This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Musibah, 3 Sikap Terbaik Dalam Menyikapinya

 

Sikap yang Terbaik Dalam menyikapi Musibah

Harus kita akui, nikmat yang dianugerahkan Allah Ta’ala kepada kita, masih lebih banyak daripada musibah yang kita rasakan.

Musibah adalah sesuatu yang tidak disenangi. Padamnya listrik ketika dibutuhkan adalah musibah, paketan habis disaat deadline pun juga musibah.

Musibah berasal dari kata bahasa Arab yaitu ashaba yang artinya mengenai, menimpa, atau membinasakan. Musibah juga berarti kemalangan (al-baliyyah) atau setiap kejadian yang tidak diinginkan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia musibah berarti kejadian (peristiwa) menyedihkan yang menimpa, malapetaka atau bencana.

 “Menyikapi Musibah Menurut Syariat.”  Marilah kita merenungkan firman dalam Q.S. Al-An’am [6], ayat ke-65:

قُلۡ هُوَ ٱلۡقَادِرُ عَلَىٰٓ أَنْ يَّبۡعَثَ عَلَيۡكُمۡ عَذَابً۬ا مِّن فَوۡقِكُمۡ أَوۡ مِن تَحۡتِ أَرۡجُلِكُمۡ أَوۡ يَلۡبِسَكُمۡ شِيَعً۬ا وَيُذِيقَ بَعۡضَكُم بَأۡسَ بَعۡضٍ‌ۗ ٱنظُرۡ كَيۡفَ نُصَرِّفُ ٱلۡأَيَـٰتِ لَعَلَّهُمۡ يَفۡقَهُونَ (الانعام [٦]: ٦٥

“Katakanlah: Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti, agar mereka memahami (nya).”

Mengenai ayat di atas, dalam tafsir ringkas Kementerian Agama RI diterangkan, Allah Mahakuasa menyelamatkan manusia dari musibah dan bencana. Mahakuasa menimpakan musibah kepada yang dikehendaki-Nya.

Musibah dari atas seperti: hujan batu, badai, petir yang menggelegar, termasuk virus yang menyebar di udara dan lainnya.

Sedangkan musibah dari bawah yaitu: likuifaksi, gempa bumi, banjir bandang, tanah longsor, juga inflasi yang tidak terkendali, merajalelanya kejahatan, dan lainnya.

Makna يَلۡبِسَكُمۡ شِيَعً۬ا  adalah perpecahan umat, bisa jadi kerena pertarungan politik serta perebutan kekuasaan sehingga menimbulkan saling benci, saling menjatuhkan dan penindasan kepada sesama manusia.

Allah menurunkan itu semua agar manusia kembali kepada jalan yang benar, melakukan taubatan nasuha serta berpasrah diri kepada Allah , Sang Pencipta dan Pengatur alam semesta.

Hanya Allah saja, Dzat satu-satunya, tempat manusia bergantung, tempat kembali, dan berserah diri.

Orang beriman hendaknya menyadari, hakikat dari semua peristiwa yang terjadi di alam raya, baik berupa anugerah atau musibah, semua atas izin dan kehendak Allah , sebagaimana firman-Nya:

مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۗ … (التغابن [٦٣]: ١١

“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah,…” (QS. At-Taghabun [63]: 11)

Akan tetapi, dalam pandangan Islam, musibah terjadi adalah akibat dari kesalahan dan dosa-dosa manusia.

وَما أَصابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِما كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُوا عَنْ كَثِيرٍ (الشورى [٤٢]: ٣٠

“Dan segala musibah yang menimpa kalian adalah disebabkan oleh perbuatan tangan kalian. Dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan kalian).” (QS. Asy-Syuuraa [42]: 30)

Maka dari itu, tidak boleh kita menyalahkan ketetapan Allah , membenci takdir, dan mengambinghitamkan orang lain.

Sikap terbaik orang beriman dalam menghadapimusibah adalah: istighfar, muhasabah dan mengambil hikmah.

Sikap Terbaik Dengan Beristighfar

Beristighfar, memohon ampun kepada-Nya, kiranya memaafkan segala kesalahan dan dosa-dosa yang kita perbuat, mengganti musibah itu dengan karunia yang lebih baik, lebih berkah dan bermanfaat, dan membuat kita semua semakin dekat kepada-Nya.

Pada masa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasalam berada di Madinah, pernah terjadi gempa bumi. Beliau pun meletakkan tangannya ke bumi, seraya bersabda: “Tenanglah (wahai bumi), karena waktumu belum tiba.” Lalu kemudian, Nabi menghadapkan wajahnya kepada para sahabatnya dan bersabda, “Sesungguhnya Rabb kalian benar-benar sedang menegur kalian, maka perhatikanlah teguran-Nya.”

Setelah itu, terjadi lagi gempa bumi di masa Khalifah Umar bin Khattab Radhiyallahu anhu. Lalu Umar ingat sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasalam, yang artinya, “Sesungguhnya Rabb kalian menegur kalian, maka beramallah agar Allah ridha kepada kalian!” Umar pun mengingatkan kaum Muslimin agar menjauhi maksiat dan segera bertaubat.

Sesungguhnya bencana merupakan ayat-ayat Allah untuk menunjukkan kuasa-Nya, jika manusia tak lagi mau peduli terhadap syariat-syariat-Nya.

Sikap Terbaik Dengan Muhasabah

Ibnul Qoyyim dalam kitab “Al-Jawab Al-Kafy” mengungkapkan, “Terkadang Allah menggetarkan bumi dengan guncangan yang dahsyat, menimbulkan rasa takut, agar manusia kembali dan tunduk kepada Allah, meninggalkan kemaksiatan dan menyesal atas kekeliruannya.”

Pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz juga terjadi lagi gempa bumi. Lalu, beliau segera mengirim surat kepada seluruh wali negeri, “Sesungguhnya gempa ini adalah teguran dari Allah kepada hamba-hamba-Nya, dan saya memerintahkan kepada seluruh negeri untuk keluar pada hari tertentu, maka barangsiapa yang memiliki harta, hendaklah bersedekah dengannya.”

