ أَظَافِرَكَ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَقْعُدُ عَلَى مَا طَالَ تَحْتَهَا

“potonglah kukumu, sesungguhnya syetan duduk (bersembunyi) di bawah kukumu yang panjang”.

Hadits diatas dengan jelas menunjukkan adanya bakteri yang tersembunyi di bawah kuku-kuku, seperti bakteri thypoeid, desentri atau telur cacing.

Banyak bakteri yang hidup di bawah kuku yang panjang  dan kotor. Kondisi semacam ini dapat menularkan penyakit, yakni ketika kita setelah berak tidak mencuci tangan dengan bersih hingga bakteri yang ada pada tangan berpindah ke makanan.

Penyakit yang dipindahkan adalah semua penyakit yang dibawa lalat terutama typhoeid, solamania, desentri, keracunan makanan, dan telur cacing terutama cacing aksoris dan ascaris (cacing gelang, yaitu cacing yang hidup di dalam usus halus manusia) dan cacing pita dengan segala macamnya.

Kesehatan Dalam Pandangan Agama

Dalam pandangan agama, kesehatan merupakan kemaslahatan duniawi yang harus kita jaga selagi tidak bertentangan dengan kemaslahatan ukhrawi atau kemaslahatan yang lebih besar.

Kesehatan, kedokteran dan semacamnya sudah menyangkut kepentingan umum yang dalam pandangan Islam merupakan kewajiban kolektif (fardu kifayah) bagi kaum Muslimin.

Pada dasarnya, agama sangat menganjurkan kesehatan, sebab apa yang bisa dilakukan oleh seseorang dalam keadaan sehat lebih banyak daripada yang apa yang bisa dilakukannya dalam keadaan sakit.

Manusia bisa beribadah, berjihad, berdakwah dan membangun peradaban dengan baik, jika faktor fisik berada dalam kondisi yang kondusif. Jadi, kesehatan fisik, secara tidak langsung, merupakan faktor yang cukup menentukan bagi tegaknya kebenaran dan terwujudnya kebaikan.

Rosulullah sendiri pun senantiasa menjaga jiwanya agar tetap sehat, agar Beliau bisa selalu memberi tauladan kepada para Sahabatnya dan ummatnya.

Adapun beberapa cara yang dilakukan oleh Rosulullah untuk menjaga kesehatannya, antara lain sebagai berikut:

1. Bangunlah Sebelum Subuh

Bangun sebelum subuh dengan maksud melakukan shalat qiyamul lail dan melakukan shalat subuh dengan berjamaah.

Gerakan shalat sama manfaatnya dengan gerakan olah raga, udara subuh juga terbukti lebih segar dan fresh. Dengan melakukan hal trsebut juga akan memberikan kita berkah berupa pahala dan kenikmatan sehat.

2. Jagalah Kebersihan

Setiap hari Kamis dan jum’at Nabi Muhammad selalu rutin memotong kuku, mencuci rambut-rambut halus yang berada di pipi. Setiap hari nabi Muhammad juga selalu menggunakan harum-haruman dan tampil bersih dan rapi. Seperti yang sudah disebutkan di kata pengantar bahwasanya bagi umat islam kebersihan merupakan sebagian dari iman.

3. Tidak Makan dengan Berlebihan

Hal ini mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita kaum muslimin dan muslimat. Islam menganjurkan untuk makan sebelum kita lapar dan berhenti makan sebelum kita kenyang.

Karena menurut Islam perut kita dibagi menjadi tiga bagian, pertama bagian perut untuk makanan, kedua bagian perut untuk udara, ketiga bagian perut untuk air. Dengan menyeimbangkan tiga unsur itu, maka kita akan menemukan kesehatan.

4. Biasakan Jalan Kaki

Maraknya budidaya berkendara, baik berkendara roda dua dan roda empat atau motor dan mobil, orang jadi timbul rasa malas untuk berjalan kaki, tekadang bisa kita lihat, kebanyakan orang menggunakan kendaraan dengan tujuan yang dekat yang bisa di jangkau dengan jalan kaki, padahal banyak banget manfaat yang bisa di ambil dari berjalan kaki, selain melancarkan peredaran darah juga  memperkuat urat-urat kaki, dan masih banyak lagi yang bisa di ambil dari berjalan kaki.