 Katakanlah apa yang diucapkan Nabi Adam Alaihi Salam saat terusir dari surga:

ربَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ (الاعراف[٧] : ٢٣

“Ya Rabb kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” (QS Al-A’raf [7]: 23)

Dan katakan pula, apa yang diucapkan Nabi Nuh Alaihi Salam:

,…وَإِلَّا تَغْفِرْ لِى وَتَرْحَمْنِىٓ أَكُن مِّنَ ٱلْخَٰسِرِينَ (هود [١١]: ٤٧)

“Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi.” (QS Hud [11]: 43)

Juga doa Nabi Yunus Alaihi Salam:

,…لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ (الانبياء[٢١] : ٨٧)

“Tidak ada Tuhan selain Engkau (ya Allah), sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zhalim.” (QS Al-Anbiya’ [21]: 87)

Sikap Terbaik Dengan Mengambil Hikmah

Terjadinya musibah, orang beriman harus bisa mengambil hikmah, memetik pelajaran berharga dari setiap peristiwa, sebagai bekal untuk meniti kehidupan selanjutnya.

Musibah datang, sejatinya agar manusia sadar, bahwa dirinya adalah makhluk yang sangat lemah lagi faqir di hadapan . Maka, tidak ada yang pantas disombongkan, tidak ada yang layak untuk dibanggakan.

Dr Aid Al-Qarni dalam bukunya, Laa Tahzan, mengatakan, musibah serta bencana diturunkan kepada manusia, untuk menunjukkan bahwa hanya Allah lah yang Mahakuasa.

Allah adalah Al-Jabbar, Dia melakukan sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya, tidak bisa diatur-atur, tidak bisa diintervensi makhluk-makhluk-Nya.

Akan tetapi, Allah juga Ar-Rahman dan Ar-Rahim, Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada semua hambanya. Bersama dengan musibah, Allah melimpahkan kasih sayang, berupa kafarah (penghapus dosa) bagi orang beriman.

Aid Al-Qarni mengutip pernyataan Imam Al-Ghazali yang menyatakan, seandainya seseorang tahu akan hikmah, kenikmatan dan pahala yang Allah Ta’ala sediakan bagi yang terkena musibah, niscaya manusia akan menghadapinya dengan sabar, tenang dan ridha terhadap segala takdir yang ditetapkan untuknya.

Sebagai penutup mari kita berdoa, semoga Allah memberi kekuatan, ketabahan, kesabaran dan kemudahan kepada saudara-saudara kita yang sedang tertimpa musibah, merahmati dan mengampuni segala dosa kaum Muslimin yang wafat dalam musibah.

Kiranya Allah menjaga kita dari segenap dan segala  musibah, melindungi kita dari segala bencana, serta memberi kekuatan dan kelapangan kepada kita semua untuk dapat membantu saudara-saudara kita yang sedang kesusahan atau tertimpa musibah.

 


Seribu Keinginan, Seribu Ujian, Tips Menggapai Cita-Cita

 

Seribu Keinginan, Seribu Ujian, Tips Menggapai Cita-Cita

Setiap muslim pastilah memiliki cita-cita mulia. Berhasil mendapatkan capaian ilmu yang mumpuni, menghasilkan karya-karya yang banyak dan keshalihan yang tinggi, hingga akhirnya meraih kenikmatan jannah yang abadi. ltulah dambaan, impian sekaligus idealisme masa depan yang dicinta setiap manusia.

Hanya saja, seringkali kecenderungan dan keinginan nafsu berbenturan dengan apa yang diidamkan  dan diinginkan oleh hati dan akal sehatnya,

Sangat jarang kita dapatkan keserasian arahantara cita-cita dan rasa suka, antara impian dan keinginan meskipun antarakeduanya tampak mirip.

Cita-cita adalah capaian yang hendak dituju sebagai harapan yang berasal dari hasil pemikiran matang, penuh kesadaran dan hadir dari ketulusan hati yang paling dalam. Sementara rasa suka dan keinginan biasanya muncul secara spontan, dan lebih dipengaruhi oleh dorongan nafsu.

Seribu Keinginan Nafsu

Sebagai sampel yang memperjelas perbedaan antara keduanya adalah hadits Nabi Muhammad bersabda, "Jannah diselimuti oleh berbagai hal yang tidak disukai. " (HR Muslim)

Ketika seseorang memiliki cita-cita masuk jannah, maka dia harus menempuh apa-apa yang tidak disukai nafsunya, dan meninggalkan keinginan-keinginan nafsunya.

Nafsu ingin makan minum sesuai selera, namuñ cita-cita jannah mengharuskan ia mencukupkan dengan yang halal saja.

Nafsu ingin menjalin hubungan dengan setiap wanita yang disukainya namun cita-cita jannah mengahruskan ia mengikuti batasan yang ditetapkan oleh Allah yang memiliki jannah,

Begitulah, antara cita-cita dan keinginan takberjalan seirama. Inilah konsekuensi yang harus dibayar untuk sebuah cita-cita serta bagi seorang yang ingin terwujud cita-citanya.

Anehnya,  banyak orang-orang yang berjalan sesuai keinginan nafsunya saja, menempuh jalan menuju neraka, lalu berharap bahwa finish dari perjalanannya adalah jannah. Padahal kita ketahui masing-masing jalan memiliki karakter yang berbeda, dan berakhir pada finish yang berbeda pula.

Maka kita dapatkan, keinginan nafsu berdiri sebagai penghalang cita-cita. Termasuk dalam hal duniawi, apalagi ukhrawi, cita-cita ingin kaya, tapi leha-leha lebih dia suka dari pada gigih dalam bekerja.

Berharap menjadi ulama atau cendikia serta pengusaha sukses, tapi lebih suka mengisi waktu dengan hiburan katimbang membaca buku dan menghadiri majlis ilmu.

Juga ingin memiliki tubuh yang sehat selalu, tapi lebih suka  makanan enak yang beresiko daripada menu yang sehat, dan begitulah seterusnya, itu sia-sia belaka, semua berfinis pada harapan yang semu belaka.

Ambil pula contoh dari diri kita sendiri. Cobalah kita pikirkan, masa depan seperti apa yang ingin kita dapatkan, lalu bandingkan dengan keinginan-keinginan yang antri berdatangan, niscaya kita  dapatkan keduanya saling sejajar dan sama jumlahnya.

Padahal sunnatullah yang berlaku, Allah menghendaki bagi siapapun yang memiliki cita-cita, ia harus mengorbankan banyak keinginan yang bertentangan dan menghalangi cita-cita.

Imam Hasan abBashri tahimahullah betkata, “Takkan kau dapatkan apa yang kamu cinta, kecuali dengan meninggalkan apa yang kamu suka. "

Kisah Tokoh Umat Islam

Para imam dan tokoh-tokoh umat Islam menjadí contoh nyata tentang hal ini, Tidaklah mereka sampai ke derajat yang sedemikian rupa, kecuali telah melampaui fase ini, Mereka meninggalkan hobi dan kesenangan yang berpotensi merampas cita-cita mereka.

Imam Bukhari dengan kecerdasan dan kekuatan hafalan yang luar biasa, itu karena banyak kesenangan ragawi yang berhasil beliau tinggalkan. Beliau sedikit tidur di malam hari, meski tabiat manusia ingin berlama-lama untuk tidur.

Beliau pernah bangun dari tidurnya di suatu malam, lalu beliau menyalakan lampu dan mencatat ilmu yang terlintas di benaknya, lalu ia mematikan lampu kembali.  Kemudian, ia bangun Iagi dan melakukan hal yang sama.

Demikianlah, sampai hal itu terjadi lebih kurang dua puluh kali, seperti yang tersebut  dalam kitab 'Shafahaat min Shabril Ulama'.

Menghadapi Seribu Ujian

Tak hanya menahan diri dari seribu keinginan yang menghalangi cíta-cita, namun juga dibutuhkan kesabaran menghadapi seribu ujian dalam perjalanan. Dia harus bersabar menikmati pahit getirnya  perjuangan.

Kita perhatikan nasihat Hasan al-Bashri, dia berkata, "Takkan kau raih cita-cita, kecuali dengan bersabar terhadap  apa yang tidak karna suka. "

Kalaulah bukan karena keletihan dan kepayahan tentu semua manusia akan menjadi tokoh, jumlah yang mampu menggapai cita-cita hanya sedikit, karena sedikit yang mampu bertahan menghadapi panasnya ujian dan derasnya hujan penderitaan.

Imam asy-Sya'bi rahimahullah yang kecerdasannya luar biasa, saat ditanya, "Bagaimana Anda mendapatkan ilmu sebanyak ini?" Beliau menjawab, "Dengan tanpa berpangku tangan, mengembara ke pelosok negeri, dengan bersabar tanpa kefuhan layaknya benda mati, dan dengan berpagi-pagi dalam mencan Ilmu. "

Semakin tinggi cita-cita, makin besar pula ujian merintang yang akan hadapan. Tidak aneh, jika para Nabi adalah orang yang paling berat ujiannya di antara manusia, karena bersikeras untuk bisa menggapainya serta kuat menahan keinginan nafsu.

Ringkasnya, kita tidak perlu takut untuk bercita-cita, yang kita butuhkan adalah kesiapan kita menghadapi konsekuensi yang harus kita bayar untuk mewujudkannya.

Seperti dikatakan ahli  yang memiliki cita-cita besar, hendaknya menyiapkan ketahanan diri menghadapi seribu ujian, dan hendaknya menahan seribu keinginan sebelum sampai kepada tujuan.

Kalaulah bukan karena beratnya masyaqqah (keletihan dan kepayahan) tentu semua manusia akan menjadi tokoh. Jumlah mereka sedikit, karena hanya sedikit yang mampu bertahan menghadapv panasnya ujian dan hujan penderitaan.

Ada imam asy-Sya'bi rahimahullah yang memiliki ilmu dan kecerdasan luar biasa, saat ditanya, "Bagaimana Anda mendapatkan ilmu sebanyak ini?" Beliau menjawab, "Dengan tanpa berpangku tangan, mengembara ke pelosok negeri, dengan bersabar tanpa keluhan layaknya benda mati, dan dengan berpagi-pagi dalam mencari ilmu."

Semakin tinggi cita-cita, makin besar pula ujian merintang di hadapan. Tidak aneh, jika 25 Nabi dan Rasul adalah orang yang paling berat ujiannya di antara manusia.

Ringkasnya, kita tidak perlu takut untuk bercita-cita, hanya saja yang kita butuhkan adalah kesiapan kita menghadapi konsekuensi yang harus kita bayar untuk mewujudkannya.

Seperti dikatakan ahli. “Bagi yang memiliki cita-cita besar, hendaknya menyiapkan ketahanan diri menghadapi seribu ujian, dan hendaknya menahan seribu keinginan  sebelum sampai kepada tujuan."

Semoga Allah memudahkan jalan kita untuk meraih cita-cita dan suatu harapan yang baik untuk hidup kita dan keluarga serta orang yang berada di sekitar kita. aamiin.

 

Gempa Bumi Cianjur, Ketua MUI Ajak Masyarakat Untuk Perkuat Sedekah Untuk Korban Bencana

https://penahati-1307.blogspot.com/2022/11/gempa-bumi-cianjur-ketua-mui-ajak.html

Majelis UlamaIndonesia (MUI) mengajak seluruh rakyat indonesia memperkuat solidaritas dengan menyalurkan sebagian hartanya untuk membantu korban terdampak gempa di Cianjur, Jawa Barat.

Gempa bumi yang terjadi Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, diduga akibat pergerakan dari Sesar Cimandiri, pada Senin (21/11/2022) siang. Gempa ini pun menelan korban jiwa dan terluka serta kerugian material.