Berjalan kaki bukan hanya anjuran  untuk menjaga kesehatan di dalam islam, banyak para ahli kesehatan yang menganjurkannya juga. Nabi Muhammad terkenal suka berjalan kaki, baik ke masjid, rumah sahabat, maupun pergi berjihad.

Dengan berjalan kaki akan membuat keringat kita keluar, kemudian pori-pori kita akan terbuka, aliran darah juga lebih lancar, dan pastinya akan membuat tubuh kita lebih sehat, namun bukan berarti sakit itu bukan bagian dari kebaikan, karna bagi umat islam, bila mau sabar dan ikhlas menghadapi ujian sakit yang menimpanya, maka berguguran dosa-dosa yang telah lalu.

Dari misi agama islam ialah mengajak manusia agar menjadikan setiap  kondisi dalam hidupnya sebagai sarana untuk mendulang kebaikan dan mendekatkan diri kepada Allah ta’alla, baik dalam kondisi sehat maupun sakit, kaya maupun miskin, kuat maupun lemah dan seterusnya.

5. Tidak Gampang Marah

Nabi Muhammad pernah membarikan nasihat “Jangan marah” kata tersebut diulangi selama tiga kali. Hal ini menunjukan bahwa pentingnya untuk menjaga emosi dalam islam, dan menunjukan bahwa kekuatan dan kesehatan seorang muslim tidak hanya ditentukan oleh tubuhnya tapi juga emosi, dan jiwanya.

Dalam satu riwayat hadist menyebutkan ‘’orang kuat bukanlah orang yang kuat bergulat, namun orang kuat itu adalah orang bisa menahan amarahnya,’’ maka dalam islam sangat dianjurkan tabah dan sabar dalam menghadapi setiap kondisi dan takdir Allah, baik dalam keadaan sakit maupun sehat.

KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapat kita lihat, bahwa islam sangat menganjurkan untuk selalu menjaga kesehatan, dimulai dari diri sendiri dan lingkungan.

Salah satu pesan Rosulullah adalah memanfaatkan masa sehatmu sebelum masa sakitmu, seperti dalam sabdanya:

عن ابن عبس رضي الله عنه قال: رسول الله صلي الله عليه وسلم قال: ﺇﻏﺗﻨﻢ ﺧﻤﺴﺎ ﻘﺒﻞ ﺧﻤﺲ؛ ﺤﻴﺎﺗﻚ ﻘﺒﻞ ﻤﻮﺗﻚ٬ ﻮﺼﺤﺗﻚ ﻘﺒﻞ ﺴﻘﻤﻚ ٬ﻮﻔﺮﺍﻏﻚ ﻘﺒﻞ ﺷﻐﻠﻚ ٬ﻮﺷﺒﺎﺒﻚ ﻘﺒﻞﻫﺮﻤﻚ٬ ﻮﻏﻨﺎﻚ ﻘﺒﻞ

Dari ibnu Abas r.a. berkata rasulullah , bersabda: “memanfaatkan lima perkara sebelum datangnya lima perkara; masa hidup sebelum datang matimu, masa sehatmu sebelum sakitmu, masa luangmu sebelum masa sibukmu, masa muda sebelum masa tuamu dan masa kayamu sebelum masa fakirmu”

Oleh karena itu, selagi kita masih diberi kesehatan marilah kita jaga lingkungan kita agar selalu bersih, karena kebersihan adalah langkah utama untuk mencapai kesehatan dan kita ajarkan kebersihan ini kepada adik-adik kita mulai dari dini agar mereka terbiasa dengan hidup sehat, sehingga akan menciptakan generasi-generasi yang unggul.

 

                                                                 Wallahu A’lam

 

 

07. November. 2022                                                                                                         PenaHati

 


Bahasa Sebagai Alat Komunikasi_ Hubungan Bahasa, Budaya dan Masyarakat

https://penahati-1307.blogspot.com/2022/11/bahasa-sebagai-alat-komunikasi-hubungan.html

Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri, dengan kata lain manusia membutuhkan individu lainnya dalam kelangsungan hidup. Oleh karena itu manusia perlu bahasa sebagai alat komunikasi atau berinteraksi dengan sesamanya dalam melangsungkan hidupnya sebagai mahluk sosial.

Sebagai Alat Komunikasi

Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi paling efektif antara individu dengan individu lain. Dengan bahasa seseorang dapat menyampaikan maksud yang dipikirkannya kepada orang lain.