Menanggapi musibahgempa bumi, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Sodikin Masduki, mengajakuntuk lebih mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala, memperkuat solidaritas, dan menyalurkan hartanya untuk bersedekah.

“Hendaknya seluruh umat Islam, serta seluruh anak bangsa harus lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, saling menguatkan, dan menyalurkan hartanya bagi saudara kita yang terdampak korban gempa bumi di Sesar Cimandiri,” ujar Ketua MUI Sodikin Masduki dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Kamis (24/11).

Sodikin mengatakan, bencana yang terjadi, harus disikapi dengan penuh kesabaran dan penuh hikmah. Karena pada setiap musibah atau bencana yang terjadi pasti menyimpan hikmah di dalamnya.

“Karena mau sekuat apapun kita untuk mencegahnya, kita tidak mungkin mampu atau bisa mengelak, dan menolak,” ujarnya.

Menurutnya, dalam perspektif agama, apapun yang terjadi tidak terlepas dari perilaku manusia atau SDM itu sendiri, agar setelahnya kembali kepada-Nya.

Ia mengingatkan, umat untuk terus bersabar, berikhtiar, berdoa, bertawakal, dan memohon ampun kepada Allah SWT, agar musibah yang terjadi ini segera berakhir.

Majelis Ulama Indonesia (MUI), melalui Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) telah menugaskan sejumlah relawan kemanusiaan berangkat ke Cianjur mendirikan posko bencana bekerjasama dengan relawan kelompok lain sejak Senin malam.

Akhmad Baidun (Sekretaris LPB MUI) mengatakan, bahwa MUI berkoordinasi dengan BNPB, Tim Penanggulangan Bencana Indonesia (PBI), Basarnas, LSM lainnya terkait kebencanaan untuk penanganan korban.

“Kita kerahkan personil dan peralatan penunjang seperti ambulan ke lokasi bencana,” kata dia.

Sekretariat LPB MUI juga menyiapkan bantuan yang dibutuhkan seperti obat-obatan maupun bantuan logistik untuk korban bencana. “Kami juga siapkan tim medis bersama lembaga Indonesia Care di lapangan,”

Dia pun mengingatkan umat untuk terus bersabar, berikhtiar, berdoa, bertawakal, dan memohon ampun kepada Allah SWT. Agar musibah yang terjadi ini segera berakhir.

Menutup pemaparannya, kiai Sodikin memberikan arahan kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk segera merespon melalui tangan lembaga penanggulangan bencana.

FILM SEBAGAI MEDIA DAKWAH, PENGERTIAN DAN FUNGSI DAKWAH



Dakwah adalah sesuatu kewajiban yang datang dari Allah Ta'alla, yang Wajid dan harus  ditunaikan oleh semuat umat Islam yang ada di dunia ini. Dakwah juga wujud konkret amar ma’ruf nahi munkar, dengan tujuan umum yaitu memberikan suara dan warna dalam gerak hidup di masyarakat, serta memberikan peringatan dan dorongan untuk berbuat baik dengan tepat dan benar.

Dakwah merupakan suatu proses komunikasi. dalam ilmu komunikasi dikatakan efektif apabila tercapainya motif komunikasi dari komunikator ke komunikan. dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dakwah disebut efektif apabila tercapai dari tujuan dakwahnya, yaitu membawa manusia ke jalan yang lebih baik, jalan yang di ridhai oleh Allah.

Melihat begitu pentingnya dakwah,  maka dakwah tidak boleh dilakukan secara sembarangan, harus menggunakan metode-metode tertentu. Maka dari itu, Seorang da’i atau biasa disebut komunikator harus benar-benar memahami karakter dari mad’u atau komunikan yang memiliki karakter beragam. Hal seperti itu dimaksudkan agar pesan dakwah yang disampaikan oleh komunikator (da’i) dapat diterima oleh komunikan (mad’u) dengan baik dan tepat.

Media massa elektronik, seperti televisi, radio dan internet adalah salah satu metode dakwah yang dapat dilakukan melalui jarak jauh sekalipun. Melalui media elektronik juga da’i dapat menyampaikan pesan dakwah yang layak terhadap objek yang jangkauannya cukup luas.

Jadi dilihat dari segi perkembangan elektronik, televisi termasuk media yang tempat buat sarana berdakwah, dakwah melalui film bisa di sebut salah satu metode dakwah yang paling kuat daya tariknya, karena televisi bersifat audio visual (dapat dilihat dan didengar) dan segala sesuatunya terlihat hidup dan dapat membawa khalayak seolah-olah berada ditempat peristiwa sesuai yang disiarkan oleh pemancar televisi.

Salah satu cara yang menarik di zaman modern ini adalah dakwah melalui film-film yang ditayangkan di televisi (TV) ataupun di Bioskop. Ternyata cara ini memang terbukti sangat efektif.

Pengaruh televisi pada sistem komunikasi tidak lepas dari pengaruh aspek-aspek kehidupan pada umumnya. Seperti yang diungkapkan oleh Dr. R. Mar’at dari Unpad, acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, padangan, persepsi dan perasaan para penonton. (Effendi, 1999 : 41).

Dalam tayangan film, dakwah dilakukan dengan cara memberikan peringatan melalui contoh-contoh aplikasi kehidupan yang Islami melaui gambar dan suara. Dengan demikian, Umat Islam diingatkan untuk tetap konsisten dalam kebajikan sehingga tidak mudah terjebak dalam kesesatan.

Namun yang menjadi permasalahan saat ini adalah masalah keamanan dan ketentraman jiwa. Berbagai tindak penyimpangan sering kali dilakukan para remaja, bukan hanya oleh orang dewasa.

Remmers dan Hackett mengatakan, usia remaja yaitu dari umur 12 sampai dengan 21 tahun. Dapat dikatakan sebagai masa-masa transisi. Pada masa transisi ini, pada umumnya kejiwaan seseorang dalam kondisi labil.

Biasanya mereka menjadi sensitif, meledak-ledak dan mengambil tindakan tanpa berpikir panjang, sehingga banyak sekali masalah yang ditimbulkan akibat dari tindakan itu. Remaja adalah generasi penerus bangsa dan negara, dimana ditangan merekalah nantinya agama dan negara ini dipegang.

Sebab kita harus Meningkatkan Dakwah, membina dan dibimbing agar menjadi generasi yang tangguh dan berakhlakul karimah yang baik, karena merekalah yang akan menentukan maju atau mundurnya negara dan agama ini.

Dakwah bersifat umum atau universal atau dapat diartikan dakwah hendaknya dapat dilakukan oleh setiap muslim kepada seluruh umat manusia. Meskipun hanya menyampaikan satu ayat, tapi itu adalah kewajiban bagi setiap muslim untuk menyampaikan termasuk kepada para remaja sebagai sumber objeknya.

Semakin banyaknya film-film yang bertemakan religi sebagai wujud bentuk dakwah pada masa kini, bisa di pastikan film termasuk media dakwah yang tepat untuk menyampaikan isi atau pesan dakwah dengan tepat dan menarik.

Dengan begitu harapan saya dunia perfilman Indonesia bisa mengeluarkan film-film yang bertemakan Islami, agar bisa menjadi sarana untuk menciptakan dan mendidik masyarakat yang berkarakter baik dan berbudi yang luhur.



kesehatan dalam pandangan islam

                                                            
                         


                                                                                                                         

KONSEP PRODUKSI ACARA RADIO, MENGENAL DAN MEMAHAMI INFORMASI SEPUTAR PRODUKSI RADIO

https://penahati-1307.blogspot.com/2019/11/a.html

Seiring dengan perkembangan jaman serta perubahan cara pandang terhadap kemajuan teknologi dan informasi, kini bahasa tidak dilihat sebagai alat komunikasi dan asset kebudayaan melainkan sebagai sarana perhubungan dan asset bidang ekonomi, politik, serta strategi hubungan global.

Menurut Keraf (2005:5) bahasa memiliki dua pengertian. Pertama, bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal.

Bahasa digunakan alat komunikasi antar dua orang atau lebih dengan alat bantu yang disebut media. Menurut Keraf (2005:27), media adalah sebagai wadah atau sarana.

Dalam bidang komunikasi, istilah media sebenarnya adalah penyebutan singkat dari media komunikasi. Media komunikasi atau biasa disebut media massa sangat berperan dalam mempengaruhi perubahan masyarakat.

Dalam tulisan ini kami akan membahas mengenai produksi siaran radio, seperti kita ketahui Radio merupakan salah satu bentuk media massa yang banyak digunakan masyarakat untuk mengakses informasi.

Radio adalah sarana imajinasi, komunikasi dan sahabat sehingga lebih dari sekedar penyampaian dilapangan. Sebagaimana sifatnya radio hanyalah media massa auditif yang tidak menyuguhkan rangkaian gambar peristiwa.

Oleh karena itu, radio membutuhkan komunikator jenis baru yang bisa membantu pendengar beraktifitas, berimajinasi dan mendapatkan informasi. Komunikator jenis baru itu adalah penyiar (announcer) yang mana juga berfungsi sebagai juru bicara radio kepada listener.

Konsep Produksi Acara Radio

Konsep prudiksi acara radio, memahami informasi seputar produksi radio, untuk mengetahui fungsi media radio secara umum serta kelebihan dan kelemahan radio.

Produksi siaran radio mengandung beberapa kekuatan utama media, antara lain :

1. Sebagai kekuatan sosial

Dalam pembuatan programnya bisa mengandung hubungan kepentingan, baik itu kepentingan yang baik maupun kepentingan yang buruk bagi masyarakat. Acara yang ditawarkan oleh penyiaran radio biasanya mencerminkan ”need and wants” yang bernilai bagi masyarakat.

2. Sebagai sumber informasi

Secara etika, memang radio memiliki kelebihan dengan koran – ”jika stasiun radio menyiarkan berita atau informasi yang menarik dan disukai oleh pendengar, hal ini bisa digunakan sebagai alat untuk meningkatkan jumlah nilai jual bagi stasiun penyiaran radio yang bersangkutan.

3. Sebagai alat penting media periklanan

Dalam penyiaran radio, memiliki kemampuan untuk meyakinkan pendengar, karena mengandung tujuan agar masyarakat mendengarkan promosi produk sehingga berdampak pada penjualan produk tersebut.

Karena itu, perkembangan penyiaran radio masa kini, lebih berorientasi kepada industri Penyiaran radio juga berfungsi sebagai sumber informasi utama untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat.

Selain hiburan atau musik, acara berita atau berbagai informasi adalah jenis program yang disukai oleh masyarakat.

Program Acara Radio

Untuk menentukan program acara radio diperlukan hal-hal sebagai berikut yaitu:

1. Segmentasi

Segmentasi adalah suatu cara pandang atau mental berpikir yang membantu seseorang melihat isi dunia atau bisa juga disebut sebagai suatu strategi dalam memahami struktur pasar. Dalam pengertian radio segmentasi dapat diartikan sebagai kelompok orang yang ingin diraih sebagai pendengar radio.

2. Targeting

Targeting adalah persoalan bagaimana memilih menyeleksi dan menjangkau pasar. Targeting mempuyai dua fungsi yaitu, yang pertaman menyeleksi sasaran sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu (selecting), dan yang kedua menjangkau sasaran tersebut (reaching) untuk mengkomunikasikan nilai.

Bagi penulis naskah yang bekerja pada radio siaran yang telah memiliki format stasiun tertentu tidak sulit mengintifikasikan kelompok audiens yang ditujunya. Bagi penulis naskah yang bekerja pada stasiun penyiaran yang tidak tertentu

3. Formating

Formating adalah cirri atau karakteristik suatu stasiun penyiaran radio berdasarkan bagian dominan dari isi siaran secara keseluruhan yang penetapannya dikaitkan dengan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran yang akan dijangkau oleh stasiun tersebut.