Bisa ketahui bersama Bahasa disampaikan baik melalui lisan maupun dalam bentuk tulisan. Bahasa dan masyarakat tidak bisa dilepaskan karena bahasa dengan masyarakat memiliki kaitan erat, masyarakat tidak mungkin bisa berjalan tanpa bahasa begitu juga sebaliknya bahasa tidak akan ada jika tidak ada masyarakat.

Bahasa yang ada dalam masyarakat akhirnya menjadi kebiasaan yang diwariskan secara turun-temurun, Hingga bahasa pada masyarakat tersebut menjadi sebuah budaya yang menjadi suatu ciri khas masyarakat tersebut.

Juga Bahasa tidak hanya menentukan kebudayaan tetapi juga pola pikir  masyarakat pada suatu daerah tersebut. Untuk memahami budaya daerah tertentu maka hal yang pertama diperlukan adalah memahami bahasa pada masyarakat tersebut.

Antara bahasa, budaya dan masyarakat ternyata saling berkaitan dan memiliki hubungan yang erat, untuk mengetahui bahasa tentu kita harus mencari tahu mengenai arti dari bahasa itu sendiri.

Dan kemudian mencoba menghubungkan bahasa dengan kebudayaan, selanjutnya mengaitkan bahasa dennga masyarakat. Mengenai bahasa, budaya dan masyarakat akan coba dibahas lebih mendalam dalam karya tulis ini.

Pengetian Bahasa

Bahasa memiliki pengertian yang sangat luas karena bahasa merupakan alat komunikasi sosial seluruh manusia di dunia, banyak para ahli yang mencoba merumuskan mengenai pengertian bahasa, berikut beberapa ahli yang mencoba memberikan definisinya mengenai bahasa.

Pengertian Bahasa Menurut Para Ahli

Tarigan (1989:4), memberikan dua definisi bahasa. Pertama, bahasa adalah suatu sistem yang sistematis, barang kali juga untuk sistem generatif. Kedua, bahasa adalah seperangkat lambang-lambang mana suka atau simbol-simbol arbitrer.

Menurut Wibowo (2001:3), bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran.

Chaer dan Agustina (2009:11) secara sederhana, bahasa diartikan sebagai alat  menyampaikan sesuatu yang terlintas dalam hati. Namun, lebih jauh bahasa alat untuk beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan.

Dalam studi sosiolinguistik, bahasa diartikan sebagai sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi. Bahasa adalah sebuah sistem, artinya, bahasa dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sistem bahasa berupa lambang-lambang bunyi, setiap lambang bahasa melambangkan sesuatu yang disebut makna atau konsep.

Karena setiap lambang bunyi itu memiliki atau menyatakan suatu konsep atau makna, maka dapat disimpulkan bahwa setiap suatu ujaran bahasa memiliki makna. Contoh lambang bahasa yang berbunyi “nasi” melambangkan konsep atau makna sesuatu yang biasa dimakan orang sebagai makanan pokok.

Karakteristik Bahasa

Telah disebutkan di atas bahwa bahasa adalah sebuah sistem berupa bunyi, bersifat abitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi. Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa di antara karakteristik bahasa adalah abitrer, produktif, dinamis, beragam, dan manusiawi.

        1. Bahasa Bersifat Abritrer

Bahasa bersifat abritrer artinya hubungan antara lambang dengan yang dilambangkan tidak bersifat wajib, bisa berubah dan tidak dapat dijelaskan mengapa lambang tersebut mengonsepi makna tertentu. Secara kongkret, alasan “kuda” melambangkan ‘sejenis binatang berkaki empat yang bisa dikendarai’ adalah tidak bisa dijelaskan.

Meskipun bersifat abritrer, tetapi juga konvensional. Artinya setiap penutur suatu bahasa akan mematuhi hubungan antara lambang dengan yang dilambangkannya. Dia akan mematuhi, misalnya, lambang ‘buku’ hanya digunakan untuk menyatakan ‘tumpukan kertas bercetak yang dijilid’, dan tidak untuk melambangkan konsep yang lain, sebab jika dilakukannya berarti dia telah melanggar konvensi itu.

        2. Bahasa Bersifat Produktif

Bahasa bersifat produktif artinya, dengan sejumlah besar unsur yang terbatas, namun dapat dibuat satuan-satuan ujaran yang hampir tidak terbatas.

Misalnya, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan WJS. Purwadarminta bahasa Indonesia hanya mempunyai kurang lebih 23.000 kosa kata, tetapi dengan 23.000 buah kata tersebut dapat dibuat jutaan kalimat yang tidak terbatas.