4. Positioning

Pengertian positioning dalam radio adalah identitas radio yang ingin selalu diingat dalam imajinasi pendengar. Positioning adalah klaim yang berisi citra dan keunikan yang ada di sebuah radio.

Seperti contoh positioning dalam stasiun “oldies”-nya adalah “the music that you feel good” yang artinya “music yang terasa enak”. Dalam mengambil positioning stasiun radio yang harus memiliki kompetitor. Setelah itu barulah bisa menentukan format sebagai cara dalam merealisasikan semua hal diatas.

Menurut Dominick  Format Radio Terdiri Dari Beberapa Kategori Yaitu:

1. The music format

Musik merupakan kategori paling luas dan termaksuk di dalamnya banyak pembagian-pembagian dan macam-macamnya.

2. Black and Ethnic Format

Format ini ditunjukkan para pendengar berdasarkan pada ras dan kebangsaan.

3. Voice Tracking

Salah satu trend kontroversial dalam industri adalah voice tracking. Voice tracking menggunakan salah satu DJ yang memainkan lagu intro-intro, extros dan chatter untuk program musik beberapa stasiun radio yang berbeda. Keuntungan paling besar dari voice tracking adalah hemat biaya.

4. Format Homogenization

Ada banyak alasan-alasan mengenai tren homogenisasi ini hal yang paling utama adalah peningkatan konsolidasi pada industri.

5. News / Talk Format

Format talk menarik pada kelompok yang sama, tidak seperti format musi yang tidak menuntut pendengar mereka untuk lebih memperhatikan, talk format membutuhkan konsentrasi pendengar pada program yang disampaikan agar dapat mengikuti apa yang disampaikan dalam program tersebut.

6. Programming

Programming radio adalah isi materi yang disiarkan oleh stasiun radio. programming adalah pekerjaan menata atau mengatur elemen seperti acara radio sedemikisn rupa guna mendapatkan dan mengembangkan pendengar serta faktor paling penting menentukan kesuksesan pada suatu radio.

Prudukdi Siaran Radio

Program radio yang bisa kita nikmati setiap saat itu membutuhkan kegiatan produksi yang akan melibatkan elemen-elemen tertentu di dalamnya. Adalah hot clock dan rundown, yang menjadi rambu-rambu bagi program radio agar tidak keluar jalur.

Kedua hal tersebut menjadi tanggung jawab seorang program director, karena kesuksesan sebuah program tentu akan bermula dari perencanaan dan pengaturan elemen-elemen yang baik dalam sebuah program tersebut.

Hot clock dan rundown itu disusun berdasarkan jenis programnya. Walau pun terdapat beberapa pendapat yang berbeda mengenai pembagian jenis program radio, pada dasarnya secara umum program radio terbagi menjadi 2; yaitu: yang pertama hiburan dalam hal ini musik, diskusi dsb, yang kedua non hiburan, atau informasi, dalam hal ini non-musik. Sebuah konsep yang juga tak bisa dilepaskan dari produksi program radio adalah kreativitas.

Kreativitas ini meliputi unsur kebaruan, berbeda, namun orisinil. Kreativitas inilah yang menentukan apakah program radio tersebut akan berumur panjang atau tidak. Juga tidak kalah penting dalam produksi siaran radio adalah naskah radio atau radio script.

Mungkin banyak yang tidak menganggap naskah radio sangat penting. Namun, dengan menggunakan rumus ‘back to the basic’, naskah radio menjadi sangat penting karena memberikan banyak manfaat bagi perkembangan suatu program.

Program Radio

1. Berita/jurnaslitik: Copy, voice, feature

2. Hiburan: Music, Talkshow, Kuis, Plus kemasan-kemasan lain dan pendukung

Iklan, Radio Eksposure/Promo, Station Id’s, dan Opening/Closing (Tune/Cue)

3. Tim Produksi

a. Hiburan/Musik: Produser, Penulis Naskah/Riset dan Direktur Musik  (Music Director)

b. Berita: Produser, Reporter, Penulis Naskah/Riset, Operator Produksi, Kemasan Pendukung: Produser/Kreator, Penulis Naskah dan Operator Produksi

4. Tugas Tim Produksi

Tugas tim produksi antara lain :

Produser bertanggung jawab atas produk yang dihasilkan, menyediakan produk tepat pada waktunya, Mengkoordinir tim produksi, mengatur alur kerja tim produksi, menyediakan semua keperluan tim produksi dan Menjadi jembatan tim dengan pihak lain. Diantara tugas tim produksi radio yaitu:

1. Penulis Naskah

·         Menyediakan bahan tepat pada waktunya.

·         Menyediakan naskah sebagai bahan produksi/bahan siaran.

·         Memastikan keakuratan data dan pengayaan data melalui riset.

2. Reporter:

·         Menyediakan naskah siap baca.   

·         Mencari bahan di lapangan/luar kantor.

·         Menyampaikan laporan dari lapangan

3. Direktur Musik (Music Director):

·         Menyediakan musik yang dibutuhkan.

·         Memberikan masukan musik yang tepat.

·         Melaksanakan tugas tersebut sesuai waktunya.

4. Operator Produksi :

·         Memproduksi sesuai perintah produser.

·         Memiksing bahan mentah menjadi sebuah bahan layak siar.

·         Mengerjakan dalam tempo sesuai keperluan tim.

Kesimpulan

Radio merupakan sumber informasi yang kompleks, mulai dari fungsi tradisional, radio sebagai penyampai berita dan informasi, perkembangan ekonomi, pendongkrak popularitas, hingga propaganda politik dan ideologi.

Bagi pendengarnya, radio adalah teman, sarana komunikasi, sarana imajinasi, dan pemberi informasi. Di Indonesia, radio sebagai media yang terkait dengan medium kebutuhan lokal.