        3. Bahasa Bersifat Dinamis

Bahasa bersifat dinamis berarti bahwa bahasa itu tidak lepas dari berbagai kemungkinan perubahan sewaktu-waktu dapat terjadi. Perubahan itu dapat terjadi pada tataran apa saja: fonologis, morfologis, sintaksis, semantic dan leksikon. Pada setiap waktu mungkin saja terdapat kosakata baru yang muncul, tetapi juga ada kosakata lama yang tenggelam, tidak digunakan lagi.

        4. Bahasa Bersifat Beragam

Meskipun bahasa mempunyai kaidah atau pola tertentu yang sama, namun karena bahasa itu digunakan oleh penutur yang heterogen yang mempunyai latar belakang sosial dan kebiasaan yang berbeda, maka bahasa itu menjadi beragam, baik dalam tataran fonologis, morfologis, sintaksis maupun pada tataran leksikon. Bahasa Jawa yang digunakan di Surabaya berbeda dengan yang digunakan di Yogyakarta. Begitu juga bahasa Arab yang digunakan di Mesir berbeda dengan yang digunakan di Arab Saudi.

        5. Bahasa Bersifat Manusiawi

Bahasa sebagai alat komunikasi verbal, hanya dimiliki manusia. Hewan tidak mempunyai bahasa. Yang dimiliki hewan sebagai alat komunikasi, yang berupa bunyi atau gerak isyarat, tidak bersifat produktif dan dinamis.

Manusia dalam menguasai bahasa bukanlah secara instingtif atau naluriah, tetapi dengan cara belajar. Hewan tidak mampu untuk mempelajari bahasa manusia, oleh karena itu dikatakan bahwa bahasa itu bersifat manusiawi.

Hubungan Bahasa, Budaya dan Masyaraka

Pengajaran bahasa sering dipisahkan dari pengajaran budaya (culture), bahkan ada yang menganggap bahwa bahasa tidak ada hubungannya dengan budaya. Memang diakui bahwa budaya penting untuk dipahami oleh pemelajar bahasa, tetapi pengajarannya sering terpisah dari pengajaran bahasa.

Memang mempertimbangkan aspek budaya dalam pembelajaran bahasa dengan lebih menekankan pada penggunaan bahasa, tetapi dalam pelaksanaannya bahasa masih dianggap sebagai satu sistem homogen yang terpisah dari interaksi penutur dalam kehidupan sehari-hari.

Bahasa adalah hasil budaya suatu masyarakat yang kompleks dan aktif. Bahasa dikatakan kompleks karena di dalamnya tersimpan pemikiran-pemikiran kolektif dan semua hal yang dimiliki oleh suatu masyarakat.

Bahasa dikatakan aktif karena bahasa terus berubah sesuai dengan perkembangan masyarakat. Oleh karena sifatnya tersebut, bahasa adalah aspek terpenting dalam mempelajari suatu kehidupan dan kebudayaan masyarakat.

Koentjaraningrat (1994), bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. Artinya, kedudukan bahasa berada pada posisi subordinat di bawah kebudayaan, tetapi sangat berkaitan. Namun, beberapa pendapat lain mengatakan bahwa hubungan antara bahasa dan kebudayaan merupakan hubungan yang bersifat koordinatif, sederajat dan kedudukannya sama tinggi.

Bahasa sebagai suatu sistem komunikasi adalah suatu bagian atau subsistem dari sistem kebudayaan, bahkan dari bagian inti kebudayaan. Bahasa terlibat dalam semua aspek kebudayaan, paling sedikit dengan cara mempunyai nama atau istilah dari unsur-unsur dari semua aspek kebudayaan itu. Lebih penting lagi, kebudayaan manusia tidak akan mungkin terjadi tanpa bahasa karena bahasalah faktor yang menentukan terbentuknya kebudayaan.

Bahasa sebagai alat komunikasi yang terdiri dari sistem lambang, yang dikomposisikan pada kerangka hubungan kelompok sosial, dapat berimbas pula pada struktur interaksi kebudayaan secara menyeluruh.

Para ahli sepakat mendefinisikan kebudayaan sebagai sebuah sistem struktur yang terdiri dari simbol-simbol, perlambang dan makna-makna yang dimiliki secara komunal atau bersama, yang dapat diidentifikasi, sekaligus bersifat publik.

Fungsi bahasa dalam arti luas dapat dipergunakan sebagai media komunikasi untuk menyampaikan segala perlambang kebudayaan antar anggota masyarakat. Sifat khas suatu kebudayaan memang hanya bisa dimanifestasikan dalam beberapa unsur yang terbatas dalam suatu kebudayaan, yaitu dalam bahasanya, keseniannya, dan dalam adat istiadat upacaranya.

Bahasa dan budaya, sangat sarat dengan daya-daya kohesif dan saling mempengaruhi, serta boleh dikatakan bahwa masing-masing entitas yang satu tidak bisa berdiri sendiri tanpa peranan yang lain.

Pembelajaran budaya suatu masyarakat hendaknya mengutamakan unsur-unsur bahasa yang digunakan dalam masyarakat tersebut. Budaya dan bahasa merupakan dua hal yang saling berkaitan erat. Untuk belajar suatu budaya sekelompok masyarakat, seseorang harus menguasai bahasa sekelompok masyarakat tersebut.

Chaer dan Agustina (2010), mengatakan bahwa bahasa itu bersifat unik dan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan budaya masyarakat pemakainya, maka analisis suatu bahasa hanya berlaku untuk bahasa itu saja, tidak dapat digunakan untuk menganalisis bahasa lain. 

Sedemikian eratnya hubungan antara kebudayaan dan bahasa sebagai wadahnya, hingga sering terdapat kesulitan dalam menerjemahkan kata-kata dan ungkapan dari satu bahasa ke bahasa yang lain. Sebagai contoh, perkataan village, dalam bahasa Inggris tidaklah sama dengan desa dalam bahasa Indonesia.

Sebab konsep village dalam bahasa Inggris adalah lain sekali dari desa dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu ungkapan yang pernah di keluarkan oleh penulis asing menyebut kota Jakarta sebagai big village akan hilang maknanya jika diterjemahkan dengan ” desa yang besar”.

Hal ini menegaskan kita pada hubungan antara bahasa dan kebudayaan, yaitu bahwa kunci bagi pengertian yang mendalam atas suatu kebudayaan adalah melalui bahasanya. Semua yang di bicarakan dalam suatu bahasa, terkecuali ilmu pengetahuan yang kita anggap universal, adalah tentang hal-hal yang ada dalam kebudayaan bahasa itu.

Karena itu maka perlu mempelajari bahasa jika kita ingin mendalami suatu kebudayaan ialah melalui bahasanya. Bahasa itu adalah produk budaya dan sekaligus wadah penyampai kebudayaan dari masyarakat bahasa yang bersangkutan.

Kesimpulan

Wibowo (2001:3), bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran.

Dalam studi sosiolinguistik, bahasa diartikan sebagai sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi. Sehingga dapat disimpulkan karakteristik bahasa yang pertama yaitu berisfat arbitrer yang artinya hubungan antara lambang dengan yang dilambangkan tidak bersifat wajib, bisa berubah.

Kedua Bahasa bersifat produktif artinya, dengan sejumlah besar unsur yang terbatas, namun dapat dibuat satuan-satuan ujaran yang hampir tidak terbatas. Ketiga bahasa bersifat dinamis berarti bahwa bahasa itu tidak lepas dari berbagai kemungkinan perubahan sewaktu-waktu dapat terjadi. Keempat Bahasa bersifat beragam karena faktor morfologii sosiol dan sebagainya. Kelima Bahasa bersifat manusiawi, sebagai alat komunikasi verbal, hanya dimiliki manusia, hewan tidak mempunyai bahasa.

Bahasa tidak bisa lepas dari kebuayaan karena bahasa merupakan hasil budaya suatu masyarakat yang kompleks dan aktif. Bahasa adalah aspek terpenting dalam mempelajari suatu kehidupan dan kebudayaan masyarakat.

Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. Artinya, kedudukan bahasa berada pada posisi subordinat di bawah kebudayaan, tetapi sangat berkaitan.Namun hubungan antara bahasa dan kebudayaan merupakan hubungan yang bersifat koordinatif, sederajat dan kedudukannya sama tinggi.

Oleh karena itu maka perlu mempelajari bahasa jika kita ingin mendalami suatu kebudayaan ialah melalui bahasanya. Bahasa itu adalah produk budaya dan sekaligus wadah penyampai kebudayaan dari masyarakat bahasa yang bersangkutan.  Wallahu A'lam

 


Artikel Menarik Lainnya