Media komunikasi massa yang hanya memiliki skala lokalitas suatu daerah tertentu berbeda dengan televisi dan film yang skalanya nasional. Perkembangan radio di Indonesia dimulai dari zaman penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, masa kemerdekaan, dan zaman orde baru.

Radio siaran disebut sebagai “The Fifth Estate” atau memilki lima kekuatan yaitu, fungsi kontrol sosial, memberikan informasi, menghibur, mendidik serta melakukan kegiatan persuasif. Kehadiran media radio tidak dapat dilepaskan dari inovasi teknologi yang dilakukan Marconi.

Penggunaan media ini mempengaruhi banyak aspek kehidupan khususnya dalam bidang sosial dan ekonomi. Masyarakat sebagai pengguna teknologi radio berlanjut terus saat kemunculan teknologi radio yang bersifat penyiaran.

Radio mudah beradaptasi dan sering dengan kehebatanya menyajikan bentuk siaran “live” (secara langsung), tidak memerlukan pemrosesan film, tidak perlu menunggu proses pencetakan. Bahkan pada saat ini radio digunakan sebagai media pendidikan yang menggunakan konsep dan juga fakta.

 

 

                                                                                                                   



HIJRAH RASULLULLAH DAN PARA SAHABAT, 6 PELAJARAN SERTA HIKMAH YANG PENTING

 

https://penahati-1307.blogspot.com/2022/11/hijrah-rasullullah-dan-para-sahabat-6.html

Firman Allah :

إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجٰهَدُوا فِى سَبِيلِ اللَّهِ أُولٰٓئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ (البقرة [٢]: ٢١٨)

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang berhijrah, dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (Q.S. Al Baqarah [2]: 218)

Ayat diatas merupakan salah satu ayat yang menjelaskan keutamaan hijrah. Pada ayat ini disebutkan tiga tingkat penyempurnaan iman.

Pertama, iman kepada Allah. Kedua, sanggup hijrah karena iman. Ketiga, sanggup berjihad pada jalan Allah.

Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah :

وَأَنَا أَمُرُكُمْ بِخَمْسٍ بِالْجَمَاعَةِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَالْهِجْرَةِ وَالْجِهَادِ فِي سَبِيْلِ اللَّهِ... الحديث (رواه أحمد)

“Dan perintahkan kepada kalian dengan lima perkara: berjama’ah, mendengar, thaat, hijrah, dan berjihad di jalan Allah…” (H.R. Ahmad)

Orang yang beriman dan ikut berhijrah bersama Rasulullah dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah orang yang pantas memperoleh rahmat serta ridha Allah.

Pengertian Secara Bahasa

Hijrah secara bahasa berarti berpindah, meninggalkan, berpaling, dan tidak mempedulikan lagi. Sedang secara istilah, mempunyai beberapa pengertian antara lain:

1)     Meninggalkan tempat yang dikuasai orang kafir.

2)     Menjauhkan diri dari dosa yang dilarang Allah.

 

الْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ (رواه البخاري)

“Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang Allah.” (H.R. Bukhari)

Dalam sejarah Islam, hijrah biasanya dihubungkan dengan kepindahan Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah. Dalam hal ini, hijrah berarti berkorban karena Allah, yaitu memutuskan hubungan dengan yang dicintai demi tegaknya kebenaran dengan jalan berpindah dari kampung halaman ke negeri lain.

Hijrah adalah sunnah para Rasul sebelum Nabi Muhammad dan terbukti menjadi prelude (pendahuluan) bagi keberhasilan perjuangan. Pada hijrah Rasulullah dari Makkah ke Madinah membuktikan kebenaran pernyataan ini.

Secara lahiriah hijrah ini tampak sebagai kerugian karena harus kehilangan negerinya. Tetapi kehilangan ini diganti oleh Allah dengan pesatnya perkembangan Islam di Madinah bahkan akhirnya Makkah dapat kembali ke pangkuan beliau dan para sahabat dalam sebuah kemenangan yang gilang gemilang.

Hijrah Karena Allah

وَمَنْ يُهَاجِرْ فِى سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِى الْأَرْضِ مُرٰغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً ۚ وَمَنْ يَخْرُجْ مِنۢ بَيْتِهِۦ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُۥ عَلَى اللَّهِ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا (النساء [٤]: ١٠٠)

“Dan barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di Bumi ini tempat hijrah yang luas dan (rezeki) yang banyak. Barang siapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (Q.S. An-Nisa’ [4]: 100)

Hijrah Rasulullah dan para sahabatnya banyak sekali memberi pelajaran kepada kita, antara lain:

1. Pentingnya Persiapan/Perencanaan (Planning)

Sebelum melaksanakan hijrah beliau telah membuat perencanaan yang matang. Beliau menentukan jalan yang akan dilalui yang berbeda dengan rute jalan yang biasa dilalui menuju ke Yatsrib.

Dan juga membayar petunjuk jalan yaitu Abdullah bin Uraiqith, memilih sahabat yang akan menemaninya, yaitu Abu Bakar, sampai memerintahkan Ali bin Abi Thalib untuk menggantikan beliau di tempat tidurnya dan mengembalikan barang-barang yang dititipkan kepada beliau.

2. Membangun Masjid

Dalam perjalanan menuju Madinah, ketika sampai Quba’ (berjarak 5 km dari Madinah), Rasulullah membangun masjid pada tempat itu. Inilah masjid yang pertama dibangun sebelum beliau sampai Madinah. Masjid digambarkan oleh Allah dalam Al-Qur’an:

لَا تَقُمْ فِيهِ أَبَدًا ۚ لَّمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَىٰ مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَن تَقُومَ فِيهِ ۚ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَن يَتَطَهَّرُوا ۚ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ (التوبة [٩]: ١٠٨)

“Janganlah engkau melaksanakan shalat dalam masjid itu selama-lamanya. Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar takwa, sejak hari pertama adalah lebih pantas engkau melaksanakan shalat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Allah menyukai orang-orang yang bersih.” (Q.S. At-Taubah [9]: 108)

Setelah sampai Madinah beliau membangun Masjid Nabawi. Lokasi masjid semula tempat penjemuran kurma milik anak yatim Sahl dan Suhail bin Amr, yang kemudian dibeli oleh Rasulullah untuk dibangun masjid serta rumah beliau.

3. Pengorbanan dalam Perjuangan

Abu Bakar membeli dua ekor unta dan menyerahkannya sebagai hadiah untuk kendaraan untuk hijrah ke Yatsrib (Madinah), beliau menolaknya dan bersikeras untuk membelinya. Di sini beliau mengajarkan bahwa untuk mencapai usaha besar diperlukan pengorbanan yang maksimal.

Pengorbanan ini pula yang dilakukan oleh seluruh sahabat yang ikut hijrah bersama beliau. Mereka tinggalkan keluarga, tanah kelahiran, harta yang mereka cintai demi dapat berhijrah. Di antara pengorbanan para sahabat yang diabadikan dalam Al-Qur’an, pengorbanan Suhaib Ar-Rumi, saudagar kaya yang berasal dari Romawi yang meninggalkan seluruh hartanya di Makkah agar dia dapat berhijrah.

Allah berfirman:

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِى نَفْسَهُ ابْتِغَآءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ رَءُوفٌۢ بِالْعِبَادِ

“Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya untuk mencari keridaan Allah. Dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 207)

4. Membangun Shuffah

Setelah masjid Madinah jadi, beliau mendirikan tempat pendidikan untuk para sahabat terutama sahabat yang miskin dan tidak punya rumah. Pada Shuffah itulah Rasulullah mengajar mereka berbagai ilmu pengetahuan terutama ilmu agama. Keberadaan Shuffah ini beberapa kali disebut dalam Al-Qur’an, antara lain:

لِلْفُقَرَاءِ الَّذِينَ أُحْصِرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ لَا يَسْتَطِيعُونَ ضَرْبًا فِي الْأَرْضِ يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ أَغْنِيَاءَ مِنَ التَّعَفُّفِ تَعْرِفُهُم بِسِيمَاهُمْ لَا يَسْأَلُونَ النَّاسَ إِلْحَافًا ۗ وَمَا تُنفِقُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ (البقرة [٢]: ٢٧٣

“(Apa yang kamu infakkan) adalah untuk orang-orang fakir yang terhalang (usahanya karena jihad) di jalan Allah, sehingga dia yang tidak dapat berusaha di bumi; (orang lain) yang tidak tahu, menyangka bahwa mereka adalah orang-orang kaya karena mereka menjaga diri (dari meminta-minta). Engkau (Muhammad) mengenal mereka dari ciri-cirinya, mereka tidak meminta secara paksa kepada orang lain. Apa pun harta yang baik yang kamu infakkan, sungguh, Allah Maha Mengetahui.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 273).

5. Mempersaudarakan Muhajirin dan Anshar

Rasulullah mempersaudarakan Muhajirin (orang yang hijrah dari Makkah) dan Anshar (penduduk Madinah asli). Beliau mengumpulkan mereka pada rumah Anas bin Malik sebanyak 90 orang, separuhnya orang Muhajirin dan separuhnya orang Anshar dan bersabda:

تَآخَوْا فىِ اللَّهِ أَخَوَيْنِ أَخَوَيْنِ (رواه ابن هشام)

“Bersaudaralah di jalan Allah dua dua” (H.R. Ibnu Hisyam)

Untuk menjaga ukhuwah, Allah memerintahkan umat Islam melaksanakan syariat berjama’ah.

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُواۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَآءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِۦٓ إِخْوٰنًا وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِّنْهَاۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ ءَايٰتِهِۦ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ (ال عمران [٣]: ١٠٣)

“Dan berpegang teguhlah kamu pada tali (agama) Allah seraya berjama’ah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.” (Q.S. Ali ‘Imran [3]: 103)

6. Membuat perjanjian dengan orang luar Islam

Ibnu Hisyam meriwayatkan bahwa tidak lama setelah Nabi tinggal di Madinah, seluruh orang Arab penduduk Madinah memeluk Islam kecuali beberapa orang dari kabilah Aus. Selanjutnya agar stabilitas masyarakat dapat diwujudkan Nabi membuat piagam perjanjian (shahifah/ watsiqah) dengan orang Yahudi dan orang Arab yang masih menganut agama nenek moyang.

Sebuah piagam yang menjamin kebe-basan beragama dan seluruh penduduk Madinah apapun agama dan kepercayaannya berkewajiban mempertahankan kota Madinah dari serangan luar.

Dalam piagam itu ditegaskan secara gamblang mengenai kebebasan mereka dalam memilih  dan memeluk agama dan hak kepemilikan harta benda mereka serta syarat-syarat lain yang mengikat dengan tidak merugikan semua pihak.

Dalam hadapan hukum, mereka mempunyai kedudukan yang sama, yaitu hukum harus ditegakkan, siapapun yang melanggar harus terkena hukuman.

Apa yang dilakukan Rasulullah menunjukkan masyarakat madani (berkemajuan) yang sangat erat hubungannya dengan masjid, pendidikan, persaudaraan antar umat Islam dan kerukunan antar umat beragama.

Oleh karena itu apabila umat manusia menginginkan terwujudnya masyarakat yang beradab dan maju, maka marilah kita implementasikan hikmah hijrah pada kehidupan sehari-hari.

Marilah kita cermat dalam perencanaan, marilah kita berani berkor-ban untuk perjuangan. Juga marilah kita senangtiasa selalu dekat dengan masjid, marilah kita utamakan pendidikan dan marilah kita jaga persaudaraan (ukhuwah) di antara kita, yang tak kalah penting, baik persaudaraan antar umat Islam maupun antar umat beragama. Jangan sampai persaudaraan kita rusak hanya karena masalah politik, madzhab, suku, dan lain-lain.